Pertolongan

Dewi tersenyum sinis melihat Fitri yang kebingungan. Tadi dia tidak berusaha untuk menganggunya karena takut menimbulkan kecurigaan yang tidak perlu.

"Hari ini tidak masuk, semalam dia malah bolos saat jam istirahat. Bagai mana dia bisa masuk ke dalam 10 besar ya? Seharusnya nilainya jadi anjlok."

"Namanya juga anak tanpa asuhan orang tua, jadi dia merasa bebas."

"Kita tunggu saja pihak sekolah mengeluarkan dia, biar tahu rasa."

Telinga Fitri menangkap obrolan ringan dua orang siswa yang berjarak tiga kursi di belakangnya.

'Siapa lagi yang dibicarakan oleh mereka selain Hamdan? Hanya Hamdan siswa yang tidak mempunyai orang tua di kelas ini.

Saat Fitri menoleh ke belakang, kedua orang gadis itu langsung terdiam. Mereka menunduk, pura-pura membuat kesibukan lain.

Mereka tahu, Fitri dekat dengan sosok siswa yang sedang mereka bincangkan tadi sehingga mereka tidak lagi bersuara.

'Jadi semalam Hamdan masuk. Tapi kenapa dia bolos? Fitri tidak ada mendengar jika semalam ada perkelahian. Jika dia sakit seharusnya dia langsung pulang. Tapi nyatanya dia tidak ada di rumah semalam.'

Fitri mengerutkan keningnya. Dia tampak berpikir keras.

Saat pulang sekolah, Fitri langsung menuju hutan tempat di mana Hamdan biasa nongkrong.

Hamdan pernah berkata, hutan memberikannya sedikit ketenangan, jadi siapa tahu dia ada di sana.

Namun Fitri hanya bisa menghela nafas kecewa. Hamdan tidak ada di sana.

Fitri duduk termenung. Entah apa yang dipikirkannya, hanya dialah yang tahu.

Sepuluh menit berlalu, Fitri berdiri, dengan langkah gontai berbalik dan berjalan pulang.

Saat itulah matanya melihat tanda beberapa jejak kaki, walau pun samar tapi dia masih bisa melihatnya.

Sebenarnya pemandangan seperti itu merupakan hal biasa, beberapa siswa yang lain juga senang berkunjung ke sini, namun entah mengapa, Fitri merasa ada sesuatu yang agak ganjil yang membuat dia penasaran.

Oleh karena itu, Fitri memutuskan untuk maju sedikit lagi ke kedalaman hutan itu.

Beberapa ratus meter kemudian, Fitri melihat banyak semak belukar setinggi lutut yang tampak rebah seperti telah dipijak oleh banyak orang.

Di Selat Panjang tidak ada binatang yang namanya Harimau, karena pulau ini bukan lah 'Tanah Raya.' jadi mustahil semak belukar itu rebah disebabkan oleh Harimau.

Saat itulah pandangan matanya melihat sesuatu yang bersinar, Fitri langsung mendekatinya.

Fitri terkejut, "Eh, sebuah kalung Siapa yang telah membuang kalung emasnya di hutan ini?"

Fitri mencari pertanda yang bisa dia jadikan petunjuk, tapi dia tidak menemukan apa pun.

Setelah ragu sejenak, Fitri mengantongi kalung itu.

"Mana tahu nanti diperlukan." Gumamnya pelan.

Fitri berjalan beberapa depa lagi ke depan.

"Eh, ada sepatu?"

Fitri memeriksanya dengan penuh minat.

"Ini seperti sepatu sekolah. Tapi dilihat dari bentuk dan ukurannya, ini bukan sepatu Hamdan."

Fitri berbicara sendiri. Dia bernafas lega.

Lima depa selanjutnya Fitri kembali menemukan dua buah sepatu yang berserakan.

Wajah Fitri langsung berubah!

"Apa kah mereka dikejar binatang buas? Tapi bagai mana mungkin?" Dia tampak bingung.

Di kejauhan, Fitri melihat ada sebuah gundukan tanah dan dua buah cangkul yang malang melintang.

Dengan rasa penasaran bercampur takut, Fitri mendekat dengan perlahan.

Satu langkah...dua langkah...tiga langkah...sembilan langkah.

Fitri terbelalak. "A-dd-a ma-yat."

Untung dia mampu menahan suaranya agar tidak menjerit.

Dengan nafas memburu dan tangan gemetar, Fitri menyibak tanah yang menutupi sebagian wajah 'mayat' itu.

Tangannya mendadak berhenti menggali. "Hamdan!!!" Wajah Fitri pucat pasi.

Dia sedikit pun tidak menyangka bahwa 'mayat' ini adalah si Hamdan.

Tubuh Fitri lemes. Dia langsung terduduk di tanah tanpa memperdulikan roknya langsung kotor terkena tanah lembek.

Dua bulir air matanya jatuh menimpa pipinya yang bening.

"Uf, ternyata kamu, Fit."

Suara itu seperti guruh sehingga Fitri tergegau dan langsung terjengkang ke belakang.

Jantungnya terasa akan copot.

"Kamu ke mana, Fit? Jika mau pergi setidaknya tolong keluarkan aku dulu dari sini."

Rupanya Hamdan baru bangun tidur.

Selain tulangnya yang patah, kondisi tubuhnya sudah membaik. Cuma dia tak mampu menggerakkan tangan dan kakinya sehingga Hamdan belum bisa keluar dari timbunan tanah itu.

Untuk menahan perutnya yang perih akibat lapar, Hamdan memutuskan untuk tidur sambil mengharapkan keajaiban yang terjadi.

Siapa sangka ternyata keajaiban itu benar-benar datang. Entah bagai mana, Fitri bisa menemukannya di sini.

Fitri mengusap boko*gnya yang sakit akibat jatuh menimpa kayu tumbang.

"Apa kah itu benar-benar kamu, Hamdan? Bagai mana kamu bisa hidup kembali." Fitri bertanya dari jauh.

Dia tidak berani mendekati Hamdan.

Jelas-jelas Hamdan sudah dikubur, bagai mana dia bisa bicara.

"Hidup kembali bagai mana, Fit? Orang dari awal memang hidup. Kamu bercandanya kelewatan, Fit."

"Tolong keluarkan aku, Fit! Tubuh aku pegal semua karena tidak bisa bergerak."

Setelah benar-benar yakin bahwa Hamdan memang hidup dan ini bukan lah han*u jejadian, Fitri mendekat dengan perlahan.

"Apa sebenarnya yang terjadi, Hamdan?"

"Panjang ceritanya, Fit. Tolong keluarkan aku dulu! Gali dengan perlahan."

Tulang kedua tangan dan tulang kaki kiri aku patah, jadi jangan sampai tersentuh, Fit."

Hamdan mengatakan dengan nada santai. Seolah-olah prihal patahnya tulang tangan dan kakinya bukan lah perkara terlalu penting.

Perlu waktu yang lumayan lama bagi Fitri untuk mengeluarkan Hamdan.

"Terima kasih banyak, Fit. Apa kah kamu punya makanan?"

Fitri menggeleng. "Sebenarnya apa yang telah terjadi, Hamdan? Mari kita keluar. Aku akan antarkan kamu ke Rumah Sakit."

"Ada orang yang ingin melenyapkan aku, Fit. Beruntung, Yang Maha Kuasa masih berkenan menolong aku."

"Jika kamu berkenan, tolong antarkan aku ke tempat tinggal aku saja, Fit. Saat ini terlalu beresiko jika aku dilihat oleh mereka yang ingin membinasakan aku."

Dengan tubuh yang bertumpu pada Fitri, Hamdan berjalan menggunakan kaki kirinya keluar dari hutan dengan langkah perlahan.

Jam enam sore baru lah mereka sampai di tepi hutan.

Setelah memperhatikan tidak ada seorang pun di sana. Fitri berkata.

"Kamu tunggu sebentar, Hamdan! Aku ambil motor dulu."

Keringat bercucuran di wajah Fitri. Nafasnya sesak tapi dia berusaha untuk menyembunyikan dari Hamdan.

Dengan sangat hati-hati, setelah yakin tidak ada yang melihat mereka, Fitri melarikan motornya melalui jalan yang tidak biasa.

Kegelapan malam telah membantu menyembunyikan pergerakan mereka.

Setelah mengantar Hamdan di tempat tinggalnya, Fitri juga menyempatkan diri untuk membeli beberapa macam makanan untuk Hamdan.

"Siapa yang telah melakukan semua ini kepadamu, Hamdan? Mari kita laporkan ke pihak yang berwajib."

Hamdan menggeleng.

"Terima kasih atas bantuan kamu, Fit. Tanpa kamu, aku akan mat*i benaran di sana."

"Suatu saat nanti aku akan mengatakan siapa dalangnya. Dengan kekuatan keluarganya, tidak ada gunanya kita melaporkan ke pihak yang berwajib."

Terpopuler

Comments

Doni Gunawan

Doni Gunawan

lanjut lagi

2025-01-14

1

Edy Sulaiman

Edy Sulaiman

ada ya manusiA sekejam mereka padahal pelajar, tapi ya inikan Negara Konoha...hhh

2024-10-11

1

Izhar Dewantoro

Izhar Dewantoro

waduuuhh knp tak di bikin mampus sja si hamdan sialan itu,,,

2024-08-14

1

lihat semua
Episodes
1 Tidak Berbakat
2 Penghinaan
3 Fitri
4 Kuota
5 Diusir dari Panti
6 Penjaga Gudang
7 Munculnya Harimau Putih
8 Undangan Dewi
9 Konspirasi
10 Binasa???
11 Hadiah Tersembunyi
12 Pertolongan
13 Cinta Ditolak
14 Bertemu Harimau Putih
15 Sakit Hati Karena Dimanfaatkan
16 Andaikan Kamu Punya Handphone
17 Merasa Bersalah
18 Kekuatan Cinta
19 Hukuman
20 Kecewa
21 Mengundurkan Diri
22 Memberi Pelajaran Kepada Fadil dan Kawan-kawan
23 Perlunya Ilmu Kebatinan
24 Ingin Balas Dendam
25 Sudah Tiada?
26 Terbongkar
27 Masalah Bertubi-tubi
28 Daftar Nama Cabang Silat
29 Proses Pembukaan Mata Batin
30 Memberi Peringatan dan Menghajar Rangga
31 Daftar Nama Berubah di Saat-saat Terakhir
32 Perasaan Dewi
33 Perjalanan Jiwa
34 Kalah dengan Sangat Cepat
35 Didiskualifikasi
36 Pertarungan
37 Berjuang Sendirian
38 Babak Final
39 Curang
40 Mulai Serius
41 Hukum Rimba
42 Latihan Rutin
43 Menghina
44 Tidak Terima
45 Istirahat Selama Tiga Tahun
46 Dendam Kesumat
47 Tawaran dari Pak Rico
48 Menolong Buk Sonia
49 Membujuk
50 Mengobati Karmila 1
51 Tanto Yang Malang
52 Sepupu Yang Menyebalkan
53 Kesembuhan Karmila
54 Penyergapan
55 Melaksanakan Misi Perdana
56 Membuat Kenangan
57 Hadiah
58 Perkelahian di Simpang Pusara
59 Cemburu?
60 Latihan dimulai
61 Tarung
62 Aturan
63 Tuduhan
64 Dikeluarkan dari Tim
65 Bos Jang
66 Diguna-guna?
67 Dipanggil Kembali
68 TTM
69 Keberangkatan
70 Di Dalam Perjalanan
71 Latihan Menjelang Pertandingan
72 Apa Yang Kalian Berdua Lakukan?
73 Kesalahpahaman Yang Disengaja
74 Babak Penyisihan
75 Berakhirnya Babak Penyisihan
76 Semi Final Dimulai
77 Masuk Final
78 Tuk Megat
79 Pertandingan Final 1
80 Pertandingan Final 2
81 Pertandingan Final Selesai
82 Seni Regu
83 Keadaan Memburuk
84 Medali Emas Kedua
85 Bang Dino Yang Sekarat
86 Konflik di Rumah Sakit
87 Tiga Medali Emas
88 Malam Yang Menyeramkan
89 Pertolongan Yang Ditolak
90 Pulang
91 Amelia
92 Menginap di Tanjung Buton
93 Salah Paham
94 Tiba di Selat Panjang
95 Telaga Bening
96 Bermain Api
97 Ilmu Pelet
98 Usir Dia Sekarang
99 Pingsan
100 Misi Gagal
101 Pertarungan Yang Adil
102 Bos Aheng Merugi
103 Dilarang Bertindak
104 Musibah Dalam Perjalanan
105 Terlambat
106 Duel
107 Ada Udang Disebalik Bakwan
108 Penggerebekan
109 Rencana Curang
110 Pelatihan khusus
111 Menghasut
112 Menuju Bengkalis
113 Masalah Keluarga
114 Dua Orang Pengganti
115 Satu Lawan Dua
116 Evaluasi
117 Evaluasi Yang Tak Jadi
118 Hilang Ingatan
119 Serangan?
120 Tunggu Saja Kamu, Hamdan!
121 Ilmunya Tidak Bisa Dihentikan.
122 Perjalanan Ke Bandung
123 Permintaan
124 Aturan Pertandingan Yang Tidak Menguntungkan
125 Pertandingan dimulai
126 Perkuat Markas atau Pindah
127 Mimpi Aneh
128 Meditasi Mendalam
129 Tragis
130 Kecewa
131 Diskualifikasi
132 Melawan Serangan Tenaga Dalam
133 Final Seni Tunggal
134 Menuju Impian
135 Pengumuman
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Tidak Berbakat
2
Penghinaan
3
Fitri
4
Kuota
5
Diusir dari Panti
6
Penjaga Gudang
7
Munculnya Harimau Putih
8
Undangan Dewi
9
Konspirasi
10
Binasa???
11
Hadiah Tersembunyi
12
Pertolongan
13
Cinta Ditolak
14
Bertemu Harimau Putih
15
Sakit Hati Karena Dimanfaatkan
16
Andaikan Kamu Punya Handphone
17
Merasa Bersalah
18
Kekuatan Cinta
19
Hukuman
20
Kecewa
21
Mengundurkan Diri
22
Memberi Pelajaran Kepada Fadil dan Kawan-kawan
23
Perlunya Ilmu Kebatinan
24
Ingin Balas Dendam
25
Sudah Tiada?
26
Terbongkar
27
Masalah Bertubi-tubi
28
Daftar Nama Cabang Silat
29
Proses Pembukaan Mata Batin
30
Memberi Peringatan dan Menghajar Rangga
31
Daftar Nama Berubah di Saat-saat Terakhir
32
Perasaan Dewi
33
Perjalanan Jiwa
34
Kalah dengan Sangat Cepat
35
Didiskualifikasi
36
Pertarungan
37
Berjuang Sendirian
38
Babak Final
39
Curang
40
Mulai Serius
41
Hukum Rimba
42
Latihan Rutin
43
Menghina
44
Tidak Terima
45
Istirahat Selama Tiga Tahun
46
Dendam Kesumat
47
Tawaran dari Pak Rico
48
Menolong Buk Sonia
49
Membujuk
50
Mengobati Karmila 1
51
Tanto Yang Malang
52
Sepupu Yang Menyebalkan
53
Kesembuhan Karmila
54
Penyergapan
55
Melaksanakan Misi Perdana
56
Membuat Kenangan
57
Hadiah
58
Perkelahian di Simpang Pusara
59
Cemburu?
60
Latihan dimulai
61
Tarung
62
Aturan
63
Tuduhan
64
Dikeluarkan dari Tim
65
Bos Jang
66
Diguna-guna?
67
Dipanggil Kembali
68
TTM
69
Keberangkatan
70
Di Dalam Perjalanan
71
Latihan Menjelang Pertandingan
72
Apa Yang Kalian Berdua Lakukan?
73
Kesalahpahaman Yang Disengaja
74
Babak Penyisihan
75
Berakhirnya Babak Penyisihan
76
Semi Final Dimulai
77
Masuk Final
78
Tuk Megat
79
Pertandingan Final 1
80
Pertandingan Final 2
81
Pertandingan Final Selesai
82
Seni Regu
83
Keadaan Memburuk
84
Medali Emas Kedua
85
Bang Dino Yang Sekarat
86
Konflik di Rumah Sakit
87
Tiga Medali Emas
88
Malam Yang Menyeramkan
89
Pertolongan Yang Ditolak
90
Pulang
91
Amelia
92
Menginap di Tanjung Buton
93
Salah Paham
94
Tiba di Selat Panjang
95
Telaga Bening
96
Bermain Api
97
Ilmu Pelet
98
Usir Dia Sekarang
99
Pingsan
100
Misi Gagal
101
Pertarungan Yang Adil
102
Bos Aheng Merugi
103
Dilarang Bertindak
104
Musibah Dalam Perjalanan
105
Terlambat
106
Duel
107
Ada Udang Disebalik Bakwan
108
Penggerebekan
109
Rencana Curang
110
Pelatihan khusus
111
Menghasut
112
Menuju Bengkalis
113
Masalah Keluarga
114
Dua Orang Pengganti
115
Satu Lawan Dua
116
Evaluasi
117
Evaluasi Yang Tak Jadi
118
Hilang Ingatan
119
Serangan?
120
Tunggu Saja Kamu, Hamdan!
121
Ilmunya Tidak Bisa Dihentikan.
122
Perjalanan Ke Bandung
123
Permintaan
124
Aturan Pertandingan Yang Tidak Menguntungkan
125
Pertandingan dimulai
126
Perkuat Markas atau Pindah
127
Mimpi Aneh
128
Meditasi Mendalam
129
Tragis
130
Kecewa
131
Diskualifikasi
132
Melawan Serangan Tenaga Dalam
133
Final Seni Tunggal
134
Menuju Impian
135
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!