Binasa???

Jantung Hamdan seakan-akan pecah melihat senyum yang memikat itu.

Dia segera berlari mendapatkan Dewi.

Mereka sampai di kedalaman hutan. Dewi duduk di atas sebatang pohon tumbang.

"Duduk di sini, Hamdan."

Suara Dewi sangat lembut dan senyumnya sangat memikat.

Hamdan tanpa sadar mendekati Dewi dengan langkah gemetar.

'Akhirnya...akhirnya aku bisa mendapatkan Dewi.'

Hamdan ingin tertawa terbahak-bahak saat membayangkan pandangan cemburu para siswa di sekolahnya saat mereka tahu bahwa dia, si Hamdan yang ganteng menjadi pacar Dewi, sang primadona di Sekolah.

Hamdan buru-buru merogoh saku celananya.

Hamdan mengeluarkan kalung yang dia bungkus dengan rapi.

"Selamat ulang tahun, Dewi. Ini ada hadiah kecil untuk mu. Semoga kamu menyukainya."

Dewi tersipu malu. Wajahnya bersemu merah.

Dewi membuka kado itu. Matanya langsung berbinar.

"Wow! Kalung yang indah. Terima kasih banyak, Hamdan."

Sungguh pandai Dewi bersandiwara.

Jika dia diikutkan dalam kontes, mungkin Dewi akan mendapatkan anugrah Golden Award terbaik.

Hamdan jadi lupa diri. Dia sangat gembira karena dewe menyukai dan memuji hadiah pemberian darinya

Saat itulah tiba-tiba dari arah belakang, Tanto dan tiga orang temannya langsung menyerang Hamdan.

Tanto mengayunkan pukulannya ke arah tengkuk Hamdan. Jika sempat terkena pukulan itu, leher Hamdan bisa pat*h dan dia akan jatuh pingsan.

Untung lah di saat saat terakhir, naluri Hamdan bangkit, dia sepertinya menyadari ada sesuatu yang tidak beres, oleh karena itu Hamdan berusaha untuk pindah posisi namun tentu saja hal itu sudah terlambat.

Walaupun pukulan Tanto tidak menghantam lehernya dengan telak, tetap saja Hamdan menjadi limbung karenanya.

"Bang*at!!!"

"Kamu rupanya, Tanto?! Apa yang kamu mau?"

Hamdan berusaha berdiri tapi kepalanya terasa berputar.

"He he he, seorang remaja memberikan hadiah kepada gadis yang dicintainya, namun siapa sangka gadis yang dia cintai malah memasang perangkap untuk membinasakannya."

Hamdan memandang ke arah Dewi, "Apa kah itu benar, Dewi?"

"Hamdan...Hamdan...seharusnya kamu berkaca dulu sebelum mencintai seseorang."

"Apa yang kamu punya untuk berani mencintai, Dewi? Ganteng tidak, kaya pun tidak. Berasal dari keluarga terpandang juga tidak. Kamu terlalu banyak menghayal, Hamdan."

Hamdan tidak memperdulikan ucapan Tanto.

Dia masih berharap kepada Dewi.

"Dewi! Tolong ucapkan sesuatu! Aku ingin mendengarnya dari mulut mu sendiri."

"Huh. Apa yang mau kamu dengarkan lagi? Apa kah kurang yang dikatakan oleh Tanto tadi."

Aku lebih baik menjadi gadis tua selama hidup dari pada harus memilih kamu untuk menjadi pacar aku. Amit-amit."

Nada suara Dewi tidak keras tapi bagi Hamdan, ucapan itu bagaikan godam yang menghantam hatinya hingga pecah berkeping-keping.

Hatinya sangat sakit.

Mungkin ini lah yang dikatakan oleh orang-orang, 'Sakit tapi tidak berdarah.'

"Jangan banyak bicara lagi, Tanto Langsung habisi saja dia!"

Hamdan terbelalak saat mendengar perintah Dewi yang kejam itu.

'Apa kah gara-gara dia menyukai Dewi harus dihukum sekejam itu?'

Hamdan menatap Dewi dengan pandangan tidak percaya.

"Dewi! Mengapa kamu melakukan hal itu kepadaku?"

Dewi tidak menjawab, dia hanya tersenyum sinis sembari bersidekap.

Tanto dan tiga orang temannya mulai mengeroyok Hamdan.

Jika kondisi Hamdan sedang fit, Tanto dan tiga orang temannya perlu perjuangan yang keras untuk mengeroyoknya.

Karena leher Hamdan masih sakit dan pandangannya berkunang-kunang sehingga dia tidak bisa melawan Tanto dan kawan-kawannya.

Oleh karena itu Hamdan pun langsung menjadi bulan-bulanan Tanto dan teman-temannya.

"Krak...!!"

Tulang lengan Hamdan patah.

Hamdan memandang Tanto dan teman-temannya dengan penuh kebencian. Dia menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

"Wanita lakn*t! Awas kamu!

"Engkau telah menabur racun di hatiku maka racun itu tak akan pernah hilang sebelum aku mampu membalas dendam kepadamu!"

"Begitu juga dengan kamu, Tanto. Akan aku cam wajah kamu dan kawan-kawan kamu yang telah mengeroyok aku. Tunggu saja pembalasan dari aku!"

"Balas dendam? Ha ha..."

"Kamu hanya bisa bermimpi untuk balas dendam, Hamdan. Sebentar lagi kamu akan kami kirim ke nera*a!"

"Dewi, kamu boleh pergi sekarang. Biar kami yang menyelesaikannya."

"Eksekusi langsung, Tanto! Jangan sampai meninggalkan jejak."

Dewi melempar kalung pemberian Hamdan dengan ekspresi jijik di wajahnya, lalu dia pergi meninggalkan Hamdan tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Setelah melihat kepergian Dewi, Tanto memberi isyarat pada ketiga temannya untuk langsung meringkus Hamdan yang sudah tidak berdaya.

Hamdan berusaha melawan tapi tak ada lagi tenaga yang tersisa.

Hamdan memandang Tanto dengan penuh kebencian.

Hamdan menguatkan tekadnya, jika memang dia akan binasa, maka dia harus bisa mengajak musuh bersamanya.

Lalu, seperti peluru yang lepas dari larasnya, Hamdan langsung menyerang Tanto dengan tangan kirinya menggunakan tekad dan sisa tenaga yang dia punya.

Tanto yang tidak menyangka akan mendapat serangan mendadak itu terlambat menghindar.

Serangan itu dengan telak menghantam dada Tanto.

"Krak!!!"

"Krak...!!"

Terdengar dua kali suara tulang yang patah.

Yang pertama tentu saja berasal dari pergelangan tangan Hamdan sehingga kedua tangannya kini lumpuh total akibat tulang yang patah.

Hanya berbeda posisi patahnya saja.

Yang kedua, tulang dada Tanto yang patah dan melesak ke dalam.

Dapat dibayangkan betapa kuatnya pukulan Hamdan yang penuh amarah itu.

"Ugh...Huakk..."

Tanto muntah darah.

Hamdan ingin melihat hasil pukulannya tapi pandangannya menjadi gelap karena telah menggunakan tenaga secara berlebihan. Hamdan dia tidak ingat apa-apa lagi karena dia keburu pingsan.

Tanto sangat marah. Dia ingin membu*uh Hamdan dengan tangannya sendiri.

Tanto benar-benar telah gelap mata. Tapi dadanya sangat sakit, jangan kan berdiri, bernafas pun sangat sakit.

"B-bun*uh d-di-aa un-tuk-ku..."

Tanto pun pingsan dengan rasa marah yang membuncah.

...****************...

Fitri sangat marah. Belum pernah dia mengalami nasib sesi*l ini sebelumnya.

Dia sudah berangkat ke sekolah seperti biasanya. Namun di tengah jalan, motornya tiba-tiba mati.

Pada hal ini motor baru beli, mustahil bermasalah.

Distarter tak juga hidup. Diengkol apa lagi.

Fitri terpaksa mendorongnya ke bengkel terdekat.

Dia lagi-lagi harus kecewa, soalnya masih terlalu pagi, jadi bengkelnya belum buka.

Fitri menelpon papanya minta diantar ke Sekolah, tapi papanya sudah berangkat kerja karena hari ini mengikuti pimpinan daerah untuk kunjungan kerja di salah satu desa.

Fitri menggerutu di dalam hati.

Lalu dia menelpon Maya, teman sebangkunya.

Maya rupanya tidak bersekolah hari ini karena sakit.

Fitri hanya bisa menghentakkan kakinya karena kesal.

Terpaksa lah dia menunggu bengkel buka.

Motor baru seharusnya mogok akibat penyakit sepele sehingga tidak perlu waktu yang lama untuk memperbaikinya.

Tapi betapa kelirunya Fitri.

"Ada pasir yang masuk ke tangki minyak sehingga terjadi penyumbatan, Dik. Jadi kita perlu bongkar dulu."

Fitri langsung lemes.

Terpopuler

Comments

Doni Gunawan

Doni Gunawan

selanjutnya lagi

2025-01-14

0

Ulun Jhava

Ulun Jhava

mampus jg akhirx si tolol goblok hamidun lebay sialan ini

2024-12-10

2

Bahrul Ulum

Bahrul Ulum

/Smile/

2024-11-16

0

lihat semua
Episodes
1 Tidak Berbakat
2 Penghinaan
3 Fitri
4 Kuota
5 Diusir dari Panti
6 Penjaga Gudang
7 Munculnya Harimau Putih
8 Undangan Dewi
9 Konspirasi
10 Binasa???
11 Hadiah Tersembunyi
12 Pertolongan
13 Cinta Ditolak
14 Bertemu Harimau Putih
15 Sakit Hati Karena Dimanfaatkan
16 Andaikan Kamu Punya Handphone
17 Merasa Bersalah
18 Kekuatan Cinta
19 Hukuman
20 Kecewa
21 Mengundurkan Diri
22 Memberi Pelajaran Kepada Fadil dan Kawan-kawan
23 Perlunya Ilmu Kebatinan
24 Ingin Balas Dendam
25 Sudah Tiada?
26 Terbongkar
27 Masalah Bertubi-tubi
28 Daftar Nama Cabang Silat
29 Proses Pembukaan Mata Batin
30 Memberi Peringatan dan Menghajar Rangga
31 Daftar Nama Berubah di Saat-saat Terakhir
32 Perasaan Dewi
33 Perjalanan Jiwa
34 Kalah dengan Sangat Cepat
35 Didiskualifikasi
36 Pertarungan
37 Berjuang Sendirian
38 Babak Final
39 Curang
40 Mulai Serius
41 Hukum Rimba
42 Latihan Rutin
43 Menghina
44 Tidak Terima
45 Istirahat Selama Tiga Tahun
46 Dendam Kesumat
47 Tawaran dari Pak Rico
48 Menolong Buk Sonia
49 Membujuk
50 Mengobati Karmila 1
51 Tanto Yang Malang
52 Sepupu Yang Menyebalkan
53 Kesembuhan Karmila
54 Penyergapan
55 Melaksanakan Misi Perdana
56 Membuat Kenangan
57 Hadiah
58 Perkelahian di Simpang Pusara
59 Cemburu?
60 Latihan dimulai
61 Tarung
62 Aturan
63 Tuduhan
64 Dikeluarkan dari Tim
65 Bos Jang
66 Diguna-guna?
67 Dipanggil Kembali
68 TTM
69 Keberangkatan
70 Di Dalam Perjalanan
71 Latihan Menjelang Pertandingan
72 Apa Yang Kalian Berdua Lakukan?
73 Kesalahpahaman Yang Disengaja
74 Babak Penyisihan
75 Berakhirnya Babak Penyisihan
76 Semi Final Dimulai
77 Masuk Final
78 Tuk Megat
79 Pertandingan Final 1
80 Pertandingan Final 2
81 Pertandingan Final Selesai
82 Seni Regu
83 Keadaan Memburuk
84 Medali Emas Kedua
85 Bang Dino Yang Sekarat
86 Konflik di Rumah Sakit
87 Tiga Medali Emas
88 Malam Yang Menyeramkan
89 Pertolongan Yang Ditolak
90 Pulang
91 Amelia
92 Menginap di Tanjung Buton
93 Salah Paham
94 Tiba di Selat Panjang
95 Telaga Bening
96 Bermain Api
97 Ilmu Pelet
98 Usir Dia Sekarang
99 Pingsan
100 Misi Gagal
101 Pertarungan Yang Adil
102 Bos Aheng Merugi
103 Dilarang Bertindak
104 Musibah Dalam Perjalanan
105 Terlambat
106 Duel
107 Ada Udang Disebalik Bakwan
108 Penggerebekan
109 Rencana Curang
110 Pelatihan khusus
111 Menghasut
112 Menuju Bengkalis
113 Masalah Keluarga
114 Dua Orang Pengganti
115 Satu Lawan Dua
116 Evaluasi
117 Evaluasi Yang Tak Jadi
118 Hilang Ingatan
119 Serangan?
120 Tunggu Saja Kamu, Hamdan!
121 Ilmunya Tidak Bisa Dihentikan.
122 Perjalanan Ke Bandung
123 Permintaan
124 Aturan Pertandingan Yang Tidak Menguntungkan
125 Pertandingan dimulai
126 Perkuat Markas atau Pindah
127 Mimpi Aneh
128 Meditasi Mendalam
129 Tragis
130 Kecewa
131 Diskualifikasi
132 Melawan Serangan Tenaga Dalam
133 Final Seni Tunggal
134 Menuju Impian
135 Pengumuman
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Tidak Berbakat
2
Penghinaan
3
Fitri
4
Kuota
5
Diusir dari Panti
6
Penjaga Gudang
7
Munculnya Harimau Putih
8
Undangan Dewi
9
Konspirasi
10
Binasa???
11
Hadiah Tersembunyi
12
Pertolongan
13
Cinta Ditolak
14
Bertemu Harimau Putih
15
Sakit Hati Karena Dimanfaatkan
16
Andaikan Kamu Punya Handphone
17
Merasa Bersalah
18
Kekuatan Cinta
19
Hukuman
20
Kecewa
21
Mengundurkan Diri
22
Memberi Pelajaran Kepada Fadil dan Kawan-kawan
23
Perlunya Ilmu Kebatinan
24
Ingin Balas Dendam
25
Sudah Tiada?
26
Terbongkar
27
Masalah Bertubi-tubi
28
Daftar Nama Cabang Silat
29
Proses Pembukaan Mata Batin
30
Memberi Peringatan dan Menghajar Rangga
31
Daftar Nama Berubah di Saat-saat Terakhir
32
Perasaan Dewi
33
Perjalanan Jiwa
34
Kalah dengan Sangat Cepat
35
Didiskualifikasi
36
Pertarungan
37
Berjuang Sendirian
38
Babak Final
39
Curang
40
Mulai Serius
41
Hukum Rimba
42
Latihan Rutin
43
Menghina
44
Tidak Terima
45
Istirahat Selama Tiga Tahun
46
Dendam Kesumat
47
Tawaran dari Pak Rico
48
Menolong Buk Sonia
49
Membujuk
50
Mengobati Karmila 1
51
Tanto Yang Malang
52
Sepupu Yang Menyebalkan
53
Kesembuhan Karmila
54
Penyergapan
55
Melaksanakan Misi Perdana
56
Membuat Kenangan
57
Hadiah
58
Perkelahian di Simpang Pusara
59
Cemburu?
60
Latihan dimulai
61
Tarung
62
Aturan
63
Tuduhan
64
Dikeluarkan dari Tim
65
Bos Jang
66
Diguna-guna?
67
Dipanggil Kembali
68
TTM
69
Keberangkatan
70
Di Dalam Perjalanan
71
Latihan Menjelang Pertandingan
72
Apa Yang Kalian Berdua Lakukan?
73
Kesalahpahaman Yang Disengaja
74
Babak Penyisihan
75
Berakhirnya Babak Penyisihan
76
Semi Final Dimulai
77
Masuk Final
78
Tuk Megat
79
Pertandingan Final 1
80
Pertandingan Final 2
81
Pertandingan Final Selesai
82
Seni Regu
83
Keadaan Memburuk
84
Medali Emas Kedua
85
Bang Dino Yang Sekarat
86
Konflik di Rumah Sakit
87
Tiga Medali Emas
88
Malam Yang Menyeramkan
89
Pertolongan Yang Ditolak
90
Pulang
91
Amelia
92
Menginap di Tanjung Buton
93
Salah Paham
94
Tiba di Selat Panjang
95
Telaga Bening
96
Bermain Api
97
Ilmu Pelet
98
Usir Dia Sekarang
99
Pingsan
100
Misi Gagal
101
Pertarungan Yang Adil
102
Bos Aheng Merugi
103
Dilarang Bertindak
104
Musibah Dalam Perjalanan
105
Terlambat
106
Duel
107
Ada Udang Disebalik Bakwan
108
Penggerebekan
109
Rencana Curang
110
Pelatihan khusus
111
Menghasut
112
Menuju Bengkalis
113
Masalah Keluarga
114
Dua Orang Pengganti
115
Satu Lawan Dua
116
Evaluasi
117
Evaluasi Yang Tak Jadi
118
Hilang Ingatan
119
Serangan?
120
Tunggu Saja Kamu, Hamdan!
121
Ilmunya Tidak Bisa Dihentikan.
122
Perjalanan Ke Bandung
123
Permintaan
124
Aturan Pertandingan Yang Tidak Menguntungkan
125
Pertandingan dimulai
126
Perkuat Markas atau Pindah
127
Mimpi Aneh
128
Meditasi Mendalam
129
Tragis
130
Kecewa
131
Diskualifikasi
132
Melawan Serangan Tenaga Dalam
133
Final Seni Tunggal
134
Menuju Impian
135
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!