Konspirasi

Hamdan berlari dengan gembira.

Dia tiba di depan sebuah Toko Mas yang tak jauh dari gang tempat tinggalnya.

"Bos, harga kalung itu berapa?"

"Oo yang itu lima juta delapan ratus."

"Kalau yang ini?"

"Enam juta tiga ratus lima puluh."

"Yang itu, Bos."

"Yang mana?"

"Itu yang di tengah..bukan...yang sebelahnya lagi. aaa yang itu."

"Oo ini sebelas juta empat ratus tujuh puluh ribu."

Semangat Hamdan langsung mengempis saat mendengar harga emas itu.

"Bagai mana ceritanya dia bisa memberikan hadiah ke Dewi jika harganya selangit.

Hamdan patah semangat.

"Kamu mau beli yang budget berapa? Harga bisa runding punya. Kamu boleh pilih-pilih dulu."

Hamdan kembali semangat. Apa lagi saat terbayang senyuman Dewi saat memakai hadiah ulang tahun darinya.

Hamdan pun tersenyum sendiri.

"Budget yang dua juta ke bawah yang mana, Bos?"

Pemilik Toko itu mengeluarkan berbagai kalung dengan harga sesuai permintaan Hamdan.

Hamdan mulai memilih sambil membayangkan jika kalung itu dikenakan di leher Dewi, apa kah cocok atau tidak.

20 menit berlalu.

"Bagai mana? Kamu jadi beli apa tidak?" Beberapa pelanggan yang lain tidak selama Hamdan dalam memilih suatu barang.

Sebelum datang ke sini mereka sudah bisa menaksir kisaran harga dan budget mereka.

"Jadi lah, Bos. Kalau yang ini berapa, Bos?" Hamdan menunjuk sebuah kalung yang kelihatan agak unik.

"Kalau yang itu dua juta lima ratus enam puluh lima ribu saja."

Wajah Hamdan sontak berubah.

"Tak bisa kurang, Bos?"

"Karena sama kamu, ambil lah dua juta lima ratus lima puluh ribu saja."

Hamdan terpana. Apa dia tak salah dengar?

"Cuma kurang 15 ribu saja, Bos?"

Pemilik Toko itu tersenyum malu.

Setelah negosiasi yang memakan waktu sangat lama.

Entah memang harga kalung itu memang murah atau Pemilik toko sudah sangat bosan dengan Hamdan yang terus menawar tanpa kenal lelah, akhirnya kalung itu pun terjual dengan harga dua juta tiga ratus tujuh puluh lima ribu rupiah.

Sampai di tempat tinggalnya, Hamdan kembali harus memakan mie rebus setiap hari sampai gajian bulan berikutnya.

Semua uangnya sudah habis terpakai.

Uang gajian menjaga gudang ditambah uang yang selama ini dia tabung dari hasil jerih payahnya kerja paro waktu mengangkut barang di pasar semuanya ludes.

Hamdan sedikit merana.

Tapi saat membayangkan senyum Dewi yang akan menerima hadiahnya ini dengan gembira, maka kesedihan Hamdan pun langsung sirna tak berbekas.

...****************...

Saat itu sore hari. Di sebuah Cafe yang tak jauh dari perempatan jalan Banglas-Kartini, Dewi dan Rika sedang bersantai menikmati musik sembari makan dan minum.

Ada banyak pelanggan di sana sehingga kamu akan kesulitan mencari tempat yang kosong.

"Kamu yakin ingin memberikan dia pelajaran, Dewi? Apa nanti tidak akan berbahaya? Bagai mana pun juga, dia adalah teman sekelas kita."

Rika menunjukkan raut wajah bimbang.

"Apa yang perlu ditakutkan? Siapa suruh dia membuat kesal banyak orang? Tanggung sendiri lah akibatnya." Ketus Dewi.

"Jika Tanto dan gengnya melewati batas bagai mana? Kan bisa fatal. Kamu juga akan ikut terseret, Dewi."

"Apa peduli ku. Gara-gara dia yang terus mengejar aku, Kak Dika sampai sekarang masih tetap cuek terhadap aku. Pada hal aku sangat suka dengan Kak Dika."

Kak Dika yang Dewi sebut adalah pelatih tim Voli sekolah.

Dia merupakan atlet nasional. Karena Kepala Sekolah kenal baik dengan orang tua Kak Dika sehingga dia bisa meminta bantuan Kak Dika untuk melatih tim Voli di SMA Selat Panjang ini.

"Menurut Tanto, si breng*ek itu tidak punya keluarga, asalkan kamu menutup mulut ember mu, jika pun terjadi sesuatu padanya tidak akan mempengaruhi kita. Jadi kamu tenang saja."

Rika tahu dia tidak akan bisa merubah sikap Dewi sehingga dia tidak ingin memaksanya lagi.

Oleh karena itu dia langsung merubah topik pembicaraan.

"Menurut gosip yang beredar, Kak Dika sudah mempunyai tunangan kan, Dewi? Apa kah kamu tetap ingin mendapatkan cintanya?"

Dewi mendengus. "Jika bukan gara-gara si breng*ek itu, Kak Dika rela untuk meninggalkan tunangannya demi aku."

"Dari mana kamu tahu?" Mata Rika menjadi cerah. Dia belum mendengar info tentang itu.

"Dari siapa lagi kalau bukan Kak Dika sendiri yang bilang. Dika bertunangan karena dijodohkan oleh orang tuanya. Dia tidak mencintai tunangannya sama sekali."

Mereka terus ngobrol hingga malam tiba.

Setelah itu mereka bertemu dengan Tanto di tempat karoke.

Awalnya Dewi secara tidak sengaja mendengar berita tentang Tanto yang dihajar oleh Hamdan sampai pingsan.

Berbekal dengan dendam dan rasa malu Tanto, Dewi akhirnya menggiring Tanto bekerja sama untuk melenyapkan Hamdan.

Rika hanya tahu separuh dari rencana. Dia hanya tahu bahwa Dewi telah berkolaborasi dengan kelompok Tanto untuk memberikan sedikit pelajaran kepada Hamdan agar menimbulkan efek jera.

Dewi sengaja tidak memberi tahu keseluruhan dari rencana mereka.

Mereka ingin melenyapkan Hamdan.

Tidak akan ada yang menuntut karena Hamdan hidup sendiri. Tidak ada keluarga dan sanak family.

Dia tahu, si Rika ini kadang-kadang berhati lembut. Tidak tegas.

"Bagai mana persiapannya, Tanto? Aku tak mau ada celah. Semuanya harus bersih. Kamu pastikan orang-orang bisa dipercaya."

"Tenang saja, Dewi! Kamu tak perlu risau akan hal itu. Semua berada dalam kendali."

"Oh ya, bagai mana dengan Fitri? Dia akrab dengan si bod*h itu. Aku tak mau nanti menimbulkan kecurigaan darinya."

"Kamu tenang saja. Fitri besok tidak masuk sekolah." Dewi tersenyum misterius.

...****************...

Pagi-pagi sekali, Hamdan sudah bangun tidur.

Setelah olah raga dengan melakukan pemanasan seperti push up, sit up dan berbagai gerakan pukulan serta tendangan, Hamdan pun segera membuat sarapan.

Dia tidak langsung mandi karena tubuhnya penuh keringat.

Setelah memastikan kadonya dimasukkan ke dalam saku celana, tepat jam enam pagi, Hamdan langsung berangkat ke sekolah dengan semangat tinggi.

Berbeda dengan biasanya, karena teringat ucapan Rika semalam sehingga Hamdan menahan diri untuk tidak memandang dan menyapa Dewi.

Ini adalah kesepakatannya!

Hamdan merasa tersiksa karena tidak bisa menyapa sang buah hati.

Tapi saat mengingat bahwa sebentar lagi dia akan bertemu berduaan saja dengan sang pujaan, hal ini mampu meredam perasaan Hamdan.

Selama mata pelajaran berlangsung, Hamdan sedikit pun tidak bisa berkonsentrasi.

Bahkan dia sedikit pun tidak menyadari bahwa Fitri tidak masuk kelas hari ini tanpa keterangan apa-apa.

Sama saja membolos. Pada hal ini bukan lah tipe Fitri.

Sebentar-sebentar dia melihat jam di dinding.

Rasanya waktu hari ini lama sekali. Berjalan bagai kan siput.

Saat bel berbunyi menandakan waktu istirahat, Hamdan segera mengikuti Dewi sekitar 200 langkah di belakang.

Dalam waktu singkat mereka sudah masuk ke dalam hutan kecil itu.

Dewi berbalik. Dia tersenyum dan melambai ke arah Hamdan.

Terpopuler

Comments

Doni Gunawan

Doni Gunawan

selanjutnya

2025-01-14

0

Armand Chux82

Armand Chux82

weww ah🙃🙃

2024-11-26

0

Suwono Wono

Suwono Wono

Pakai audio biar sambil kerja👍👍👍👍

2024-11-12

1

lihat semua
Episodes
1 Tidak Berbakat
2 Penghinaan
3 Fitri
4 Kuota
5 Diusir dari Panti
6 Penjaga Gudang
7 Munculnya Harimau Putih
8 Undangan Dewi
9 Konspirasi
10 Binasa???
11 Hadiah Tersembunyi
12 Pertolongan
13 Cinta Ditolak
14 Bertemu Harimau Putih
15 Sakit Hati Karena Dimanfaatkan
16 Andaikan Kamu Punya Handphone
17 Merasa Bersalah
18 Kekuatan Cinta
19 Hukuman
20 Kecewa
21 Mengundurkan Diri
22 Memberi Pelajaran Kepada Fadil dan Kawan-kawan
23 Perlunya Ilmu Kebatinan
24 Ingin Balas Dendam
25 Sudah Tiada?
26 Terbongkar
27 Masalah Bertubi-tubi
28 Daftar Nama Cabang Silat
29 Proses Pembukaan Mata Batin
30 Memberi Peringatan dan Menghajar Rangga
31 Daftar Nama Berubah di Saat-saat Terakhir
32 Perasaan Dewi
33 Perjalanan Jiwa
34 Kalah dengan Sangat Cepat
35 Didiskualifikasi
36 Pertarungan
37 Berjuang Sendirian
38 Babak Final
39 Curang
40 Mulai Serius
41 Hukum Rimba
42 Latihan Rutin
43 Menghina
44 Tidak Terima
45 Istirahat Selama Tiga Tahun
46 Dendam Kesumat
47 Tawaran dari Pak Rico
48 Menolong Buk Sonia
49 Membujuk
50 Mengobati Karmila 1
51 Tanto Yang Malang
52 Sepupu Yang Menyebalkan
53 Kesembuhan Karmila
54 Penyergapan
55 Melaksanakan Misi Perdana
56 Membuat Kenangan
57 Hadiah
58 Perkelahian di Simpang Pusara
59 Cemburu?
60 Latihan dimulai
61 Tarung
62 Aturan
63 Tuduhan
64 Dikeluarkan dari Tim
65 Bos Jang
66 Diguna-guna?
67 Dipanggil Kembali
68 TTM
69 Keberangkatan
70 Di Dalam Perjalanan
71 Latihan Menjelang Pertandingan
72 Apa Yang Kalian Berdua Lakukan?
73 Kesalahpahaman Yang Disengaja
74 Babak Penyisihan
75 Berakhirnya Babak Penyisihan
76 Semi Final Dimulai
77 Masuk Final
78 Tuk Megat
79 Pertandingan Final 1
80 Pertandingan Final 2
81 Pertandingan Final Selesai
82 Seni Regu
83 Keadaan Memburuk
84 Medali Emas Kedua
85 Bang Dino Yang Sekarat
86 Konflik di Rumah Sakit
87 Tiga Medali Emas
88 Malam Yang Menyeramkan
89 Pertolongan Yang Ditolak
90 Pulang
91 Amelia
92 Menginap di Tanjung Buton
93 Salah Paham
94 Tiba di Selat Panjang
95 Telaga Bening
96 Bermain Api
97 Ilmu Pelet
98 Usir Dia Sekarang
99 Pingsan
100 Misi Gagal
101 Pertarungan Yang Adil
102 Bos Aheng Merugi
103 Dilarang Bertindak
104 Musibah Dalam Perjalanan
105 Terlambat
106 Duel
107 Ada Udang Disebalik Bakwan
108 Penggerebekan
109 Rencana Curang
110 Pelatihan khusus
111 Menghasut
112 Menuju Bengkalis
113 Masalah Keluarga
114 Dua Orang Pengganti
115 Satu Lawan Dua
116 Evaluasi
117 Evaluasi Yang Tak Jadi
118 Hilang Ingatan
119 Serangan?
120 Tunggu Saja Kamu, Hamdan!
121 Ilmunya Tidak Bisa Dihentikan.
122 Perjalanan Ke Bandung
123 Permintaan
124 Aturan Pertandingan Yang Tidak Menguntungkan
125 Pertandingan dimulai
126 Perkuat Markas atau Pindah
127 Mimpi Aneh
128 Meditasi Mendalam
129 Tragis
130 Kecewa
131 Diskualifikasi
132 Melawan Serangan Tenaga Dalam
133 Final Seni Tunggal
134 Menuju Impian
135 Pengumuman
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Tidak Berbakat
2
Penghinaan
3
Fitri
4
Kuota
5
Diusir dari Panti
6
Penjaga Gudang
7
Munculnya Harimau Putih
8
Undangan Dewi
9
Konspirasi
10
Binasa???
11
Hadiah Tersembunyi
12
Pertolongan
13
Cinta Ditolak
14
Bertemu Harimau Putih
15
Sakit Hati Karena Dimanfaatkan
16
Andaikan Kamu Punya Handphone
17
Merasa Bersalah
18
Kekuatan Cinta
19
Hukuman
20
Kecewa
21
Mengundurkan Diri
22
Memberi Pelajaran Kepada Fadil dan Kawan-kawan
23
Perlunya Ilmu Kebatinan
24
Ingin Balas Dendam
25
Sudah Tiada?
26
Terbongkar
27
Masalah Bertubi-tubi
28
Daftar Nama Cabang Silat
29
Proses Pembukaan Mata Batin
30
Memberi Peringatan dan Menghajar Rangga
31
Daftar Nama Berubah di Saat-saat Terakhir
32
Perasaan Dewi
33
Perjalanan Jiwa
34
Kalah dengan Sangat Cepat
35
Didiskualifikasi
36
Pertarungan
37
Berjuang Sendirian
38
Babak Final
39
Curang
40
Mulai Serius
41
Hukum Rimba
42
Latihan Rutin
43
Menghina
44
Tidak Terima
45
Istirahat Selama Tiga Tahun
46
Dendam Kesumat
47
Tawaran dari Pak Rico
48
Menolong Buk Sonia
49
Membujuk
50
Mengobati Karmila 1
51
Tanto Yang Malang
52
Sepupu Yang Menyebalkan
53
Kesembuhan Karmila
54
Penyergapan
55
Melaksanakan Misi Perdana
56
Membuat Kenangan
57
Hadiah
58
Perkelahian di Simpang Pusara
59
Cemburu?
60
Latihan dimulai
61
Tarung
62
Aturan
63
Tuduhan
64
Dikeluarkan dari Tim
65
Bos Jang
66
Diguna-guna?
67
Dipanggil Kembali
68
TTM
69
Keberangkatan
70
Di Dalam Perjalanan
71
Latihan Menjelang Pertandingan
72
Apa Yang Kalian Berdua Lakukan?
73
Kesalahpahaman Yang Disengaja
74
Babak Penyisihan
75
Berakhirnya Babak Penyisihan
76
Semi Final Dimulai
77
Masuk Final
78
Tuk Megat
79
Pertandingan Final 1
80
Pertandingan Final 2
81
Pertandingan Final Selesai
82
Seni Regu
83
Keadaan Memburuk
84
Medali Emas Kedua
85
Bang Dino Yang Sekarat
86
Konflik di Rumah Sakit
87
Tiga Medali Emas
88
Malam Yang Menyeramkan
89
Pertolongan Yang Ditolak
90
Pulang
91
Amelia
92
Menginap di Tanjung Buton
93
Salah Paham
94
Tiba di Selat Panjang
95
Telaga Bening
96
Bermain Api
97
Ilmu Pelet
98
Usir Dia Sekarang
99
Pingsan
100
Misi Gagal
101
Pertarungan Yang Adil
102
Bos Aheng Merugi
103
Dilarang Bertindak
104
Musibah Dalam Perjalanan
105
Terlambat
106
Duel
107
Ada Udang Disebalik Bakwan
108
Penggerebekan
109
Rencana Curang
110
Pelatihan khusus
111
Menghasut
112
Menuju Bengkalis
113
Masalah Keluarga
114
Dua Orang Pengganti
115
Satu Lawan Dua
116
Evaluasi
117
Evaluasi Yang Tak Jadi
118
Hilang Ingatan
119
Serangan?
120
Tunggu Saja Kamu, Hamdan!
121
Ilmunya Tidak Bisa Dihentikan.
122
Perjalanan Ke Bandung
123
Permintaan
124
Aturan Pertandingan Yang Tidak Menguntungkan
125
Pertandingan dimulai
126
Perkuat Markas atau Pindah
127
Mimpi Aneh
128
Meditasi Mendalam
129
Tragis
130
Kecewa
131
Diskualifikasi
132
Melawan Serangan Tenaga Dalam
133
Final Seni Tunggal
134
Menuju Impian
135
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!