Munculnya Harimau Putih

Hamdan meneguhkan tekadnya. Dia bergerak maju. Akhirnya tangannya berhasil menyentuh saklar.

"Ctek..!"

Lampu langsung menyala menerangi ruangan yang penuh dengan barang-barang itu.

Mata Hamdan langsung menyapu sekeliling ruangan tapi tidak ditemukan tali halus atau pun rambut.

Hamdan merasa heran. Dia jelas-jelas memegangnya tadi tapi sekarang tidak ada lagi.

Ini adalah ruko tiga lantai yang dijadikan gudang oleh Bos Aheng.

Lantai pertama dan kedua penuh berisi berbagai macam barang.

Hamdan tinggal di lantai dua paling ujung.

Di sana sudah ada sekatan semac bilik yang hanya bisa tidur untuk dua orang. WC juga ada.

Tak jauh dari sana ada sebuah ruangan kecil yang bisa dianggap sebagai dapur.

Lengkap dengan kompor gas dan perlengkapan masak lainnya.

Setelah meletakkan tasnya, Hamdan membuka baju yang dipakainya.

Setelah itu dia langsung menyapu ruangan tersebut supaya layak untuk ditinggali.

Jam tujuh malam saat Hamdan selesai beres-beres dan mandi.

Tubuhnya dipenuhi oleh keringat bercampur debu.

Untung lah air mengalir dengan lancar sehingga Hamdan merasa nyaman.

Hamdan memasak mie rebus. Dia sudah sangat lapar karena belum makan sedari tadi.

Setelah makan, Hamdan duduk bersandar.

Mungkin karena terlalu lelah, akhirnya dia pun tertidur dengan nyenyak.

Saat dia tidur, seberkas cahaya tipis menyapu sekujur tubuhnya sehingga rasa lelah langsung hilang.

Begitu juga dengan sisa-sisa rasa sakit dan memar pun berangsur hilang tak berbekas.

Selama ini Hamdan memang tak pernah menyadari bahwa tubuhnya unik.

Dia hanya tahu apa pun luka atau cedera yang pernah dia alami pasti akan cepat sembuh.

Selama ini Hamdan percaya bahwa balsem atau obat salep mempunyai khasiat yang luar biasa bagi tubuhnya.

Nafas Hamdan bergerak dengan teratur. Dia tidur sangat nyenyak.

Hamdan tidak sempat lagi memikirkan tentang sosok han*u gentayangan itu.

Nyatanya memang suasana di gudang ini aman-aman saja. Tidak ada sedikit pun keanehan yang terjadi.

Namun saat jam di dinding hampir menunjukkan jam 12 nol nol, satu-satunya jendela di lantai dua itu mendadak terbuka dengan sendirinya.

Bersamaan dengan hembusan angin yang masuk melalui jendela yang terbuka, sesosok gadis berpakaian putih yang dipenuhi darah tiba-tiba muncul di kamar Hamdan.

Wajahnya pucat dan mata merahnya menatap lekat ke arah Hamdan tepatnya di leher Hamdan.

Ada sinar kegil*an di mata merahnya itu.

Rambut panjangnya yang tergerai, berkibar-kibar ditiup angin.

Dia berjalan mendekati Hamdan.

Tidak! Dia tidak berjalan, karena tidak ada nampak kedua kakinya menapak di lantai.

Dia melayang setengah jengkal di atas lantai.

Saat kuku-kukunya yang panjang hampir menyentuh leher Hamdan tiba-tiba terdengar suara auman Harimau yang menggetarkan kamar itu.

Sosok gadis berlumuran darah itu sontak tercekat.

Seperti ada teror di matanya.

Namun hal itu hanya sebentar.

Sosok itu kembali mendekati Hamdan.

Kedua tangannya mencekik leher Hamdan.

Namun di saat kedua tangan sosok gadis berlumuran darah itu hanya berjarak setipis kulit bawang dari leher Hamdan, kembali terdengar suara auman Harimau.

Kali ini lebih pelan tapi terasa menusuk jantung.

Bersamaan dengan hal itu, entah dari mana datangnya, tiba-tiba di samping kepala Hamdan, duduk berjongkok Harimau Putih yang sangat besar.

"Kamu ternyata punya nyali. Berani-beraninya kamu tetap akan menganggu anak keturunan aku pada hal sudah aku berikan peringatan sebelumnya."

Ternyata Harimau Putih itu dapat bicara!

Suaranya lembut tapi terkesan sangat dingin.

Pandangannya seakan-akan mampu membekukan darah seseorang.

Sosok gadis berlumuran darah itu tercekat.

Dia tidak bisa bergerak walau sedikit pun.

Bibirnya bergerak-gerak tapi tidak ada terdengar suara apa pun juga.

Hanya lewat pandangan matanya yang semerah darah itu kita bisa tahu bahwa sosok itu sangat ketakutan.

Aneh kan, han*u bisa takut!

Tapi begitu lah kenyataan yang terjadi.

Sosok gadis berdarah itu seperti memohon belas kasihan.

"Hmm."

Harimau Putih itu hanya mendengus.

"Tidak ada keringanan karena sebelumnya sudah diberi peringatan!"

"Tiada ampun bagi siapa saja yang berani menganggu anak keturunan aku!"

Lalu dari bola mata Harimau Putih itu melesat secarik cahaya selapis tipis.

Namun cahaya setipis itu mampu membakar sosok gadis berdarah itu tanpa ampun.

Hanya dalam sekelip mata, sosok gadis berdarah itu hilang ke alam ketiadaan tanpa menyisakan secuil debu sedikit pun.

Sosok yang selama ini selalu menghantui orang-orang yang tinggal di kawasan ini akhirnya menghilang untuk selama-lamanya.

Harimau Putih itu tetap santuy seperti tidak terjadi apa-apa.

Dia melirik ke arah Hamdan yang masih tetap tertidur pulas.

"Aku harap kamu masih bisa bersabar sedikit lagi cucu ku. Tunggu masa yang tepat. Mudah-mudahan kamu bisa bertahan."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Harimau Putih itu pun langsung menghilang.

Sekarang tinggal lah Hamdan yang masih tidur tanpa mengetahui bahwa dia hampir saja berpindah alam.

...****************...

Herman memarkirkan motornya dengan tergesa-gesa.

Dia langsung berlari ke arah pintu.

"Hamdan! Hamdan!"

Dia menggedor pintu gudang sembari berteriak keras-keras.

Untung saja tidak ada orang lain, jika tidak, sikapnya ini bisa disalah artikan.

"Ham..."

"Kreekk...!"

Hamdan muncul di depan pintu lengkap dengan seragam sekolahnya. Rupanya dia sedang bersiap untuk berangkat sekolah.

Karena Hamdan pergi dengan berjalan kaki, maka dia harus sudah berangkat saat masih pagi sekali.

"Bang Herman! Ada apa, Bang? Ayo masuk dulu, Bang."

Herman menatap Hamdan dari atas ke bawah.

"Kamu tidak kenapa-napa, Hamdan?"

Ternyata Herman sangat mengkhawatirkan nasib si Hamdan.

Walau pun mereka tidak akrab, entah mengapa Herman khawatir. Dia takut Hamdan diganggu oleh makhluk itu.

Saat melihat sikap Herman, hati Hamdan langsung menghangat.

Ternyata di dunia ini tidak kekurangan orang yang baik.

"Aku baik-baik saja, Bang. Seperti yang Abang lihat."

Hamdan tersenyum.

"Jadi kamu bisa tidur tadi malam?"

"Iya, Bang. Aku tidur dengan nyenyak."

"Kamu tidak mendapat gangguan sedikit pun dari makhluk itu?" Herman masih ingin meyakinkan.

"Tidak, Bang."

"Syukur lah kalau begitu." Herman menarik nafas lega.

"Kamu mau ke sekolah kan? Mari Abang antar."

"Tak usah lagi, Bang. Aku jalan kaki saja. Abang kan mau kerja. Nanti di marah sama Bos Aheng."

Herman jadi ragu. Sebentar lagi dia harus membuka toko.

"Abang pergi saja sana, Bang! Aku jalan kaki saja. Lagi pula aku tidak akan terlambat juga."

"Baik lah kalau begitu. Maaf ya, Hamdan. Abang pergi dulu."

"Oke, Bang." Hamdan melambaikan tangannya.

"Jangan lupa sampaikan pesan aku semalam sama Bos Aheng, Bang."

"Pesan apa?" Herman mengerutkan dahinya.

"Naikkan gaji aku!"

"Kampr*t!" Herman tertawa.

"Baik lah...baik lah... Nanti Abang sampaikan."

Terpopuler

Comments

Doni Gunawan

Doni Gunawan

lanjutkan

2025-01-14

0

MasWan

MasWan

hahahaha

2024-09-18

0

MasWan

MasWan

untung lah ada inyiek

2024-09-18

0

lihat semua
Episodes
1 Tidak Berbakat
2 Penghinaan
3 Fitri
4 Kuota
5 Diusir dari Panti
6 Penjaga Gudang
7 Munculnya Harimau Putih
8 Undangan Dewi
9 Konspirasi
10 Binasa???
11 Hadiah Tersembunyi
12 Pertolongan
13 Cinta Ditolak
14 Bertemu Harimau Putih
15 Sakit Hati Karena Dimanfaatkan
16 Andaikan Kamu Punya Handphone
17 Merasa Bersalah
18 Kekuatan Cinta
19 Hukuman
20 Kecewa
21 Mengundurkan Diri
22 Memberi Pelajaran Kepada Fadil dan Kawan-kawan
23 Perlunya Ilmu Kebatinan
24 Ingin Balas Dendam
25 Sudah Tiada?
26 Terbongkar
27 Masalah Bertubi-tubi
28 Daftar Nama Cabang Silat
29 Proses Pembukaan Mata Batin
30 Memberi Peringatan dan Menghajar Rangga
31 Daftar Nama Berubah di Saat-saat Terakhir
32 Perasaan Dewi
33 Perjalanan Jiwa
34 Kalah dengan Sangat Cepat
35 Didiskualifikasi
36 Pertarungan
37 Berjuang Sendirian
38 Babak Final
39 Curang
40 Mulai Serius
41 Hukum Rimba
42 Latihan Rutin
43 Menghina
44 Tidak Terima
45 Istirahat Selama Tiga Tahun
46 Dendam Kesumat
47 Tawaran dari Pak Rico
48 Menolong Buk Sonia
49 Membujuk
50 Mengobati Karmila 1
51 Tanto Yang Malang
52 Sepupu Yang Menyebalkan
53 Kesembuhan Karmila
54 Penyergapan
55 Melaksanakan Misi Perdana
56 Membuat Kenangan
57 Hadiah
58 Perkelahian di Simpang Pusara
59 Cemburu?
60 Latihan dimulai
61 Tarung
62 Aturan
63 Tuduhan
64 Dikeluarkan dari Tim
65 Bos Jang
66 Diguna-guna?
67 Dipanggil Kembali
68 TTM
69 Keberangkatan
70 Di Dalam Perjalanan
71 Latihan Menjelang Pertandingan
72 Apa Yang Kalian Berdua Lakukan?
73 Kesalahpahaman Yang Disengaja
74 Babak Penyisihan
75 Berakhirnya Babak Penyisihan
76 Semi Final Dimulai
77 Masuk Final
78 Tuk Megat
79 Pertandingan Final 1
80 Pertandingan Final 2
81 Pertandingan Final Selesai
82 Seni Regu
83 Keadaan Memburuk
84 Medali Emas Kedua
85 Bang Dino Yang Sekarat
86 Konflik di Rumah Sakit
87 Tiga Medali Emas
88 Malam Yang Menyeramkan
89 Pertolongan Yang Ditolak
90 Pulang
91 Amelia
92 Menginap di Tanjung Buton
93 Salah Paham
94 Tiba di Selat Panjang
95 Telaga Bening
96 Bermain Api
97 Ilmu Pelet
98 Usir Dia Sekarang
99 Pingsan
100 Misi Gagal
101 Pertarungan Yang Adil
102 Bos Aheng Merugi
103 Dilarang Bertindak
104 Musibah Dalam Perjalanan
105 Terlambat
106 Duel
107 Ada Udang Disebalik Bakwan
108 Penggerebekan
109 Rencana Curang
110 Pelatihan khusus
111 Menghasut
112 Menuju Bengkalis
113 Masalah Keluarga
114 Dua Orang Pengganti
115 Satu Lawan Dua
116 Evaluasi
117 Evaluasi Yang Tak Jadi
118 Hilang Ingatan
119 Serangan?
120 Tunggu Saja Kamu, Hamdan!
121 Ilmunya Tidak Bisa Dihentikan.
122 Perjalanan Ke Bandung
123 Permintaan
124 Aturan Pertandingan Yang Tidak Menguntungkan
125 Pertandingan dimulai
126 Perkuat Markas atau Pindah
127 Mimpi Aneh
128 Meditasi Mendalam
129 Tragis
130 Kecewa
131 Diskualifikasi
132 Melawan Serangan Tenaga Dalam
133 Final Seni Tunggal
134 Menuju Impian
135 Pengumuman
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Tidak Berbakat
2
Penghinaan
3
Fitri
4
Kuota
5
Diusir dari Panti
6
Penjaga Gudang
7
Munculnya Harimau Putih
8
Undangan Dewi
9
Konspirasi
10
Binasa???
11
Hadiah Tersembunyi
12
Pertolongan
13
Cinta Ditolak
14
Bertemu Harimau Putih
15
Sakit Hati Karena Dimanfaatkan
16
Andaikan Kamu Punya Handphone
17
Merasa Bersalah
18
Kekuatan Cinta
19
Hukuman
20
Kecewa
21
Mengundurkan Diri
22
Memberi Pelajaran Kepada Fadil dan Kawan-kawan
23
Perlunya Ilmu Kebatinan
24
Ingin Balas Dendam
25
Sudah Tiada?
26
Terbongkar
27
Masalah Bertubi-tubi
28
Daftar Nama Cabang Silat
29
Proses Pembukaan Mata Batin
30
Memberi Peringatan dan Menghajar Rangga
31
Daftar Nama Berubah di Saat-saat Terakhir
32
Perasaan Dewi
33
Perjalanan Jiwa
34
Kalah dengan Sangat Cepat
35
Didiskualifikasi
36
Pertarungan
37
Berjuang Sendirian
38
Babak Final
39
Curang
40
Mulai Serius
41
Hukum Rimba
42
Latihan Rutin
43
Menghina
44
Tidak Terima
45
Istirahat Selama Tiga Tahun
46
Dendam Kesumat
47
Tawaran dari Pak Rico
48
Menolong Buk Sonia
49
Membujuk
50
Mengobati Karmila 1
51
Tanto Yang Malang
52
Sepupu Yang Menyebalkan
53
Kesembuhan Karmila
54
Penyergapan
55
Melaksanakan Misi Perdana
56
Membuat Kenangan
57
Hadiah
58
Perkelahian di Simpang Pusara
59
Cemburu?
60
Latihan dimulai
61
Tarung
62
Aturan
63
Tuduhan
64
Dikeluarkan dari Tim
65
Bos Jang
66
Diguna-guna?
67
Dipanggil Kembali
68
TTM
69
Keberangkatan
70
Di Dalam Perjalanan
71
Latihan Menjelang Pertandingan
72
Apa Yang Kalian Berdua Lakukan?
73
Kesalahpahaman Yang Disengaja
74
Babak Penyisihan
75
Berakhirnya Babak Penyisihan
76
Semi Final Dimulai
77
Masuk Final
78
Tuk Megat
79
Pertandingan Final 1
80
Pertandingan Final 2
81
Pertandingan Final Selesai
82
Seni Regu
83
Keadaan Memburuk
84
Medali Emas Kedua
85
Bang Dino Yang Sekarat
86
Konflik di Rumah Sakit
87
Tiga Medali Emas
88
Malam Yang Menyeramkan
89
Pertolongan Yang Ditolak
90
Pulang
91
Amelia
92
Menginap di Tanjung Buton
93
Salah Paham
94
Tiba di Selat Panjang
95
Telaga Bening
96
Bermain Api
97
Ilmu Pelet
98
Usir Dia Sekarang
99
Pingsan
100
Misi Gagal
101
Pertarungan Yang Adil
102
Bos Aheng Merugi
103
Dilarang Bertindak
104
Musibah Dalam Perjalanan
105
Terlambat
106
Duel
107
Ada Udang Disebalik Bakwan
108
Penggerebekan
109
Rencana Curang
110
Pelatihan khusus
111
Menghasut
112
Menuju Bengkalis
113
Masalah Keluarga
114
Dua Orang Pengganti
115
Satu Lawan Dua
116
Evaluasi
117
Evaluasi Yang Tak Jadi
118
Hilang Ingatan
119
Serangan?
120
Tunggu Saja Kamu, Hamdan!
121
Ilmunya Tidak Bisa Dihentikan.
122
Perjalanan Ke Bandung
123
Permintaan
124
Aturan Pertandingan Yang Tidak Menguntungkan
125
Pertandingan dimulai
126
Perkuat Markas atau Pindah
127
Mimpi Aneh
128
Meditasi Mendalam
129
Tragis
130
Kecewa
131
Diskualifikasi
132
Melawan Serangan Tenaga Dalam
133
Final Seni Tunggal
134
Menuju Impian
135
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!