Diusir dari Panti

"Ha ha..."

"Wajah kamu kenapa, To?"

"Kurang aj*r!!!"

"Awas kamu, Hamdan. Kalau aku tidak membuat kamu babak-belur hari ini, maka usah panggil aku Tanto lagi."

Tanto bergerak maju sedang kan Zaki dan Tri mengunci pergerakan Hamdan di kiri-kanan.

Tanto melayangkan tinjunya ke wajah Hamdan. Hamdan mundur. Pukulan itu hanya mengenai udara kosong.

Belum sempat Hamdan memperbaiki posisinya, Tanto melayangkan serangan beruntun.

"Bang*at!!!"

Hamdan hanya bisa memaki.

Dia mencoba berkelit. Tetap saja tendangan Tanto masuk mengantam rusuknya.

Hamdan meringis. Dia terjajar ke belakang.

Tri dan Zaki juga ambil bagian, mereka menyerang Hamdan yang dalam posisi tidak beruntung.

Hamdan terpaksa memakan bogem mentah lagi. Dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Hamdan berusaha menutup wajah dan kepalanya agar tidak terkena serangan.

Dia terlalu naif.

Hamdan terlalu melebih-lebihkan kemampuannya.

Tidak ada seorangpun yang repot-repot untuk melerai perkelahian para remaja itu.

Bagi mereka hal itu sudah biasa, nanti juga baik sendiri.

"Pegang kedua tangannya!!"

Tanto menyeringai.

Dia perlahan mendekat Hamdan yang tampak sudah tidak berdaya.

Dia mencekal wajah Hamdan.

"Aku akan membuat wajah kamu tidak bisa dikenali. Kamu akan libur sekolah selama sebulan karena malu. Ha ha ha..."

Tanto tertawa histeris.

Saat itu lah lutut Hamdan yang sedari tadi tampak tak berdaya menghantam area terlarang milik Tanto.

"Auuuuuu.....!!"

Tanto mendelik. Dia sangat kesakitan. Matanya hanya tampak bagian putihnya saja.

Tanto tumbang. Entah pingsan entah berpindah alam.

Hamdan gemetar. Tri dan Zaki juga gemetar.

Dibandingkan keduanya, pikiran Hamdan lebih cepat pulih.

Sambil menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, Hamdan menyeret langkah dan segera berlalu dari sana.

Tri dan Zaki tidak memperdulikannya.

Mereka menggoyang-goyangkan tubuh Tanto.

"Bro....!!!"

"Bangun, Bro!"

"To, bangun, To!"

Tanto tidak bergerak.

"Bagai mana ini, Tri?" Zaki panik.

Awalnya dia hanya ingin main-main.

Tak sangka hasilnya bisa seperti ini.

"Di depan sana ada tempat praktek Dokter. Kita bawa saja ke sana."

Tri langsung membuat keputusan yang cepat.

...****************...

"Pak Haji! Saya minta keadilan untuk anak saya."

Seorang pria dan wanita membuka pintu mobil dengan tergesa-gesa dan langsung bicara dengan Haji Umar.

"Silahkan naik ke rumah dulu, Pak. Apa masalahnya? Mari kita duduk kan dulu."

"Tak perlu Pak Haji." Sahut pria itu dengan pongah.

"Saya hanya ingin meminta keadilan bagi anak saya. Anak didik Pak Haji yang bernama Hamdan itu telah mencelakakan anak saya hingga pingsan."

"Jika bukan karena memandang wajah Pak Haji, saya sudah menjebloskan anak itu di penjara."

"Tapi tolong Pak Haji beri dia sangsi. Paling tidak, dia harus dikeluarkan dari panti ini. Itu pun kalau Pak Haji bersedia."

"Jika tidak, saya akan menempuh jalur hukum."

"Bawa betenang dulu, Pak. Biar saya panggil si Hamdan. Bagai mana jalan ceritanya."

"Kami datang ke sini bukan untuk mendengarkan cerita, Pak Haji. Kami hanya ingin Pak Haji memberikan sangsi kepada anak itu."

"Saya sangat sibuk, Pak Haji. Jadi saya pergi dulu. Jika dalam dua hari Pak Haji belum membuat keputusan, maka saya mohon maaf Pak Haji. Saya akan tetap melaporkan permasalahan ini ke pihak yang berwajib."

Setelah orang itu pergi, Haji Umar duduk termangu sambil memijit kepalanya yang terasa sakit.

Pria tadi adalah seorang pejabat. Dia adalah orang yang vokal.

Haji Umar tahu bahwa pria tadi serius dengan ucapannya karena dia adalah orang yang punya komitmen.

"Yati!"

"Ya, Pak Haji."

"Panggilkan si Hamdan ke sini."

"Sebentar Pak Haji."

Yati berjalan tergesa-gesa menuju kamar Hamdan.

"Tok tok tok."

"Hamdan! Dipanggil sama Pak Haji. Sekarang."

Hamdan langsung bangkit. Dia baru saja istirahat.

"Ada apa, Pak?" Hamdan berdebar. Tak biasanya Pak Haji Umar memanggil dirinya.

Karena kamarnya paling belakang sehingga Hamdan tidak mengetahui kedatangan orang tua Tanto.

Mata Kak Yati terbelalak. "Wajah kamu kenapa, Hamdan? Kamu berkelahi lagi ya?" Selidiknya.

'Jadi benar apa yang dikatakan oleh Bapak tadi itu?' Gumamnya dalam hati.

Awalnya Yati tidak sedikit pun percaya. Dia menyangka Bapak tadi itu hanya sekedar melebih-lebihkan sesuatu sekedar untuk mencari sensasi.

"Cuma sekedar salah faham saja, Kak." Aku ketemu Pak Haji dulu, Kak."

Yati tidak menjawab. Tapi dia pun mengikuti langkah Hamdan.

"Duduk, Hamdan."

"Iya, Pak Haji."

Haji Umar menatap wajah Hamdan.

"Kamu berkelahi ya?"

"Hanya sekedar membela diri Pak Haji."

"Tahu kah kamu? Masalah yang telah kamu buat dengan dalih 'membela diri' ini?"

Hamdan diam. Dia menunggu dengan berdebar.

"Kamu telah mencelakakan anak orang. Barusan orang tuanya datang untuk meminta pertanggungjawaban."

Hamdan terkejut. "Orang tua Tanto datang ke sini Pak Haji? Apa yang mereka mau? Saya akan bertanggung jawab sepenuhnya, Pak Haji. Saya tidak akan melibatkan Pak Haji dan panti ini."

Haji Umar tidak menyangka bahwa Hamdan akan menjawab seperti itu.

"Orang itu ingin melaporkan kamu ke pihak yang berwajib."

"Asalkan tidak melibatkan Pak Haji dan Panti ini, saya siap, Pak Haji."

Haji Umar terharu. Tapi dia berusaha menahannya.

"Tahu kah kamu, Hamdan. Jika kamu dilaporkan ke pihak yang berwajib, maka nama kamu akan tercoreng."

"Kamu tidak bisa sekolah lagi. Kamu juga tidak bisa mencari kerja di pemerintahan karena nama kamu sudah jelek."

Hamdan pucat. Dia tidak menyangka jika dampaknya akan seperti itu.

Jika dia tidak bisa bersekolah lagi dan namanya menjadi buruk, bagai mana dia akan ikut O2SN? Bagai mana dia bisa meniti karir jika sudah tamat sekolah nanti?

"Jadi apa yang harus saya lakukan, Pak Haji?"

Haji Umar menarik nafas dengan berat.

"Hanya ada satu jalan. Kamu harus pergi dari panti ini. Orang itu berjanji tidak akan melanjutkan kasus ini jika kamu pergi dari sini."

Darah Hamdan naik ke wajah. Dia menggertakkan giginya. Tangannya terkepal dengan erat.

Dia tahu, ini hanya lah akal-akalan orang tua Tanto untuk menyusahkannya.

Setelah bisa menata hatinya, Hamdan pun berkata dengan suara mantap.

"Kalau begitu hari ini juga saya akan pergi dari sini, Pak Haji."

Hamdan menguatkan hatinya.

"Terima kasih atas didikan dan segala bantuan Pak Haji selama ini. Dengan disaksikan langit dan bumi, saya berjanji, saya tidak akan melupakan budi baik Pak Haji selama ini dan kelak saya pasti akan membalasnya."

Haji Umar menatap kepergian Hamdan dengan mata sembab.

"Maafkan Bapak, Nak." Lirihnya.

Dia sudah menganggap anak-anak yang di Panti ini seperti anaknya sendiri.

Siapa yang tidak sedih jika dia harus mengusir anaknya dari rumah sendiri.

Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Orang berpangkat dan orang berduit jangan dilawan.

Jika tidak ingin badan sengsara.

Terpopuler

Comments

Danangprayogo Utomo

Danangprayogo Utomo

pasti

2025-01-20

0

Doni Gunawan

Doni Gunawan

lanjut

2025-01-14

0

Say Saini

Say Saini

itulah nasib orang miskin walaupun benar tetap disalahkan....

2024-11-30

1

lihat semua
Episodes
1 Tidak Berbakat
2 Penghinaan
3 Fitri
4 Kuota
5 Diusir dari Panti
6 Penjaga Gudang
7 Munculnya Harimau Putih
8 Undangan Dewi
9 Konspirasi
10 Binasa???
11 Hadiah Tersembunyi
12 Pertolongan
13 Cinta Ditolak
14 Bertemu Harimau Putih
15 Sakit Hati Karena Dimanfaatkan
16 Andaikan Kamu Punya Handphone
17 Merasa Bersalah
18 Kekuatan Cinta
19 Hukuman
20 Kecewa
21 Mengundurkan Diri
22 Memberi Pelajaran Kepada Fadil dan Kawan-kawan
23 Perlunya Ilmu Kebatinan
24 Ingin Balas Dendam
25 Sudah Tiada?
26 Terbongkar
27 Masalah Bertubi-tubi
28 Daftar Nama Cabang Silat
29 Proses Pembukaan Mata Batin
30 Memberi Peringatan dan Menghajar Rangga
31 Daftar Nama Berubah di Saat-saat Terakhir
32 Perasaan Dewi
33 Perjalanan Jiwa
34 Kalah dengan Sangat Cepat
35 Didiskualifikasi
36 Pertarungan
37 Berjuang Sendirian
38 Babak Final
39 Curang
40 Mulai Serius
41 Hukum Rimba
42 Latihan Rutin
43 Menghina
44 Tidak Terima
45 Istirahat Selama Tiga Tahun
46 Dendam Kesumat
47 Tawaran dari Pak Rico
48 Menolong Buk Sonia
49 Membujuk
50 Mengobati Karmila 1
51 Tanto Yang Malang
52 Sepupu Yang Menyebalkan
53 Kesembuhan Karmila
54 Penyergapan
55 Melaksanakan Misi Perdana
56 Membuat Kenangan
57 Hadiah
58 Perkelahian di Simpang Pusara
59 Cemburu?
60 Latihan dimulai
61 Tarung
62 Aturan
63 Tuduhan
64 Dikeluarkan dari Tim
65 Bos Jang
66 Diguna-guna?
67 Dipanggil Kembali
68 TTM
69 Keberangkatan
70 Di Dalam Perjalanan
71 Latihan Menjelang Pertandingan
72 Apa Yang Kalian Berdua Lakukan?
73 Kesalahpahaman Yang Disengaja
74 Babak Penyisihan
75 Berakhirnya Babak Penyisihan
76 Semi Final Dimulai
77 Masuk Final
78 Tuk Megat
79 Pertandingan Final 1
80 Pertandingan Final 2
81 Pertandingan Final Selesai
82 Seni Regu
83 Keadaan Memburuk
84 Medali Emas Kedua
85 Bang Dino Yang Sekarat
86 Konflik di Rumah Sakit
87 Tiga Medali Emas
88 Malam Yang Menyeramkan
89 Pertolongan Yang Ditolak
90 Pulang
91 Amelia
92 Menginap di Tanjung Buton
93 Salah Paham
94 Tiba di Selat Panjang
95 Telaga Bening
96 Bermain Api
97 Ilmu Pelet
98 Usir Dia Sekarang
99 Pingsan
100 Misi Gagal
101 Pertarungan Yang Adil
102 Bos Aheng Merugi
103 Dilarang Bertindak
104 Musibah Dalam Perjalanan
105 Terlambat
106 Duel
107 Ada Udang Disebalik Bakwan
108 Penggerebekan
109 Rencana Curang
110 Pelatihan khusus
111 Menghasut
112 Menuju Bengkalis
113 Masalah Keluarga
114 Dua Orang Pengganti
115 Satu Lawan Dua
116 Evaluasi
117 Evaluasi Yang Tak Jadi
118 Hilang Ingatan
119 Serangan?
120 Tunggu Saja Kamu, Hamdan!
121 Ilmunya Tidak Bisa Dihentikan.
122 Perjalanan Ke Bandung
123 Permintaan
124 Aturan Pertandingan Yang Tidak Menguntungkan
125 Pertandingan dimulai
126 Perkuat Markas atau Pindah
127 Mimpi Aneh
128 Meditasi Mendalam
129 Tragis
130 Kecewa
131 Diskualifikasi
132 Melawan Serangan Tenaga Dalam
133 Final Seni Tunggal
134 Menuju Impian
135 Pengumuman
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Tidak Berbakat
2
Penghinaan
3
Fitri
4
Kuota
5
Diusir dari Panti
6
Penjaga Gudang
7
Munculnya Harimau Putih
8
Undangan Dewi
9
Konspirasi
10
Binasa???
11
Hadiah Tersembunyi
12
Pertolongan
13
Cinta Ditolak
14
Bertemu Harimau Putih
15
Sakit Hati Karena Dimanfaatkan
16
Andaikan Kamu Punya Handphone
17
Merasa Bersalah
18
Kekuatan Cinta
19
Hukuman
20
Kecewa
21
Mengundurkan Diri
22
Memberi Pelajaran Kepada Fadil dan Kawan-kawan
23
Perlunya Ilmu Kebatinan
24
Ingin Balas Dendam
25
Sudah Tiada?
26
Terbongkar
27
Masalah Bertubi-tubi
28
Daftar Nama Cabang Silat
29
Proses Pembukaan Mata Batin
30
Memberi Peringatan dan Menghajar Rangga
31
Daftar Nama Berubah di Saat-saat Terakhir
32
Perasaan Dewi
33
Perjalanan Jiwa
34
Kalah dengan Sangat Cepat
35
Didiskualifikasi
36
Pertarungan
37
Berjuang Sendirian
38
Babak Final
39
Curang
40
Mulai Serius
41
Hukum Rimba
42
Latihan Rutin
43
Menghina
44
Tidak Terima
45
Istirahat Selama Tiga Tahun
46
Dendam Kesumat
47
Tawaran dari Pak Rico
48
Menolong Buk Sonia
49
Membujuk
50
Mengobati Karmila 1
51
Tanto Yang Malang
52
Sepupu Yang Menyebalkan
53
Kesembuhan Karmila
54
Penyergapan
55
Melaksanakan Misi Perdana
56
Membuat Kenangan
57
Hadiah
58
Perkelahian di Simpang Pusara
59
Cemburu?
60
Latihan dimulai
61
Tarung
62
Aturan
63
Tuduhan
64
Dikeluarkan dari Tim
65
Bos Jang
66
Diguna-guna?
67
Dipanggil Kembali
68
TTM
69
Keberangkatan
70
Di Dalam Perjalanan
71
Latihan Menjelang Pertandingan
72
Apa Yang Kalian Berdua Lakukan?
73
Kesalahpahaman Yang Disengaja
74
Babak Penyisihan
75
Berakhirnya Babak Penyisihan
76
Semi Final Dimulai
77
Masuk Final
78
Tuk Megat
79
Pertandingan Final 1
80
Pertandingan Final 2
81
Pertandingan Final Selesai
82
Seni Regu
83
Keadaan Memburuk
84
Medali Emas Kedua
85
Bang Dino Yang Sekarat
86
Konflik di Rumah Sakit
87
Tiga Medali Emas
88
Malam Yang Menyeramkan
89
Pertolongan Yang Ditolak
90
Pulang
91
Amelia
92
Menginap di Tanjung Buton
93
Salah Paham
94
Tiba di Selat Panjang
95
Telaga Bening
96
Bermain Api
97
Ilmu Pelet
98
Usir Dia Sekarang
99
Pingsan
100
Misi Gagal
101
Pertarungan Yang Adil
102
Bos Aheng Merugi
103
Dilarang Bertindak
104
Musibah Dalam Perjalanan
105
Terlambat
106
Duel
107
Ada Udang Disebalik Bakwan
108
Penggerebekan
109
Rencana Curang
110
Pelatihan khusus
111
Menghasut
112
Menuju Bengkalis
113
Masalah Keluarga
114
Dua Orang Pengganti
115
Satu Lawan Dua
116
Evaluasi
117
Evaluasi Yang Tak Jadi
118
Hilang Ingatan
119
Serangan?
120
Tunggu Saja Kamu, Hamdan!
121
Ilmunya Tidak Bisa Dihentikan.
122
Perjalanan Ke Bandung
123
Permintaan
124
Aturan Pertandingan Yang Tidak Menguntungkan
125
Pertandingan dimulai
126
Perkuat Markas atau Pindah
127
Mimpi Aneh
128
Meditasi Mendalam
129
Tragis
130
Kecewa
131
Diskualifikasi
132
Melawan Serangan Tenaga Dalam
133
Final Seni Tunggal
134
Menuju Impian
135
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!