Kuota

"Zaki, Ingat! Tiga kali serangan, mundur. Buat pola langkah baru atur serangan lagi. Jika tidak, serangan kamu tidak akan ada nilainya. Poinnya nol."

"Ini berlaku juga bagi yang lain. Jangan ada yang ngobrol sendiri! Perhatikan saat teman kalian sedang bertarung."

Kak Seto melatih mereka dengan sangat keras.

"Hamdan, jangan mundur ke belakang! Biasakan menghindari serangan lawan, bergerak ke samping. Memutar!"

"Jika terus mundur, kamu akan keluar dari lingkaran dan itu akan dikenakan peringatan."

"Oke, lanjut."

"Bersedia!"

"Ingat ya! Saat Kakak bilang bersedia, kalian langsung keluarkan bunga silat dan pola langkah. Jadi, mulai sekarang, aba-abanya tidak ada lagi kata 'pasang."

"Mulai..."

Zaki mulai mendekati Hamdan dengan langkah segi tiga. Dia melakukan pancingan dengan tangan kiri.

Saat Hamdan terpedaya, Zaki langsung melancarkan tendangan samping menggunakan kaki kanan.

Hamdan mundur. Dia belum terbiasa mengelak ke samping.

Zaki sudah hafal gerakan Hamdan sehingga dia melanjutkan serangan dengan tendangan kaki kiri dan langsung bersarang di dada Hamdan.

Saat Hamda mau bersiap-siap, dua pukulan keras kembali mendarat di tubuh Hamdan.

"Henti!!"

"Zaki, kamu sudah mulai membaik. Serangan kamu sudah mulai terarah."

"Hamdan, kamu tidak ada perubahan sama sekali. Kamu tidak ada peningkatan sama sekali."

"Sekarang kamu kembali ke barisan. Zaki tetap di sini. Kita cari orang pas untuk mu."

Kak Seto mengedarkan pandangannya. Beberapa anggota menunduk. Mereka takut dipilih.

Kak Seto hanya bisa menghela nafas.

Bagai mana mereka mau maju dan meraih prestasi, sedangkan latihan tarung bersama kawan sendiri saja sudah tidak punya mental.

"Rahul! Kamu maju."

"Kaki saya terkilir saat pemanasan tadi, Kak. Masih sakit."

"Sapta!"

Remaja yang dipanggil Sapta itu hanya bisa menunduk tanpa berani bersuara.

"Katanya kalian mau jadi atlet. Bagai mana kalian bisa berhasil jika tidak punya nyali."

"Coba kalian lihat si Hamdan, walau pun dia tak mampu bertarung tapi mentalnya kuat. Nyalinya tahan uji."

Anggota silat itu hanya melirik Hamdan dengan sebelah mata.

"Buat apa punya mental kuat tapi tidak berguna. Bertarung memerlukan tenaga, skill dan pikiran yang sempurna. Yang semua itu tidak melekat pada diri Hamdan. Dia cuma menang nyali saja." Pikir mereka.

"Ada yang mau melawan, Zaki?" Kak Seto bertanya sekali lagi.

"Kalau tak ada yang mau, biar aku saja." Tanto berdiri dengan sikap arogan.

"Aku mau, Kak."

Seorang remaja yang tampak kuat langsung berdiri.

"Pasangkan Body, Rudi!"

Ternyata remaja itu bernama Rudi. Dia seangkatan dengan Tanto, karena dia tipe anak yang pendiam sehingga dia tidak terlalu dikenal.

"Bersedia!"

Kak Seto memandang ke arah Zaki dan Rudi.

Setelah melihat keduanya langsung menggunakan pola langkah silat, Kak Seto berteriak.

"Mulai!"

Gerakan Zaki mulai lebih halus. Dia menggunakan langkah silat untuk mendekati Rudi.

Sedangkan Rudi tampak kaku.

Melihat Zaki sangat lamban, Rudi tak tahan.

Dia maju. Kaki kanannya terangkat, siap menendang dada Zaki menggunakan sirip kaki.

Ini adalah tendangan Gurami menerkam mangsa atau disebut tendangan T.

Namun sebelum sirip kakinya menyentuh Body Zaki, entah bagai mana ceritanya, tubuh Rudi sudah jatuh.

Ternyata sikap Zaki tadi hanya sebagai pancingan.

Dia tahu, Rudi bukan orang yang penyabar. Saat Rudi masuk perangkap, Zaki cepat-cepat melakukan sapuan belakang sehingga Rudi langsung tergelimpang.

"Henti...!!!"

Jatuhan sah untuk Zaki sehingga dia mendapatkan poin tiga.

Setelah tiga menit, Kak Seto menghentikan pertarungan mereka.

"Semuanya bentuk barisan seperti semula."

Hanya dalam waktu singkat, semua anggota silat sudah membentuk barisan dua berbanjar tanpa terkecuali.

"Sebelum kita tutup, ada beberapa hal yang ingin Kakak sampai kan kepada kalian semua."

Pandangan para anggota silat itu terfokus ke wajah Kak Seto.

"Dalam beberapa bulan lagi kita akan mengadakan O2SN. Jika kalian ingin terpilih untuk mewakili sekolah ini maka berusaha lah semaksimal mungkin mulai dari sekarang."

"Untuk saat ini, posisi yang aman hanya lah Tanto sama Zaki. Kita masih ada kuota untuk satu orang lagi."

"Siapa yang cepat, maka dia akan dapat. Tentu saja bukan hanya cepat, tapi kalian juga harus punya kemampuan. Jadi tunjukkan skill kalian dah latihan lah dengan sungguh-sungguh."

...****************...

"Tri, kamu harus ambil slot yang satu itu. Biar kita bertiga bisa mewakili sekolah untuk kejuaraan di O2SN nanti."

Mereka sedang berganti pakaian silat dengan pakaian biasa.

Latihan silat sudah ditutup sejak tadi. Kak Seto pun sudah pulang. Nampaknya dia terburu-buru, mungkin sedang ada urusan lain.

Triatmoko adalah sobat kental Tanto. Tentu saja dia mengharapkan kuota itu diisi oleh teman baiknya ini.

"Kamu jangan khawatir, Bro. Aku pasti bisa mengisi kuota terakhir."

Triatmoko menepuk dadanya. Dia sangat yakin dengan dirinya sendiri.

"Kalau begitu, kamu harus bersaing sama Rudi, Hamdan dan yang lainnya." Sela Zaki sembari tersenyum.

"Ala si Rudi itu tidak punya mental. Sekali jentik pun dia akan ketakutan."

"Hei, kalau ngomong itu disaring ya! Kalau kamu berani, ayo kita bertarung." Rudi tersinggung. Rupanya dia belum pulang sehingga telinganya langsung panas saat Tri ngomong sembarangan tentang dirinya.

"Ayo, kita bertarung. Siapa takut."

Tri menyingsingkan lengan bajunya.

"Sudah! Sudah!" Tanto menengahi.

"Kalian berdua memang punya harapan. Jadi nanti kalian tunjukkan kemampuan kalian masing-masing saat latihan mendatang."

"Jangan seperti yang satu itu. Mental saja yang ada. Skill nol besar. Orang seperti dia hanya bisa bermimpi untuk bisa mengikuti ajang yang bergengsi ini."

Hamdan tidak menggubris. Dia tahu, Tanto sedang membicarakan dirinya.

Hamdan terus berjalan.

"Buk!!"

Hamdan terjatuh. Rupanya Tanto telah menjegal langkahnya.

Hamdan bangkit. "Kamu paling suka cari masalah."

Dia melompat maju.

Tinjunya menghantam wajah Tanto dengan telak.

Karena tak menyangka, Tanto terlambat bereaksi.

Wajahnya memanas.

"Cepat, tangkap baji*gan itu!!"

Tanto berang. Biasanya dia lah yang selalu memukuli Hamdan. Sejak kapan pula situasi mereka sudah terbalik.

Zaki dan Tri juga terkejut sehingga mereka terlambat bergerak.

Hamdan sudah lari entah ke mana. Dia sangat senang karena berhasil meninju Tanto tepat di wajahnya.

Itu hanya lah gerakan reflek karena marah sehingga Hamdan tidak menyangka serangannya akan berhasil.

"He he ternyata pukulan aku keras juga. Aku penasaran bagai mana wajah Tanto setelah terkena pukulan aku."

Hamdan bersiul menuju pasar. Dia hanya berjalan kaki karena sedari awal dia memang tidak punya kendaraan.

Kota Selat Panjang, tidak seperti kota besar lainnya yang punya BUS atau oplet.

Di selat Panjang yang ada hanya Becak sebagai transportasi umum.

"Mau lari ke mana kamu, hah?"

Hamdan terperanjat. Ternyata Tanto sudah berada di belakangnya bersama Zaki dan Tri.

Hamdan melirik sekeliling membaca situasi.

Tapi saat melihat wajah Tanto yang bengkak sebelah, Hamdan tak kuasa menahan tawanya.

Terpopuler

Comments

Doni Gunawan

Doni Gunawan

lanjutkan lagi

2025-01-14

1

Say Saini

Say Saini

😂😂😂🙏

2024-11-30

0

Armand Chux82

Armand Chux82

🤭🤭🤭🤭🤭

2024-11-26

0

lihat semua
Episodes
1 Tidak Berbakat
2 Penghinaan
3 Fitri
4 Kuota
5 Diusir dari Panti
6 Penjaga Gudang
7 Munculnya Harimau Putih
8 Undangan Dewi
9 Konspirasi
10 Binasa???
11 Hadiah Tersembunyi
12 Pertolongan
13 Cinta Ditolak
14 Bertemu Harimau Putih
15 Sakit Hati Karena Dimanfaatkan
16 Andaikan Kamu Punya Handphone
17 Merasa Bersalah
18 Kekuatan Cinta
19 Hukuman
20 Kecewa
21 Mengundurkan Diri
22 Memberi Pelajaran Kepada Fadil dan Kawan-kawan
23 Perlunya Ilmu Kebatinan
24 Ingin Balas Dendam
25 Sudah Tiada?
26 Terbongkar
27 Masalah Bertubi-tubi
28 Daftar Nama Cabang Silat
29 Proses Pembukaan Mata Batin
30 Memberi Peringatan dan Menghajar Rangga
31 Daftar Nama Berubah di Saat-saat Terakhir
32 Perasaan Dewi
33 Perjalanan Jiwa
34 Kalah dengan Sangat Cepat
35 Didiskualifikasi
36 Pertarungan
37 Berjuang Sendirian
38 Babak Final
39 Curang
40 Mulai Serius
41 Hukum Rimba
42 Latihan Rutin
43 Menghina
44 Tidak Terima
45 Istirahat Selama Tiga Tahun
46 Dendam Kesumat
47 Tawaran dari Pak Rico
48 Menolong Buk Sonia
49 Membujuk
50 Mengobati Karmila 1
51 Tanto Yang Malang
52 Sepupu Yang Menyebalkan
53 Kesembuhan Karmila
54 Penyergapan
55 Melaksanakan Misi Perdana
56 Membuat Kenangan
57 Hadiah
58 Perkelahian di Simpang Pusara
59 Cemburu?
60 Latihan dimulai
61 Tarung
62 Aturan
63 Tuduhan
64 Dikeluarkan dari Tim
65 Bos Jang
66 Diguna-guna?
67 Dipanggil Kembali
68 TTM
69 Keberangkatan
70 Di Dalam Perjalanan
71 Latihan Menjelang Pertandingan
72 Apa Yang Kalian Berdua Lakukan?
73 Kesalahpahaman Yang Disengaja
74 Babak Penyisihan
75 Berakhirnya Babak Penyisihan
76 Semi Final Dimulai
77 Masuk Final
78 Tuk Megat
79 Pertandingan Final 1
80 Pertandingan Final 2
81 Pertandingan Final Selesai
82 Seni Regu
83 Keadaan Memburuk
84 Medali Emas Kedua
85 Bang Dino Yang Sekarat
86 Konflik di Rumah Sakit
87 Tiga Medali Emas
88 Malam Yang Menyeramkan
89 Pertolongan Yang Ditolak
90 Pulang
91 Amelia
92 Menginap di Tanjung Buton
93 Salah Paham
94 Tiba di Selat Panjang
95 Telaga Bening
96 Bermain Api
97 Ilmu Pelet
98 Usir Dia Sekarang
99 Pingsan
100 Misi Gagal
101 Pertarungan Yang Adil
102 Bos Aheng Merugi
103 Dilarang Bertindak
104 Musibah Dalam Perjalanan
105 Terlambat
106 Duel
107 Ada Udang Disebalik Bakwan
108 Penggerebekan
109 Rencana Curang
110 Pelatihan khusus
111 Menghasut
112 Menuju Bengkalis
113 Masalah Keluarga
114 Dua Orang Pengganti
115 Satu Lawan Dua
116 Evaluasi
117 Evaluasi Yang Tak Jadi
118 Hilang Ingatan
119 Serangan?
120 Tunggu Saja Kamu, Hamdan!
121 Ilmunya Tidak Bisa Dihentikan.
122 Perjalanan Ke Bandung
123 Permintaan
124 Aturan Pertandingan Yang Tidak Menguntungkan
125 Pertandingan dimulai
126 Perkuat Markas atau Pindah
127 Mimpi Aneh
128 Meditasi Mendalam
129 Tragis
130 Kecewa
131 Diskualifikasi
132 Melawan Serangan Tenaga Dalam
133 Final Seni Tunggal
134 Menuju Impian
135 Pengumuman
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Tidak Berbakat
2
Penghinaan
3
Fitri
4
Kuota
5
Diusir dari Panti
6
Penjaga Gudang
7
Munculnya Harimau Putih
8
Undangan Dewi
9
Konspirasi
10
Binasa???
11
Hadiah Tersembunyi
12
Pertolongan
13
Cinta Ditolak
14
Bertemu Harimau Putih
15
Sakit Hati Karena Dimanfaatkan
16
Andaikan Kamu Punya Handphone
17
Merasa Bersalah
18
Kekuatan Cinta
19
Hukuman
20
Kecewa
21
Mengundurkan Diri
22
Memberi Pelajaran Kepada Fadil dan Kawan-kawan
23
Perlunya Ilmu Kebatinan
24
Ingin Balas Dendam
25
Sudah Tiada?
26
Terbongkar
27
Masalah Bertubi-tubi
28
Daftar Nama Cabang Silat
29
Proses Pembukaan Mata Batin
30
Memberi Peringatan dan Menghajar Rangga
31
Daftar Nama Berubah di Saat-saat Terakhir
32
Perasaan Dewi
33
Perjalanan Jiwa
34
Kalah dengan Sangat Cepat
35
Didiskualifikasi
36
Pertarungan
37
Berjuang Sendirian
38
Babak Final
39
Curang
40
Mulai Serius
41
Hukum Rimba
42
Latihan Rutin
43
Menghina
44
Tidak Terima
45
Istirahat Selama Tiga Tahun
46
Dendam Kesumat
47
Tawaran dari Pak Rico
48
Menolong Buk Sonia
49
Membujuk
50
Mengobati Karmila 1
51
Tanto Yang Malang
52
Sepupu Yang Menyebalkan
53
Kesembuhan Karmila
54
Penyergapan
55
Melaksanakan Misi Perdana
56
Membuat Kenangan
57
Hadiah
58
Perkelahian di Simpang Pusara
59
Cemburu?
60
Latihan dimulai
61
Tarung
62
Aturan
63
Tuduhan
64
Dikeluarkan dari Tim
65
Bos Jang
66
Diguna-guna?
67
Dipanggil Kembali
68
TTM
69
Keberangkatan
70
Di Dalam Perjalanan
71
Latihan Menjelang Pertandingan
72
Apa Yang Kalian Berdua Lakukan?
73
Kesalahpahaman Yang Disengaja
74
Babak Penyisihan
75
Berakhirnya Babak Penyisihan
76
Semi Final Dimulai
77
Masuk Final
78
Tuk Megat
79
Pertandingan Final 1
80
Pertandingan Final 2
81
Pertandingan Final Selesai
82
Seni Regu
83
Keadaan Memburuk
84
Medali Emas Kedua
85
Bang Dino Yang Sekarat
86
Konflik di Rumah Sakit
87
Tiga Medali Emas
88
Malam Yang Menyeramkan
89
Pertolongan Yang Ditolak
90
Pulang
91
Amelia
92
Menginap di Tanjung Buton
93
Salah Paham
94
Tiba di Selat Panjang
95
Telaga Bening
96
Bermain Api
97
Ilmu Pelet
98
Usir Dia Sekarang
99
Pingsan
100
Misi Gagal
101
Pertarungan Yang Adil
102
Bos Aheng Merugi
103
Dilarang Bertindak
104
Musibah Dalam Perjalanan
105
Terlambat
106
Duel
107
Ada Udang Disebalik Bakwan
108
Penggerebekan
109
Rencana Curang
110
Pelatihan khusus
111
Menghasut
112
Menuju Bengkalis
113
Masalah Keluarga
114
Dua Orang Pengganti
115
Satu Lawan Dua
116
Evaluasi
117
Evaluasi Yang Tak Jadi
118
Hilang Ingatan
119
Serangan?
120
Tunggu Saja Kamu, Hamdan!
121
Ilmunya Tidak Bisa Dihentikan.
122
Perjalanan Ke Bandung
123
Permintaan
124
Aturan Pertandingan Yang Tidak Menguntungkan
125
Pertandingan dimulai
126
Perkuat Markas atau Pindah
127
Mimpi Aneh
128
Meditasi Mendalam
129
Tragis
130
Kecewa
131
Diskualifikasi
132
Melawan Serangan Tenaga Dalam
133
Final Seni Tunggal
134
Menuju Impian
135
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!