Di kelas 11 IPA sedang belajar dengan tenang. Guru sedang menerangkan pelajaran aritmatika dan memberikan beberapa soal untuk di kerjakan, Moya belajar dengan begitu antusias, karena memang dia tergolong murid teladan dan pintar.
"Duh...moy, pala' gue pusing nih !!" celetuk Rini.
"Eleh lu alasan aja kalo di suruh ngerjain tugas aritmatika!!" cebik bibir Moya.
"Beneran moy..,gue ke kantin dulu ye...!!"bergegas izin guru menuju toilet,padahal ke kantin.
"Cih...kebiasaan emang!!" Heran Moya.
Pelajaran pertama dan ke dua pun selesai,di lanjut istirahat.Moya dari tadi kebingungan mencari Rini.Dia bilang tadi katanya ke kantin,tapi Moya ke sana Rini nya nggak kelihatan batang hidungnya.Lelah Moya mencari akhirnya dia dudukkan dirinya di taman dekat lapangan basket.
"Kemana sih tu anak...,buat bingung aja !!" gerutu Moya.
"Moya....!" panggil seseorang.
Memalingkan wajahnya ke belakang.
"eh Raka...."
"Nunggu siapa moy...?"tanya Raka
"Si Rini...dari pelajaran pertama tadi ngilang...sampai sekarang nggak tau kemana??"
"Dah ntar juga balik dia...sekarang kita ke kelas yuk,bentar lagi masuk jam pelajaran.
"ok...!" balas Moya singkat.
Sampai di kelas,ternyata si curut dah duduk aja di bangkunya.Buat geram aja ni bocah curut.
"Eh jadi nggak ke rumah gue lu pada?"tanya Rini nyengir.
"ngapain ke rumah elu Rin?" tanya Raka
"A elah...ya kerja kelompok lah...masa ngrampok...!!" cebik Rini.
"Ya,siapa tau ada yang ngajak pacaran..!!" balas Raka sambil lirik lirik Moya.
Yang di lirik mah biasa aja.santai kayak di pantai.Nggak tau aja mereka kalo moya lagi chattingan sama bokap nya.
"Jangan harap lu...,ntar di slebew sama bokap nya baru rasa lu!" ketus Rini.
"Bokapnya serem ih...gue lihat sekali waktu Moya di gangguin anak kelas IPS." membenarkan kata Rini.
"Nah lu tau tuh...,bokap Moya itu posesifnya nggak ketulungan.Gue pernah mau ajak Moya ke mall,eh...dia pake tanya lagi,ada cowoknya nggak?" kesal Rini.
Meraka sudah kayak kaleng rombeng aja.nyrocos kesana kemari nggak pake diam.Sedang yang di omongin masih asik chatingan sama daddy-nya.Sambil sesekali senyum sendiri.
Sekitar 2 jam,akhirnya pelajaran berakhir.Semua murid pada berhamburan keluar kelas tak terkecuali 3 sekawan.Moya,Rini dan Raka.Mereka sudah sepakat kerja kelompok di rumah Rini.
Rini mulai melajukan mobil keluar dari sekolahan.Membelah jalanan yang ramai dengan kecepatan sedang.Tak berapa lama mobil sampai di sebuah rumah lumayan megah,dengan halaman yang lumayan luas.
"Rin nyokap bokap lu ada?" tanya Moya.
"Bokap lagi ke luar kota,kalo nyokap selalu ada...emang kenapa?"
Enak ya elo...ada nyokap bokap...sedang gue!!" menunduk lesu.
"Udah ah jangan Melo depan gue...entar gue ikutan Melo tau." berhambur memeluk Moya
Sedang Raka hanya diam menyaksikan sang pujaan hati di peluk Rini.
'gue kan mau juga di peluk...!!"batin Raka
Setelah acara pelukan berakhir, mereka memasuki rumah,yang ternyata Bundanya Rini sudah ada di depan pintu menyambut kedatangan mereka.Sebelumnya Rini memang sudah memberitahu bundanya kalo hari ini kerja kelompok di rumah nya.
Cipika cipiki trus masuk rumah dan mulai belajar,Bunda Rini sudah menyiapkan minuman dan makanan ringan untuk ketiganya.Sambil fokus belajar mereka sesekali bergurau.
2 jam pun berlalu tanpa terasa hari menunjukkan pukul 16.30.Moya pamit pulang ke bundanya Rini. Moya ingin memesan ojek online tapi Raka memaksa akan mengantar Akhirnya Moya pun pulang di bonceng raka.
Sampai di depan gerbang,Moya turun dari moto Raka, saat mau masuk pagar tanpa sadar sebuah mobil mewah warna putih berhenti juga di sana.
Raka hanya melongok melihat mobil mewah itu,eh...bukan mobilnya sih,tepatnya manusia yang ada dalam mobil..sedang menatap tajam ke arahnya.Walaupun kacanya gelap tapi Raka bisa sedikit melihat.
"Moya gue balik dulu ya ..!"pamit Raka.
"Makasih ya Raka...hati hati di jalan!" sambil melambaikan tangan.
"bye Moya...!"sengaja Manasin yang di dalam mobil.
'Sialan...sengaja banget mau cari gara gara sama gue? " geram Dwiky sambil memukul setir mobil.
Moya sudah memasuki rumah dengan di susul Dwiky di belakangnya, sambil berlari kecil. Moya bersikap biasa saja karena memang tidak ada apa apa.Sedang Dwiky dari keluar dari mobil tadi wajah sudah kayak pakaian lecek.
"Katanya nggak ada apa apa...tapi di antar pulang tuh...!"sindir Dwiky sambil ngeloyor meninggalkan Moya.
Moya hanya berdecak kesal, menyaksikan tingkah daddy-nya yang mulai keluar jiwa posesifnya.
"Dasar...,ngakunya tua,tapi kelakuan kayak bocil...!!" sungut Moya.
Makan malam seperti biasa,tenang tanpa ada yang bersuara.Tapi yang lain malam ini hanyalah tatapan menghujam mata kedua ayah dan anak yang diliputi kekesalan.Hingga makan malam pun berakhir,mata itu masih menyiratkan permusuhan.
Setelah mencuci segala peralatan makan,Moya pamit kembali ke kamar tidur.Moya bingung dengan sikap Daddy nya hingga membuat mood nya down.
Akhir akhir ini Moya merasa,bahwa ada sesuatu yang berbeda di hatinya, tapi dia tidak mengetahui apa itu. Moya mendudukkan diri di kursi balkon tanpa adanya penerangan seperti biasa.Hanya ada sedikit cahaya yang di pantulkan dari lampu taman depan rumah.
Ada kesunyian terasa di hatinya,tapi dia bingung bagaimana mengungkapkannya.Semua ini terjadi setelah tanpa sengaja dia mendengar perbincangan Daddy dan opanya di ruang kerja opa.
Waktu moya akan ke arah dapur untuk mengambil minum tanpa sengaja Moya mendengar Lamat Lamat suara opa dan Daddy nya.Moya sempat mendengar sedikit soal mengungkapkan jati dirinya.Hingga kata kata itu terus berkecamuk di dalam hatinya.
Tak terasa bulir bening mengalir deras dengan sendirinya.Kata kata opanya terus berputar di kepalanya hingga membuat kepalanya pusing.
"Hik hik hik..." menangis sesenggukan tanpa bisa di cegah.
"Sayang...!!" suara lembut membuyarkan lamunannya tapi tidak dengan tangisnya.
Sepasang tangan kekar merengkuh tubuh moya perlahan dan di bawa ke pelukannya.Tak ingin melepaskannya hingga dwiky pun ikut menangis.
"Maaf kan Daddy sayang...maaf kan Daddy...hik hik hik." menangis tersedu.
"Tidak dad...,Daddy nggak salah apa apa!" jawab Moya masih menangis tersedu.
"Tolong jangan seperti ini sayang...,jangan buat Daddy takut." tambah mengeratkan pelukannya.
"Moya hanya sedih dad...,Moya sedih Daddy nggak mau ngomong sama Moya !! apa salah Moya dad...??" tanya Moya masih dengan tangisannya.
"Moya nggak salah sayang...,Daddy yang salah karena terlalu kecewa dan cemburu.
"Tapi kenapa dad...??" bingung dengan jawaban Dwiky.
"Karena Daddy mencintai Moya sayang...,hanya itu!!" sambil melerai kan pelukannya.
"Apa maksud Daddy...,ki_kita...
Cup..
Tanpa sadar Dwiky mencium bibir Moya lembut.Terus mencium dengan dalam dan menuntut.satu tangan tangan dia tangkup kan di rahang Moya sedang tangan yang lain menekan tengkuk Moya lebih ke dalam.
"eummm..."
Hanya suara itu yang berhasil keluar dari bibir seksi Amora. Tak ada penolakan dari Moya.
Tak hanya sampai di situ,Dwiky merubah ciumannya menjadi lumatan. Di gigitnya sedikit bibir bawah Moya,Hinga refleks terbuka dan lidah Dwiky mulai mengeksplor ke dalam sana dengan membelit dan menarik lidah moya. Semua mengalir begitu saja tanpa adanya tekanan dan perlawanan.
...****************...
Happy reading guys...
Jangan lupa like dan komennya ya...
Terimakasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
LISA
Wah Dwiki udh menyatakan cintanya nih..gmn y respon dr Moya
2024-06-01
2