Darma menatap langit-langit kamar. Fikirannya menerawang jauh Membayangkan kejadian beberapa bulan yang lalu. Asri memutuskan hubungannya dengan Darma, karena Darma selalu mengulur-ulur waktu untuk melamarnya.
Asri sudah sembilan tahun berpacaran dengan Darma. Namun sampai sembilan tahun itu, Asri ingin Darma membuktikan keseriusannya dalam hubungan mereka. Asri ingin Darma melamarnya. Namun tampaknya, Darma masih mengulur-ulur waktu dengan alasan menunggu kakak nya menikah dulu.
Flashback on
"Mas, kapan kamu mau melamarku?" tanya Asri menatap lekat manik mata Darma.
"Aku nggak tahu As. Aku pengin Mas Husni dulu yang menikah. Aku tidak mau mendahuluinya." Jawab Darma datar.
"Tapi kenapa? Kitakan sudah sembilan tahun pacaran. Setidaknya tunangan dulu lah..." Pinta Asri.
"Iya. Nanti aku pikirkan lagi. Tapi untuk sekarang ini, aku nggak bisa. Aku masih perlu menabung untuk masa depan kita. Untuk biaya pernikahan kita. Aku masih belum siap aja."
"Aku nggak pernah meminta apa-apa dari kamu Mas. Aku tidak meminta pernikahan yang mewah. Tapi aku cuma perlu komitmen kamu.
Kita itu udah bukan anak kecil lagi. Kita udah sama-sama dewasa. Aku juga sudah berumur Mas, teman-teman sepantaran aku aja, malah sudah punya anak. Jadi nunggu apa lagi?"
"Ya udah sayang, nanti aku fikirkan yah. Kalau aku udah siap, pasti aku akan melamarmu secepatnya." Darma menggenggam erat tangan Asri.
Satu bulan kemudian.
Darma di kejutkan oleh Asri. Asri mengantarkan undangan pernikahannya .Dia akan menikah dengan lelaki lain.
jedeeer....
Seperti tersambar petir di siang bolong. Hati Darma terasa teriris menjadi berkeping-keping. Dia tidak menyangka Asri akan melakukan ini. Jadi kesetiaan Darma selama ini, tidak ada artinya lagi buat Asri.
"Apa maksudnya dengan semua ini As?"
"Maafkan aku Mas. Sebenarnya aku udah berhubungan lama dengan dia. Kita udah satu tahun pacaran tanpa sepengetahuanmu.
Dan sekarang aku akan melangsungkan pernikahan minggu depan tanpa ada pertunangan."
Darma membasuh kasar wajahnya. Matanya tak berkedip menatap undangan pernikahan Asri. Hatinya begitu perih, saat Asri berterus terang tanpa dosa, kalau setahun ini dia sudah berselingkuh dengan lelaki lain. Dan sekarang mereka mau menikah.
"Kenapa kamu melakukan ini? Kenapa kamu tidak menunggu ku? aku juga serius As dengan hubungan kita."
Darma menatap Asri nanar. Tampak dari raut wajahnya yang menyimpan kesedihan. Namun dia masih bisa menahan air matanya. Yah bagaimanapun juga dia adalah lelaki. Tidak mungkin akan menangisi kepergian kekasihnya. Mungkin karena mereka belum berjodoh. Begitulah fikiran yang bersemayam di hati Darma.
"Maafkan aku yah Mas. Aku juga tidak bermaksud untuk melukaimu, tapi keluargaku memintaku untuk segera menikah.
Mamaku juga sudah kepengin menimang cucu. Dari dulu aku sudah menunggumu Mas, menunggu kepastianmu untuk meminangku. Tapi kamu selalu mengulur-ulurnya."
Asri meraih kedua tangan Darma. Dia mengerti kondisi Darma saat ini. Darma pasti shock menerima kenyataan ini. Tapi inilah keputusan Asri.
Darma memeluk tubuh Asri lekat. Dia pun mengecup kening Asri.
"Berbahagialah kamu bersamanya. Aku doakan semoga kamu bahagia. Dan keluargamu menjadi keluarga yang sakinah mawadah warohmah."
"Darma." Ucap Asri prihatin. Dia menatap Darma lekat.
"Aku nggak apa-apa kok. Aku akan ikhlaskan semuanya. Inilah yang di namakan takdir. Tidak akan ada yang bisa merubah jodoh. Mungkin kita nggak berjodoh. Tapi setidaknya aku sudah cukup bahagia pernah menjadi penerang hatimu selama sembilan tahun ini. Jika kau bahagia, akupun bahagia. Bukankah cinta itu tidak harus saling memiliki."
Darma memeluk Asri lagi.
Tapi mungkin ini adalah pelukan yang terakhir untuk mereka.
Asri menangis di pelukan Darma. Sembilan tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk dua insan memadu kasih. Namun sembilan tahun adalah waktu yang sangat lama. Pastilah banyak kenangan di waktu itu.
Asri meluapkan tangisannya di pelukan Darma, sehingga pakaian Darma basah kuyup oleh air mata Asri.
"Sudahlah jangan menangis terus. Aku yakin, apa yang menjadi pilihanmu itu, pasti akan membuatmu bahagia. Jika kamu bahagia, akupun akan ikut merasakannya." Kata Darma sembari menyeka air mata Asri mencoba untuk ikhlas walaupun itu sakit.
Asri tersenyum dan mengangguk Darma, aku tahu kamu pasti terluka. Maafkan aku. Sejauh ini aku juga masih sangat mencintaimu. Tapi aku nggak bisa kau gantungkan hubungan ini tanpa komitmen pernikahan. Aku perempuan Darma. Aku juga butuh kepastian. Aku nggak mau ada orang yang mengatakan kalau aku ini prawan tua.
"Bagaimana kalau kita kepantai. Aku kepengin mengabadikan momen ini bersamamu, untuk yang terakhir kalinya. Dan setelah itu, kita akan menjadi sahabat. Apa kamu mau?"
"Tentu aku mau sayang. Apa sih yang nggak buat kamu." Kata Darma mencoba menutupi lukanya. Dia akan mencoba bersikap seolah-olah sedang tidak terjadi apa-apa.
Asri tersenyum.
Aku tahu Mas. hatimu pasti sangat sakit untuk menerima kenyataan ini. Aku sudah mengenalmu luar dalam Mas. Walau kamu mencoba untuk menyembunyikan lukamu, Namun sorot matamu tidak mampu untuk berbohong. Maafkan aku mas.
Flashback off
Darma menarik nafasnya dalam. Di raihnya hape yang ada di sampingnya.
"Gadis kecilku lagi ngapain ya?" gumam Darma sembari tersenyum memandang kontak nomer Ratih.
"Hai cewek ✋"
KIRIM
Ratih tersenyum.
Mas Darma.Tumbenan amat jam segini ngechat.
"Hai juga cowok..."
KIRIM
"Lagi ngapain dedek cantik? jam segini kok belum bobok.☺"
KIRIM
"Belum ngantuk Mas. Besok kan sekolah libur. Jadi aku tidurnya malam."
KIRIM
"Oh gitu yah. Mau mas temenin begadang? Besok Mas juga libur lho?"
KIRIM
"Boleh banget. Aku juga lagi kesepian nih. Aku lagi sendiri soalnya."
KIRIM
"Oh yah? Emang lagi pada kemana Mama dan Papa kamu?"
KIRIM
"Biasa weekend. Kalau libur yah main kerumah Oma."
KIRIM
"Wah jadi kita bisa berduaan dong😄"
KIRIM
"Ih...apaan sih Mas.😕"
KIRIM
"Ha...ha...ha..."
KIRIM
"Kok ketawa sih"
KIRIM
"Emang dedek nggak takut sendirian di rumah?"
KIRIM
"Nggaklah. Emang takut kenapa?"
KIRIM
"Nanti ada yang nyulik lho"
KIRIM
"Siapa yang berani nyulik aku. Mamaku galak."
KIRIM
"Mamanya strong yah Dek..."
KIRIM
"he he he..."
KIRIM
"Mas yang mau nyulik kamu Dek. Nyulik hati kamu buat Mas."
KIRIM
Deg.
Jantung Ratih berdebar. Lagi-lagi Darma membuatnya baper.
"Mas lagi ngapain?"
KIRIM
"Lagi mikirin Dedek cantik."
KIRIM
"Ah gombal."
KIRIM
"Iya nggak percaya...nih Mas beri sesuatu."
KIRIM
"Apa?"
KIRIM
"eemmmmuuuuach...💜"
KIRIM
"Ih Mas..."
KIRIM
Begitulah setiap malam. Darma dan Ratih selalu menghabiskan malam-malamnya untuk berbagi rasa.
Awalnya Darma cuma mau menghibur dirinya, supaya tidak terlalu memikirkan Asri.
Makanya dia ngajakin Ratih chatting. Tapi lama-lama itu sudah menjadi kebiasaannya. Seperti sudah menjadi candu baginya. Begitu pula dengan Ratih.
Satu malam saja tidak kontek, pasti dia merasa kehilangan.
"Selamat tidur gadisku. Terimakasih kamu sudah membuat hatiku terhibur. Karena kehadiran kamu, aku sudah bisa sedikit-sedikit melupakan Asri." Gumam Darma.
Di sisi lain
"Selamat malam pangeran ku. Kamu sudah selalu setia menemani ku setiap malam. Sehingga aku tidak kesepian lagi. Selamat tidur moga mimpi indah."
gumam Ratih.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Tipyani Astuti
smg aj y ratih jodo y mas darma
2020-09-17
0
Cheyichie Cheweaquariuezz
menarik....
ninggalkan jejak dulu ya thor...
2020-09-16
0