Warning : Novel ini memang ada kaitannya dengan novel pernikahan tanpa cinta. Jadi, biar paham baca dulu novel sebelumnya ya.
Happy reading
****
Lastri tersenyum menatap layar ponselnya karena sekarang ia sudah mempunyai kekasih. Aditya buana putra, pria yang sekarang menjadi kekasihnya. Lastri tak menyangka jika Aditya mempunyai perasaan yang sama dengan dirinya.
Lastri menatap cincin pemberian Aditya tadi, setelah mengungkapkan perasaannya pria itu langsung memberikan cincin cantik yang sangat pas di jarinya. Bahkan pria itu meminta dirinya tinggal di apartemen milik pria itu, awalnya Lastri menolak tetapi melihat kesungguhan Aditya membuat Aditya tak kuasa menolak permintaan kekasihnya.
"Aku khawatir sama kamu kalau kamu masih tinggal sendiri di kontrakan kecil seperti itu. Kalau ada yang jahat sama kamu bagaimana? Aku tak bisa langsung memantau kamu Lastri. Tinggallah di apartemenku, disana lebih aman daripada di kontrakan kecil itu."
itulah yang Aditya katakan kepada Lastri saat pria itu meminta Lastri tinggal di apartemen dirinya. Sungguh terlihat sangat manis sekali, tetapi Lastri tidak tahu jika dirinya sudah masuk kedalam perangkap pria itu. Ya, Aditya akan memanfaatkan Lastri untuk mendapatkan Aileen. Apapun akan ia lakukan demi menjadikan Aileen miliknya seutuhnya, Arsenio harus hancur di tangannya. Pria itu tidak boleh bahagia setelah membuat dirinya terus menderita akibat kekalahan yang ia alami karena Arsenio.
Hidupnya begitu sangat berubah setelah menjadi kekasih dari Aditya. Tinggal di apartemen dan semua kebutuhannya sudah terpenuhi karena Aditya.
Tetapi itu hanya awal mereka menjadi sepasang kekasih, setelah sebulan Lastri menjadi kekasih Aditya. Gadis itu baru menyadari jika Aditya begitu sangat arogan, pria itu sudah semena-mena terhadap dirinya bahkan tak menghargai dirinya sama sekali. Apakah ada yang salah dengan Lastri? padahal Lastri tidak berbuat salah sedikitpun, tetapi dalam waktu sebulan Aditya sangat berubah.
Seperti sekarang ini, Lastri sedang membuka pintu apartemen milik Aditya karena terus digedor oleh pria itu, padahal Aditya bisa masuk begitu saja karena Aditya tahu password apartemennya sendiri.
"M-mas Aditya," gumam Lastri begitu terkejut karena Aditya datang dalam keadaan begitu kacau, pria itu mabuk berat yang membuat Lastri takut tetapi juga kasihan dengan Aditya saat ini.
"KENAPA LAMA SEKALI MEMBUKA PINTUNYA? APA KAMU TULI?" teriak Aditya yang membuat Lastri begitu tersentak bahkan ia merasa hatinya sangat sakit saat Aditya mengatai dirinya tuli.
"Mas mabuk. Biar aku bantu," ujar Lastri dengan lembut, ia tidak menanggapi ucapan Aditya sebelumnya. Karena percuma saja ia menanggapi ucapan pria yang sedang mabuk saat ini.
"JANGAN SENTUH SAYA! KAU SANGAT MENJIJIKKAN!" teriak Aditya begitu marah.
Nyesss...
Hati Lastri begitu sangat sakit melihat Aditya memaki dirinya. Bukankah perkataan orang yang sedang mabuk adalah sebuah kebeneran? Sungguh hatinya sangat sakit sekali, bahkan air matanya tidak lagi bisa dibendung.
Lastri bak patung yang menatap Aditya berjalan dengan sempoyongan. Dengan sigap Lastri memegang lengan Aditya dengan erat saat lelaki itu hampir saja jatuh tersungkur.
Aditya langsung menepis tangan Lastri dengan kuat dan hampir membuat gadis itu terjatuh. Sungguh perubahan sikap Aditya sama sekali tidak Lastri mengerti, bahkan air matanya terus mengalir karena penolakan dan ucapan tajam yang keluar dari mulut Aditya.
"DENGAR, LASTRI! SAYA HANYA MEMANFAATKAN KAMU UNTUK MENDAPATKAN AILEEN. SAYA MENJADIKAN KAMU KEKASIH SAYA AGAR MEMUDAHKAN SAYA MENDAPATKAN AILEEN. HAHA KAMU SUNGGUH GADIS YANG SANGAT BODOH! SAYA MANA SUDI MEMILIKI KEKASIH SEPERTI DIRIMU," teriak Aditya dengan tertawa mengejek yang membuat dada Lastri berdenyut sakit beribu kali lipat dari perkataan Aditya yang sebelumnya.
"M-mas ini tidak benar, kan? K-kamu mabuk perkataan kamu pasti ngawur," ujar Lastri dengan terbata.
"INI MEMANG KENYATAANNYA. MANA MUNGKIN AKU MENIKAHI GADIS MISKIN YANG SUDAH TIDAK MEMPUNYAI ORANG TUA. KAMU BUKAN TIPE SAYA, LASTRI. HANYA AILEEN YANG AKAN MENJADI ISTRI SAYA. SETELAH SAYA MENDAPATKAN AILEEN MAKA SAYA AKAN MEMBUANGMU SEPERTI SAMPAH," teriak Aditya begitu emosi.
Lastri menangis tanpa suara mengetahui fakta yang sebenarnya. Jadi ini yang menyebabkan perubahan sikap Aditya selama ini? Ia hanya dimanfaatkan oleh Aditya untuk mendapatkan Aileen yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.
"JANGAN PANGGIL SAYA MAS LAGI KARENA PANGGILAN ITU TERDENGAR MENJIJIKKAN JIKA KELUAR DARI MULUTMU!" sentak Aditya yang berjalan kearah kamarnya walaupun beberapa kali ia hampir terjatuh, ia masih setengah sadar. Dan Aditya sama sekali tak mempedulikan Lastri yang menangis karena perkataannya, sudah cukup sebulan ini ia berpura-pura baik terhadap dirinya, seterusnya ia tidak akan berpura-pura lagi. Lastri harus tahu siapa dirinya yang sebenarnya.
Setelah Aditya masuk kedalam kamarnya, tubuh Lastri langsung lemas dan ia langsung terduduk di lantai dengan air mata mengalir deras membasahi pipinya. Sebuah fakta yang menyakitkan membuat dirinya begitu syok bahkan hatinya begitu sangat sakit sekarang.
Jadi, semua ini hanya kepura-puraan yang diperankan oleh Aditya? Lastri terkekeh dan menangis karena dirinya begitu bodoh mempercayai Aditya begitu saja. Seharusnya ia harus lebih waspada! Seharusnya ia tidak luluh karena kata-kata manis yang keluar dari mulut Aditya saat ini.
Perkataan Aditya bagaikan belati yang sangat tajam, menghunus dadanya hingga saat ini Lastri sulit bernapas seakan udara di sekitarnya kian menipis hingga dirinya menepuk-nepuk dadanya sendiri dengan sangat kuat menghilangkan sesak yang terus memghimpit dadanya.
Ternyata seperti ini rasanya patah hati? Batin Lastri begitu pedih menatap nanar pintu kamar Aditya saat ini. Sungguh ia tidak mempunyai tenaga untuk berjalan, semua perkataan Aditya melumpuhkan kinerja sistem sarafnya, tulang-tulangnya seakan seperti jelly. Persendiannya juga sangat lemas hingga untuk berdiri dan berjalan pun Lastri tidak mampu, yang hanya bisa ia lakukan saat ini adalah menangis dan menangis.
Apakah tidak ada kebahagiaan untuk dirinya? Sungguh do'a yang selalu ia panjatkan setiap harinya adalah kebahagiaan setelah orang tuanya tiada. Lalu kenapa yang datang selalu kesengsaraan untuk dirinya? Bukankah ini begitu tidak adil? Mengapa takdir terus mempermainkan dirinya seakan ia tidak pantas hidup bahagia di muka bumi ini. Seandainya bunuh diri itu tidak dosa mungkin ia sudah bunuh diri sejak dulu hingga ia tidak harus merasakan sakit yang terlalu dalam seperti ini.
Orang yang ia anggap akan membawa dirinya dalam kebahagiaan ternyata menusuknya dengan belati yang sangat tajam, lalu menjatuhkan dirinya dalam jurang kepedihan yang dirinya saja tidak tahu cara menyembuhkan lukanya.
Saat ini Lastri begitu terpukul hingga ia tertidur di lantai dengan suara isak tangis yang masih terdengar. Lastri berharap ini hanya sebuah mimpi buruk yang terjadi pada dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments