KAISAR PENGUASA BENUA BIRU
Kesombongan seringkali membuat seseorang lupa akan jatidirinya sebagai manusia. Rasa yang seharusnya dimiliki oleh sang pencipta seringkali dikuasai oleh iblis yang bertahta di dalam hati dirinya sendiri.
Sebagai seorang kultivator yang mampu mencapai tingkat keabadian, Liu Feng merasa dirinya sudah tidak menemukan lawan dan ia beranggapan jika semua makhluk hidup lemah sehingga bisa ia perlakukan semaunya. Liu Feng yang juga merupakan pendiri Sekte Angin Ribut sering melakukan tindakan penghakiman sendiri dan membuat peraturan yang berubah-ubah sesuai dengan kondisi hatinya.
Bahkan Kaisar Li yang sering bersinggungan dengan dirinya terpaksa harus meregang nyawa akibat dibunuh oleh Liu Feng pada suatu kesempatan. Kaisar Li dibunuh beserta keluarganya dan nama Klan Li pun dihapuskan dari Benua kehidupan oleh Liu Feng. Hal ini menyebabkan banyak rakyat yang marah dan kecewa, Kaisar Li terkenal dengan kebaikan dan juga memiliki rasa keadilan terhadap rakyatnya. Mereka yang memusuhi Liu Feng pun akhirnya dibunuh tanpa ampun, kekuatan Sekte Angin Ribut menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat biasa.
Tindakan semena-mena ini membuat banyak pihak menjadi geram, tetapi tidak banyak yang bisa mereka perbuat. Hingga seorang gadis bernama Fang Yin berdoa di sebuah kuil, meminta keadilan pada para dewa atas tindakan kesewenangan yang dilakukan oleh Liu Feng. Fang Yin merupakan putri seorang suami istri yang menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh anak buah Liu Feng.
Permintaan Fang Yin ini didengar oleh Dewa Kehidupan dan juga Dewa Kematian, sehingga kedua Dewa tersebut sepakat memberikan hukuman kepada Liu Feng berupa seratus kali reinkarnasi. Dalam setiap satu reinkarnasi Liu Feng akan mengalami cobaan hidup sekaligus siksaan hidup hingga dirinya meninggal dalam situasi yang sangat mengenaskan.
______________________________________________
Lima ratus tahun kemudian....
Di sebuah rumah makan di Kota Xi'an, terlihat seorang pemuda yang sedang membersihkan sisa-sisa makanan pada tumpukan piring bekas makan.
"Liu Feng cepat bersihkan piringnya dan kembali layani para tamu!" ucap seorang kepala pelayan kepada bawahannya.
Liu Feng, pria yang baru saja diperintahkan itu terlihat mengangguk dan raut wajahnya menggambarkan kelelahan. Dia menggunakan pakaian sederhana dan tampak tidak seperti pemuda seusianya yang terbiasa bersenang-senang menikmati masa mudanya. Tubuh kurusnya terlihat begitu memilukan, ia tampak seperti orang yang kekurangan gizi. Kendati demikian, ia memiliki tenaga yang besar untuk menunjang pekerjaannya yang biasa ia lakukan dari pagi hingga malam hari.
Itu adalah rutinitas yang harus ia jalani setiap harinya, mencuci piring dan melayani para tamu sambil tetap tersenyum dengan ramah. Dari pekerjaannya tersebut ia mendapatkan upah lima keping perak yang dibayarkan ketika ia menyelesaikan pekerjaannya.
Tidak jauh dari tempatnya bekerja, seorang lelaki tua dengan pakaian kusam tengah asyik menyantap makanan bersama seekor kucing yang selalu menemaninya. Setiap malam ia selalu berada di tempat ini untuk menunggu sisa-sisa makanan pemberian Liu Feng, seperti biasanya malam ini pun mereka berdua makan dengan lahap tanpa sedikitpun merasa canggung.
Di sela-sela melakukan pekerjaannya, Liu Feng sesekali memandang ke arah lelaki tua tersebut dan memastikannya jika ia makan dengan cukup. Lelaki yang dikenal sebagai pengemis di Kota Xi'an tersebut tidak memiliki sanak keluarga, sehingga dengan keterbatasannya Liu Feng masih memperhatikan dengan cara memberikan makanan sisa yang memang masih layak.
Hal ini sudah berlangsung sekitar tiga tahun, sejak Liu Feng mulai bekerja di tempat ini ia sudah mengenal lelaki tua tersebut dan memperlakukannya dengan baik meski mendapat cemoohan dari sesama rekan kerjanya.
Di sisi lain, pengemis tua tersebut memperhatikan Liu Feng dan memberikan penilaian jika dia sudah berubah dengan tulus dan dapat menghargai kehidupan dengan baik.
"Kali ini bergantung padamu, di kehidupan mu yang keseratus ini akan menentukan takdirmu" gumam pengemis tua di dalam hatinya, ia sebenarnya memiliki jati diri lain sebagai jelmaan Dewa Kehampaan.
Sebagai Dewa yang memiliki kepribadian yang unik dan selalu berpindah-pindah tempat, ia memperhatikan nasib Liu Feng yang mendapat hukuman dari Dewa kehidupan dan Dewa kematian. Sebagai sesama ras Dewa, pengemis tua tersebut memiliki rasa simpati atas penderitaan kehidupan yang sudah dialami Liu Feng sebanyak sembilan puluh sembilan kali.
"Pada kesempatan kali ini, aku akan memberikan sebagian kekuatanku kepadamu. Jika kau mengulanginya seperti dulu maka tidak akan ada yang bisa menolong mu lagi" batin Dewa kehampaan sambil mengorek giginya karena ada makanan yang nyangkut.
Liu Feng tentu tidak tahu dengan identitas pengemis tua itu sebenarnya, ia juga tidak menghiraukan orang-orang yang berada di sekitarnya dan merasa jika hidupnya sudah terlalu sulit. Kebaikan yang ia rasakan hanyalah ketika dirinya memberi makanan kepada pengemis tua dan kucing peliharaannya setiap malam.
Liu Feng tidak memiliki cita-cita dan menganggap semuanya berjalan apa adanya, baginya hidup hanya sebuah penderitaan panjang dan pada akhirnya ia pun akan meninggal dengan menyedihkan seperti sebelum-sebelumnya. Sebenarnya ia sudah sangat lelah hingga tidak pernah ingin dilahirkan kembali dan mengalami siklus penderitaan hidup yang menyakitkan.
Pada saat ini, tidak jauh dari posisi Liu Feng berada sebuah kereta kuda berhenti. Sepasang laki-laki dan perempuan turun dari kereta kuda tersebut dan berjalan ke arah Liu Feng.
Wanita tersebut tampak sangat cantik dengan pakaiannya yang berkualitas serta warna kulitnya yang putih membuat perhatian banyak orang tertuju kepadanya. Di samping wanita tersebut, seorang lelaki tampak berjalan dengan jarak yang cukup dekat dan menimbulkan kesan mesra.
Liu Feng menyipitkan matanya ke arah wanita tersebut, ada rasa keterkejutan di wajahnya dan dengan cepat ia memanggilnya.
"Ling'er..."
Wanita itu adalah tunangannya, Shiao Ling.
"Panggil aku Nona Shiao.." Shiao Ling memandang ke arah Liu Feng dengan tatapan hina dan jijik.
Kedatangannya ke tempat ini karena ingin mengakhiri pertunangan dengan Liu Feng, ia sudah menemukan seorang lelaki yang benar-benar layak untuk menjadi suaminya kelak.
Wajah Liu Feng berubah muram dan tersenyum pahit saat mendengar perkataan dari wanita yang sudah ditunangkan dengan dirinya sejak lahir. Semua bermula dari perjodohan yang sudah ditentukan oleh kedua kakek mereka, kini setelah kakek Shiao Ling meninggal maka ia memutuskan untuk mengakhiri pertunangan yang hanya merugikan dirinya saja. Selama masa tiga tahun hubungan mereka sering menjadi omongan dan cibiran dari para penduduk Kota Xi'an.
Kendati demikian, Liu Feng tidak ambil pusing dan menjadikan hal itu sebagai suatu masalah, Liu Feng justru bersemangat bekerja lebih keras siang dan malam demi mewujudkan kebahagiaan Shiao Ling. Ia berharap di kehidupan ini akan menemukan cinta sejatinya dan bisa merasakan sedikit kebahagiaan pada akhirnya.
"Kenapa?" tanya Liu Feng keheranan.
"Aku ingin memutuskan pertunangan.." ucap Shiao Ling sambil mengeluarkan sebuah gulungan.
"Segera tandatangani dengan cepat..!" sambung Shiao Ling dengan wajah ketus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Gendo Anarki
Kehidupan yang sangat dramatis dan harmonis, tapi sayang sayang dia akan me jadi jahat karena kehidupan yang dramatis nya menyayat hati sehingga hati nya tertutup menjadi gelap, bisa menjadi brutal.
2024-10-16
0
Anonymous
j
2024-09-19
1
Wy Ky
k
2024-09-10
0