Bi' Jum dan asisten rumah tangga yang lain, termasuk tukang kebun terkejut mengetahui berita pernikahan Fadil dan Kamelia. Namun mereka ikut senang dan memberikan selamat kepada keduanya.
Kamelia mau pergi ke paviliun ia lupa bahwa sekarang ia adalah nyonya muda dalam keluarga itu.
"Mel, kamu mau ke mana?"
"Itu, ke kamarku, Nyonya."
"Astaga.. kamu sudah menjadi istri Fadil. Tentu saja kamar Fadil adalah kamarmu. Dan sekali lagi aku ingatkan jangan panggil Nyonya dan aturan lagi! Panggil kami Abi dan Bunda!"
"I-iya... "
Fadil dan yang lain menahan tawa melihat ekspresi Kamelia. Ia menggandeng tangan Kamelia untuk ikut bersamanya. Barang bawaan mereka pun dibawa ke dalam kamar.
"Ayo masuk! Ini kamar kita."
Kamelia masih berdiri di pintu.
"Masuk, atau kamu mau aku gendong?"
"Eh... tidak-tidak, a'!"
Kamelia segera masuk. Ia tidak berani melihat sekelilingnya. Ia hanya berdiri dan menundukkan kepala.
"Neng, bajunya taruh di dalam lemari walk in closed! Apa kamu butuh bantuan bi' Mirna untuk menatanya?"
"Tidak perlu, a'. Aku bisa sendiri."
"Ya sudah, kamu rapikan sendiri dulu ya? Aku mau mandi."
"Iya a'."
Kamelia masuk ke dalam ruang wall in closed. Nampak baju-baju milik Fadil serta perlengkapan pakaian kantor lainnya. Fadil tidak terlalu mengikuti brand sehingga tidak banyak memiliki koleksi. Ia hanya membeli apa yang dibutuhkan. Di sana sudah ada satu kemari kosong. Kamelia membongkar kopernya dan menata bajunya ke dalam lemari.
Selesai mandi Fadil keluar dengan menggunakan sarung. Ia pun masuk ke wall in closed untuk mengambil kaos dan memantau istrinya. Ternyata Kamelia sedang naik ke atas kursi karena ia tidak bisa menjangkau bagian atas kemari untuk menaruh kopernya. Namun keseimbangannya hilang dan ia hampir saja terjatuh ke lantai. Beruntung Fadil dengan sigap menahan tubuhnya hingga saat ini Kamelia berada dalam dekapan Fadil.
"Ah kenapa ini seperti di adegan film ?" Batin Fadil.
Nafas mereka tersenggal-senggal. Posisi Kamelia berada lebih tinggi dari Fadil, karena Fadil belum menurunkannya dari gendongannya. Pelan-pelan Fadil menurunkan tubuh istrinya, hingga tidak terdapat ada benda kenyal yang menyentuh dadanya.
Seerr...
Lagi-lagi tubuh Fadil bagai disengat listrik.
Sampai wajah Kamelia sejajar tepat dengan wajahnya, Fadil tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengecup bibir istrinya.
Cup
Kamelia terbelalak, ia terkejut dengan serangan mendadak dari suaminya.
"Ehem... neng, ambilkan kaos untukku."
"Astaga, suamiku ini bisa-bisanya pura-pura bodoh. " Batin Kamelia.
Kamelia tidak tahu bahwa jantung suaminya saat ini berdegup dengan kencang sama seperti dirinya.
"I-iya a'."
Kamelia pun segera mengambilkan kaos untuk suaminya.
"Yang ini a'?"
"Boleh!"
Kamelia segera keluar dari ruangan itu. Rasanya ia sesak nafas jika ber lama-lama berhadapan dengan suaminya.
Abi Tristan dan Bunda Salwa tidak bisa beristirahat siang ini. Di dalam kamar mereka sedang mendiskusikan untuk menghadapi pak Frans dan Livi.
"By, bagaimana kalau Pak Frans marah dan tidak mau bekerja sama lagi? Bukankah proyek ini yang pertama bagi Fadil?"
"Jika Pak Frans tidak profesional, maka tidak lama lagi ia akan hancur."
"Sepertinya mereka terlalu mengharapkan Fadil, by."
"Bunda, apa kamu sudah mengabari Fatan soal pernikahan Fadil?"
"Ah ita, aku sampai lupa."
"Aku ingat ucapan Fatan dari waktu ia kecil, bahwa ia akan menikah di waktu yang sama dengan Fadil. Namun kenyataannya, Fadil mendahuluinya."
"Itu hanya omongan anak kecil by. Mungkin Fatan sudah lupa. Dia pasti mengerti."
"Bagaimana dengan resepsi Fadil?"
"Fadil tidak mau ada resepsi."
"Ck anak itu! Aku hanya punya dua putra. Semoga Fatan segera menemukan jodohnya, agar resepsi Fatan dan Fadil bisa dilaksanakan bersama."
"Putramu yang satu itu seperti beruang kutub by. Sama seperimu dulu."
"Bunda, kamu tidak sedang menghinaku, kan?"
"Hehe... tidak by, memang kenyataannya begitu. Tapi di balik sikapmu yang kaku ada kasih sayang yang begitu besar." Ujar Bunda Salwa seraya mencubit kedua pipi suaminya layaknya anak kecil.
Abi Tristan pun tersenyum tatkala istrinya mencium kedua pipinya setelah mencubitnya. .
Bunda Salwa menghubungi Fatan untuk mengabari pernikahan Fadil.
"Sudah aku duga, Bun."
"Maksudnya gimana?"
"Fadil sepertinya memang menyukai Kamelia."
"Kamu nggak pa-pa kan Bang?"
"Nggak pa-pa Bund. Sudah jalannya seperti ini. Nanti Fatan akan telpon Fadil."
"Apa kamu belum berfikir untuk menikah?"
"Bunda, Fatan belum berfikir ke sana, Fatan masih mau mengabdi untuk pesantren. Oh iya bulan depan Fatan akan ditugaskan ke Malang oleh Buya (Pak Kiyai) . Skripsiku sudah selesai. Tinggal tunggu masa yudisium dan Wisuda. Do'ain Fatan kerasan di Malang Bunda."
"Alhamdulillah... Bunda selalu do'akan abang. Bulan ini kamu nggak minta kiriman lagi bang?"
"Uangku masih ada Bunda. Nanti kalau kutang aku minta."
"Ya sudah, sehat-sehat di sana."
"Iya Bunda, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam."
Bunda Salwa langsung membicarakan perihal obrolannya dengan Fatan kepada suaminya.
Kembali ke Fadil.
Saat ini ia sedang tidur siang bersama istrinya. Tidak ada kegiatan apa pun yang mereka lakukan.
Sore harinya
Kamelia bangun terlebih dahulu. Ia melihat ada bekas darah di seprey tempat tidur.
"Aduh kok tembus sih, gimana ini? Jadi kotor kan!" Monolognya
Fadil masih terlelap dalam tidurnya, Sedangkan Kamelia berjalan mondar mandir menunggu suaminya bangun.
"Neng ngapain mondar-mandir?"
"Eh a'... sudah bangun?"
"Iya, jam berapa neng?"
"Jam empat."
" Ah lama juga tidurku."
Kamelia terlihat seperti orang yang sedang gelisah.
"A' maaf."
"Kenapa neng?"
"Aku tembus, sepreynya jadi kotor."
Fadil menoleh ke sebelahnya. Dan benar saja ia melihat nida merah di sepreynya.
"Owalah cuma karena ini kamu bingung? Nggak pa-pa neng. Bisa dicuci dan diganti sepreynya."
"Iya a'."
Fadil pun masuk kamar mandi. Sedangkan Kamelia melepas seprey dan juga sarung bantal dan sarung guling. Ia mengambil seprey yang baru dan memasangnya. Setelah itu, Kamelia masuk ke kamar mandi untuk mandi dan mengganti pembalut. Lalu turun ke bawah untuk mencuci sepreynya.
"Nyuci apa Non? Sini biar aku saja!" Tanya bi' Mirna.
"Bi', biasa saja! Jangan panggil aku Non, panggil seperti biasanya."
"Nggak bisa dong Non, sekarang Non Kamelia adalah majikan saya."
"Tapi... "
"Eh Non ini sepreynya kenapa diganti? Baru kemarin yang diganti."
"Eh... itu bi' kena darah."
Seketika pikiran Bi' Mirna menjurus ke mana-mana.
"Oh... maklum pengantin baru, hehe... "
"Bi' jangan salah paham. Aku lagi mens, jadi tembus."
"Owalah... kirain, haha... "
Kamelia menggelengkan kepala menanggapinya.
Setelah selesai mencuci dan menjemur, Kamelia kembali ke kamar. Ternyata suaminya sedang duduk di karpet dan sibuk dengan laptopnya.
Kamelia berinisiatif membuatkan minuman untuk suaminya.
"A' ini jus jeruk."
"Wah alhamdulillah, makasih ya neng."
"Iya, sama-sama."
Bersambung...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Maaf hari ini satu part dulu kak, author banyak kerjaan. Terima kasih supportnya😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
mungkin fatan aksn ktmu jodohy di mslsh ya ga jauh²lah..bener kt bunda tr resepsiy bareng fatsn sm fadil
2024-10-29
1
Okto Mulya D.
Fatan ke Malang semoga ketemu jodohnya...anak santri pasti
2024-08-17
1
Mama Rara
hihi..typo kak...
2024-06-27
1