Persiapan

Keesokan harinya...

Di rumah Kamelia sudah banyak sanak saudara yang datang untuk membantu memasak dan persiapan lainnya.

"Wah, beruntung sekali Kamelia bisa dinikahi anak Pak Lurah." Ujar seorang Ibu yang sedang mengelap daun.

"Iya benar, pasti hidupnya akan terjamin nantinya. " Sahut Ibu lainnya.

"Ya betul itu bu, meskipun Zul itu anaknya kurang baik, yang penting kan dia mampu kasih nafkah." Sahut Ibu yang sedang menggoreng kerupuk.

" Tapi Bu, kalau saya nggak mau meskipun anak Pak lurah dan banyak uangnya." Sahut Ibu yang baru saja duduk bergabung.

"Kenapa Bu?" Tanya Ibu yang pertama.

"Ketenangan hati dan jiwa itu paling utama. Apa lagi kalau tidak cinta, duh apa jadinya."

"Sst... sst... ada Bu Tutik!"

Ibu-inu tersebut berhenti membicarakan soal Zulfikar karen Bu Tutik datang untuk memantau.

Sedangkan Kamelia sedang berada di kamar Bapaknya. Ia sedang mengelap tubuh bapaknya dan melatihnya bergerak.

"Bapak harus sembuh ya, jangan pikirkan uang yang sudah dibawa kabur. Uang bisa dicari lagi Pak. Orang itu akan mendapatkan balasannya dari Allah. Besok Mel akan menikah Pak. Bapak harus bahagia ya?" Ujar Kamelia berusaha menahan kesedihannya.

Pak Joko tahu sebenarnya putrinya terpaksa melakukan semua ini demi keluarganya. Namun Pak Joko tidak ingin pengorbanan putrinya sia-sia. Ia pun berusaha untuk bangkitkan semangatnya dalam berlatih.

Sementara di Surabaya.

"Apa? Ini valid informasinya?"

"Iya bi, aku sudah menghubungi Pak mandor yang menjaga perkebunan di sana. Pak Joko juga tidak bekerja di villa. Istrinya yang menggantikannya sekarang."

"Zaki, kamu bisa bantu Abi?"

"Tentu saja bi, semampuku."

Abi Tristan memberikan perintah kepada menantunya. Tentu Zaki menyanggupinya. Bukan hal yang sulit baginya menyelesaikan masalah tersebut.

Abi Tristan beranjak dari ruangannya, ia pergi ke ruangan Fadil. Sudah berkalai-kali mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban. Abi pun langsung membuka pintunya. Dan benar saja, saat Abinya masuk Fadil tidak menyadarinya. Ia malah melamun di kursi kerjanya.

"Fadil!"

Abi Tristan melambaikan tangannya ke depan wajah putranya.

"Eh, abi... kapan abi masuk?"

"Astagfirullah... kamu melamun apa kesambet?"

"Ma-maaf bi."

"Fadil, ayo ikut Abi!"

"Kemana bi?"

"Kita pulang sekarang juga!"

Fadil tidak tahu maksud Abinya, namun dia menurut saja.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup macet, mereka pun sampai di rumah. Tentu saja Bunda Salwa tidak tahu mereka pulang lebih awal karena saat ini ia sedang tidur siang di kamarnya.

Abi Tristan langsung masuk ke kamarnya. Ia menemukan istrinya sedang tidur miring mengenakan baju tidur kimono.

"Astaga... kenapa istriku semakin menua semakin menggoda."

Abi Tristan pun mengecup kening istrinya. Sontak hal tersebut membuat Bunda Salwa terusik.

"Hubby... kamu kok udah pulang? Apa sudah sore? Aku tidurnya kelamaan ya?"

"Hem... tidak-tidak, ini masih siang Bun."

"Lalu kenapa pulang cepat? Kamu sakit?"

"Aku merindukanmu."

"Ish, sudah tua, cucu sudah banyak masih saja gombal."

"Kok gombal sih Bun? Aku serius."

Bunda Salwa menatap mata suaminya, ia melihat ada sesuatu yang lain di sana. Sepertinya suaminya ini menyembunyikan sesuatu.

"Hubby ada apa? Katakan kepadaku!"

"Bun, Kamelia akan menikah besok."

"Hah, apa? Benar itu bi?"

"Iya."

"Kenapa Kamelia tidak memberitahu berita bahagia ini kepada kita? Kata Fatin dia hanya bilang ingin merawat Bapaknya."

"Bunda, kita harus membatalkan pernikahannya!"

"Hah, kenapa by? Jangan bilang kalau Abi suka sama Kamelia?"

"Astaga...bidadariku, cintaku, mana mungkin begitu? Dengarkan aku baik-baik!"

Abi Tristan menceritakan tentang kejadian yang sebenarnya menimpa Kamelia dan keluarganya. Bunda Salwa juga merasa prihatin terhadap kejadian yang menimpa Kamelia.

"Kasihan sekali bi, dia anak yang baik, rajin, sholeha... "

"Hem, makanya putramu tergila-gila..."

"Maksudnya by?"

Abi Tristan pun menceritakan dari awal kecurigaannya.

Flash back On

Pulang kantor Fadi melihat Kamelia menuntun sepeda motornya. Ia nampak panik dan meminta Pak sopir berhenti. Abi Trustan bisa melihat rasa peduli Fadil kepada Kamelia. Namun saat Abi meminta Fadil untuk menunggu dan menemani Kamelia sampai montir datang, terlihat Fadil sangat senang. Saat itu Abi Tristan memang meninggalkan mereka, namun ia menghubungi seseorang yang sudah mengikutinya dari kantor tadi untuk menjaga Fadil dan Kamelia.

"Tuan, tidak ada yang mencurigakan. Tapi saya melihat den Fadil memberikan sapu tangannya kepada perempuan itu."

"Oke, Terima kasih. Pulanglah!"

"Baik, Tuan."

-

Keesokan harinya.

Malam itu Fadil keluar pamit untuk cari angin, namun Abi Tristan mencurigai putranya. Ia pun mengutus seseorang untuk mengikuti putranya.

"Tuan, Den Fadil tidak ke mana-mana, dia hanya pergi ke Galery dan setelah itu pergi beli makanan." Ujar seseorang yang sedang menelpon Abi Tristan.

"Hem, baiklah. Terima kasih informasinya."

"Sama-sama, Tuan."

"Eh Tuan tunggu!"

"Ada apa lagi?"

"Tadi den Fadil sempat menolong seorang perempuan yang dia ikuti dari galery. Perempuan tersebut dalam bahaya, tapi den Fadil berhasil mengusir dua orang pria yang berusaha mengganggunyanya.

"Oh iya, Terima kasih info lengkapnya."

"Siap Tuan, sama-sama."

"Abi tahu kamu tidak mungkin berbuat sejauh ini dan samapai melakukan sesuatu yang membahayakan dirimu, dil. Kecuali kamu ada rasa sama Kamelia." Batinnya.

Kecurigaan Abi Tristan semakin kuat saat beberapa hari kemudian terjadi kecelakaan di depan gerbang. Abi Tristan mengecek CCTV. Ternyata Fadil berbohong. Yang benar adalah Kamelia yang menabraknya dari belakang, dan tidak ada kucing lewat saat itu. Fadil bahkan dengan suka rela mengangkat tubuh Kamelia. Biasanya dia selalu bisa menahan diri meski dalam keadaan darurat. Di situ juga ada security yang sebenarnya bisa membantunya mengangkat Kamelia.

Keesokan harinya Abi Tristan tidak sengaja bertemu dengan dokter Indra di sebuah restoran.

"Tuan Tristan... "

"Dokter Indra! Wah suatu keberuntungan bisa bertemu anda di sini."

"Saya yang beruntung Tuan, sepertinya saya akan ditraktir nih?"

"Haha.. bisa saja, tentu! Kenapa tudak."

Mereka pun duduk di kursi dengan meja yang sama.

"Oh iya Tuan, kemarin tuan muda ke rumah sakit."

"Fadil?"

"Iya benar, saya lupa Fadil apa Fatan karena mereka kembar. Haha... "

"Dia ke rumah sakit untuk apa?" Tanya Abi Tristan pura-pura tidak tahu.

"Dia membawa seorang perempuan. Katanya keluarganya begitu. Kelihatannya tuan muda sangat mengkhawatirkannya."

"Anak itu memang jiwa sosialnya tinggi."

"Dan Tuan tahu? Perawat di rumah sakit tidak boleh menyentuh itu perempuan. Den Fadil mengangkatnya sendiri, dia sangat menjaga keluarganya. Tapi saya tidak kenal dengan perempuan itu. Maksud saya belum pernah bertemu."

"Dasar Fadil, belum apa-apa sudah posesif!" Batin Abi Tristan.

"Oh iya dok, ayo dimakan!"

"Ah iya Tuan."

Flash back off

"Dan Bunda tahu maksud dari semua itu kan?"

"Putra kita sedang jatuh cinta, by?"

"Iya, bahkan dia seperti orang dungu."

"Ya Allah... kenapa aku tidak menyadarinya. Terus bagaimana dengan Livi?"

"Itu urusanku! Bunda, sore ini juga kita akan terbang ke Jakarta dan menuju Bogor. Jangan bilang maksud kita kepergian kita sama Fadil. Suruh saja anak itu berkemas!"

"Iya by."

Bunda Salwa buru-buru keluar kamar setelah memakai baju dan jilbabnya. Ia pergi ke kamar Fadil.

Bersambung...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

wah abi tristan betul² peka sm keadaan hati analy yg lg katuh cinta..wah bisa seru noh klu fadhil yg nikah sm kamelia..

2024-10-29

1

bunda syifa

bunda syifa

bener tuh, buat apa juga banyak uang klo kelakuannya bikin istrinya mati muda

2024-08-21

1

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

Abi Tristan yang kurang peka, sudah bukti banyak begitu malah maksain suruh Fadil ketemu Livi, dan ta'aruf segala...

2024-08-17

1

lihat semua
Episodes
1 Disangka Maling
2 Keusilan Fadil
3 Nggak fokus
4 Ban bocor
5 Ayam bakar madu rasa cinta
6 Pakan Burung
7 Mengikuti
8 Undangan
9 Pesta
10 Insiden
11 Pulang kampung
12 Musibah
13 Bukan tipe Fadil
14 Persiapan
15 Sah
16 Belum Percaya
17 Cobaan iman
18 Dunia milik berdua
19 Rumah Suami
20 Ubi Cilembu
21 DP
22 Hotel
23 Ubi Cilembu vs Kue serabi
24 Fatan
25 Pemuda Sholeh
26 Motor
27 Gadis Bar-bar
28 Setipis tisu
29 Belajar mengaji
30 Perjodohan dalam Islam
31 Cinta dalam diam
32 Lomba
33 Hati tercubit
34 Fatan vs Tirta
35 Memutarbalikkan Fakta
36 Sidang
37 Mustahil
38 Rahasia Fatan
39 Rumah Anisa
40 Keluarga Sultan
41 Diam-diam menghanyutkan
42 Antik
43 Kayak Vampir
44 Quality time
45 Gosip
46 Partner hidup
47 Patah hati
48 Surprise
49 Liburan
50 Diary
51 Tak bisa berbagi
52 Keputusan Fatan
53 Wanita yang Menyenangkan
54 Dilayani suami
55 Kejahilan Opa
56 Ikan Asin
57 Menjaga Perasaan
58 Cendol Dawet
59 Kebaikan Fatan
60 Pelan tapi pasti
61 Belum Beruntung
62 Hati seorang Ibu
63 Sepi
64 Keluarga heboh
65 Do'a yang Terkabul
66 Seblak
67 Suka dan Duka
68 Anggota baru
69 Pindahan
70 Baby E
71 Bertemu mantan
72 Cemburu
73 Satu tahun kemudian
74 Ketoprak
75 Anniversary
76 Pohon mangga
77 Rumah sakit
78 Apel
79 Imbalan
80 HPL
81 Konsultasi
82 Pulang Ke Jakarta
83 Sepupu
84 Putri kecil
85 Hamil lagi
86 Berkumpul
87 Ulang tahun
88 Lima tahun kemudian
89 Novel baru
90 Melepas
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Disangka Maling
2
Keusilan Fadil
3
Nggak fokus
4
Ban bocor
5
Ayam bakar madu rasa cinta
6
Pakan Burung
7
Mengikuti
8
Undangan
9
Pesta
10
Insiden
11
Pulang kampung
12
Musibah
13
Bukan tipe Fadil
14
Persiapan
15
Sah
16
Belum Percaya
17
Cobaan iman
18
Dunia milik berdua
19
Rumah Suami
20
Ubi Cilembu
21
DP
22
Hotel
23
Ubi Cilembu vs Kue serabi
24
Fatan
25
Pemuda Sholeh
26
Motor
27
Gadis Bar-bar
28
Setipis tisu
29
Belajar mengaji
30
Perjodohan dalam Islam
31
Cinta dalam diam
32
Lomba
33
Hati tercubit
34
Fatan vs Tirta
35
Memutarbalikkan Fakta
36
Sidang
37
Mustahil
38
Rahasia Fatan
39
Rumah Anisa
40
Keluarga Sultan
41
Diam-diam menghanyutkan
42
Antik
43
Kayak Vampir
44
Quality time
45
Gosip
46
Partner hidup
47
Patah hati
48
Surprise
49
Liburan
50
Diary
51
Tak bisa berbagi
52
Keputusan Fatan
53
Wanita yang Menyenangkan
54
Dilayani suami
55
Kejahilan Opa
56
Ikan Asin
57
Menjaga Perasaan
58
Cendol Dawet
59
Kebaikan Fatan
60
Pelan tapi pasti
61
Belum Beruntung
62
Hati seorang Ibu
63
Sepi
64
Keluarga heboh
65
Do'a yang Terkabul
66
Seblak
67
Suka dan Duka
68
Anggota baru
69
Pindahan
70
Baby E
71
Bertemu mantan
72
Cemburu
73
Satu tahun kemudian
74
Ketoprak
75
Anniversary
76
Pohon mangga
77
Rumah sakit
78
Apel
79
Imbalan
80
HPL
81
Konsultasi
82
Pulang Ke Jakarta
83
Sepupu
84
Putri kecil
85
Hamil lagi
86
Berkumpul
87
Ulang tahun
88
Lima tahun kemudian
89
Novel baru
90
Melepas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!