Undangan

Fadil pun turun dari mobil.

Kamelia masih bertahan di atas sepeda motornya.

"Ada apa ini?"

"Den Fadil!"

"Tidak usah ikut campur! Perempuan ini sudah menabrak seseorang dan tidak mau bertanggung jawab." Ujar salah satunya.

"Kamu yakin?"

"Tentu saja! Itu korbannya sedang pingsan di sana!"

"Kalau begitu biar aku yang melihatnya, biarkan dia pergi!"

"Ti-tidak bisa begitu dong! Yang berbuat yang bertanggung jawab." Mereka masih bersikukuh.

"Ya sudah, kalau begitu, biar saya langsung laporkan saja ke polisi!" Ujar Fadil.

"Eh tidak, tidak perlu!" Kedua pemuda tersebut panik ketakutan. Mereka langsung tarik gas dan melajukan sepeda matiknya dengan sangat kencang.

"Alhamdulillah.. " Kamelia mengucap syukur seraya mengelus dadanya.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Fadil, khawatir.

"Tidak den, alhamdulillah. Orang tadi berbohong, den. Saya tidak menabrak apa-apa."

"Iya aku tahu! Sekarang banyak sekali modus begal. Lain kali tidak usah pulang malam-malam kalau sendirian. Kamu bisa minta tolong Pak sopir atau siapa pun orang rumah. Mending kalau cuma motornya yang diambil, kalau orangnya gimana? Apa lagi ini jalanan sepi!"

Kamelia tercengang mendengarkan ocehan Fadil yang begitu panjang.

"Kok bengong?"

"Den, Terima kasih sudah menolong saya. Kok bisa kebetulan aden lewat sini juga?"

"Eh itu... tadi niatnya cuma jalan-jalan saja. Ternyata aku lihat kamu sama dua orang tadi. Aku kira kamu memang ketemuan, dan salah satu dari mereka pacar kamu."

"Hah... nggak mungkin den. Saya tidak kenal satu orang laki-laki pun di kota ini kecuali pak security dan pak sopir."

"Ya sudah ayo cepat pulang, aku akan mengikutimu dari belakang. Dan, iya... tolong jangan cerita sama orang rumah agar mereka tidak khawatir."

"Iya, den."

Kamelia pun segera melanjukan sepeda motornya. Fadil mengikutinya dari belakang. Saat sudah sampai di jalan yang ramai, Fadil memisahkan diri dari Kamelia. Ia putar arah untuk membeli sesuatu.

"Aku harus beli sesuatu biar orang rumah tidak curiga." Ujar Fadil.

Kamelia melihat dari kaca spion, Fadil belok arah kiri. Ia pun terus melanjutkan pulang ke rumah. Sementara Fadil membeli sate ayam dan martabak manis. Setelah itu, ia pun langsung pulang ke rumah. Tepat jam 22.31. Fadil sampai di rumah. Ia memastikan motor Kamelia sudah terparkir di garasi.

"Tuan, Den Fadil tidak ke mana-mana, dia hanya pergi ke Galery dan setelah itu pergi beli makanan." Ujar seseorang yang sedang menelpon Abi Tristan.

"Hem, baiklah. Terima kasih informasinya."

"Sama-sama, Tuan."

Abi Tristan sedang memikirkan sesuatu.

"Siapa yang telpon, by?"

"Hah... Oh itu, Wawan."

"Sepertinya Fadil sudah datang, by."

"Iya, sepertinya begitu."

Fadil pun masuk ke dalam rumah Ternyata orang tua dan adik-adik Fadil sedang nonton televisi di ruang tengah.

"Dapat apa, dil?"

"Ini Bund, ada sate ayam dan martabak manis."

"Wah mantap ini martabaknya!" Sahut Fatin.

"Dek jangan makan mulu! Nanti gendut!"

"Ish, emang sudah gendut bang, kan isi bayi! Lagian itu martabaknya menggugah selera."

"Ya sudah, nih!"

Fadil pun makan sate ayam yang ia beli. Keluarganya tentu sudah makan malam. Fadil pergi ke dapur untuk mengambil piring dan sendok. Fadil memutuskan untuk makan di balkon kamarnya.

Sementara Kamelia kecapean. Setelah shalat Isyak ia tidak sempat untuk makan malam. Matanya sudah sangat mengantuk. Ia pun tertidur di atas sajadahnya.

Jam 00.23. Kamelia terbangun. Ia baru sadar kalau dirinya tidur menggunakan mukenah.

"Ya Allah... ternyata aku ketiduran di bawah. Pantas dingin sekali."

Ia pun melepas mukenahnya dan pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu'. Kamelia menyempatkan diri untuk shalat malam. Ia berdo'a dan meminta kepada Tuhannya agar ia dan keluarganya selalu dalam lindungan Allah. Dan ia juga meminta jodoh yang terbaik dari nantinya.

Di kamar Fadil.

Ia pun saat ini tengah bersimpuh di atas sajadahnya. Fadil berdo'a untuk ketenangan hatinya. Ia juga meminta kesuksesan dalam urusan dunia dan akhiratnya. Nama Kamelia pun tak lupa ia sisipkan dalam do'anya.

Setelah shalat, Kamelia pergi ke dapur untuk memasak mie instan karena ia sangat lapar. Setelah lima menit kemudian, mie instan rasa soto dipadu dengan sawi dan telur sudah siap dinikmati.

"Hem... pasti enak."

Kamelia membawa mangkuk mie-nya dan makan di kursi depan paviliun.

"Sayang tidak ada kerupuknya, kalau ada pasti lebih mantap."

Kamelia tidak sadar ada seseorang yang sedang berdiri sambil bersedekap memperhatikannya dari jarak yang tidak jauh.

Keesokan harinya.

Setelah shalat Shubuh Kamelia mencuci bajunya dan baju Fadil. Setelah itu ia mandi dan siap-siap.Kamelia berangkat lebih pagi ke Galery karena ingin mengecek kembali gaun yang ia kerjakan.

"Nyonya, saya pamit mau berangkat." Kamelia pamit kepada Bunda Salwa.

"Kok pagi sekali, Mel? Bukannya tadi malam kamu sudah lembur?"

"Iya Nyonya, saya masih harus memeriksanya kembali takut ada yang belum sesuai."

"Sudah sarapan?"

"Saya bawa bekal."

"Ya sudah, hati-hati."

Kamelia mencium punggung tangan Bunda Salwa. Setelah itu ia langsung berangkat.

Saat sarapan, Fadil tidak menemukan Kamelia di dapur. Ia menoleh se segala arah. Namun tetap tidak menemukannya.

"Cari apa dil?" Tanya Abi.

"Eh... nggak, bi. Saya kira bi' Jum akan bawakan menu lagi dari dapur."

"Ini saja sudah banyak. Ayo cepat makan! Kita harus segera berangkat karena nanti akan ada tamu."

"lya by."

Sebenarnya Abi Tristan tahu apa yang dicari putranya. Namun ia masih menahannya.

Setelah selesai sarapan Fadil mengintip garasi. Ternyata ia tidak menemukan sepeda motor Kamelia.

"Sepertinya sudah berangkat." Batin Fadil.

Abi Tristan dan Fadil pun berangkat ke kantor. Ternyata tamu mereka sudah lebih dulu sampai di kantor.

"Dari tadi, Pak Frans?"

"Sekitar sepuluh menit yang lalu. Tapi tidak apa-apa, Pak. Saya senang menunggu kalian."

"Ternyata tamunya masih orang yang sama." Batin Fadil.

"Apa kabar, dil?"

"Saya baik Om." Jawab Fadil dengan tersenyum.

"Aku ke sini mau memberikan undangan ini."

"Kenapa kamu tidak mengirimnya saja?"

"Orang spesial harus diundang secara khusus, Pak. Aku berharap kalian dan keluarga bisa datang besok malam."

Fadil membaca undangan tersebut. Ternyata undangan ulang tahun perusahaan FF cooperation yang ke 20 tahun.

"InsyaAllah, kalau tidak ada halangan kami pasti datang."

"Ya sudah, aku pamit dulu."

"Terima kasi, Pak Frans."

"Iya sama-sama, Pak."

Fadil kembali ke ruangannya. Ia mulai berkutat dengan file dan laptop. Ia berusaha untuk fokus dengan pekerjaannya.

Sementara Kamelia sedang sarapan sambil menunggu customer yang akan mengambil gaun pesanannya. Ia berharap customer puas dengan hasilnya.

Bersambung....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

⛱ᵃᵞᵘ🏝

⛱ᵃᵞᵘ🏝

Owalaah..🤦‍♀️

2025-02-27

2

⛱ᵃᵞᵘ🏝

⛱ᵃᵞᵘ🏝

Seseorang Siapa Iya..🤔

2025-02-27

2

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

fokus fadil jangan bengong...kayanya frans ngundan ada mauy nih

2024-10-28

0

lihat semua
Episodes
1 Disangka Maling
2 Keusilan Fadil
3 Nggak fokus
4 Ban bocor
5 Ayam bakar madu rasa cinta
6 Pakan Burung
7 Mengikuti
8 Undangan
9 Pesta
10 Insiden
11 Pulang kampung
12 Musibah
13 Bukan tipe Fadil
14 Persiapan
15 Sah
16 Belum Percaya
17 Cobaan iman
18 Dunia milik berdua
19 Rumah Suami
20 Ubi Cilembu
21 DP
22 Hotel
23 Ubi Cilembu vs Kue serabi
24 Fatan
25 Pemuda Sholeh
26 Motor
27 Gadis Bar-bar
28 Setipis tisu
29 Belajar mengaji
30 Perjodohan dalam Islam
31 Cinta dalam diam
32 Lomba
33 Hati tercubit
34 Fatan vs Tirta
35 Memutarbalikkan Fakta
36 Sidang
37 Mustahil
38 Rahasia Fatan
39 Rumah Anisa
40 Keluarga Sultan
41 Diam-diam menghanyutkan
42 Antik
43 Kayak Vampir
44 Quality time
45 Gosip
46 Partner hidup
47 Patah hati
48 Surprise
49 Liburan
50 Diary
51 Tak bisa berbagi
52 Keputusan Fatan
53 Wanita yang Menyenangkan
54 Dilayani suami
55 Kejahilan Opa
56 Ikan Asin
57 Menjaga Perasaan
58 Cendol Dawet
59 Kebaikan Fatan
60 Pelan tapi pasti
61 Belum Beruntung
62 Hati seorang Ibu
63 Sepi
64 Keluarga heboh
65 Do'a yang Terkabul
66 Seblak
67 Suka dan Duka
68 Anggota baru
69 Pindahan
70 Baby E
71 Bertemu mantan
72 Cemburu
73 Satu tahun kemudian
74 Ketoprak
75 Anniversary
76 Pohon mangga
77 Rumah sakit
78 Apel
79 Imbalan
80 HPL
81 Konsultasi
82 Pulang Ke Jakarta
83 Sepupu
84 Putri kecil
85 Hamil lagi
86 Berkumpul
87 Ulang tahun
88 Lima tahun kemudian
89 Novel baru
90 Melepas
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Disangka Maling
2
Keusilan Fadil
3
Nggak fokus
4
Ban bocor
5
Ayam bakar madu rasa cinta
6
Pakan Burung
7
Mengikuti
8
Undangan
9
Pesta
10
Insiden
11
Pulang kampung
12
Musibah
13
Bukan tipe Fadil
14
Persiapan
15
Sah
16
Belum Percaya
17
Cobaan iman
18
Dunia milik berdua
19
Rumah Suami
20
Ubi Cilembu
21
DP
22
Hotel
23
Ubi Cilembu vs Kue serabi
24
Fatan
25
Pemuda Sholeh
26
Motor
27
Gadis Bar-bar
28
Setipis tisu
29
Belajar mengaji
30
Perjodohan dalam Islam
31
Cinta dalam diam
32
Lomba
33
Hati tercubit
34
Fatan vs Tirta
35
Memutarbalikkan Fakta
36
Sidang
37
Mustahil
38
Rahasia Fatan
39
Rumah Anisa
40
Keluarga Sultan
41
Diam-diam menghanyutkan
42
Antik
43
Kayak Vampir
44
Quality time
45
Gosip
46
Partner hidup
47
Patah hati
48
Surprise
49
Liburan
50
Diary
51
Tak bisa berbagi
52
Keputusan Fatan
53
Wanita yang Menyenangkan
54
Dilayani suami
55
Kejahilan Opa
56
Ikan Asin
57
Menjaga Perasaan
58
Cendol Dawet
59
Kebaikan Fatan
60
Pelan tapi pasti
61
Belum Beruntung
62
Hati seorang Ibu
63
Sepi
64
Keluarga heboh
65
Do'a yang Terkabul
66
Seblak
67
Suka dan Duka
68
Anggota baru
69
Pindahan
70
Baby E
71
Bertemu mantan
72
Cemburu
73
Satu tahun kemudian
74
Ketoprak
75
Anniversary
76
Pohon mangga
77
Rumah sakit
78
Apel
79
Imbalan
80
HPL
81
Konsultasi
82
Pulang Ke Jakarta
83
Sepupu
84
Putri kecil
85
Hamil lagi
86
Berkumpul
87
Ulang tahun
88
Lima tahun kemudian
89
Novel baru
90
Melepas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!