Pakan Burung

Satu minggu kemudian.

Fadil mengantar Fatin ke Galery. Sejak pulang ke Surabaya, ia belum pernah datang ke Galery-nya. Mumpung hari ini Fadil pulang siang, jadi Fatin minta antar kepadanya.

"Bang lewat jalan sepi, biar nggak macet."

"Iya, Nyonya Zaki."

"Hehe... kamu kok sensi amat sih bang? Why? Ada apa?"

"Besok aku akan presentasi untuk pertama kalinya di kantor. Aku pusing, akhir-akhir ini susah banget pingin fokus."

"Yang bikin nggak fokus itu apa?"

"Hah... nggak ada! Cuma nggak fokus saja."

"Bohong hidungnya panjang lho!"

"Biarin, kayak pinokio sekalian."

Tidak terasa mereka pun sampai di Galery.

Fadil membukakan pintu untuk adiknya.

"Terima kasih Bang."

"Sama-sama, adikku sayang."

Mereka pun masuk ke Galery. Rupanya ada beberapa pengunjung yang datang untuk menyewa gaun pengantin muslimah dan gaun ala Turki yang Fatin pakai saat acara resepsinya. Ada juga yang ingin memesan desain khusus untuk seragam bridesmaid. Mereka senang bisa bertemu langsung dengan desainer utamanya.

Fadil menunggu Fatin, ia duduk di atas rooftop Galery. Di sana didesain khusus untuk pemotretan busana. Ada ruang in door dan out door. Fadil duduk di kursi out door sambil minum jus jeruk.

Tidak lama kemudian, Kamelia naik ke rooftop dengan memakai set gaun pengantin warna sage. Ia naik bersama seorang fotografer wanita yang memang bekerja di Galery bagian pemotretan dan dokumentasi. Rupanya seorang customer yang berada di luar negeri meminta gaun yang ia pesan untuk dipakai seorang model yang tubuhnya kurang lebih sana sepertinya. customer tersebut bertubuh mungil, sama seperti Kamelia. Jadi kali ini ia punya tugas double.

Fadil tercengang melihat gadis yang mengganggu pikirannya selama beberapa hari ini tampil begitu anggun meski tanpa make-up. Sampai-sampai ia tidak sengaja menyenggol jus jeruk miliknya. Jus itu tumpah dan mengenai kemejanya. Beruntung gelasnya tidak pecah.

"Astagfirullah..." Pekiknya.

Kamelia dan fotografer tersebut menoleh karena mendengar suara seseorang.

"Den Fadil... "

"Eh iya.. aku sedang menunggu Fatin."

"Maaf mengganggu ketenangan anda."

"Tidak, tidak... silahkan kalau mau bekerja. Aku akan turun ke bawah."

"Tidak perlu, den! Kami akan melakukan pemotretan di dalam kok. Apa anda mau diambilkan minuman lagi? Biar saya minta tolong orang pantry."

"Tidak perlu, aku sudah kembung."

"Oh iya, permisi den." Ujar Kamelia seraya membungkukkan badannya.

Fadil berusaha untuk tidak melirik Kamelia lagi. Ia takut pikirannya tambah kacau. Fadil pun segera turun ke bawah untuk menemui Fatin. Dan kebetulan Fatin sudah mau pulang karena Rayyan selalu menanyakan Maminya. Mereka pun langsung pulang.

"Bajumu kenapa bang?"

"Ketumpahan jus jeruk."

"Kok bisa?"

"Iya, tadi kesenggol."

"Astaga... nyenggol kok minuman bang. Nyenggol istri gitu."

"Jangan mulai dek... "

"Hehe... iya, iya."

Fadil menambah kecepatan mobil. Mereka pun sampai di rumah lebih cepat. Fadil langsung masuk ke kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian. Ia pun melaksanakan shalat Ashar. Setelah itu, ia duduk di balkon kamar dan membuka laptopnya.

"Bismillahirrahmanirrahim... fokus, dil!" Monolognya.

Fadil benar-benar meneliti bahan presentasi yang akan dia bawakan besok. Namun tiba-tiba ia mendengar suara sepeda motor masuk pekarangan rumah. Dan siapa lagi kalau bukan Kamelia.

"Kamelia, kenapa tidak hentinya kamu mengganggu pikiranku." Lirihnya.

Fadil pun turun ke bawah untuk membuat minuman.

Lagi-lagi di dapur ia bertemu Kamelia. Fadil langsung menundukkan kepala. Kamelia pun heran melihat sikap Fadil.

"Perlu apa, den?"

"Eh, tidak... hanya mau bikin minuman."

"Mau dibantu?"

"Iya, eh... tidak usah! Saya bisa sendiri."

"Oh, iya... maaf permisi, den."

Fadil pun menggeser tubuhnya yang ternyata telah menghalangi jalan.

"Huft... Kamelia... Kamelia... " Lirihnya.

Keesokan harinya

"Kemana sih? Ini kan masih pagi!" Gerutu Fatin.

"Ada apa sih?" Tanya Fadil.

"Ini lho Bang, nomer suamiku nggak aktif."

"Lagi mandi kali!"

"Biasanya jam segini sudah sarapan."

"Berarti nggak biasa."

"Ish, abang!"

"O-om... " Panggil Rihana.

"Iya sayang, ada apa?"

"Ulung (burung) Opa!"

"Oh, mau liat burung Opa?"

Rihana mengangguk dengan gayanya yang menggemaskan.

"Ish gemas sekali!" Ujar Fadil seraya mencubit pipi keponakannya.

"Ih abang! Jangan dicubit pipinya!"

"Kenapa?"

"Nggak boleh, bikin nggak nafsu makan!"

"Ah, mitos!"

"Ish, awas saja nanti kalau kamu punya anak bang!"

Fadil menggendong Rihana dan membawanya ke belakang untuk melihat burung. Ia menoleh ke arah paviliun mencari keberadaan Kamelia. Namun orangnya tidak muncul. Ia ingat kembali beberapa hari yang lalu saat dirinya kena gebuk Kamelia gara-gara burung. Fadil menyunggingkan senyumnya.

cek lek

Suara pintu paviliun terbuka. Penghuninya pun keluar. Kamelia memakai setelan celana berbahan katun viscose dan hijab instan rumahan. Nampak ia sedang membawa keranjang baju kotornya.

"Ate Mel..." Panggil Rihana.

"Eh ada si cantik... Tuhan ngapain?"

"Ulung, ate."

"Oh lihat burung?"

Rihana mengangguk berkali-kali. Membuat Kamelia gemas. Andai bukan Omnya yang menggendong, mungkin Kamelia sudah menciumnya.

"Ate Mel... Tini (sini)!"

Kamelia ragu untuk mendekat.

"Tini ate... "

Kamelia meletakkan keranjang kotornya dan mendekati mereka.

"Ada apa Rihana?'

"Ate, dong ana (gendong Rihana)!"

Rihana meminta Kamelia untuk menggendongnya. Fadil pun memberikan Rihana kepada Kamelia.

Namun saat Kamelia mengambil alih Rihana, tangan mereka tidak sengaja bersentuhan.

"Maaf, tidak sengaja."

"Saya juga minta maaf, den."

"Om.. Om... asih akan ulung (Kasih makan burung!"

"Kasih makan burungnya?"

"Iya... "

Fadil pun mengambil pakan burung dan menurunkan sangkarnya. Lalu ia membuka sangkarnya. Ia menambahkan pakan ke wadahnya.

"Burung, tenang ya! Aku bukan maling." Ujar Fadil.

Ucapan Fadil seketika membuat pipi Kamelia memerah. Ia ingat kejadian beberapa hari yang lalu saat dirinya menggebuk Fadil karena disangka maling.

Rihana memainkan kedua tangannya, ia senang melihat burung makan.

"Ate, ulun (turun). " Rihana minta untuk diturunkan dari gendongan.

"Ya sudah, tante mau nyuci baju dulu ya? Da... Rihana. "

"Da... ate."

Kamelia membawa keranjang kotornya ke tempat pencucian.

Jam 9 pagi Fadil dan Abinya berangkat ke kantor. Sampai di kantor mereka langsung menuju ke ruang meeting. Fadil memantapkan diri untuk bisa tampil dengan sempurna di hadapan mereka. Beberapa tamu dari perusahaan lain sudah datang.

"Sudah siap dil?"

"InsyaAllah, siap bi."

Akhirnya Fadil pun memulai presentasinya. Meski baru pertama kali, namun kemampuannya bisa diacungkan jempol. Abi Tristan tersenyum melihat putranya bisa percaya diri dan tampil dengan baik.

Semua orang pun bertepuk tangan.

"Bagus, dil. Tapi ini masih awal. Jangan cepat berbangga diri!"

"Iya, bi."

"Wah, selamat ya dil." Ujar Pak Frans seraya menjabat tangan Fadil. Fadil membalasnya dengan mencium punggung tangannya. Fadil pamit meninggalkan mereka untuk pergi ke kamar kecil.

"Bibit mu memang tidak kaleng-kaleng, Pak Tristan." Puji Pak Frans.

"Kamu berlebihan Pak."

"Saya tidak sabar ingin mengenalkan Livi dengan Fadil. Ya.. siapa tahu mereka berjodoh."

"Haha... kamu sudah kebelet mau menantu?"

"Iya, tapi aku inginnya menantu yang berbobot seperti Fadil."

"Aku do'akan keinginanmu tercapai."

"Terima kasih, Pak Tristan."

"Iya sama-sama."

Bersambung....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

⛱ᵃᵞᵘ🏝

⛱ᵃᵞᵘ🏝

Livi Siapa..?

2025-02-27

1

Sri Rahayu

Sri Rahayu

ditunggu lanjutan nya Thorr😘😘😘😘😘

2024-05-29

1

secret

secret

next thor, semangat

2024-05-29

1

lihat semua
Episodes
1 Disangka Maling
2 Keusilan Fadil
3 Nggak fokus
4 Ban bocor
5 Ayam bakar madu rasa cinta
6 Pakan Burung
7 Mengikuti
8 Undangan
9 Pesta
10 Insiden
11 Pulang kampung
12 Musibah
13 Bukan tipe Fadil
14 Persiapan
15 Sah
16 Belum Percaya
17 Cobaan iman
18 Dunia milik berdua
19 Rumah Suami
20 Ubi Cilembu
21 DP
22 Hotel
23 Ubi Cilembu vs Kue serabi
24 Fatan
25 Pemuda Sholeh
26 Motor
27 Gadis Bar-bar
28 Setipis tisu
29 Belajar mengaji
30 Perjodohan dalam Islam
31 Cinta dalam diam
32 Lomba
33 Hati tercubit
34 Fatan vs Tirta
35 Memutarbalikkan Fakta
36 Sidang
37 Mustahil
38 Rahasia Fatan
39 Rumah Anisa
40 Keluarga Sultan
41 Diam-diam menghanyutkan
42 Antik
43 Kayak Vampir
44 Quality time
45 Gosip
46 Partner hidup
47 Patah hati
48 Surprise
49 Liburan
50 Diary
51 Tak bisa berbagi
52 Keputusan Fatan
53 Wanita yang Menyenangkan
54 Dilayani suami
55 Kejahilan Opa
56 Ikan Asin
57 Menjaga Perasaan
58 Cendol Dawet
59 Kebaikan Fatan
60 Pelan tapi pasti
61 Belum Beruntung
62 Hati seorang Ibu
63 Sepi
64 Keluarga heboh
65 Do'a yang Terkabul
66 Seblak
67 Suka dan Duka
68 Anggota baru
69 Pindahan
70 Baby E
71 Bertemu mantan
72 Cemburu
73 Satu tahun kemudian
74 Ketoprak
75 Anniversary
76 Pohon mangga
77 Rumah sakit
78 Apel
79 Imbalan
80 HPL
81 Konsultasi
82 Pulang Ke Jakarta
83 Sepupu
84 Putri kecil
85 Hamil lagi
86 Berkumpul
87 Ulang tahun
88 Lima tahun kemudian
89 Novel baru
90 Melepas
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Disangka Maling
2
Keusilan Fadil
3
Nggak fokus
4
Ban bocor
5
Ayam bakar madu rasa cinta
6
Pakan Burung
7
Mengikuti
8
Undangan
9
Pesta
10
Insiden
11
Pulang kampung
12
Musibah
13
Bukan tipe Fadil
14
Persiapan
15
Sah
16
Belum Percaya
17
Cobaan iman
18
Dunia milik berdua
19
Rumah Suami
20
Ubi Cilembu
21
DP
22
Hotel
23
Ubi Cilembu vs Kue serabi
24
Fatan
25
Pemuda Sholeh
26
Motor
27
Gadis Bar-bar
28
Setipis tisu
29
Belajar mengaji
30
Perjodohan dalam Islam
31
Cinta dalam diam
32
Lomba
33
Hati tercubit
34
Fatan vs Tirta
35
Memutarbalikkan Fakta
36
Sidang
37
Mustahil
38
Rahasia Fatan
39
Rumah Anisa
40
Keluarga Sultan
41
Diam-diam menghanyutkan
42
Antik
43
Kayak Vampir
44
Quality time
45
Gosip
46
Partner hidup
47
Patah hati
48
Surprise
49
Liburan
50
Diary
51
Tak bisa berbagi
52
Keputusan Fatan
53
Wanita yang Menyenangkan
54
Dilayani suami
55
Kejahilan Opa
56
Ikan Asin
57
Menjaga Perasaan
58
Cendol Dawet
59
Kebaikan Fatan
60
Pelan tapi pasti
61
Belum Beruntung
62
Hati seorang Ibu
63
Sepi
64
Keluarga heboh
65
Do'a yang Terkabul
66
Seblak
67
Suka dan Duka
68
Anggota baru
69
Pindahan
70
Baby E
71
Bertemu mantan
72
Cemburu
73
Satu tahun kemudian
74
Ketoprak
75
Anniversary
76
Pohon mangga
77
Rumah sakit
78
Apel
79
Imbalan
80
HPL
81
Konsultasi
82
Pulang Ke Jakarta
83
Sepupu
84
Putri kecil
85
Hamil lagi
86
Berkumpul
87
Ulang tahun
88
Lima tahun kemudian
89
Novel baru
90
Melepas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!