OMLMM — BAB 04

KECEROBOHAN PERTAMA

Cukup berbincang dengan maid baru. Maida menggeleng malas. “Jika kau sudah selesai, cepat ke dapur, aku akan membagi tugas untukmu.” Ucap Maida lalu berbalik pergi.

Grace masih termenung di kamar, dia tidak mungkin terus menerus mendekam di kamar. Dia datang untuk bekerja, jadi... “Baiklah, toh pria itu tidak akan di rumah terus-menerus.” Pikir Grace penuh keyakinan hingga dia pun beranjak dari kasurnya menuju ke dapur.

...***...

Di sebuah ruangan yang luas, mewah dengan warna merah gelap, hitam dan gold sangat cocok untuk sosok mafia seperti Vincent Douglas (31th).

Pria berpostur tubuh gagah dan tinggi dengan otot-otot membentuk membuatnya sangat diminati oleh banyak kaum hawa. Seorang pria bermata biru sapphire tajam, rambut hitam pekat yang selalu rapi tersisir ke belakang, warna kulit natural serta rahang tegas.

“Tuan, mereka sangat keras kepala. Para polisi itu bahkan meminta kerjasama dengan sebagian kartel untuk meruntuhkan kita.” Jelas salah satu asisten setianya bernama Jack (32th).

Mendengar kabar itu membuat Vincent kesal, meneguk segelas Vodka hingga habis dalam satu tegukan. Sudah sejak malam pengiriman barang nya digagalkan oleh para polisi untuk pertama kalinya.

Karena merasa gerah, Vincent dengan kasar merobek kemeja putihnya hingga tubuh sixpack nya terlihat jelas dengan hiasan corak tatto di punggung atas membentuk segitiga terbalik. Di lengan kirinya juga terlihat tatto melingkar.

“Sambungkan aku dengan perusahaan itu dan polisi bajingan itu.” Pinta Vincent menatap tajam bak silet.

Jack segera patuh dan segera mengurus semuanya sebelum bosnya lepas kendali.

Kini di ruangan luas tersebut dengan hanya diterangi oleh cahaya matahari di cela jendela, Vincent sendirian di sana. Pria itu berjalan ke arah jendela dan membuka gorden di sana.

Sorot matanya benar-benar seperti elang, bahkan para maid dan penjaga yang tak sengaja melihat ke arah jendela milik ruangan bosnya, langsung berpaling saat melihat keberadaan pria itu yang tengah memantau.

Tok! Tok! Tok! Sebuah ketukan ringan di pintu membuat pria kejam itu menoleh. “Masuk.” Pintanya.

Tak lama Maida masuk dengan penuh kesopanan dan hormat. “Maaf mengganggu waktu Anda. Bathtub Anda sudah disiapkan.” Ujar Maida tersenyum tipis.

Wanita tua itu hanya tersenyum kepada Vincent saja, tidak kepada lainnya karena dia sangat tegas.

“Hm. Pergilah, dan suruh maid membawakan aku wine saat mandi.” Pinta Vincent tanpa tersenyum dan hanya berkerut alis.

Maida mengangguk lalu pamit pergi.

Setelah kepergian wanita tua itu, Vincent memijit keningnya dengan pusing karena memikirkan perkejaan terus-menerus. Sudah berapa tahun dia hidup seperti ini, hidup dalam ketakutan karena ingatan masa lalu.

.

.

.

Setelah diberi tugas oleh Maida, Grace mengerjakan nya dengan sangat teliti. Hanya disuruh menanam beberapa tanaman di halaman samping sama sekali tidak sulit untuk dikerjakan, apalagi Grace sudah pernah menanam seperti itu.

Hanya ada satu yang membuatnya tak nyaman. “Pakaian ini terlalu pendek. Bagaimana jika ada yang mengintip saat aku berjongkok ke depan.” Gerutu Grace berulang kali membenarkan dress maid nya di atas lutut.

Mau tak mau, Grace berlutut agar tak terlihat, sehingga dia merelakan lututnya yang akan kotor karena tanah liat.

Di sisi lain, Gorden kamar mandi baru saja dibuka lebar-lebar. Mansion VincentDo hanyalah satu lantai saja, namun luasnya sangat luas. Sementara ruangan khusus Vincent berada di lantai atas di dalam Mansion.

Sungguh, tempat tersebut bak istana dengan dinding warna krem tua.

Seorang pria baru saja duduk di sofa singel, sambil menggunakan bathrobe hitam Vincent bersandar dengan pikiran pecah. Air di bak mandi masih tidak tersentuh.

Tak lama seorang maid cantik berambut pirang baru saja datang membawakan sebotol wine dengan gelasnya sekaligus.

Wanita itu terus menunduk saat meletakkannya ke atas meja kaca dekat keberadaan tuannya duduk. “Tuangkan ke gelas.” Ujar Vincent dengan suara seksinya yang selalu membuat para maid nya berdegup kencang.

“Siapa namamu?” tanya Vincent menerima gelas berisi wine dari tangan lentik wanita tadi yang masih berlutut di hadapannya.

“Victoria.” Jawab pelan wanita itu masih tak berani menatap wajah Vincent.

Seketika tangan kekar dan berurutan milik pria mafia itu menyentuh dagu Victoria sehingga wanita itu mendongak memperlihatkan wajahnya yang cantik berpoles lipstik merah. Dengan wajah datar, “Puaskan aku.” Perintah Vincent melepaskan tangannya dari dagu wanita itu dan mulai menikmati wine miliknya.

Mendapat perintah seperti itu adalah keinginan terdalam para maid dan juga wanita lainnya yang sangat minat dengan pria bernama Vincent Douglas itu. Mereka rela melakukan apa saja demi dekat dengannya dan menyentuh setiap kulit di tubuh pria itu.

Victoria sambil tersenyum tipis tangannya mulai membuka bathrobe tuannya bermain dengan pusaka pria itu sesuai ritme.

“Fast— ” pinta Vincent dengan napas memburu serta mendesis hingga tangan kanannya menekan kuat kepala Victoria.

Selang beberapa menit pelepasan, mata tajam Vincent tak sengaja terbuka dan melihat seorang mafia di taman dengan selang air muncrat tak karuan. Itu adalah Grace yang saat ini kesusahan memegang selang air yang hendak dia buat menyiram tanaman.

Melihat kecerobohan maid nya, Vincent menatap tak suka hingga menjambak rambut Victoria yang sudah berantakan. “Pergilah dan suruh Maida menemui ku.” Ujar pria itu sedikit kasar dengan matanya yang terus menyorot ke arah Grace.

Tak lama Maida datang dengan tergesa-gesa dan melihat tuannya berwajah kesal.

“Anda memanggil saya Tuan?”

Vincent menatap Maida. “Siapa maid itu?” tanya Vincent yang tak melihat jelas wajah Grace karena jarak yang lumayan jauh.

Maida mengintip sekilas dan terkejut dengan kelakuan Grace.

“Di-dia maid baru Tuan.”

“Ajari dia dengan benar. Jangan merusak lingkungan Mansion ku.” Jelas Vincent marah karena dia tidak suka kerusakan.

“Baik Tuan.” Setelah itu Maida melangkah pergi sambil menggerutu. “Dasar wanita ceroboh.”

Grace masih tertawa kecil saat dia kesulitan meraih selang yang menyala, dia sepertinya menikmatinya walaupun saat ini bosnya tengah memperhatikan dia dengan tatapan marah.

“Hei!” panggil Maida sedikit keras hingga Grace menoleh dan senyuman hilang bahkan air di selang pun sudah berhenti.

Kini wanita muda itu terlihat lusuh dan basah.

“Bibi Maida!” sapa balik Grace.

“Kau sedang apa? Perbuatan mu sedang diperhatikan oleh tuan Vincent.” Tegas Maida sembari memelototi nya.

Terkejut akan ucapan itu, Grace menengok sekilas ke arah jendela besar yang tak jauh dari sana. Memang benar, seorang pria dengan bathrobe hitam tengah memandanginya tajam. Grace langsung menunduk berpaling menyembunyikan wajahnya.

Melihat tingkah maid itu, Vincent mengernyitkan keningnya heran, begitu juga dengan Maida. “Ayo ikut aku.” Seret wanita tua itu menggandeng paksa tangan Grace dan membawanya pergi.

Sementara di kamar mandi, Vincent masih memperhatikan kepergian maid baru tadi. “Who's she?” gumamnya seolah pernah mengenalnya.

Terpopuler

Comments

Nur Bahagia

Nur Bahagia

duh dari judul bab nya aja aku udah ngerasa gemess sama Grace 🤦‍♀️🤭

2024-10-27

2

Laurensia Listianawati

Laurensia Listianawati

Ceroboh se x si Grace bakal ketahuan itu

2024-10-21

2

ira

ira

ku kira setengah pernh bercinta dgn Grace, Vincent gak main sama perempuan lagi

2024-09-16

1

lihat semua
Episodes
1 OMLMM — BAB 01
2 OMLMM — BAB 02
3 OMLMM — BAB 03
4 OMLMM — BAB 04
5 OMLMM — BAB 05
6 OMLMM — BAB 06
7 OMLMM — BAB 07
8 OMLMM — BAB 08
9 OMLMM — BAB 09
10 OMLMM — BAB 10
11 OMLMM — BAB 11
12 OMLMM — BAB 12
13 OMLMM — BAB 13
14 OMLMM — BAB 14
15 OMLMM — BAB 15
16 OMLMM — BAB 16
17 OMLMM — BAB 17
18 OMLMM — BAB 18
19 OMLMM — BAB 19
20 OMLMM — BAB 20
21 OMLMM — BAB 21
22 OMLMM — BAB 22
23 OMLMM — BAB 23
24 OMLMM — BAB 24
25 OMLMM — BAB 25
26 OMLMM — BAB 26
27 OMLMM — BAB 27
28 OMLMM — BAB 28
29 OMLMM — BAB 29
30 OMLMM — BAB 30
31 OMLMM — BAB 31
32 OMLMM — BAB 32
33 OMLMM — BAB 33
34 OMLMM — BAB 34
35 OMLMM — BAB 35
36 OMLMM — BAB 36
37 OMLMM — BAB 37
38 OMLMM — BAB 38
39 OMLMM — BAB 39
40 OMLMM — BAB 40
41 OMLMM — BAB 41
42 OMLMM — BAB 42
43 OMLMM — BAB 43
44 OMLMM — BAB 44
45 OMLMM — BAB 45
46 OMLMM — BAB 46
47 OMLMM — BAB 47
48 OMLMM — BAB 48
49 OMLMM — BAB 49
50 OMLMM — BAB 50
51 OMLMM — BAB 51
52 OMLMM — BAB 52
53 OMLMM — BAB 53
54 OMLMM — BAB 54
55 OMLMM — BAB 55
56 OMLMM — BAB 56
57 OMLMM — BAB 57
58 OMLMM — BAB 56
59 OMLMM — BAB 59
60 OMLMM — BAB 60
61 OMLMM — BAB 61
62 OMLMM — BAB 62
63 OMLMM — BAB 63
64 OMLMM — BAB 64
65 OMLMM — BAB 65
66 OMLMM — BAB 66
67 OMLMM — BAB 67
68 OMLMM — BAB 68
69 OMLMM — BAB 69
70 OMLMM — BAB 70
71 OMLMM — BAB 71
72 OMLMM — BAB 72
73 OMLMM — BAB 73
74 OMLMM — BAB 74
75 OMLMM — BAB 75
76 OMLMM — BAB 76
77 OMLMM — BAB 77
78 OMLMM — BAB 78
79 OMLMM — BAB 79
80 OMLMM — BAB 80
81 OMLMM — BAB 81
82 OMLMM — BAB 82
83 OMLMM — BAB 83
84 OMLMM — BAB 84
85 OMLMM — BAB 85
86 OMLMM — BAB 86
87 OMLMM — BAB 87
88 OMLMM — BAB 88
89 OMLMM — BAB 89
90 OMLMM — BAB 90
91 OMLMM — BAB 91
92 OMLMM — BAB 92
93 OMLMM — BAB 93
94 OMLMM — BAB 94
95 OMLMM — BAB 95
96 OMLMM — BAB 96
97 OMLMM — BAB 97
98 OMLMM — BAB 98
99 OMLMM — BAB 99
100 OMLMM — BAB 100
101 OMLMM — BAB 101
102 OMLMM — BAB 102
103 OMLMM — BAB 103
104 OMLMM — BAB 104
105 OMLMM — BAB 105
106 OMLMM — BAB 106
107 OMLMM — BAB 107
108 OMLMM — BAB 108
109 OMLMM — BAB 109
110 OMLMM — BAB 110
111 OMLMM — BAB 111
112 OMLMM — BAB 112
113 OMLMM — BAB 113
114 OMLMM — BAB 114
115 OMLMM — 115
116 OMLMM — BAB 116
117 OMLMM — BAB 117
118 OMLMM — BAB 118
119 OMLMM — BAB 119
120 OMLMM — BAB 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
OMLMM — BAB 01
2
OMLMM — BAB 02
3
OMLMM — BAB 03
4
OMLMM — BAB 04
5
OMLMM — BAB 05
6
OMLMM — BAB 06
7
OMLMM — BAB 07
8
OMLMM — BAB 08
9
OMLMM — BAB 09
10
OMLMM — BAB 10
11
OMLMM — BAB 11
12
OMLMM — BAB 12
13
OMLMM — BAB 13
14
OMLMM — BAB 14
15
OMLMM — BAB 15
16
OMLMM — BAB 16
17
OMLMM — BAB 17
18
OMLMM — BAB 18
19
OMLMM — BAB 19
20
OMLMM — BAB 20
21
OMLMM — BAB 21
22
OMLMM — BAB 22
23
OMLMM — BAB 23
24
OMLMM — BAB 24
25
OMLMM — BAB 25
26
OMLMM — BAB 26
27
OMLMM — BAB 27
28
OMLMM — BAB 28
29
OMLMM — BAB 29
30
OMLMM — BAB 30
31
OMLMM — BAB 31
32
OMLMM — BAB 32
33
OMLMM — BAB 33
34
OMLMM — BAB 34
35
OMLMM — BAB 35
36
OMLMM — BAB 36
37
OMLMM — BAB 37
38
OMLMM — BAB 38
39
OMLMM — BAB 39
40
OMLMM — BAB 40
41
OMLMM — BAB 41
42
OMLMM — BAB 42
43
OMLMM — BAB 43
44
OMLMM — BAB 44
45
OMLMM — BAB 45
46
OMLMM — BAB 46
47
OMLMM — BAB 47
48
OMLMM — BAB 48
49
OMLMM — BAB 49
50
OMLMM — BAB 50
51
OMLMM — BAB 51
52
OMLMM — BAB 52
53
OMLMM — BAB 53
54
OMLMM — BAB 54
55
OMLMM — BAB 55
56
OMLMM — BAB 56
57
OMLMM — BAB 57
58
OMLMM — BAB 56
59
OMLMM — BAB 59
60
OMLMM — BAB 60
61
OMLMM — BAB 61
62
OMLMM — BAB 62
63
OMLMM — BAB 63
64
OMLMM — BAB 64
65
OMLMM — BAB 65
66
OMLMM — BAB 66
67
OMLMM — BAB 67
68
OMLMM — BAB 68
69
OMLMM — BAB 69
70
OMLMM — BAB 70
71
OMLMM — BAB 71
72
OMLMM — BAB 72
73
OMLMM — BAB 73
74
OMLMM — BAB 74
75
OMLMM — BAB 75
76
OMLMM — BAB 76
77
OMLMM — BAB 77
78
OMLMM — BAB 78
79
OMLMM — BAB 79
80
OMLMM — BAB 80
81
OMLMM — BAB 81
82
OMLMM — BAB 82
83
OMLMM — BAB 83
84
OMLMM — BAB 84
85
OMLMM — BAB 85
86
OMLMM — BAB 86
87
OMLMM — BAB 87
88
OMLMM — BAB 88
89
OMLMM — BAB 89
90
OMLMM — BAB 90
91
OMLMM — BAB 91
92
OMLMM — BAB 92
93
OMLMM — BAB 93
94
OMLMM — BAB 94
95
OMLMM — BAB 95
96
OMLMM — BAB 96
97
OMLMM — BAB 97
98
OMLMM — BAB 98
99
OMLMM — BAB 99
100
OMLMM — BAB 100
101
OMLMM — BAB 101
102
OMLMM — BAB 102
103
OMLMM — BAB 103
104
OMLMM — BAB 104
105
OMLMM — BAB 105
106
OMLMM — BAB 106
107
OMLMM — BAB 107
108
OMLMM — BAB 108
109
OMLMM — BAB 109
110
OMLMM — BAB 110
111
OMLMM — BAB 111
112
OMLMM — BAB 112
113
OMLMM — BAB 113
114
OMLMM — BAB 114
115
OMLMM — 115
116
OMLMM — BAB 116
117
OMLMM — BAB 117
118
OMLMM — BAB 118
119
OMLMM — BAB 119
120
OMLMM — BAB 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!