(Di apartemen milik Cantika)
Cantika memunguti pakaiannya yang tercecer di lantai, setelah aktivitas panas yang baru saja dia lakukan dengan Harun. Dia merasa sangat bahagia, karena mendapat kabar kalau Mikha sudah berhasil di jebak oleh anak buah Harun.
"Terimakasih ya Mas Harun, karena sudah membantuku memberi pelajaran pada gadis itu," ucap Cantika seraya memakai piyamanya.
"Apapun pasti akan aku lakukan untukmu," jawab Harun yang juga sibuk memakai pakaiannya.
"Kenapa bocah tengil itu menghubungimu berkali-kali?" tanya Harun.
"Biasalah Mas, mungkin dia merindukanku," jawab Cantika. Cantika berjalan ke arah tv dan mulai menyalakannya. Dia begitu shock saat melihat acara yang di tayangakan di tv tersebut adalah acara prosesi pernikahan kekasihnya Dion.
"Mas, Harun! Apa yang anak buah Mas Harun lakukan? Kenapa yang mereka jebak adalah Dion?!" teriak Cantika geram. Dia benar-benar tidak percaya kalau kekasih hatinya kini sudah menikah dengan orang lain. Dan orang itu adalah orang yang ingin dia jebak, Mikha.
Berbeda dengan reaksi yang di tampilkan oleh Cantika, Harun justru merasa ketakutan saat tahu gadis yang dia jebak adalah putri dari Rangga Wijaya.
"Kenapa kamu tidak bilang kalau gadis itu adalah anak dari Rangga Wijaya?!" Harun malah berbalik memarahi Cantika.
"Gawat! Ini gawat! PH ku bisa hancur kalau sampai Rangga Wijaya tahu aku yang menyuruh orang untuk menjebak putrinya." Harun begitu ketakutan. Wajahnya kini tampak pucat dan tubuhnya bergetar.
"Apa maksudmu?" tanya Cantika yang masih tidak mengerti dengan ucapan Harun.
"Kau lihat yang berdiri di dekat gadis itu, dia adalah Rangga Wijaya. Dia penguasa bisnis di negeri ini," Harun menunjuk kesalah satu orang yang dia lihat di layar tv.
"Tidak! Itu tidak mungkin! Tidak mungkin gadis itu anak dari Rangga Wijaya, itu tidak mungkin." Cantika berusaha menyangkal.
"Gadis itu hanya gadis miskin, tidak mungkin dia anak Rangga Wijaya. Tidak mungkin!" Cantika masih tetap berusaha mencari pembenaran diri.
"Lalu itu apa?!" teriak Harun. "Aku yakin bisnisku akan hancur, ketika Rangga Wijaya itu tahu kalau orang-orang itu suruhanku."
"Semua ini salahmu! Harusnya aku tidak membantumu menjebak dia." Harun menyalahkan Cantika.
"Mas, kita berdua yang melakukannya?! Bagaimana bisa kalau itu hanya salahku?" ucap Cantika yang tidak mau di anggap kalau dirinyalah yang bersalah.
"Aku harus mencari solusi dari ini," gumam Harun.
"Apa yang akan kamu lakukan, Mas? Kamu tidak akan mengorbankan aku untuk keuntunganmukan?" tanya Cantika yang juga mulai takut dengan tindakan yang akan di ambil oleh kekasih gelapnya tersebut.
Tanpa mengatakan apapun, Harun langsung pergi meninggalkan Cantika di apartemen miliknya.
"Aku harus menghubungi Dion, aku yakin dia terpaksa menikah dengan gadis sialan itu," Cantika berusaha menghubungi nomor milik Dion, namun telponnya sama sekali tidak di angkat olehnya.
"Apa aku datang saja ke hotel itu?" Cantika benar-benar merasa kebingungan. Dia benar-benar seperti orang gila yang tidak tahu harus berbuat apa saat ini. Kali ini dia benar-benar merasa bodoh, dengan tindakan yang telah dia lakukan.
"Aku tidak bisa jika harus kehilangan Dion, siapa yang akan memenuhi kebutuhanku? Aku harus bisa membujuk Dion kembali padaku, harus!" Akhirnya dengan memberanikan diri Cantika memutuskan untuk menemui Dion secara langsung di hotel tempat pernikahan itu sedang di gelar.
******
Usai melaksanakan ijab qobul dan resepsi pernikahan yang berlangsung secara mendadak itu, Mikha dan Dion beristirahat di kamar hotel yang telah di siapkan untuk mereka berdua.
"Aku, benar-benar tidak menyangka kalau pernikahanku akan di gelar mendadak seperti ini," gumam Mikha yang duduk di tepi ranjang tempat tidur. "Apalagi, orang yang menjadi suamiku adalah dirimu. Benar-benar tidak pernah kuduga."
"Aku juga tidak pernah mengira kalau orang yang akan menjadi istriku adalah dirimu, si cewek resek yang nyebelin," balas Dion.
"Kenapa kamu tidak pernah bilang kalau kamu adalah putri dari Rangga Wijaya?" tanya Dion seraya menatap ke arah Mikha. "Jangan-jangan kamu sengaja melakukan itu karena kamu ingin mendekatiku."
"Untuk apa aku mendekatimu? Mengincar hartamu?" tanya Mikha, "Harta daddyku saja lebih banyak di banding hartamu."
Apa yang di katakan Mikha memang benar, tidak mungkin seorang putri dari keluarga kaya raya menginginkan harta miliknya.
"Mungkin saja diam-diam kamu menyukaiku, makanya kamu berusaha mendekatiku," ucap Dion yang merasa bingung harus mengatakan hal apa lagi.
Mikha berdiri tepat di hadapan Dion, "Hei, cowok nyebelin! Kamu kira, aku mau menikah denganmu. Kalau bukan karena aku di jebak, aku juga tidak akan pernah sudi menikah denganmu!" balas Mikha sambil membalas tatapan mata Dion.
"Memangnya ada ya orang yang mau menikah dengan cewek resek sepertimu?" ucap Dion. "Kalau bukan aku yang menikahimu, pasti selamanya kamu akan menjadi perawan tua," goda Dion.
"Apa kamu bilang?!"
"Perawan tua," jawab Dion santai.
Mikha hampir saja terjatuh saat mencoba memukul Dion dengan tangannya. Untungnya dengan sigap Dion menangkap tubuh Mikha yang hampir terjatuh itu.
Tatapan mata mereka saling mengunci satu sama lain. Perlahan Dion mulai mendekatkan wajahnya ke arah Mikha, jarak wajah keduanya mulai berkurang dari 10 senti, 9 senti, 8 senti hingga akhirnya jarak itu menjadi 1 senti. Tiba-tiba, suara ketukan dari luar, membuat keduanya menjauhkan tubuh masing-masing.
Dion membuka pintu kamarnya, "Masuklah!" seru Dion.
Dengan air mata yang terburai, orang yang mengetuk pintu itu langsung memeluk tubuh Dion. Tanpa memperdulikan keberadaan istri sahnya.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Dion kepada orang yang baru datang tersebut.
"Sayang kenapa kamu lakukan ini padaku?" tanya orang itu seraya mengeratkan pelukannya.
"Tika, tolong lepaskan pelukanmu!" ucap Dion sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan kekasihnya Cantika.
"Aku tahu Sayang, kalau kamu menikah dengannya karena terpaksa bukan?" tanya Cantika, dia menggenggam tangan Dion. "Jika kamu ingin kita menikah sekarang, aku bersedia. Jadi tolong tinggalkan gadis itu!"
Dion menatap wajah gadis yang sekarang ini sudah sah menjadi istrinya. Memang dia tidak mencintai gadis itu, tapi setidaknya dia juga tidak membencinya.
Dion melepaskan genggaman tangan Cantika. "Mungkin ini adalah jawaban kenapa kamu selalu menolak, ketika aku mengajakmu menikah," ucap Dion.
"Tapi, Sayang...,"
"Pergilah! Aku tidak ingin orang melihatmu seperti ini!" seru Dion.
Dengan terpaksa Cantika pergi meninggalkan kamar pengantin kekasihnya itu.
*****
Sudah hampir setengah jam, Dion hanya duduk berdiam diri di dekat jendela.
"Masih memikirkan artismu itu?" tanya Mikha yang baru saja ke luar dari kamar mandi.
"Bukan urusanmu," celetuk Dion.
"Ya, ya, memang bukan urusanku. Jadi sebaiknya aku tidur saja," jawab Mikha. Dia naik ke atas ranjang dan mulai membaringkan tubuhnya. Dia mengambil bantal dan melemparkannya ke arah Dion. "Itu bantalmu, kamu bisa tidur di lantai atau di sofa!" seru Mikha.
Bantal yang di lempar oleh Mikha, berhasil Dion tangkap dengan sempurna.
"Aku tidak akan mau tidur di lantai ataupun di sofa, jika kamu tidak mau berbagi tempat tidur ini denganku, maka kamu sendiri yang harus meninggalkan tempat tidur ini!" ucap Dion dengan senyum menyeringai. Dia ikut naik ke atas tempat tidur.
Karena sedang tidak ingin berdebat, Mikha langsung bangkit dari tempat tidur tersebut, dia mengambil bantal beserta gulingnya dan pindah tidur di atas sofa.
"Bener-bener cowok nyebelin, awas saja nanti," gumam Mikha lirih, namun masih di dengar oleh Dion. Tapi Dion merasa senang saat berhasil membuat Mikha menggerutu karena kesal.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Zainab ddi
Cantika sayang mau tenar malah jual diri kasian
2022-07-26
0
🐝⃞⃟𝕾𝕳 YULI HARTATI 𝕱𝖘
tom and Jerry😄
2021-06-17
0
Lia Rochmatuz
Tenang ajh mikha, palingan nanti pas kmu udh tidur jg bakalan d pindahin ke atas Ranjang...
2021-05-26
0