Rangga mengepalkan tangannya dengan sangat kuat. Bukan karena dia marah dengan apa yang dia lihat, melainkan dengan orang yang sudah berani menjebak putri kesayangannya. Dia selalu yakin dan percaya kalau putri kesayangannya, tidak akan pernah melakukan hal yang bisa merusak nama baik dirinya apalagi keluarganya.
"Dion!" lirih Pak Adam yang juga mengikuti Rangga dan para wartawan tersebut.
"Pak, lalu siapa mereka?"
"Kenapa mereka di dalam satu kamar yang sama?"
"Jangan-jangan, rumor itu benar lagi."
Itulah beberapa tanggapan dari beberapa wartawan yang melihat pemandangan di depan mereka.
"Memang ada yang salah dengan yang mereka lakukan?" pertanyaan itu tiba-tiba terdengar dari arah belakang Rangga. Dia berjalan menghampiri Rangga dan berdiri mensejajarkan diri dengan pria berpenguasa itu.
"Dia adalah putriku Mikha dan yang tidur di sebelahnya adalah suaminya. Iyakan Pak Adam?!"
"Iya, Nyonya Wijaya," jawab Pak Adam dengan cepat. Pak Adam yakin kalau istri dari Rangga Wijaya itu pasti akan melakukan hal untuk bisa menyelamatkan nama baik putrinya.
Rangga menautkan alisnya, dia tidak mengerti dengan maksud ucapan istrinya barusan.
"Sayang, bukankah kita sengaja mengundang rekan bisnismu untuk mengumumkan kepada rekan-rekanmu soal pernikahan putri kita dengan putranya Pak Adam," jelas Bintang. Rangga yang akhirnya mengerti dengan rencana istrinya pun segera mengiyakan.
"Semua yang di katakan istriku itu benar, kami sengaja mengundang kalian untuk memperkenalkan mereka," jawab Rangga.
"Tapi kenapa tadi Anda bilang tidak tahu soal kamar 304?" seorang wartawan masih berusaha untuk memprovokasi teman-temannya untuk tidak percaya begitu saja dengan penjelasan yang di berikan oleh Bintang.
"Karena suamiku tidak tahu kalau mereka akan menginap di kamar ini. Suamiku sudah mempersiapkan kamar yang mewah di lantai atas. Tapi mungkin karena mereka terlalu lelah, mereka langsung masuk ke kamar ini. Karena kamar ini adalah kamar yang biasa putriku gunakan setiap menginap di sini," jelas Bintang lagi.
"Jika mereka sudah menikah, mana surat nikahnya?" tanya wartawan yang sama, yang selalu berusaha memprovokasi teman-temannya.
Bintang menghela napasnya, "Sebenarnya mereka hanya menikah siri dan malam ini mereka baru akan melaksanakan pernikahan resmi mereka," jawab Bintang lagi.
"Kee, tolong kamu perlihatkan foto pernikahan siri mereka beberapa hari yang lalu!" seru Bintang kepada putra ketiganya Keenan. Dengan sigap Keenan menunjukkan beberapa foto pernikahan kepada para wartawan tersebut. Foto yang sebenarnya adalah foto pernikahan orang lain yang Keenan bidik waktu dia berlibur ke rumah neneknya. Foto-foto tersebut berhasil Keenan adit, menjadi foto pernikahan kakak perempuannya dengan Dion. Dan beruntung semua wartawan itu percaya dengan foto editan yang Keenan buat.
"Maaf Nyonya Wijaya, kenapa mereka harus menikah siri terlebih dulu?" tanya salah satu dari para wartawan itu lagi.
"Sebagai orang tua kami hanya khawatir dengan pergaulan anak muda sekarang. Makanya kami menyuruh mereka untuk melakukan pernikahan siri terlebih dulu," jelas Bintang.
Para wartawan itupun mulai bisa menerima penjelasan yang di berikan oleh Bintang.
"Kalau kalian masih ingin menyaksikan jalannya pernikahan mereka, kalian bisa menunggu di tempat perjamuan tadi!" Nando mempersilah para wartawan itu untuk kembali ke tempat berlangsungnya jamuan makan malam.
Dan para wartawan itu pun meninggalkan kamar 304 di ikuti oleh Nando dan beberapa orang yang lainnya. Kini yang ada di kamar tersebut hanya Rangga, Bintang, dan Pak Adam beserta istrinya.
"Sayang, apa yang kamu lakukan?! Kamu ingin menikahkan putri kita dengan anaknya Pak Adam?" tanya Rangga yang ingin mengetahui alasan istrinya melakukan hal tersebut.
"Mas, dengarkan dulu penjelasanku!" pinta Bintang.
Bintang mulai menceritakan kejadian saat Rangga dan yang lainnya sedang menuju ke kamar 304.
"Nyonya, ini gawat Nyonya!" kata salah seorang pelayan yang lari tergopoh-gopoh menghampiri Bintang yang sedang berdiri dengan Keenan.
"Gawat kenapa?" tanya Bintang cemas.
"Kamar itu adalah kamar yang biasa Non Mikha pakai saat ada acara di hotel ini," pelayan itu memberi tahu.
"Bukannya Mikha belum datang?"
"Sudah, Nyonya. Non Mikha sudah datang sekitar 30 menit yang lalu," jawab pelayan itu. "Ini rekamannya!" pelayan itu menunjukkan rekaman cctv kamar tersebut kepada Bintang.
Dari rekaman itu tampak Mikha berjalan dengan terburu-buru masuk ke dalam kamar tersebut, dan Mikha tidak menyadari kalau ada dua orang laki-laki yang mengikutinya masuk ke kamar itu. Tidak lama nampak seorang pria juga ikut masuk ke dalam.
"Bukankah itu Dion," Maya ikut berkomentar saat dia tidak sengaja melihat putranya ikut masuk ke kamar tersebut.
Tidak lama Dion masuk, ada seorang lagi yang dengan mengendap-endap mengukuti Dion. Selang 10 menit, tiga orang pria yang ikut masuk tadi ke luar dan tinggal Mikha dan Dion yang berada di dalam kamar.
"Aku rasa ada orang yang ingin menjebak putriku dengan anak Anda," ucap Bintang setelah mengamati rekaman cctv yang di berikan oleh pelayannya.
"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Maya yang ikut mencemaskan putranya.
"Jalan satu-satunya adalah mengatakan kalau mereka adalah pasangan suami istri siri. Orang tidak akan percaya kalau tidak terjadi apa-apa antara putramu dan putriku. Apalagi tidak ada rekaman lain di kamar itu, selain rekaman yang ada di depan pintu."
"Baiklah, aku dan suamiku pasti akan mengikuti semua rencana kalian," ucap Maya.
"Terimakasih, karena Anda mau bekerja sama denganku." Bintang menjabat tangan Maya.
"Kee, kamu ada foto pernikahan anaknya Uwa Susi di kampungkan?" tanya Bintang kepada putranya Keenan.
"Ada, Mommy," jawab Keenan.
"Kamu edit wajah mereka menjadi wajah Mikha dan Dion. Aku yakin wartawan itu tidak akan menyadari kalau foto tersebut adalah foto editan!" seru Bintang kepada putra ketiganya. Dengan cepat Keenan mulai melakukan yang hal yang di perntahkan oleh Mommynya.
"An, Dew dan kamu Din. Tolong siapkan kamar pengantin di lantai 3!" Bintang meminta bantun kepada para sahabatnya.
"Nyonya Sebanstian, sebaiknya kita menyusul ke kamar itu. Aku takut Mas Rangga akan emosi saat melihat putrinya di jebak."
"Baik, ayo kita ke sana!" ajak Maya.
Bintan dan Maya segera berjalam menuju ke kamar 304, dimana keributan sedang terjadi.
******
"Bagaiman Pak Adam, Bapak tidak keberatankan, kalau putra Bapak menikah dengan putri kami?" tanya Bintang kepada Pak Adam.
"Saya pasti seteju dengan rencana Anda, tapi bagaimana dengan mereka berdua?" tanya Pak Adam seraya menatap ke arah dua orang yang berbaring di atas kasur. Dua orang itu masih belum sadar dengan posisi berpelukan.
"Aaagggrrr, kepalaku," lirih Dion yang mulai tersadar dari pingsannya.
Dion langsung terkesiap saat melihat Mikha sedang berbaring di sebelahnya, dia juga semakin terkejut saat melihat keberadaan kedua orang tuanya di sana.
"Mama, Papa kenapa kalian ada di sini?" tanya Dion. Dion juga terperanjat saat melihat melihat Mikha berbaring di sampingnya.
"Pa..Papa, Dion bisa jelaskan ini. Ini tidak seperti yang Papa lihat," ucap Dion.
"Kami, tahu." Suara itu terdengar tidak asing di telinga Dion.
"Pak Rangga!" panggil Dion yang baru mengetahui kalau ternyata ada Rangga Wijaya di kamar tersebut.
"Dion, sebenarnya aku tidak ingin putriku menikah dengan orang yang tidak dia cintai dan juga tidak mencintainya. Tapi, sepertinya dia memang harus mengalami hal yang sama yang pernah orang tuanya lakukan," jelas Rangga.
"Maksud Pak Rangga?!" Dion semakin bingung dengan penjelasan yang di berikan oleh Rangga.
"Aku ingin, kamu menikah dengan putriku." jawab Rangga seraya menatap mata Dion.
"Jadi cewek...maksudku Mikha ini putri Anda?!" tanya Dion tidak percaya.
"Benar," jawab Rangga, "Dan kamu harus menikahinya sekarang juga!" titah Rangga.
"Tapi...aku dan dia tidak melakukan apapun, bagaimana mungkin aku harus menikahinya," Dion masih berusaha untuk menolak.
"Pa, Ma, tolong bantu Dion menjelaskan pada Pak Rangga kalau aku tidak bisa menikahi putrinya!" pinta Dion kepada kedua orang tuanya.
"Kami tidak akan memaksamu, jika kamu bisa membuat kekasih artismu mau menikah denganmu sekarang!" jawab Adam. "Hubungi kekasihmu sekarang juga! Jika dia bersedia menikah denganmu, maka aku yang akan membatalkan pernikahanmu dengan putri Tuan Rangga!" seru Adam .
Dengan cepat Dion berusaha menghubungi kekasihnya, bukannya menjawab tapi telaponnya malah di riject oleh kekasihnya, Cantika. Berkali-kali Dion berusaha menghubungi hape kekasihnya itu, berkali-kali pula panggilannya malah di riject oleh yang si empunya.
"Bagaimana? Dia tidak menerima panggilanmukan?" tanya Adam saat melihat reaksi putranya.
Dion menutup ponselnya, dia menghela napasnya. Sebelum memberikan jawaban kepada orang tuanya, Dion menatap wajah Mikha yang masih tertidur karena pengaruh obat bius. Wajah itu terlihat sangat cantik dan menggemaskan bagi Dion.
"Baiklah, aku akan menikah dengannya," ucap Dion. Entah kenapa setiap menatap wajah cantik Mikha, Dion selalu merasakan desiran di dalam hatinya.
Bintang menggenggam tangan putrinya, "Sayang, maafkan Mommy karena Mommy harus mengambil keputusan ini. Mommy yakin cepat atau lambat kamu akan mencintai suamimu dan mendapatkan cintanya juga," ucap Bintang yang duduk di tepi ranjang putrinya yang masih berbaring.
Pelaksanaan ijab qobul pun di mulai, semua merasa bahagia dan juga sedih saat Dion selesai mengucapkan ijab qobul dan di nyatakan sah. Prosesi ijab qobul itu bahkan di tayangkan secara live oleh beberapa stasiun televisi.
Mikha yang saat itu sudah tersadarpun, hanya bisa menerima kenyataan kalau sekarang dia adalah istri sah dari laki-laki yang selalu dia panggil dengan cowok nyebelin.
Hal yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Zainab ddi
keren bintang cepet ambil tindakan yg cepet JD nama baik keluarga tetep terjaga
2022-07-26
0
Daila Quetty
othor keren akalnya bisa aja.kocak di bab ini🤣🤣🤣
2021-08-22
0
jeky mashita
sukak bgt sama karakter si hebat bintang 🌟😍
2021-08-08
0