Siang itu Dion duduk di ruangannya, sambil memeriksa beberapa berkas laporan yang sudah menumpuk di mejanya.
"Kenpa aku jadi malas seperti ini?" pikirnya. Entah apa yang sedang Dion rasakan, sejak Mikha mengabari dirinya kalau dia tidak bisa datang ke kantor, dia jadi merasa enggan untuk melangkahkan kakinya masuk ke dalam perusahaannya sendiri. Bahkan dia membutuhkan waktu yang lumayan lebih lama dari biasanya untuk mengecek semua laporan yang ada di depannya.
Berkali-kali, Dion menatap layar ponsel miliknya, dia berharap kalau Mikha akan menelponnya, meski hanya untuk memaki dirinya.
"Kenapa dia tidak bisa datang ke kantor hari ini? Apa terjadi sesuatu padanya?" batin Dion yang terus memikirkan keadaan Mikha si cewek resek.
"Heh, cewek resek kenapa baru menelponku?" tanya Dion bersemangat saat ponsel miliknya berdering.
"Cewek resek? Sayang, ini aku kekasihmu, Cantika," Dion menatap layar ponsel miliknya untuk memastikan bahwa yang menghubunginya memang kekasihnya, Cantika. Tapi entah kenapa dia justru tidak bersemangat saat tahu yang menelponnya adalah Cantika.
"Maafkan aku, Sayang. Aku tidak tahu kalau itu kamu," jawab Dion seperti biasa yang memanggil kekasihnya tersebut dengan kata Sayang.
"Sayang, malam ini kita jalan yuk!" ajak Cantika dengan nada manja yang selalu dia ucapkan, "Aku kangen banget sama kamu."
"Maaf, hari ini pekerjaanku sangat banyak. Aku tidak tahu apa aku bisa selesai dengan cepat," jawab Dion.
"Sayang, kenapa sih akhir-akhir ini kamu susah kalau di ajak jalan?" tanya Cantika kesal.
"Tika, hari ini aku benar-benar sibuk," Dion berusaha memberi pengertian kepada kekasihnya. "Ini saja aku belum selesai memeriksa beberapa laporan perusahaan," imbuhnya.
"Tuhkan kamu berubah," Cantika mendengus kesal.
"Berubah bagaimana?" tanya Dion yang tidak mengerti maksud dari ucapan Cantika barusan.
"Selama ini kamu selalu memanggilku sayang, tapi barusan kamu cuma memanggilku tanpa kata Sayang," protes Cantika.
"Iya iya aku minta maaf," ucap Dion. Dia tidak ingin masalah yang harusnya sepele bisa bertambah runyam dan malah semakin besar. "Baiklah, nanti malam kita makan malam di restoran biasa. Kita bertemu di sana," tambah Dion, dia tidak ingin kekasihnya itu semakin merajuk.
"Baiklah, Sayang. Aku tunggu di sana, see you."
"See you too," jawab Dion.
Dia langsung menutup ponselnya setelah mengatakan itu.
"Kenapa aku jadi seperti ini?" ucap Dion, dia benar-benar merasa kesal karena hari ini pikirannya tidak benar-benar fokus, hanya gara-gara seorang Mikha. Si cewek resek yang sejak semalam terus menguasai pikirannya.
Dion kembali mengambil ponselnya, dia kembali menghubungi kekasihnya Cantika.
"Sayang, kita ketemuan sekarang!" ajak Dion tanpa ucapan salam ataupun kata-kata pembuka.
"Baiklah, Sayang. Aku menunggumu di apartemenku," jawab Cantika sumringah. Dia benar-benar senang karena kekasih hatinya sudah kembali seperti biasanya.
"Baik, satu jam lagi aku tiba di apartemenmu," ucap Dion, dia kembali menutup ponselnya.
Dion segera membereskan semua laporan yang ada di depannya.
"Mungkin setelah menemui Tika, aku akan bisa kembali fokus dengan pekerjaanku dan tidak memikirkan tentang si cewek resek itu lagi," gumam Dion.
Setelah membereskan semua pekerjaannya, Dion segera pergi meninggalkan kantornya untuk menemui Cantika kekasihnya.
*****
Pukul dua siang, Dion tiba di apartemen kekasihnya. Dia langsung masuk setelah Cantika membukakan pintu untuknya.
"Sayang, akhirnya kamu mau juga datang ke apartemenku," ucap Cantika yang langsung memeluk tubuh Dion.
"Pikiranku agak kacau hari ini," jawab Dion.
"Kenapa? Apa karena pekerjaanmu?" tanya Cantika yang ingin terlihat perhatian di depan kekasihnya.
"Tidak mungkin aku bilang kalau pikiranku kacau gara-gara si cewek resek itu," batin Dion.
"Sudah lupakan saja, aku ke sini ingin menenangkan pikiranku. Jadi jangan bertanya apapun soal pekerjaanku," seru Dion.
"Baiklah, Sayang. Aku tidak akan menanyakan tentang pekerjaanmu," ucap Cantika. Dia menangkup wajah Dion dengan kedua tangannya.
"Sekarang apa yang bisa aku lakukan agar bisa membuatmu tenang?" tanya Cantika, dengan sengaja dia menggesek-gesekkan bukit kembarnya ke tubuh Dion. Laki-laki manapun, pasti akan tertarik untuk melakukan hal lebih.
"Aku pernah bilang padamukan kalau aku tidak akan melakukan hal yang lebih sebelum kita menikah?"
"Aku tahu," jawab Cantika sambil berjinjit dia mulai menyatukan bibirnya dengan bibir milik kekasihnya tersebut. Cantika mulai memberikan gigitan kecil pada bibir kekasihnya, Dion mulai meraih pinggang Cantika dan membalas permainan bibir yang di berikan oleh kekasihnya itu. Namun dia langsung mendorong tubuh Cantika, ketika wajah Mikha tiba-tiba muncul di kepalanya. Bahkan saking kerasnya dorongan yang di berikan oleh Dion, membuat tubuh wanita itu jatuh di lantai.
"Aw ... sakit Sayang," Cantika mengaduh.
"Maaf, maaf, aku tidak sengaja," Dion membantu Cantika untuk berdiri.
"Kamu ini kenapa sih, Sayang?" tanya Cantika yang merasa kesal dengan sikap Dion.
"Tika, bagaimana kalau secepatnya kita menikah!" ajak Dion tiba-tiba.
"Aku kan sudah bilang kalau aku belum mau menikah dalam waktu dekat ini," jawab Cantika.
"Aku sudah bilang padamu, walau kita sudah menikah, aku akan tetap memberimu ijin untuk melakukan syuting atau apa pun."
"Maaf, aku tetap belum siap untuk menikah. Aku mohon jangan memaksaku!" pinta Cantika.
"Jika aku menikah sekarang, Mas Harun pasti tidak akan memberiku peran utama di film ataupun sinetron produksinya," batin Cantika.
"Lalu kapan kamu akan siap menikah denganku?" tanya Dion lagi.
"Sayang, kita bicarakan itu lain waktu saja ya!" pinta Cantika, "Aku tidak ingin menghabiskan momen kebersamaan kita dengan bertengkar."
"Aku takut jika kita tidak segera menikah hatiku akan berpaling, Tika. Aku tidak ingin menghianatimu," kini giliran Dion yang berbicara dalam hati.
Cantika kembali mendekat ke arah Dion dan memeluknya. Dion hanya membalas pelukan kekasihnya dengan membelai rambut panjangnya.
*****
Malam harinya....
Rencana makan malam yang tadinya akan di adakan di kediaman keluarga Wijaya tidak jadi di adakan di sana. Makan malam tersebut akhirnya di laksanakan di salah satu hotel bintang lima milik keluarga Wijaya.
Semua orang sudah berkumpul di hotel yang di maksud. Bahkan Harry dan Dinda sudah datang bersama dengan dua anak kembar perempuanya Davina dan Davika.
Selama hampir 16 tahun ini, Harry beserta ibu angkatnya, juga istri dan kedua anaknya tinggal di Jerman. Dia meneruskan perusahaan milik ayah angkatnya, Michel.
"Hai, Bintang. Aku kangen banget sama kamu," sapa Dinda saat bertemu dengan saudara ipar sekaligus sahabatnya.
"Aku juga kangen sama kamu," jawab Bintang seraya memberikan pelukan kepada Dinda. "Ohya dimana Vina dan Vika?"
"Itu, mereka sedang ngobrol dengan Keenan dan Tama," tunjuk Dinda ke arah Vina dan Vika, anaknya.
"Bintannnggg," seperti biasa suara heboh Ana terdengar menggema di seluruh ruangan itu. Bahkan Alea putrinya sempat menutupi wajahnya karena malu melihat kehebohan ibunya.
"Dasar kamu ini, An. Dari dulu gak pernah berubah, gak inget umur apa," protes Bintang bercanda.
"Ih, aku ini emak-emak yang gak mau di bilang tua tahu," kata Ana yang seperti biasa dengan sikapnya yang terkadang absurd.
"Iya iya, emak-emak lincah," kata Bintang bercanda.
Tidak lama berselang, Dewi, Nando dan kedua anaknya juga sudah tiba di lokasi.
"Bintang, Ana aku kangen kalian," ucap Dewi seraya memeluk ke dua sahabatnya.
"Wah, tidak ada yang kangen dengan ku ya?" protes Dinda.
"Tentu saja aku kangen denganmu juga Din," jawab Dewi.
"Bagaimana kabar kalian di Jerman?" tanya Dewi kepada Dinda.
"Alhamdulillah baik," jawab Dinda.
"Katanya mau ngadain makan malam kecil-kecilan di rumah, Kenapa malah jadinya di hotel?" tanya Dewi.
"Mas Rangga bilang sekalian dia ingin menjamu beberapa client bisnisnya, makanya makan malamnya di adakan di sini," jelas Bintan, "Tapi lain kali aku akan tetap mengadakan pesta kecil khusus untuk kita."
"Wah, aku pasti akan hadir di pesta kecil tersebut," jawab Dewi dan di iyakan oleh yang lainnya.
"Ohya, Bi. Dimana Mikha? Kenapa aku hanya melihat ke dua anak laki-lakimu saja?" tanya Dewi.
"Iya, ya. Dari tadi aku belum melihat Mikha," sambung Dinda dan Ana.
"Mikha lagi ada di jalan, tadi dia bilang ada tugas dadakan dari dosennya," jawab Bintang.
"Oh pantes aku belum lihat gadis kecilmu itu," imbuh Ana.
"Hei, dia bukan lagi gadis kecil. Dia sudah bisa menikah sekarang juga kalau memang sudah ada jodohnya," kata Bintang bercanda.
Mereka berempatpun melanjutkan obrolan mereka yang lain. Dan para suami mereka juga mengobrol di tempat yang tidak jauh dari mereka, demikian juga anak-anak mereka.
(Visual Alea, anak dari Ana dan Alex)
( Visual dari Arya, anak kedua dari Nando dan Dewi)
(Visual Davina dan Davika, anak dari Harry dan Dinda)
➡️ Davina
➡️ Davika
# Jangan lupa untuk selalu berikan like, komen dan votnya ya🤗
# Sambil nunggu update selanjutnya baca karya temen author yang pasti Te O Pe banget deh:
Thank you 😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Zainab ddi
cantik2 dan Arya ganteng banget
2022-07-25
0
Jeni Safitri
Visualnya cakep2
2021-09-07
0
🐝⃞⃟𝕾𝕳 YULI HARTATI 𝕱𝖘
visualnya ok banget semuanya🥰🥰
2021-06-16
1