"Aku mencintaimu, Kia." ucap Tama.
Kiara membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah Tama.
"Apa maksudmu?" tanya Kiara dengan menautkan dua alisnya.
Tama berjalan mendekat ke arah Kiara, "Iya, Kia. Aku mencintaimu dan entah sejak kapan aku merasakannya," ucap Tama dengan menatap mata Kiara.
"Tam, aku, kamu dan Mikha, kita adalah sahabat sejak kecil. Dan aku sama sekali tidak memiliki perasaan apapun padamu, meski orang tua kita selalu menjodoh-jodohkan kita."
"Tapi Kia..."
"Tam, aku tidak ingin merusak persahabatan kita dengan perasaanmu itu," sela Kiara.
"Kia, tolong ijinkan aku sekali saja untuk bisa memperebutkan hatimu! Aku janji saat kamu tidak bisa menerima perasaanku, aku akan mundur dan sikapku terhadapmu juga tidak akan berubah," ucap Tama sungguh-sungguh.
"Tapi, Tam .."
"Aku mohon Kia, setidaknya biarkan aku berjuang untuk mendapatkan cintamu!" pinta Tama sekali lagi.
"Terserah padamu, tapi yang jelas aku sudah berpacaran dengan Zeno. Aku harap kamu tidak menggunakan kekuasaanmu untuk menyingkirkannya," jawab Kiara.
"Terimakasih Kia, karena kamu mau memberiku kesempatan," ucap Tama di sertai senyum manisnya.
"Aku pergi, Zeno sudah menungguku di mobil," pamit Kiara.
"Hati-hati, Kia. I love you," balas Tama.
Kiara hanya menggelengkan kepalanya, kemudian dia pergi meninggalkan tempat tersebut.
"Berjuanglah Tama, ini adalah awal mula perjuanganmu untuk mendapatkan cinta Kiara!" Tama mengepalkan tangannya ke udara untuk menyemangati dirinya sendiri. Dia tidak perduli dengan tanggapan orang-orang yang menatapnya aneh. Dari kejauhan ada orang yang diam-diam memperhatikan tingkah Tama, dia tersenyum smirk mengetahui sebuah fakta kalau ternyata Tama mencintai Kiara.
*****
Di tempat lain ...
Hari itu Dion ada meeting hingga malam hari, dia langsung kembali ke rumahnya, karena kebetulan lokasi meetingnya lebih dekat dari rumah di bandingkan dengan perusahaannya.
Dion memasukkan mobilnya ke dalam garasi yang ada di dalam rumah. Begitu keluar dari mobil, Dion langsung masuk ke dalam rumah dan melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua.
Setelah meletakkan tas kerjanya di atas nakas, Dion langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur king size miliknya. Ketika hendak memejamkan mata, tiba-tiba Dion teringat akan Mikha si cewek resek yang tadi siang sedang dia hukum.
"Apa cewek itu masih tetap berdiri di depan perusahaan ya?" pikir Dion.
Baru saja Dion berfikir untuk menghubungi security perasahaan, ternyata sudah ada panggilan masuk dari salah satu securitynya.
"Iya, ada apa?" tanya Dion sambil memposisikan dirinya untuk duduk.
"Maaf, Pak. Bagaimana dengan gadis yang Bapak suruh untuk berdiri? Apa dia sudah di perbolehkan untuk pulang?" tanya sang security.
"Suruh saja dia pulang!" seru Dion, dia langsung memutus panggilan telponnya dan melemparkan ponsel miliknya ke atas tempat tidur. Namun ketika melihat ke arah jam, dia kembali mengambil ponsel miliknya dan kembali menghubungi security yang baru saja menelponnya.
"Suruh gadis itu menungguku, aku akan tiba 10 menit lagi," serunya kepada sang security.
"Maaf, Pak. Baru saja gadis itu pergi," jawab sang security.
"Apa!" pekik Dion, dia segera mematikan ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku. Dion segera mengambil kunci mobil yang tadi dia letakkan di atas nakas. Dan dengan setengah berlari Dion menuruni anak tangga untuk menuju ke garasi mobil miliknya. Dengan kecepatan penuh, Dion melajukan mobilnya menuju ke perusahaan.
Sesuai dengan perkataannya, Dion tiba di perusahaan sekitar 10 menit kemudian. Dia langsung menemui security yang tadi menelponnya.
"Kemana gadis itu pergi?" tanya Dion tanpa basa-basi.
"Maaf, Pak. Saya tidak terlalu memperhatikannya tadi," jawab sang security seraya menundukkan kepalanya karena takut.
"Harusnya kalian bisa menahan dia, kalian tahukan ini sudah jam delapan malam? Kalian juga tahu kalau lewat dari jam enam perusahaan ini tidak pernah di lalui angkutan umum. Lalu bagaimana gadis itu akan pulang?!" Dion memarahi dua security yang bertugas.
"Maaf, Pak. Kami kira kalau itu bukan tugas kita." Security yang barusan menjawab kembali menundukkan kepalanya saat mendapat tatapan mematikan dari bosnya.
Tanpa mengatakan apapun, Dion langsung meninggalkan perusahaan untuk segera mencari keberadaan Mikha.
*****
Di tempat lain ...
Cukup lama Mikha duduk di halte yang berada tidak jauh dari perusahaan milik Dion. Dia tidak bisa menghubungi Keenan ataupun Tama karena ponsel miliknya sudah mati kehabisan daya.
"Kenapa lama sekali," gumam Mikha. Dia memijit kakinya yang terasa pegal karena hukuman yang di berikan oleh Dion untuknya.
"Cowok nyebelin itu benar-benar keterlaluan, masa dia menyuruhku berdiri hingga malam hari. Awas saja lain kali, aku pasti akan membalasnya," batin Mikha.
Mikha sedikit ketakutan saat memperhatikan sekeliling tempat tersebut yang ternyata cukup sepi. Apalagi tidak jauh dari tempatnya duduk, ada segerombolan pemuda yang sedang mabuk. Mikha semakin ketakutan saat mendengar derap langkah seseorang yang semakin mendekat ke arahnya.
Ketika ada orang yang memegang pundaknya, tanpa ampun Mikha langsung memukul orang itu dengan tas.
"Rasakan ini! Rasakan ini!" teriak Mikha dengan tangan yang terus memukul ke arah orang yang baru saja memegang pundaknya.
Mikha langsung terdiam saat menyadari siapa orang yang baru saja dia pukul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Zainab ddi
tega banget Dion sama mikha
2022-07-24
0
Yoan Marendes Korompot
😂😂😂 si dion di timpuk pake tas
2022-03-29
0
🐝⃞⃟𝕾𝕳 YULI HARTATI 𝕱𝖘
Mikha...gw suka sama gaya loe👍🏻👍🏻👍🏻
2021-06-16
0