Mikha segera meninggalkan tempat itu, dia segera berjalan menuju ke depan pintu masuk perusahaan. Namun dia begitu terkejut saat ada orang yang tiba-tiba menarik tangannya.
"Cantika," ucap Mikha.
"Iya, ini aku," jawab orang yang menarik tangannya dan dia adalah Cantika, pacar dari Dion.
"Ingat! Jangan sekali-kali kamu menceritakan apa yang kamu lihat di kafe semalam, jika kamu berani membuka mulut pada siapapun apalagi pada Dion, aku pastikan aku akan membuat hidupmu menderita!" ancam Cantika, dia bahkan mengacungkan jari telunjuknya tepat di hadapan wajah Mikha sebagai bentuk ketegasan kalau saat ini dia tidak sedang main-main dengan ucapannya.
Mungkin jika orang lain yang mendapatkan ancaman tersebut dari Cantika, nyalinya akan langsung menciut. Tapi berbeda dengan Mikha, jangankan takut, perasaan seganpun tidak dia rasakan. Gadis itu malah tersenyum menanggapi ancaman Cantika barusan.
"Sebenarnya aku tidak perduli dengan hubunganmu dengan cowok nyebelin itu. Tapi karena kamu sudah mengancamku, lihat saja aku akan buat kamu mengakuinya sendiri," jawab Mikha santai.
"Kau!! Memangnya siapa dirimu hingga kamu berani melawanku?!" ucap Cantika dengan mengeratkan gigi-giginya.
"Bukankah aku orang yang barusan kamu ancam," jawab Mikha.
"Jadi kamu benar-benar ingin melawanku?!"
"Aku bukan orang yang suka mencampuri hidup orang lain. Tapi karena barusan kamu mengancamku makanya aku melawanmu," jelas Mikha kali ini dia menunjukkan wajah seriuasnya.
"Melawanku? Apa yang kamu punya hingga berharap kamu bisa melawanku?!" tantang Cantika.
"Untuk melawan orang sepertimu, aku tidak perlu memiliki sesuatu," jawab Mikha yang kali ini menatap Cantika dengan tatapan tajamnya. "Permisi!"
Mikha berjalan meninggalkan Cantika untuk melaksanakan tugas yang di berikan oleh Dion.
Cantika mengambil ponsel yang ada di dalam tas miliknya dan menghubungi seseorang.
"Mas Harun sepertinya ada yang mengetahui tentang hubungan kita. Aku butuh bantuanmu untuk menyingkirkannya," kata Cantika melalui sambungan telponnya. Ternyata yang sedang di hubungi oleh Cantika adalah Harun, kekasih gelapnya yang sekaligus pemilik PH terbesar di kota XX.
"Siapa? Apa dia orang yang berpengaruh di kota ini?" tanya Harun yang terdengar sedikit panik mengetahui kalau hunbungan gelapnya di ketahui oleh orang lain.
"Sepertinya bukan, karena dia mau mengerjakan pekerjaan rendahan yang di berikan oleh Dion," jawab Cantika.
"Tenang saja, aku akan bereskan dia secepatnya," ujar Harun dari ujung sana.
"Baiklah, aku serahkan dia padamu. Aku akan kirimkan foto sekaligus nama serta alamat lengkapnya," tutur Cantika. Dia mematikan layar ponselnya, setelah memberikan foto serta biodata Mikha pada Harun.
"Aku pastikan kamu akan menyesal karena sudah mengancamku," gumam Cantika. Dia segera berjalan masuk kembali ke ruang kerja kekasihnya, Dion.
Sementara Mikha dia meminta bantuan saudaranya (Keenan) untuk memata-matai Cantika dan Harun. Karena di banding Tama, Keenan lebih memahami kehidupan beberapa artis yang ingin hidup mewah dengan cara instan. Mikha ingin segera membuat Cantika mengakui perbuatannya di hadapan Dion.
"Aku yakin, sebentar lagi aku akan bisa memaksamu mengakui hubungan gelapmu di hadapan cowok nyebelin itu." Batin Mikha ketika dia sudah sampai di depan pintu masuk perusahaan. Mikha berada di sana untuk menjalankan hukuman yang di berikan oleh Dion kepadanya.
*****
Di ruang kerja Dion ...
Cantika memasang wajah cemberutnya saat memasuki ruang kekasihnya tersebut. Cantika duduk di bangku kosong yang berada di depan meja kerja Dion.
"Kenapa Sayang?" tanya Dion.
"Kenapa sih kamu tidak memecat dia?" jawab Cantika seraya bertanya.
Dion menatap ke arah kekasihnya, dia merasa aneh dengan keinginan kekasihnya tersebut. Sadar mendapati tatapan aneh yang di berikan oleh kekasihnya, Cantika sedikit meralat ucapannya, "Dia itukan ceroboh, selain itu dia selalu merusak moment saat kita berduaan," ralatnya.
"Abaikan saja, toh dia hanya bekerja di sini sampai hutangnya padaku lunas," jawab Dion.
"Tapi, Yang. Takutnya, dia nanti mengorek-ngorek kehidupan pribadiku dan mengesharenya pada orang lain," kata Cantika. "Kamu kan tahu, banyak orang yang diam-diam mencari tahu tentang kehidupan pribadiku. Aku hanya tidak ingin privacyku terganggu."
"Jangan khawatir, aku rasa dia bukan orang yang seperti itu," jawab Dion.
"Sudahlah urusan tuh cewek juga sudah aku serahin ke mas Harun. Lebih baik aku bersenang-senang ke mall," ucap Cantika dalam hati.
"Sayang, tadi aku lihat ada model tas terbaru di mall langganan kita. Aku ingin memilikinya, karena tas tersebut limited edition,"
"Berapa harganya?" tanya Dion tanpa menatap wajah kekasihnya itu. Dion masih fokus dengan komputer di depannya.
"Murah, sekitar 200 jutaan," jawab Cantika.
"Aku rasa bulan ini aku belum bisa memberikan uang sebanyak itu karena akhir-akhir ini papa sering mengecek pengeluaranku. Dan pengeluaranku bulan ini sudah terlalu besar," jawab Dion.
"Baiklah, aku akan beli tas itu dengan uangku sendiri. Permisi," ucap Cantika kesal. Dia langsung pergi meninggalkan ruangan kekasihnya.
Dion hanya menatap kepergian Cantika dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.
*****
Di sisi lain, Tama masih sibuk mengikuti Kiara yang saat itu sedang ada janji dengan kekasihnya, Zeno. Kali ini dia berusaha sebisa mungkin agar tidak ketahuan oleh Kiara.
Saat ini Zeno sedang menemani Kiara pergi ke toko buku. Dia membantu Kiara mencari buku yang di butuhkan oleh kekasihnya.
Setelah menemukan buku yang dia cari, mereka ke luar dari toko buku tersebut.
"Zen, kamu tunggu aku di mobil sebentar ya!" pinta Kiara pada kekasihnya, Zeno.
"Memangnya kamu mau kemana?" tanya Zeno pada Kiara.
"Aku mau ke toilet sebentar," jawab Kiara.
"Baiklah, aku tunggu di mobil ya Sayang, jangan lama-lama." Setelah mengatakan itu Zeno segera meninggalkan Kiara untuk menuju ke mobilnya.
Tama yang memang sengaja menguping pembicaraan mereka, segera mengikuti Kiara yang berjalan menuju ke arah toilet umum. Namun saat dia tiba di depan toilet umum, dia kehilangan jejak Kiara.
"Dimana dia ya," gumam Tama. Dia menatap ke segala arah untuk mencari keberadaan pujaan hatinya.
"Perasaan dia belum masuk ke dalam toilet," kata Tama lagi.
"Apa kamu mencariku?"
Suara itu terdengar dari belakang Tama, dengan berhati-hati Tama membalikkan tubuhnya untuk menghadap ke arah sumber suara. Suara itu berasal dari Kiara orang yang dari tadi dia ikuti.
"Eh, kamu di sini juga," ucap Tama dengan gaya nyengir kudanya. Tama berusaha seolah-oleh kalau dia kebetulan berada di tempat yang sama dengan Kiara.
"Sudah deh Tam, kamu jujur saja. Kamu ngikutin akukan?" tanya Kiara dengan wajah yang nampak kesal.
"Aku tidak mengikutimu, kita kebetulan saja bertemu di sini," jawab Tama yang masih berusaha untuk mengelak.
"Benarkah?" tanya Kiara dengan tatapan penuh selidik.
"Tentu saja benar," jawab Tama.
"Lalu untuk apa kamu berada di sini?" tanya Kiara lagi.
"Tentu saja karena aku kebelet," jawab Tama yang tetap berusaha untuk mengelak.
"Jadi saking kebeletnya, kamu sampai tidak sadar kalau kamu berada di depan toilet perempuan?"
"Tentu saja iy ...," Tama tidak melanjutkan perkataannya, dia baru menyadari satu kebodohan yang dia lakukan setelah menyadari kalau saat ini, dia sedang berdiri tepat di depan toilet perempuan.
"Tam, kenapa kamu mengikutiku? Waktu itu kamu juga mengikutikukan?" tanya Kiara yang merasa kesal dengan tingkah yang di lakukan oleh Tama.
"Aku.."
"Sudahlah, Zeno sudah menungguku di mobil," sela Kiara. Dia melangkahkan kakinya untuk meninggalkan tempat itu. Namun langkahnya terhenti saat mendengar pengakuan dari Tama.
"Aku mencintaimu, Kia." ucap Tama.
Kiara membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah Tama.
🌸Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak dengan cara like, komen dan vote ya, Author tunggu🤗🤗
# Baca juga novel favorit Author di bawah ini:
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Zainab ddi
Cantika mau duit Dion doangy iih pacaran lg sama om2
2022-07-24
0
yonahaku
apakah Harun dan zeno ada hubungan darah
2021-07-02
1
🐝⃞⃟𝕾𝕳 YULI HARTATI 𝕱𝖘
good Tama akhirnya kamu jujur👍
2021-06-16
1