Dan lagi-lagi Dion terkejut saat melihat wajah orang yang menabraknya.
"Bagus, kita bertemu lagi di sini. Sekarang kamu harus membayar biaya perbaikan mobil tadi 10 kali lipat atau aku akan meneriakimu sebagai seorang penipu," seru Dion seraya mengancam.
Wanita yang tanpa sengaja menabrak Dion adalah Mikha.
Mikha melihat ke arah kakak kembarnya yang berjalan semakin mendekat ke arah mereka.
"Jangan bicara di sini, ayo ikut!" ajak Mikha seraya menarik tangan Dion. Mikha tidak mau kalau saudara kembarnya itu tahu kalau mobil kesayangannya tadi pagi mengalami kecelakaan.
Mikha membawa Dion bersembunyi di samping toko buku.
"Kia, bukannya barusan Mikha di depan kita ya? Kenapa tiba-tiba dia ngilang?" kata Tama.
Dia melihat ke sekeliling untuk mencari keberadaan saudara kembarnya itu. "Mungkin, dia sudah masuk ke dalam toko Tam. Kita masuk saja yuk!" ajak Kiara. Akhirnya Tama dan Kiara masuk ke dalam toko buku.
Mikha yang bersembunyi di samping toko itu langsung bernapas lega.
"Lepas!" suruh Dion. Dia menghempaskan tangan Mikha yang tadi menariknya.
"Sekarang cepat bayar!" seru Dion kepada Mikha.
"Tuan yang baik hati, bisakah aku membayarnya lain waktu?" pinta Mikha dengan mengatupkan kedua tangannya di sertai senyum manisnya.
"Cih! Aku tidak akan tertipu lagi olehmu, pokoknya aku mau kamu membayarnya sekarang!" kata Dion.
"Oke, aku mengaku. Aku tidak punya uang sebanyak itu dan semua yang kamu katakan di bengkel tadi itu benar adanya. Mobil itu bukan mobilku, aku meminjamnya," kata Mikha yang terpaksa harus mengakui tuduhan Dion di bengkel tadi siang.
"Sudah ku duga, gadis sepertimu mana mungkin bisa memiliki mobil yang harganya fantastis. Sekarang bagaimana cara kamu akan membayar hutangmu itu?" tanya Dion yang mulai kesal dengan sikap yang di tunjukkan oleh Mikha.
"Bagaimana kalau aku bekerja untukmu, setidaknya kamu bisa memperkerjakan aku sampai hutangku lunas," Mikha memberikan idenya.
Dion menghela napasnya kasar. Saat ini dia memang hanya bisa memperkerjakan wanita di depannya. Dion menatap Mikha dari bawah hingga ke atas.
"Hei, jangan menatapku begitu. Meskipun aku ingin bekerja padamu untuk melunasi hutangku, tapi aku tidak mau ya, bekerja yang aneh-aneh," kata Mikha dengan memberikan tatapan tajamnya kepada Dion.
"Makanya bersihin tuh otak dari pikiran kotor, siapa juga yang mau dengan cewek kerempeng kayak kamu."
Mikha hanya memutar bolanya malas. "Sekarang apa yang harus aku kerjakan agar hutangku lunas?" tanya Mikha.
"Siniin nomer hp kamu!" suruh Dion
"Buat apa?" tanya Mikha bingung.
"Hei, gimana aku bisa memberitahu pekerjaanmu, kalau aku tidak bisa menghubungimu,"
Akhirnya Mikha memberikan nomor ponselnya pada Dion. " Sekarang, bisakah aku pergi?" tanya Mikha.
"Tunggu! Siapa nama kamu?"
"Tuan, ktp ku kan sudah kamu sita. Kenapa masih nanya siapa namaku," jawab Mikha yang mulai kesal.
"Sudahlah aku juga tidak perduli siapa namamu, mulai sekarang aku akan memanggilmu cewek resek!"
"Terserah kamu saja, cowok nyebelin," jawab Mikha seraya memutar bolanya malas.
"Pacarku sudah menunggu, nanti aku akan hubungi kamu untuk memberitahu apa pekerjaan yang harus kamu lakukan. Sampai jumpa lagi, cewek resek."
Dion meninggalkan Mikha, dia berjalan menghampiri kekasihnya yang sudah berdiri di depan toko buku.
"Kamu dari mana, Sayang?" tanya Cantika dengan wajah cemberutnya.
"Maaf, tadi aku ada urusan sebentar," jawab Dion seraya memeluk pinggang kekasihnya.
"Ayo jalan!" ajak Dion.
Dion dan Cantika, segera meninggalkan toko tersebut.
Setelah Dion pergi, Mikha masuk ke toko buku tempat saudara kembarnya dan Kiara berada.
"Dari mana saja kamu?" tanya Tama saat melihat saudaranya itu sudah berada di sampingnya.
"Aku ke toilet tadi," jawab Mikha berbohong.
"Gimana Kia, sudah ketemu bukunya?" tanya Mikha kepada Kiara
"Sudah, kamu sendiri sudah ketemu sama buku yang mau kamu beli?" jawab Kiara seraya bertanya.
"Aku juga sudah," jawab Mikha.
"Ya sudah bayar sana! Aku pingin cepat pulang karena hari ini Keenan pulang dari liburannya," seru Tama kepada dua orang cewek di sampingnya.
"Iya, aku juga ingin segera bertemu dengan Keenan karena dia tidak menyebalkan sepertimu," ujar Mikha.
"Jadi adik kalian pulang hari ini?" tanya Kiara
"Iya, makanya aku pengen cepat-cepat pulang," jawab Mikha dan Tama bersamaan.
"Wah, ternyata benar ya. Kalau anak kembar itu selalu sehati," kata Kiara kepada dua bersaudara itu.
Akhirnya mereka bertiga meninggalkan toko buku tersebut, tentu saja setelah membayar buku yang mereka beli.
Tama dan Mikha terlebih dulu mengantarkan Kiara pulang ke rumahnya.
*****
Tama dan Kiara tiba di rumah pukul 6 malam, mereka segera menuju ke ruang keluarga saat mendengar suara yang mereka rindukan. Iya, suara adik tercinta mereka yang bernama Adzka Rikward Keenan Putra Wijaya dan biasa di panggil Keenan.
Mikha segera memeluk adik kesayangan tersebut, maklumlah mereka tidak bertemu sudah hampir sebulan.
"Adikku yang tampan, aku sungguh sangat merindukanmu" ucap Mikha.
"Kak Mikha lebay deh, tapi aku juga sangat merindukan Kakakku yang ceroboh ini," jawab Keenan di sertai sedikit candaan.
"Ish, ternyata gara-gara kelamaan liburan kamu jadi ketularan Tama yang nyebelin," balas Mikha. Dia melepaskan pelukannya dan mencubit lengan adiknya tersebut.
"Aw sakit, Kak," ringis Keenan, dia mengusap lengan yang baru saja di cubit oleh kakak perempuannya tersebut.
"Salah sendiri kenapa kamu jadi nyebelin," ucap Mikha lagi.
Berbeda dengan Mikha yang memberi pelukan kepada adik lelakinya, Tama justru menunjukkan rasa rindunya kepada adiknya tersebut dengan menoyor kepalanya pelan.
"Mommy, lihatlah! Aku di bully sama Kak Mikha dan Kak Tama," kata Keenan mengadu.
Bintang hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah ketiga anaknya.
"Dasar bocah! Sudah gede juga, masih suka ngadu," cibir Tama bercanda.
"Biarin kan aku paling kecil di sini," jawab Keenan, dia memasang tampang yang sok imut di depan ke dua kakaknya.
Ketiganya pun kembali tertawa bersama.
"Wah, anak kesayangan Daddy sudah sampai di rumah ternyata," kata Rangga yang baru saja pulang.
Keenan menghampiri daddynya dan mencium punggung tangan daddynya tersebut.
"Bagaimana kabar nenek?" tanya Rangga kepada putra bungsunya tersebut.
"Baik, Dad. Tapi nenek bilang dia belum bisa ikut ke sini. Nenek masih kangen tinggal di desa katanya," jawab Keenan panjang lebar.
"Sekarang, kalian mandi. Setelah itu kita berkumpul kembali untuk makan malam!" perintah Rangga kepada ketiga anaknya.
"Oke, Daddy," jawab ketiganya bersamaan. Ketiga anak itu pun segera menuju ke kamar mereka masing-masing.
Selama sebulan ini, Keenan memang memilih berlibur ke desa neneknya. Selain karena dia menyukai suasana pedesaan, Keenan juga ingin menemani neneknya tersebut walau cuma sebulan.
Setelah anak-anak Bintang beranjak dewasa Ratih memilih untuk tinggal di desa. Bukan karena dia tidak mau tinggal bersama Bintang dan ketiga anaknya. Tapi dia ingin menikmati masa tuanya dengan tinggal di kampung halamannya. Dan setiap sebulan sekali Bintang dan Rangga selalu mengunjungi Ratih di desa sekalian mengecek kondisi rumah sakit yang mereka dirikan.
Mia, ibu Rangga. Sekarang dia sedang ikut berlibur bersama dengan Harry dan keluarganya ke Paris. Dan Rania, sekarang dia mengikuti jejak suaminya Erik ikut mengurus panti asuhan tempat Leon pernah tinggal sebelum di adopsi. Erik dan Rania menjadi orang tua asuh dari anak-anak yang tinggal di panti tersebut. Tentu saja dengan dukungan dana dari perusahaan Wijaya.
*****
Di keluarga Sebastian
"Dion, kapan kamu akan menikahi pacar artismu itu?" tanya Adam Sebastian kepada putranya.
"Kenapa Papa menyakan hal itu?" jawab Dion sembari bertanya.
"Umur kamu itu sudah cukup untuk menikah. Memangnya kalian menunggu apa lagi? Hampir setiap hari kamu mengeluarkan banyak uang untuk pacar artismu itu. Jangan-jangan saat perusahaanmu bangkrut, pacarmu yang artis itu akan meninggalkanmu," kata Adam.
Mendengar perkataan papanya, Dion yang saat itu sedang makan langsung meletakkan sendok dan garpunya dengan kasar.
"Jadi Papa berharap aku dan Cantika putus begitu?" tanya Dion dengan nada yang sedikit meninggi.
"Dion, bukan begitu maksud papamu. Papamu hanya ..."
"Sudahlah, aku kembali ke kamar. Aku sudah tidak napsu lagi untuk makan," kata Dion yang langsung meninggalkan tempat makan.
Adam hanya menghela napasnya, dia benar-benar tidak mengerti dengan sikap anaknya. Dion akan selalu tersinggung dan marah, jika kedua orang tuanya membicaran soal kekasihnya Cantika.
"Anakmu itu benar-benar sudah di butakan oleh pacar artisnya itu," kata Adam.
"Sudahlah, biar nanti aku yang bicara dengan Dion," jawab Maya, ibu Dion.
Adam dan Maya pun melanjutkan makan malam mereka.
# Visual Adzka Rikward Keenan (Keenan)
# Jangan lupa like, komen dan votenya, aothor tunggu🤗🤗
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Zainab ddi
cakep banget anak bintang dan Rangga yg ketiga
2022-07-24
0
Anonymous
cakepnyaaaa
2021-09-25
0
Daila Quetty
krnapa rama dan mika visual wajahnya orental ya.😁
2021-08-22
0