Braakkk
Mobil yang dia kendarai menabrak mobil lain yang hendak keluar dari parkiran.
"Gawattt"
Seorang laki-laki keluar dari mobil yang di tabrak oleh Mikha barusan. Ya, Mikha baru saja menabrak mobil orang lain.
Tok tok tok
Pemuda itu mengetuk kaca mobil yang di kendarai oleh Mikha dengan kasar.
"Hei, keluar kamu! Cepat keluar!" seru pemuda tersebut dengan nada membentak.
Dengan memasang wajah tanpa dosa Mikha segera keluar dari dalam mobil.
"Maaf ya Kak, aku tidak sengaja," ucap Mikha disertai senyum yang di buat semanis mungkin.
"Hei, hei, hei, sejak kapan aku jadi kakakmu," jawab pemuda itu kasar. Bahkan dia memberikan tatapan tajamnya kepada Mikha.
"Iya, Abang maafkan aku," kini Mikha meminta maaf dengan memanggil pemuda itu dengan panggilan Abang.
"Malah makin ngelantur nih cewek. Hei, denger aku bukan kakak atau pun abang penjual bakso. Jadi jangan memanggilku begitu, ngerti kamu!"
"Terus kamu mau aku memanggilmu apa? Om? Abah? Kakek? Atau Ses?" Mikha malah menyebutkan panggilan-panggilan lain kepada pemuda itu.
Pemuda itu kembali memberikan tatapan tajamnya kepada Mikha.
"Bercanda. Ayolah jangan terlalu galak sama cewek, akukan sudah minta maaf," kata Mikha dengan santainya. Dia tidak merasa gentar atau takut kepada pemuda tersebut. Bagi Mikha tatapan tajam daddy-nya adalah yang paling mengerikan.
"Kamu harus mengganti biaya kerusakan mobilku," jawab pemuda itu.
Mikha melihat mobil yang di kendarainya dan melihat mobil milik pemuda itu bergantian. Kalau di lihat secara kasat mata justru mobil miliknya yang mengalami goresan cukup parah.
"Lalu bagaimana dengan mobilku?" kata Mikha balik tanya.
"Mobilkukan juga rusak," tambah Mikha.
Pemuda tersebut semakin kesal dengan tingkah Mikha yang tidak ada rasa bersalah atau takut sama sekali terhadap perbuatan yang baru saja dia lakukan, meskipun itu tidak di sengaja.
"Sini dompet kamu!" suruh pemuda itu. Mikha mengambil dompet miliknya dari dalam tas slempang yang dia pakai. Namun karena terlalu lambat, pemuda tersebut mengambil sendiri dompet milik Mikha dari dalam tas.
"Aku akan kirimkan tagihan perbaikan mobilku ke alamat rumahmu. Dan untuk sementara ktp-mu aku sita," ujar pemuda tersebut.
"Hei, aku pasti bayar! Sini kembalikan ktpku!" Mikha berusaha merebut ktp miliknya dari tangan pemuda itu.
"Kalau berani ambil sendiri sini!" pemuda tersebut berani berkata seperti itu, setelah memasukkan ktp Mikha di kantong celananya.
Mikha hanya melirik tanpa melakukan tindakan apapun.
"Ingat! kamu baru boleh mengambil ktp-mu ini, setelah kamu melunasi biaya perbaikan mobilku. Mengerti!"
Setelah mengatakan hal itu, pemuda itu kembali masuk ke dalam mobil miliknya. Kemudian dia menjalankan mobilnya mundur beberapa meter, baru kemudian dia mengeluarkan mobil miliknya dari pintu masuk parkir melalui sisi kiri mobil yang di kendarai oleh Mikha.
"Bagaimana ini? Kalau daddy tahu aku habis menabrak mobil milik orang lain, pasti daddy selamanya nggak akan ngasih aku ijin buat bawa mobil sendiri. Aku harus segera pergi dari sini sebelum daddy melihat kondosi mobil milik Tama," ujar Mikha dalam hati.
Mikha berlari masuk ke dalam gedung perusahaan Wijaya grup. Dia segera ke ruangan daddy-nya untuk memberikan USB pemberian dari Tama.
Tok tok tok
Mikha mengetuk pintu ruangan di mana daddy-nya sedang meeting dengan seseorang.
"Masuklah!" seru Rangga dari dalam.
Ceklekkkk
Mikha membuka ruangan itu, disana dia melihat daddy-nya sedang melakukan meeting bersama dengan Nando dan satu orang lagi yang dia tidak kenal.
Mikha berjalan mendekat menghampiri daddy-nya.
"Daddy ini USB dari Tama," Mikha menyerahkan USB dari kakak kembarnya tadi kepada sang daddy.
"Terimakasih ya, Sayang," ucap Rangga setelah menerima USB tersebut.
"Apa ini putri Anda, Tuan Rangga?" tanya orang yang tak lain adalah rekan bisnis Rangga.
"Iya, Pak Adam. Dia putriku namanya Mikha," jawab Rangga yang memperkenalkan putrinya kepada rekan bisnisnya.
"Wah, putri Anda sangat cantik. Berapa umurnya?" tanya Pak Adam lagi.
"Dia masih 20 tahun," jawab Rangga.
"Putra Anda tadi juga tampan, sepertinya dia juga memiliki bakat bisnis yang tinggi seperti Anda," puji Rangga.
"Pak Rangga ini bisa saja memuji," Kedua orang itu pun tertawa bersama.
"Sayang, apa yang kamu cari?" tanya Rangga saat melihat putrinya seperti mencari keberadaan seseorang.
"Tidak, tadikan Daddy bilang kalau anak Om ini tampan. Tapi aku tidak melihat orang lain lagi di sini, selain Daddy, Om Nando dan Om ini," jawab Mikha polos.
"Kebetelun anak Om, hanya mengantarkan berkas yang tertinggal saja. Dia langsung pulang barusan, apa kamu tidak bertemu dengannya di depan?" tanya Adam Sebastian.
"Tidak, Om" jawab Mikha sembari menggelengkan kepalanya.
"Mungkin dia buru-buru, makanya kamu tidak bertemu dengannya," kata Adam Sebastian lagi.
"Daddy, Mikha langsung kembali ke kampus ya. Satu jam lagi Tama selesai kuliah," pamit Mikha kepada daddy-nya.
"Kamu mengendarai mobil sendiri?" tanya Rangga kepada putrinya.
"Iya. Tolong ya, Daddy jangan bilang sama mommy!" pinta Mikha.
"Baiklah, Daddy tidak akan bilang. Tapi kamu tidak membuat masalahkan?" Rangga kembali menatap putrinya.
"Tentu saja tidak," jawab Mikha berbohong.
"E...Mikha pamit ya, Dad. Assalammu'alaikum semuanya," pamit Mikha.
"Wa'alaikumsalam," jawab ketiganya.
Dengan cepat Mikha segera keluar dari ruang kerja daddynya.
"Aku harus segera membawa mobil tersebut ke bengkel. Jangan sampai Tama atau yang lainnya tahu kalau aku habis menabarak mobil orang lain," kata Mikha dalam hati. Dia semakin mempercepat langkahnya agar segera bisa membawa mobil milik kakak kembarnya itu ke bengkel.
Mikha kembali melihat goresan di mobil milik kakak kembarnya.
"Kira-kira berapa biaya perbaikannya ya? Kalau aku memakai uang dengan kartu pemberian daddy, pasti daddy akan curiga. Belum lagi kalau tuh cowok nagih biaya perbaikan mobilnya, sepertinya aku harus nyari kerja sambilan. Tapi apa ada yang mau ngasih aku pekerjaan? Sudahlah, nanti aku pikirkan itu lagi. Yang terpenting sekarang, aku harus membawa mobil ini ke bengkel,"
Mikha masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya keluar dari tempat parkir perusahaan Wijaya grup. Dan kali ini mobil itu berhasil ke luar dari tempat parkir dengan mulus.
Mikha membawa mobilnya itu ke sebuah bengkel yang letaknya tidak begitu jauh dari perusahaan milik ayahnya.
"Pak, tolong hilangkan goresan dari mobilku ini ya, Pak!" pinta Mikha kepada salah seorang pekerja bengkel.
"Maaf, Mbak. Mbak harus menunggu giliran," kata tukang bengkel tersebut.
"Tapi Pak, bisakah mobilku ini diperbaiki lebih dulu. Sebentar lagi kakakku akan selesai kuliah dan kalau dia tahu aku menabrakkan mobil miliknya, aku tidak akan di berikan ijin untuk mengendarai mobil itu lagi!" pinta Mikha sambil mengatupkan kedua tangannya.
"Maaf Mbak tetap tidak bisa. Setidaknya Mbak harus nunggu satu antrian lagi," jawab pekerja bengkel lagi.
"Kalau Mbak mau, Mbak bisa minta tukeran antrian dengan pemuda itu. Setelah ini, mobil pemuda itu yang akan kita garap."
Pekerja bengkel itu menunjuk ke arah seorang pemuda yang berdiri membelakangi Mikha. Pemuda tersebut sepertinya sedang menelpon seseorang.
Mikha berjalan mendekati pemuda tersebut.
"Mas, bisa kita tukeran antrian?" tanya Mikha sambil menepuk bahu pemuda itu pelan.
Namun pemuda itu tidak menggubrisnya, saking asiknya dia berbicara. Mikha kembali menepuk pundak pemuda tersebut.
"Mas, Mas, bisa minta tolong tukeran antrian?" tanya Mikha kepada pemuda itu.
Pemuda itu akhirnya menutup ponselnya, kemudian dia berbalik menghadap kearah Mikha.
"Kamu!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Lisa Icha
hi Thor Aku mampir ya di karyamu ini.Seperti kisahnya seru deh
2023-01-28
0
Zainab ddi
Dion lg
2022-07-24
1
🐝⃞⃟𝕾𝕳 YULI HARTATI 𝕱𝖘
hahaha ketemu lagi sama Abang cilok😂
2021-06-16
1