BAB 1

Bintang, Rangga dan kedua anaknya sudah berkumpul di meja makan, aktifitas yang tidak pernah di lewatkan oleh keluarga tersebut.

Bintang mengambilkan piring berikut nasi lengkap dengan lauk di atasnya, kemudian dia memberikannya kepada suami dan kedua anaknya.

"Mommy, kenapa Tama yang di ambilkan terlebih dulu?" protes Mikha saat sang Mommy lebih dulu memberikan piring yang sudah ada nasi dan lauknya kepada saudara kembarnya Tama. Tantu saja setelah terlebih dulu mengambilkan untuk sang suami tercinta.

"Itu tandanya Mommy lebih sayang sama aku ketimbang sama kamu," sela Tama yang sengaja ingin membuat adik kembarnya itu merasa iri.

"Mommy," panggil Mikha, anak gadis keluarga Wijaya itu memajukan bibirnya.

"Mikha, kalian berdua adalah anak kesayangan mommy, jadi mana mungkin mommy lebih menyayangi Tama atau lebih menyayangi Mikha. Karena kasih sayang Mommy pada kalian berdua itu sama," tutur Bintang kepada kedua anaknya.

"Tuh, Tama dengerkan? Mommy itu sayang sama kita berdua, jadi bukan hanya sayang sama Tama doang," timpal Mikha.

"Tapi Tama rela kalau mommy lebih sayang sama adek," imbuh Tama. Dia sengaja mengatakan itu itu untuk menggoda sudara kembarnya itu.

"Tuh kan, Mom. Tama selalu begitu sama Mikha."

"Sudah sudah, kalian lanjutkan makan kalian! Ini sudah siang lho," seru Bintang mengingatkan.

Sudah jadi hal yang lumrah jika Tama dan Mikha selalu berdebat, karena itu memang ciri khas mereka sejak kecil. Namun di luar itu, mereka berdua akan selalu saling melindungi dan menyayangi.

"Tama, bagaimana dengan proyek baru yang kamu tangani?" tanya Rangga kepada anak laki-lakinya.

"Semua lancar, Dad. Tinggal eksekusi saja," jawab Tama.

Tama memang masih berstatus mahasiswa, tapi kemampuan dia dalam berbisnis bisa di bilang sudah cukup mumpuni. Dia mewarisi bakat daddy-nya yang selalu handal dalam menjalankan perusahaan. Bahkan beberapa proyek besar bisa dia dapatkan dengan mudah. Dan saat ini, Tama di percaya oleh Rangga untuk memegang salah satu cabang perusahaan milik keluarga Wijaya.

"Kamu kenapa, Sayang?" tanya Bintang kepada putri cantiknya yang tiba-tiba terdiam.

"Daddy selalu saja Tama yang di tanyain, kenapa Mikha tidak di tanyain juga?" protes Mikha dan kali ini protes itu dia layangkan kepada daddynya. Dan lagi-lagi Mikha memajukan bibirnya.

Rangga menatap istrinya, berharap Bintang akan membantu memberikan jawaban yang tepat untuk putrinya.

"Sayang, apa yang harus daddy tanyakan padamu. Daddykan tidak tahu menahu soal orang sakit dan sejenisnya," ujar Rangga kepada putri cantiknya tersebut.

Saat ini Mikha memang sedang menempuh pendidikan S1nya di fakultas kedokteran. Sementara Tama dia di fakultas ekonomika dan bisnis, karena dia memang bercita-cita melanjutkan perusahaan milik daddy-nya. Tadinya Rangga ingin menyekolahkan anak-anaknya di luar negri, tapi hal itu di tentang oleh istrinya, karena Bintang memang tidak pernah bisa jauh dari anak-anaknya terlalu lama.

"Baiklah, Daddy minta maaf karena tidak bertanya tentang kuliah putri Daddy yang paling cantik ini," ucap Rangga. Dia mencuit hudung putrinya gemas.

Namun Mikha masih memasang wajah cemberutnya.

"Sekarang apa yang Mikha minta agar Mikha mau maafin, Daddy?" tanya Rangga kepada putrinya itu.

"Tapi bener lho ya, Daddy mau memberikan apapun yang Mikha minta," jawab Mikha dengan di sertai senyum manisnya.

"Iya, Daddy janji," jawab Rangga.

"Belikan Mikha mobil dong, Dad! Mikha kan bosen tiap hari harus berangkat dan pulang bareng Tama mulu. Belum lagi jadwal kuliah kita berduakan tidak sama, Mikha harus nungguin Tama jemput pas Tama sudah pulang duluan," pinta Mikha. Dia berharap dengan alasannya tersebut, daddy-nya akan membelikan dia mobil.

"Modus itu Dad," seloroh Tama.

Rangga diam sejenak, dia mempertimbangkan jawaban anaknya barusan.

"Baiklah, siang ini Daddy akan membelikan mobil baru untukmu," kata Rangga dan di sambut teriakan gembira oleh Mikha.

"Yey, akhirnya aku bisa berangkat kuliah dengan mengendarai mobil sendiri," teriak Mikha kegirangan.

"Tapi Daddy tetap tidak mengijinkanmu mengendarai mobil sendiri, Daddy akan carikan sopir pribadi untukmu!" ujar Rangga.

"Itu sama juga bohong, Dad. Apa bedanya coba Mikha berangkat bareng Tama sama Mikha berangkat di antar sama sopir?" Mikha sedikit protes dengan sikap daddy-nya.

"Jelas bedalah, kalau kamu berangkat sama abangmu ini, kamu akan menjadi pusat perhatian karena satu mobil dengan orang ganteng. Tapi kalau sama sopir, kamu akan di tertawakan teman sekampus karena di kira anak kecil," timpal Tama dengan narsisnya di sertai tawa untuk mengejek adik kembarnya itu.

"Tama," tegur Bintang, seketika Tama menghentikan tawanya.

"Pis, Mom. Tama cuma bercanda," kata Tama dengan mengacungkan jarinya membentuk huruf V.

"Tidak usah deh, Dad. Mikha berangkat bareng Tama saja," jawab Mikha yang akhirnya lebih memilih satu mobil dengan saudara kembarnya di banding harus di antarkan oleh sopir.

Mereka pun kembali melanjutkan sarapan mereka. Usai sarapan Tama dan Mikha segera berpamitan untuk berangkat menuju kampus.

"Mas, apa kamu masih tetap mau membelikan Mikha mobil?" tanya Bintang setelah kedua anaknya meninggalkan meja makan.

"Sebenarnya aku kasihan juga sama dia, tapi aku belum tega melepaskan Mikha sendirian ke kampus. Apa lagi dia menuruni sikapmu yang kadang-kadang ceroboh," jawab Rangga

"Iya, aku ceroboh. Makanya tanpa pikir panjang aku mau menerima tawaran mama untuk menikah denganmu," kata Bintang.

"Mulai deh,"

"Salah sendiri Mas Rangga ngatain aku ceroboh," balas Bintang dengan berpura-pura memasang wajah cemberutnya.

"Baiklah, aku minta maaf ya Sayang! Seceroboh apapun dirimu kamu tetaplah yang menjadi satu-satunya wanita yang aku cintai," ucap Rangga dengan menatap manik mata istrinya.

"Baguslah, kalau Mas Rangga mengakui itu," jawab Bintang.

Rangga lebih mendekat ke arah istrinya.

"Tapi Sayang, cepat atau lambat kamu harus tega melepaskan putrimu itu."

"Iya Mas, aku tahu. Tapi untuk saat ini aku benar-benar belum tega melepas putri kita itu," jelas Bintang.

Rangga menggenggam tangan istrinya sembari memberikan tatapan lembutnya.

"Percayalah, Putri kita bisa menjaga dirinya sendiri," ungkap Rangga.

"Iya, Mas," jawab Bintang.

"Sayang, bagaimana kalau sekarang kita buatkan adik lagi untuk mereka bertiga?"

Tanpa menunggu jawaban dari Bintang, Rangga sudah terlebih dulu menggendong tubuh istrinya dan membawanya ke lantai menuju ke kamar mereka.

******

Siang hari di suatu lokasi syuting....

"Cut!"

Suara sang Sutradara untuk menghentiksn proses syuting mereka.

"Bagus Cantika, untuk hari ini cukup sampai di sini!" seru sutradara.

Cantika sang aktris segera mendekati sang sutradara untuk melihat hasil pengambilan gambar yang baru saja selesai dia lakukan.

"Bagus juga hasilnya," komentar Cantika usai melihat hasilnya.

"Sayang," panggil seorang laki-laki sambil melambaikan tangannya.

"Karena sudah selesai aku bisa pergi meninggalkan lokasi syutingkan, Pak?" tanya Cantika.

"Silahkan!" jawab sang sutradara.

Cantika segera berlari mendekati laki-laki yang memanggilnya barusan.

"Sayang, aku senang kamu datang," ujar Cantika seraya menggelayuti lengan laki-laki barusan. Laki-laki itu bernama Dion Sebastian, anak dari Damara Sebastian pemilik salah satu perusahaan terkemuka di kota X.

"Terserah kamu," jawab Dion.

"Kita shopping ya, ada barang yang ingin aku beli!" ajak Cantika dengan nada manjanya.

"Sesuai keinginanmu, Tuan Putri," jawab Dion.

Dion memang selalu memberikan apa pun yang kekasihnya itu inginkan. Bahkan dia tidak akan keberatan jika harus kehilangan puluhan bahkan ratusan juta hanya untuk sekali jalan dengan kekasihnya tersebut.

Dion membawa kekasihnya ke sebuah mall terbesar di kota X. dia mempersilahkan kekasihnya untuk memilih barang yang dia inginkan, tanpa melihat berapa harga barang yang kekasihnya itu inginkan.

Derrrtt derrrtt

Ponsel milik Dion bergetar, tanda ada panggilan masuk di sana. Dion sedikit menjauh dari kekasihnya untuk menjawab telpon tersebut.

"Heh Dion, dengar! Segera bawakan berkas papa yang tertinggal di kantor dan bawa ke perusahaan Wijaya grup. Sebentar lagi Papa ada meeting kerjasama dengan Rangga Wijaya. Ingat jangan sampai kamu terlambat untuk datang!" titah papanya dari ujung telpon sana.

"Tapi, Pa. Sekarang Dion sedang sibuk," jawab Dion berbohong.

"Sibuk apa? Sibuk main dengan teman-temanmu atau sibuk memanjakan pacar artismu itu?" tanya papanya dengan nada yang mulai meninggi.

"Ingat, papa tidak mau tahu. Pokoknya antar semua berkas itu sekarang! Papa tunggu di perusahaan Wijaya!"

"Iya, Pa," jawab Dion kemudian.

Dion kembali mendekat ke arah kekasihnya yang tengah sibuk melihat-lihat bermacam-macam model tas yang ada di etalase.

"Sayang," panggil Dion

"Apa, Sayang?" jawab Cantika tanpa menatap ke arah kekasihnya tersebut, matanya malah lebih sibuk menatap beberapa tas branded di depannya.

"Aku harus kembali ke perusahaan,"

Cantika menatap kekasihnya tersebut.

"Tapikan kita baru saja bertemu,"

"Papa menyuruhku membawakan berkas yang tertinggal. Beliau ada meeting dengan perusahaan Wijaya grup dan meeting itu sangat penting. Jika kerjasama dengan perusahaan Wijaya grup itu berhasil, maka perusahaan papaku juga akan menjadi perusahan yang besar yang bisa setara dengan perusahaan Wijaya grup," Dion berusaha memberikan kekasihnya itu pengertian.

Cantika terdiam sejenak, kemudian dia kembali menatap wajah kekasihnya.

"Baiklah, tapi sebagai gantinya aku mau kamu membelikan aku 2 tas branded ini," jawab Cantika sambil menunjuk ke arah dua tas branded di depannya. Tanpa pikir panjang, Dion memenuhi keinginan kekasihnya tersebut. Padahal satu tas itu saja berharga ratusan juta. Setelah membayar tas yang diinginkan kekasihnya, Dion segera berpamitan untuk meninggalkan kekasihnya itu.

****

Sementara itu di Universitas XX..

Tama segera berlari mencari saudara kembarnya setelah mendapat telpon dari, daddy-nya. Bukan tanpa sebab dia mencari keberadaan saudaranya itu. Tapi dia ingin meminta bantuan dari adik kembarnya itu untuk menyerahkan sebuah file kepada daddy-nya. Sebuah file penting yang daddy-nya itu butuhkan.

"Cepat kamu kasih ini ke daddy!" seru Tama saat menemukan adik kembarnya itu. Dia memberikan sebuah USB yang berisi semua data yang di butuhkan oleh daddy-nya.

"Kenapa tidak kamu saja,"

"Aku ada satu mata kuliah lagi hari ini, jadi aku tidak bisa mengantarkan itu ke daddy," jelas Tama.

"Kamu bisa sekalian mencoba menyetir sendiri," imbuh Tama sambil menyerahkan kunci mobil miliknya, Tama tahu persis kelemahan adik kembarnya itu.

Mikha yang memang sudah dari dulu ingin mengendarai mobil senndiri, langsung bersedia membantu Tama. Dia menerima USB dan kunci mobil dari tangan kakak kembarnya itu. (Eits, Mikha ini sebenarnya sudah pernah belajar menyetir lho sebelumnya. Hanya saja dia tidak pernah di beri ijin untuk membawa mobil sendiri oleh kedua orang tuanya).

"Ingat kamu harus berhati-hati saat menyetir! Jangan ngebut dan harus fokus. Awas jika sampai mobilku kenapa-napa!" Tama sedikit memberikan peringatan kepada saudara kembarnya yang ceroboh itu.

"Iya-iya, tenang saja," jawab Mikha.

Dengan wajah sumringahnya, Mikah segera mengambil mobil milik Tama yang ada di tempat parkir kampus. Dengan sedikit deg-degan, akhirnya Mikha berhasil mengeluarkan mobil tersebut dari halaman parkiran. Setelah itu dia segera melajukan mobil itu menuju ke gedung perusahaan Wijaya grup.

Setelah kurang lebih 20 menit perjalanan, akhirnya mobil yang Mikha kendarai tiba di depan perusahaan Wijaya grup. Mikha mulai melajukan mobilnya memasuki area parkir milik perusahaan Wijaya grup. Namun hal tak terduga terjadi.

Brakkk

Mobil yang dia kendarai menabrak mobil lain yang hendak keluar dari parkiran.

"Gawattt"

Terpopuler

Comments

Zainab ddi

Zainab ddi

nabrak mobil Dion kali ya

2022-07-24

0

Ray Siddiq

Ray Siddiq

hahahahaahahaha

2021-07-09

0

🐝⃞⃟𝕾𝕳 YULI HARTATI 𝕱𝖘

🐝⃞⃟𝕾𝕳 YULI HARTATI 𝕱𝖘

pasti mobilnya Dion yg ketabrak

2021-06-16

1

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 BAB 1
3 BAB 2
4 BAB 3
5 BAB 4
6 BAB 5
7 BAB 6
8 BAB 7
9 BAB 8
10 BAB 9
11 BAB 10
12 BAB 11
13 BAB 12
14 BAB 13
15 BAB 14
16 BAB 15
17 BAB 16
18 BAB 17
19 BAB 18
20 BAB 19
21 BAB 20
22 BAB 21
23 BAB 22
24 BAB 23
25 BAB 24
26 BAB 25
27 BAB 26
28 BAB 27
29 BAB 28
30 BAB 29
31 BAB 30
32 BAB 31
33 BAB 32
34 BAB 33
35 BAB 34
36 BAB 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 End dan ucapan terimakasih
98 Bonchap #1
99 Bonchap #2
100 Bonchap #3
101 Bonchap #4
102 Bonchap #5
103 Bonchap #6
104 Bonchap #7
105 Bonchap #8
106 Bonchap #9
107 Bonchap #10
108 Bonchap #11
109 Bonchap #12
110 Bonchap #13
111 Bonchap #14
112 Bonchap #15
113 Bonchap #16
114 Bonchap #17
115 Bonchap #18
116 Bonchap 19
117 Bonchap #20
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
BAB 1
3
BAB 2
4
BAB 3
5
BAB 4
6
BAB 5
7
BAB 6
8
BAB 7
9
BAB 8
10
BAB 9
11
BAB 10
12
BAB 11
13
BAB 12
14
BAB 13
15
BAB 14
16
BAB 15
17
BAB 16
18
BAB 17
19
BAB 18
20
BAB 19
21
BAB 20
22
BAB 21
23
BAB 22
24
BAB 23
25
BAB 24
26
BAB 25
27
BAB 26
28
BAB 27
29
BAB 28
30
BAB 29
31
BAB 30
32
BAB 31
33
BAB 32
34
BAB 33
35
BAB 34
36
BAB 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
End dan ucapan terimakasih
98
Bonchap #1
99
Bonchap #2
100
Bonchap #3
101
Bonchap #4
102
Bonchap #5
103
Bonchap #6
104
Bonchap #7
105
Bonchap #8
106
Bonchap #9
107
Bonchap #10
108
Bonchap #11
109
Bonchap #12
110
Bonchap #13
111
Bonchap #14
112
Bonchap #15
113
Bonchap #16
114
Bonchap #17
115
Bonchap #18
116
Bonchap 19
117
Bonchap #20

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!