Ancaman Yang Tak Di Undang!

Saat Alvin berjalan di luar, dia memasukkan tangannya ke saku dengan santai.

Panas terik matahari menyinari jalanan di luar sekolah, menciptakan kilauan yang menyilaukan dari permukaan aspal.

Langit cerah tanpa awan, memberikan kesan langit biru yang tak berujung. Suasana terasa sangat panas, dengan udara yang kering dan hampir tak ada angin yang berhembus untuk memberikan kesejukan.

Jalanan sedikit berdebu, debu-debu halus beterbangan setiap kali ada kendaraan yang melintas, menambah kesan gersang. Pohon-pohon di pinggir jalan tampak layu di bawah sengatan matahari, daunnya bergerak perlahan seolah merindukan angin.

Suara langkah kaki dan kendaraan terdengar samar di kejauhan, tercampur dengan suara-suara aktivitas di sekitar sekolah yang mulai sepi.

"Ah, sialan. Panas sekali hari ini!" keluh Alvin.

Alvin menyusuri jalan, dia menyeberang dan mampir ke sebuah toko minuman yang sering dikunjunginya. Dengan wajah ceria, Alvin berinteraksi dengan pedagang, menunjukkan bahwa dia adalah pelanggan tetap di sana.

Suara gemuruh mesin truk yang melaju perlahan memecah keheningan jalan. Terdengar suara riuh nyaring bersorak begitu keras dari dalam truk, mengisyaratkan kehadiran segerombolan anak-anak berandalan.

Saat Alvin sedang membuka minuman kalengnya di sebuah toko kecil di pinggir jalan, ia melihat segerombolan siswa SMA Kemayoran menghampirinya. Mereka tampak tidak ramah.

Mereka berlari menuju Alvin sendirian disana.

Alvin tampak lengah, namun sekejap kemudian ia melemparkan minuman kaleng itu. Kaleng tersebut berputar cepat di udara dan mengenai kepala salah satu dari mereka, menjatuhkannya. Namun, tak butuh waktu lama bagi salah satu dari mereka untuk menerjang ke arah Alvin dengan dengkulnya. Alvin dengan sigap menahan serangan itu dengan kedua tangannya.

Di saat yang sama, dua orang lainnya menyerang dengan tendangan dan pukulan keras. Alvin mengandalkan kelincahannya, menghindar dan melewati serangan mereka. Namun, gerombolan itu datang tanpa henti, dan Alvin mulai kewalahan. Serangan demi serangan membuatnya sulit untuk bertahan.

Akhirnya, salah satu pukulan berhasil menembus pertahanannya dan membuat Alvin terhempas jatuh ke tanah. Dalam keadaan terjatuh, Alvin merasa kesulitan untuk bangkit kembali karena serangan terus berlanjut. Matanya melirik sekitar, mencari celah untuk melawan atau melarikan diri, namun ia tahu bahwa menghadapi mereka sendirian tidaklah mudah.

Para siswa SMA Kemayoran itu tidak berhenti di situ, mereka menginjak-injak Alvin yang terjatuh.

Dalam keadaan tak berdaya, Alvin ditopang oleh dua siswa SMA Kemayoran. Kedua tangannya dipegang erat oleh mereka, membuat Alvin tidak bisa bergerak. Wajahnya penuh memar dan rasa sakit yang luar biasa menguasai tubuhnya.

Tiba-tiba, seseorang mendekati Alvin dengan berjalan santai, menunjukkan wajah sombong dan arogan. "Yo, bocah Bekasi brengsek," kata orang itu dengan nada menghina.

Alvin menahan rasa sakit, tidak bisa menjawab. Dia hanya bisa menatap orang itu dengan tatapan tajam, berusaha mengingat setiap detail tentangnya, terutama lambang sekolah mereka. Lambang itu adalah kunci untuk mengidentifikasi mereka dan merencanakan pembalasan di kemudian hari.

"Sepertinya kau butuh pelajaran, bocah," kata pemimpin kelompok itu sambil menyeringai. "Bekasi tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Kemayoran. Ingat itu."

Alvin hanya bisa menggertakkan giginya, menahan amarah yang mendidih di dalam dirinya. Meskipun tubuhnya lemah, semangatnya tidak pernah pudar. Dia bertekad untuk membalas dendam dan menunjukkan kepada mereka bahwa dia bukanlah seseorang yang bisa dianggap remeh.

Setelah beberapa saat, siswa SMA Kemayoran itu melepaskan Alvin, meninggalkannya di tanah dengan kondisi babak belur. Alvin perlahan bangkit, mengusap darah dari sudut bibirnya. Dia menatap jalan yang baru saja dilalui oleh musuh-musuhnya, bertekad untuk tidak membiarkan kejadian ini berlalu begitu saja.

Dengan langkah tertatih-tatih, Alvin mulai berjalan kembali ke sekolah.

Saat Alvin berjalan tertatih-tatih, dia berusaha keras menahan rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya. Dengan setiap langkah yang diambil, dia merasakan penderitaan, namun tekadnya untuk kembali ke sekolah memberinya kekuatan. Di seberang jalan, dia melihat gerbang sekolahnya, sebuah pemandangan yang memberinya harapan.

Namun, ketika dia hendak menyebrangi jalan, tubuhnya tiba-tiba lemas dan kehilangan kontrol. Alvin merasa dunia seolah berputar, dan dia hampir jatuh ke tanah. Tapi, sebelum dia menyentuh aspal, seseorang menopangnya dengan kuat.

"Ceritakan semuanya kepadaku, Alvin," kata suara itu dengan tegas namun penuh perhatian.

Sebelum Alvin kehilangan kesadarannya sepenuhnya, dia sempat melihat sosok dengan rambut putih yang dikenalinya. Meskipun tubuhnya lemah dan pandangannya mulai kabur, Alvin sempat menyeringai, merasa lega bahwa dia berada di tangan yang dapat diandalkan. Sesaat kemudian, Alvin pingsan.

Kemudian, Jam pulang sudah berbunyi, semua siswa dan siswi nampak berjalan pulang membuat suasana sekolah semakin sepi.

Kemudian, saat Aren sedang berjalan pulang menuju ke rumahnya, tiba-tiba dia melihat Ash berdiri di tengah jalan, seolah-olah sudah menunggunya. Aren menatap Ash dengan tatapan datar, merasa bosan melihatnya lagi.

"Aku tidak akan pernah bergabung dengan gengmu, apakah kau sudah melupakan peringatanku? Hah!" kata Aren dengan nada malas.

Ash tersenyum sabar. "Aku menunggumu disini bukan untuk membicarakan soal mengajakmu bergabung. Ada sesuatu yang serius yang perlu kau ketahui, Aren."

"Sano mengabariku sesuatu yang sangat penting, mungkin ada kejadian yang sangat serius terjadi, untuk itu aku mengajakmu, Aren."

Aren menghela napas, tampak enggan berurusan dengan masalah apapun yang dibawa Ash. "Lalu apa hubungannya denganku? Aku tidak peduli dengan orang yang bernama Sano itu!"

Ash mengubah tatapannya menjadi serius. "Aren, sebaiknya kau ikut aku sekarang."

Aren menunjukkan ekspresi jengkel. "Hah, kau benar-benar pemaksa ya?"

"Sudahlah, ikut saja. Ini benar-benar penting," desak Ash.

Aren, meskipun kesal, merasa sedikit penasaran dengan apa yang sedang terjadi. "Kemana?" tanyanya dengan nada enggan.

Ash menyeringai, nampaknya Aren sudah penasaran.

Ash berbalik dan mulai berjalan, tangannya dimasukkan ke dalam saku. "Ke rumah sakit."

Aren terkejut. "Hah?!"

"Sudah, ikut saja," ujar Ash dengan nada tenang.

Setibanya mereka di rumah sakit, mereka menuju ruang UGD. Di sana, terlihat Sano dan Mulan sedang menunggu. Mulan tampak terkejut melihat Aren berjalan di belakang Ash, sementara Sano terlihat penasaran.

Sano memandang Mulan sejenak, lalu beralih ke Ash. "Kau benar-benar membawanya ke kemari ya," katanya.

Ash mengangguk. "Ya,"

Aren menatap mereka semua dengan kebingungan dan ketidakpercayaan. "Apa yang sebenarnya terjadi di sini?" pikirnya.

Ash berjalan mendekati Sano. "Lalu, siapa yang ada didalam ruangan itu?"

Sano maju selangkah, mencoba menjelaskan. "Alvin, sepertinya dia diserang oleh segerombolan siswa dari SMA Kemayoran. Mereka tidak hanya ingin menghajar Alvin, tapi sepertinya ada sesuatu yang lebih besar di balik serangan yang mereka lakukan."

Aren terdiam, mencoba mencerna informasi tersebut. "Lalu apa hubungannya denganku?" tanyanya lagi, kali ini dengan sedikit lebih serius.

Mulan, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. "Aren, mereka mungkin akan datang untukmu juga."

Aren menatap datar, sepertinya Aren tidak ingin berbicara kepada perempuan selain Maria dan teman-temannya.

"Apa kau mendengarkanku?" tanya Mulan, merasa sedikit kesal saat diabaikan oleh Aren.

Aren mendecih, kemudian menunjukkan seringainya yang penuh keberanian. "Tentu saja, aku akan menyambut mereka dan menghajar mereka semua."

"Jika Alvin kalah sampai masuk ke UGD, berarti dia hanya lemah." imbuhnya.

Ucapan Aren membuat Ash menampilkan senyuman kecil yang disembunyikannya dan Sano melihat Aren seolah mengingat perkataan seseorang yang dia kagumi selama hidupnya. Sementara itu, Mulan menatap sinis sepertinya dia tidak menyukai perkataan yang keluar dari mulut Aren.

Tiba-tiba, dari dalam ruangan Alvin menjawab Aren. "Mungkin kau benar, tapi sebaiknya kau jangan meremehkan mereka, Aren."

Mereka semua kemudian berjalan menuju ruang perawatan tempat Alvin dirawat. Begitu mereka masuk, terlihat Alvin terbaring di ranjang, wajahnya penuh memar dan luka. Aren merasakan kemarahan dan kepedulian yang tumbuh dalam dirinya, menyadari bahwa ini lebih dari sekadar masalah pribadi.

"Ini bukan hanya tentangmu, Aren. Ini tentang kita semua," kata Ash dengan suara tegas.

"Hah? apa maksudmu, bego!" Aren nampak tidak mengerti perkataan Ash.

Aren mengangguk pelan, matanya masih tertuju pada Alvin yang terluka. "Baiklah, aku ikut. Tapi jangan berpikir ini membuatku bergabung dengan gengmu."

"Besok siang, kalian berdua datanglah ke Base White Dragon." Kata Sano, walaupun tatapannya begitu serius saat melihat Alvin.

"Hah? apa yang akan kalian lakukan? bodoh!" Alvin nampak tak setuju dengan perkataan Sano.

Kemudian Mulan yang berdiri diantara Palang pintu sedang menyender dan melipatkan tangannya, "Alvin. Selama ini kau benci melihat Sano berhubungan denganku. Sebagai Kakakmu, sepertinya aku lebih menyakini ucapan orang yang bernama Aren itu."

"Kau lemah, tidak pernah bisa melepaskan kekanak-kanakanmu, begitu bodoh seperti anak kecil yang sering merengek kepadaku."

Meskipun Mulan berkata seperti itu, rasanya ada suatu kebohongan yang terpasang diwajahnya. Sano dan Ash sepertinya mengetahui maksud Mulan karena mereka berdua sudah terbiasa menilai keperibadian orang lain.

Namun Aren nampak tidak menyukai sosok perempuan itu, walaupun Aren tidak mengetahui hubungan mereka bertiga.

Kemudian, Aren berjalan pulang. "Kalau kalian hanya bermain geng gengan saja, sebaiknya kalian tidak usah melanjutkan ambisi kalian untuk mencapai puncak, namun jika kalian masih mempertahankan ambisi itu, jangan pernah menampakkan kekalahan didepanku!"

Ash tersenyum melihat sisi dewasa Aren. Karena Ash sudah mengetahui kemampuan Aren yang sebenarnya. "Dasar Serigala penyendiri." Kata Ash menyeringai.

"Aren, pastikan besok kau datang. Aku akan memperkenalkanmu dengan seseorang yang sering kau sebut-sebut sebagai puncak," ucap Sano serius.

Mata Aren terbelalak melebar. Mereka semua hanya mendengar Aren mendecih sambil berjalan menuju pintu keluar.

Terpopuler

Comments

Shin

Shin

gaada foto Mulan thor?

2024-06-02

1

lihat semua
Episodes
1 Aren Rasendriya!
2 Puncak Sekolah SMA! Keputusan Aren?
3 Maju Semua! Aku Tak Terkalahkan!
4 Ash Pratama! Ketua Geng Black Sacrifice!
5 Aku Tidak Mudah Dijatuhkan Oleh Orang Sepertimu!
6 Tunjukkan Pukulan Dengan Hati Nurani!
7 Berkumpulnya Para Berandalan!
8 Semuanya Benar-benar Membuatku Lelah!
9 Kehadiran Seorang Wanita Tangguh!
10 Ancaman Yang Tak Di Undang!
11 Pemimpin Yang Mengecewakan!
12 Kehancuran Yang Merambat
13 Pertandingan Basket
14 Sano Faresta! Harapan SMA Bekasi!
15 Pertemanan Absolut! Membakar Semangat Pertarungan!
16 Solidaritas Tanpa Batas! Pertarungan Menentukan Nasib Sekolah!
17 Berandalan Yang Sesungguhnya
18 Masa Lalu Aren Rasendriya
19 Keputusan Serigala Penyendiri
20 Determination Dragon Maximal! Perubahan Rantai Kekuatan
21 Keresahan Seorang Teman
22 Tiga Pola Pentagram Sekolah Berandalan
23 Pertemuan Di Malam Hari (Arc-Geng Motor Bagian 1)
24 Logan Bersaudara (Arc-Geng Motor Bagian 1)
25 Keberanian Terletak Di Dalam Hati (Arc-Geng Motor Bagian 1)
26 Kenangan Di Sebuah Bengkel Tua (Arc-Geng Motor Bagian 1)
27 Serangan Di Sekolah (Arc-Geng Motor Bagian 1)
28 Leader terbaik Dan Penyakit (Arc-Geng Motor Bagian 1)
29 Ikatan Dalam Sebuah Pukulan (Arc-Geng Motor Bagian 1)
30 Keramaian Disebuah Klub Malam (Arc-Geng Motor Bagian 1)
31 Dua Anak Berandalan (Arc-Geng Motor Bagian 1)
32 Aren Dan Ash (Arc-Geng Motor Bagian 1)
33 Medan Pertempuran (Arc-Geng Motor Bagian 1)
34 Jangan Meremehkan Rocki! (Arc-Geng Motor Bagian 1)
35 Pertempuran Sesungguhnya Di Mulai (Arc-Geng Motor Bagian 1)
36 Tekad Ash Melawan Rudi Anderson (Arc-Geng Motor Bagian 1)
37 Wakil Ketua White Dragon, Alvin Arkana! (Arc-Geng Motor Bagian 1)
38 Teknik Bela Diri Aren (Arc-Geng Motor Bagian 1)
39 Intimidasi Baru (Arc-Geng Motor Bagian 1 END)
40 Pengorbanan Hitam (Ash The Best Leader)
41 Pergerakan Trinity General School (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
42 Berkumpul Bersama (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
43 Level Dewasa memuncak (Bangkitnya Jati diri Aren)
44 Akhir Dari Pertempuran (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
45 Malam Yang Tenang Setelah Pertempuran (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
46 Lawan Tersulit Bagi Aren (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
47 Bersama-sama, Kita Akan Mampu! (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
48 Upgrade! (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
49 Putri Mafia (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
50 Kebaikan Dalam Kegelapan (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
51 Mencari Arti Keluarga (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
52 Selamatkan Mulan! Alvin! (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
53 Mereka Terlibat Konflik Mafia (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
54 Maria Dalam Bahaya! (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
55 Harga Diri Maria Mayangsari (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
56 Aren Resah, Serangan Balasan! (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1 END)
57 Keluarga Mafia!
58 Perselisihan Absolut
59 Munculnya Ratu SMA Bekasi
60 Terbentuknya Sebuah Aliansi Sekolah
61 Hubungan Mereka Absolut
62 Perjalanan Dibawah Sinar Bulan
63 Malam Berdarah (Part 1)
64 Malam Berdarah (Part 2)
65 Malam Berdarah (Part 3)
66 Festival Berandalan (Part 1)
67 Festival Berandalan (Part 2)
68 Festival Berandalan (Part 3)
69 Festival Berandalan (Part 4)
70 Festival Berandalan (Part 5)
71 Festival Berandalan (Part 6)
72 Festival Berandalan (Part 7)
73 Festival Berandalan (Part 8)
74 Festival Berandalan (Part 9)
75 Festival Berandalan (END)
76 Kami Datang, Teman-Teman!
77 Kami Disini Untuk Teman-Teman Kami! Bodoh!
78 Akhirnya Aku Menemukanmu, Mulan!
79 Mulan Arkana VS Lina Lailatus
80 Terima Kasih Teman, Sekarang Serahkan Kepadaku!
81 Bertarung Dalam Ikatan Absolute - Novel Season 1 (TAMAT)
82 Pengumuman Season 2 "Youth Fight"
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Aren Rasendriya!
2
Puncak Sekolah SMA! Keputusan Aren?
3
Maju Semua! Aku Tak Terkalahkan!
4
Ash Pratama! Ketua Geng Black Sacrifice!
5
Aku Tidak Mudah Dijatuhkan Oleh Orang Sepertimu!
6
Tunjukkan Pukulan Dengan Hati Nurani!
7
Berkumpulnya Para Berandalan!
8
Semuanya Benar-benar Membuatku Lelah!
9
Kehadiran Seorang Wanita Tangguh!
10
Ancaman Yang Tak Di Undang!
11
Pemimpin Yang Mengecewakan!
12
Kehancuran Yang Merambat
13
Pertandingan Basket
14
Sano Faresta! Harapan SMA Bekasi!
15
Pertemanan Absolut! Membakar Semangat Pertarungan!
16
Solidaritas Tanpa Batas! Pertarungan Menentukan Nasib Sekolah!
17
Berandalan Yang Sesungguhnya
18
Masa Lalu Aren Rasendriya
19
Keputusan Serigala Penyendiri
20
Determination Dragon Maximal! Perubahan Rantai Kekuatan
21
Keresahan Seorang Teman
22
Tiga Pola Pentagram Sekolah Berandalan
23
Pertemuan Di Malam Hari (Arc-Geng Motor Bagian 1)
24
Logan Bersaudara (Arc-Geng Motor Bagian 1)
25
Keberanian Terletak Di Dalam Hati (Arc-Geng Motor Bagian 1)
26
Kenangan Di Sebuah Bengkel Tua (Arc-Geng Motor Bagian 1)
27
Serangan Di Sekolah (Arc-Geng Motor Bagian 1)
28
Leader terbaik Dan Penyakit (Arc-Geng Motor Bagian 1)
29
Ikatan Dalam Sebuah Pukulan (Arc-Geng Motor Bagian 1)
30
Keramaian Disebuah Klub Malam (Arc-Geng Motor Bagian 1)
31
Dua Anak Berandalan (Arc-Geng Motor Bagian 1)
32
Aren Dan Ash (Arc-Geng Motor Bagian 1)
33
Medan Pertempuran (Arc-Geng Motor Bagian 1)
34
Jangan Meremehkan Rocki! (Arc-Geng Motor Bagian 1)
35
Pertempuran Sesungguhnya Di Mulai (Arc-Geng Motor Bagian 1)
36
Tekad Ash Melawan Rudi Anderson (Arc-Geng Motor Bagian 1)
37
Wakil Ketua White Dragon, Alvin Arkana! (Arc-Geng Motor Bagian 1)
38
Teknik Bela Diri Aren (Arc-Geng Motor Bagian 1)
39
Intimidasi Baru (Arc-Geng Motor Bagian 1 END)
40
Pengorbanan Hitam (Ash The Best Leader)
41
Pergerakan Trinity General School (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
42
Berkumpul Bersama (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
43
Level Dewasa memuncak (Bangkitnya Jati diri Aren)
44
Akhir Dari Pertempuran (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
45
Malam Yang Tenang Setelah Pertempuran (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
46
Lawan Tersulit Bagi Aren (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
47
Bersama-sama, Kita Akan Mampu! (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
48
Upgrade! (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
49
Putri Mafia (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
50
Kebaikan Dalam Kegelapan (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
51
Mencari Arti Keluarga (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
52
Selamatkan Mulan! Alvin! (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
53
Mereka Terlibat Konflik Mafia (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
54
Maria Dalam Bahaya! (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
55
Harga Diri Maria Mayangsari (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1)
56
Aren Resah, Serangan Balasan! (Arc-Mafia Hasan Group Bagian 1 END)
57
Keluarga Mafia!
58
Perselisihan Absolut
59
Munculnya Ratu SMA Bekasi
60
Terbentuknya Sebuah Aliansi Sekolah
61
Hubungan Mereka Absolut
62
Perjalanan Dibawah Sinar Bulan
63
Malam Berdarah (Part 1)
64
Malam Berdarah (Part 2)
65
Malam Berdarah (Part 3)
66
Festival Berandalan (Part 1)
67
Festival Berandalan (Part 2)
68
Festival Berandalan (Part 3)
69
Festival Berandalan (Part 4)
70
Festival Berandalan (Part 5)
71
Festival Berandalan (Part 6)
72
Festival Berandalan (Part 7)
73
Festival Berandalan (Part 8)
74
Festival Berandalan (Part 9)
75
Festival Berandalan (END)
76
Kami Datang, Teman-Teman!
77
Kami Disini Untuk Teman-Teman Kami! Bodoh!
78
Akhirnya Aku Menemukanmu, Mulan!
79
Mulan Arkana VS Lina Lailatus
80
Terima Kasih Teman, Sekarang Serahkan Kepadaku!
81
Bertarung Dalam Ikatan Absolute - Novel Season 1 (TAMAT)
82
Pengumuman Season 2 "Youth Fight"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!