Dewi Pedang Agni

Di dalam lautan kesadarannya Barata melihat seorang gadis dengan memegang pedang warna hitam.Wajah gadis itu memancarkan kesedihan yang begitu mendalam seperti orang yang baru saja kehilangan seseorang yang di cintainya.Barata maju melangkah mencoba mendekati gadis itu namun tiba-tiba sebuah dinding tebal muncul dan menghalanginya.Barata mencoba menghancurkan dinding itu tapi dinding itu terlalu kokoh dan sangat kuat.Barata kemudian membuka matanya dengan tubuh di basahi oleh keringat dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Naga Welang siapa gadis dengan pedang yang berwarna hitam itu tadi, kenapa dia terlihat begitu sedih dan dinding apakah yang menghalangi ku tadi."Tanya Barata dengan dada naik turun tidak beraturan.

"Wanita yang kau lihat di lautan kesadaran mu itu adalah Dewi pedang Agni Barata,dia bersedih karena selama dia berkelana di alam semesta ini belum menemukan seseorang orang yang bisa membebaskan dirinya,mengenai mengapa ia terkurung di sana kau bisa bertanya sendiri padanya nanti, sekarang ini adalah tugas mu untuk membebaskannya"Ucap Naga Welang.

"Aku yang harus membebaskannya,tapi caranya bagaimana Naga Welang."Tanya Barata.

"Tentu saja kau harus menghancurkan dinding itu Barata,tapi dengan kekuatan mu saat ini belum cukup kuat untuk melakukan itu"Ucap Naga Welang.

"Kamu benar naga Welang, aku saat ini memang tidak cukup kuat untuk menghancurkan dinding tebal itu."Ucap Barata sambil menggelengkan kepalanya.

"Maka dari itu kau pergunakan tempat ini baik baik,ini adalah tempat isterinya yang tidak semua orang boleh masuk."Ucap Naga Welang.

"Kalau begitu sebaiknya kita lanjutkan perjalanan aku ingin tahu ada apa saja di tempat ini."Ucap Barata kemudian berkelebat ke arah timur.

Barata yang masih penasaran dengan tempat itu mempercepat langkahnya ia ingin lebih jauh mengetahui seluk beluk hutan tempat dia berlatih.Perhatian Barata kemudian tertuju pada sebuah gunung yang menjulang tinggi tidak jauh dari hadapannya.Ia menuju kearah gunung itu karena ingin tahu ada apa di sana.

Tanpa terasa hari mulai gelap, di ufuk barat matahari sudah memerah dan sebentar lagi akan segera lenyap.Barata semakin mempercepat gerakannya supaya cepat sampai di puncak gunung itu karena khawatir kemalaman di jalan.

Beberapa saat lamanya Barata pun tiba di kaki gunung itu,ia mendongakkan kepalanya melihat lereng gunung yang begitu tinggi di hadapannya.

"Sepertinya akan membutuhkan waktu lama untuk sampai kepuncak, sebaiknya aku mencari tempat bermalam karena hari sudah semakin gelap."Ucap Barata seraya mengedarkan pandangannya untuk mencari tempat untuk bermalam.

Pandangan Barata kemudian tertuju pada batu besar yang ada di sebelah kanannya.Batu itu sangat besar sehingga sangat cocok untuk melindungi dirinya dari terpaan angin malam.

Tanpa banyak berpikir Barata segera berjalan menghampiri batu itu sambil memunguti ranting ranting kecil yang berjatuhan untuk membuat api unggun.

Setelah merasa cukup Barata kemudian menumpuk ranting ranting kecil itu dan membakarnya.

Begitu selesai membuat api unggun Barata menyandarkan diri pada batu besar untuk melepaskan lelahnya.

"Bagaimana keadaan Laras saat ini apakah dia baik baik saja."Ucap Barata.Teringat pada gadis anak gurunya itu.

Barata kemudian teringat pada gadis yang bernama Dewi pedang Agni ,karena masih penasaran Barata segera bersemedi untuk melihatnya sekali lagi.

Di dalam lautan kesadarannya Barata memperhatikan gadis itu dari jauh.Gadis itu berambut putih dengan memakai gaun berwarna hitam dengan posisi kepala tertunduk sambil memegang sebuah pedang yang berwarna hitam legam.

"Apakah gadis sedang tertidur naga Welang."Ucap Barata.

"Benar Barata dia tidak akan terbangun sebelum dinding penghalang itu dihancurkan."Ucap naga Welang.

"Barata menghampiri dinding tebal yang mengurung gadis itu dan mengetuk dinding itu dengan kepalan tangannya.

"Sungguh dinding yang sangat tebal, rasanya mustahil aku bisa menghancurkan dinding ini."Ucap Barata dengan penuh keraguan.

"Tidak ada yang tidak mungkin Barata,hasil itu ditentukan seberapa keras orang itu berusaha,jika kau bersungguh sungguh untuk bisa menghancurkan dinding itu saya yakin itu bukan suatu yang sulit ."Ucap naga Welang.

"Mungkin kau benar naga Welang."Ucap Barata seraya melangkah pergi dari situ.

Barata membuka matanya dan menyandarkan kembali tubuhnya pada batu besar di belakangnya dengan pikirannya melayang memikirkan gadis malang itu kemudian tertidur lelap.

Malam itu suasana di hutan itu sangat sunyi senyap tak ada satupun suara hewan yang terdengar di tempat itu, hanya terdengar hanya tarikan nafas Barata yang sudah tertidur pulas.

Keesokan paginya Barata pun bangun pagi pagi sekali dan langsung menaiki lereng gunung itu.

Untuk memperkuat tubuhnya Barata memanjat lereng gunung itu dengan mengandalkan tenaga luar saja dan tidak menggunakan tenaga dalam.Ia ingin tahu seberapa kuat fisiknya saat ini tanpa menggunakan tenaga dalamnya .Barata lalu berlari menaiki lereng gunung itu dengan penuh semangat,udara pagi yang dingin menerpa tubuhnya ,tidak di hiraukannya ia terus berlari menyusuri Jalan setapak.

Waktu terus berjalan pagi menjadi siang dan siang pun menjadi malam ,perjalanan Barata menuju kepuncak gunung itu masih jauh dari kata sampai.

Supaya tidak terlalu lama sampai di puncak ,Barata terus berjalan baik siang maupun malam,dia hanya mengambil waktu sebentar untuk beristirahat makan dan minum setelah itu berjalan kembali.Barata benar benar menempa tubuhnya supaya bertambah kuat.

Gunung yang di daki Barata itu adalah gunung tiang langit, gunung yang paling berbahaya dan paling tinggi di dalam hutan itu.Para guru perguruan pedang terbang belum pernah ada yang bisa mencapainya sampai kepuncaknya karena begitu sangat tingginya.

Selain itu ada juga rintangan yang membuat para orang orang terdahulu gagal mencapai puncaknya .Yaitu hawa dingin di malam hari yang dinginnya sampai menusuk ke tulang belulang dan pada siang harinya hawanya sangat panas yang bisa membakar kulit.

Waktu terus berjalan, tanpa terasa Barata sudah mencapai hari kelima dari pertama kali ia mendaki sampai sekarang.Barata merasakan sakit semua pada badannya terutama pada bagian kakinya yang seperti mau copot.

Barata yang saat itu sudah berada di tengah-tengah perjalanannya menghentikan langkahnya karena merasakan penat yang luar biasa pada kedua kakinya.Sehingga ia memilih untuk beristirahat sejenak dengan merebahkan tubuhnya ke tanah.

Baju dan badannya terlihat begitu kotor penuh debu dan tanah berlumpur karena melewati jalan becek karena hujan.Bahkan muka dan rambutnya pun tampak kusam seperti orang yang tidak pernah mandi berbulan bulan.

"Aku tidak boleh berlama lama di sini perjalanan ku masih jauh."Ucap Barata sambil memandang kepuncak gunung yang tertutup awan.

Barata kemudian melanjutkan perjalanannya ia memaksa tubuhnya sampai di luar batas kemampuannya.

Naga Welang merasa kagum melihat perjuangan Barata yang tidak mengenal lelah itu ,diam diam Naga Welang menyalurkan kekuatannya ke tubuh Barata sebagai tanda rasa kagumnya.

Barata merasakan tubuhnya tiba tiba begitu segar dan tenaganya pulih kembali ia tidak tahu kalau itu adalah perbuatan Naga Welang.

Merasakan tenaganya pulih kembali Barata mempercepat perjalanannya, hingga tepat sore hari menjelang malam Barata sudah tiba di bagian lereng gunung yang cukup berbahaya yaitu tempat yang paling dingin di lereng gunung itu.Jalan di sana di penuhi dengan kabut tebal sehingga menghalangi pandangan matanya.

Barata di serang hawa dingin yang membuat tubuhnya menggigil hebat sampai bibirnya pun ikut gemetaran.Padahal keadaan masih belum gelap, Barata tidak bisa membayangkan bagaimana dinginnya suhu di tempat itu jika malam tiba.

Ia menoleh kearah kanan, kiri, depan dan belakangnya mencoba untuk mencari ranting kering untuk membuat api, tapi sayangnya tempat itu adalah padang rumput dan bebatuan yang ada sehingga mustahil baginya untuk bisa menemukan ranting ranting kayu.

"Sebenarnya hawa dingin dari mana ini kenapa begitu sangat menusuk ke tulang, rasanya tidak mungkin jika aku harus terus berjalan dengan adanya kabut setebal ini."Ucap Barata dengan bibir bergetar menahan rasa dingin.

"Barata sebaiknya kau bergegas meninggalkan tempat ini di depan sana ada sesuatu yang cukup berharga untuk mu."Ucap Naga Welang.

"Sepertinya akan sulit Naga Welang untuk melanjutkan perjalanan ini , seluruh tubuh gemetaran menahan hawa dingin ini."Ucap Barata.

"Kau jangan bodoh Barata sebaiknya kau maju terus sebelum benar benar gelap .Kau akan menyesal jika tidak terus melanjutkan perjalanan mu, bukankah kau ingin menjadi kuat, apa kau akan takluk begitu saja oleh hawa dingin ini."Ucap Naga Welang dengan nada setengah marah.

"Tentu saja aku ingin menjadi kuat untuk mengembalikan harga diri ku Naga Welang,aku juga tidak mau takluk oleh hawa dingin ini."Ucap Barata.

"Kalau begitu tunggu apalagi ayo lanjutkan perjalanan mu."seru Naga Welang.

Semangat Barata kemudian bangkit kembali mendengar kata-kata dari Naga Welang itu dan segera melanjutkan langkahnya,meskipun dengan tubuh gemetaran dan jalan berkabut tebal ia tidak perduli dan membulatkan tekadnya untuk bisa sampai ke puncak.

Udara yang berhembus di sekitar tempat itu membuat rasa dingin semakin menjadi.Langkah Barata tiba-tiba goyang sampai membuat dirinya akan terjatuh akibat kakinya yang tidak bisa diam karena gemetaran menahan dingin.

"Tuan ... tunggu....!!!"Tiba-tiba terdengar suara orang memanggil.

"Siapa itu tadi."Ucap Barata Sambil mencari arah sumber suara itu.

"Tuan tunggu aku."Teriak suara itu lagi.

"Siapa di sana."Teriak Barata.

"Aku di sini tuan."Ucap seorang wanita yang tiba-tiba di depannya.

Barata terkejut sekali melihat ada seorang wanita yang tiba-tiba berada di depannya.

"Si...si..siapa Nona ini kenapa ada di sini."Tanya Barata dengan suara bergetar.

"Aku adalah orang pertama yang naik ke sini sebelum tuan,aku ingin memberi tahu kepada tuan kalau sebaiknya tuan kembali saja karena di sana tidak ada apa apa."Ucap Wanita itu.

"Jadi nona sudah sampai di puncak."Tanya Barata.

"Benar tuan,jika tuan nekad ke sana tuan akan menyesal karena telah melakukan perjalanan yang sia sia."Ucap Wanita itu mencoba mengingatkan Barata.

Barata terdiam mendengar kata-kata dari wanita itu jika di sana tidak ada apa maka perjalanannya akan menjadi sia sia saja.

"Barata kau jangan terpengaruh oleh ucapan wanita siluman ini dia hanya menipu mu supaya kau tidak sampai kepuncak."Ucap naga Welang.

Barata langsung tersentak mendengar ucapan Naga Welang itu.

"Benar juga wanita mana yang berada di tempat ini sore sore begini sendirian".Batin Barata.

"Sebaiknya Nona minggir dari jalan ku ."Ucap Barata.

"Dengarkan aku tuan, selain tidak ada apa apa di sana juga berbahaya tuan, sangat di sayangkan kalau tuan sampai mati muda."Ucap Wanita itu mencoba mempengaruhi pikiran Barata.

"Minggir kata ku..!!!"Teriak Barata.Dengan suara lantang.

Wanita yang ada di hadapannya itu sangat terkejut dibentak oleh Barata kemudian menghilang.

Barata kemudian melanjutkan langkahnya menuju ke atas setelah wanita penggoda itu lenyap,rasa dingin di tubuhnya membuat langkahnya terasa semakin berat.

Samar samar Barata melihat sebuah cahaya yang bersinar tidak jauh didepannya.Untuk mengalihkan rasa dingin di tubuhnya Barata kemudian fokus pada cahaya itu.Tatapan matanya tidak lepas dari sinar itu, dengan tubuh yang terasa menggigil Barata terus berjalan mencapai cahaya itu.

Tapi tiba-tiba saja ada seseorang yang datang dari arah depannya.Barata sangat terkejut setelah mengetahui orang itu adalah Laras.

"Laras.."Ucap Barata.

"Barata ayo kembali jangan kau lanjutkan perjalanan mu percuma kau akan mati kedinginan di tempat ini."Ucap Laras seraya memegang tangan Barata.

"Tunggu Laras sejak kapan kau berada di sini, bukan kah kau ..

"Benar aku mengambil pintu sebelah kanan tadi tapi aku juga tidak menduganya kalau akan bertemu kamu di sini."Ucap Laras.

"Apakah kau sudah sampai di puncak sana Laras."Tanya Barata.

"Tentu saja, rupanya di sana tidak ada apa apa Barata,ayo kembalilah."Ucap Laras.Dengan menarik tangan Barata untuk segera turun bersamanya.

"Tunggu Laras, kenapa kau tidak merasa kedinginan seperti yang aku alami saat ini."Ucap Barata.

Pertanyaan Barata langsung membuat Laras terkejut, wajahnya tampak sedikit pucat dan tampak bingung untuk menjawabnya.

"Tentu saja aku tidak merasakan dingin sebab aku sudah terbiasa di sini Barata."Ucap Laras.

"Kalau begitu kamu bukanlah Laras, sejak kapan Laras terbiasa di sini, pergi dari hadapan ku.!"Bentak Barata.

"Percaya padaku Barata aku Laras mau menolong mu dari hawa dingin ini, sebaiknya ayo kita pergi dari sini."Ucap Laras.

"Tidak Laras, sebaiknya kau cepat pergi dari sini dan jangan goda aku."Ucap Barata dengan terus melangkah meninggalkan Laras.

"Barata jangan kau lanjutkan perjalanan mu nanti kau akan mati kedinginan.!"Teriak Laras.

Barata terus berjalan dan tidak menghiraukan teriakan dari Laras hingga suara teriakan itu kemudian menghilang.

Cahaya yang di lihat Barata tadi semakin lama semakin terlihat terang,rupanya ia sudah sampai di depan cahaya itu.Sebuah batu berbentuk kristal es melayang di hadapannya.

"Barata cepat kau serap batu kristal es di depan mu itu adalah batu mustika es yang akan sangat berguna untuk mu."Ucap Naga Welang.

"Mustika es ...!!"Desis Barata.

"Cepat Barata kau serap kekuatan dari mustika itu."Ucap Naga Welang lagi.

"Baiklah."Ucap Barata.Ia kemudian duduk bersila di hadapan mutiara itu dengan memfokuskan pikirannya kepada mutiara di depannya.Naga Welang mengalirkan tenaga dalamnya ke tubuh Barata untuk membantu menyerap mustika es itu.

Hawa dingin yang di keluarkan mutiara itu perlahan lahan masuk kedalam tubuh Barata, makin lama hawa dingin itu makin besar seperti gulungan asap tebal yang terus masuk kedalam tubuhnya.

Akh......!!!"Terdengar teriakan keras dari mulut Barata ketika proses penyerapan itu berlangsung.Ia merasakan kalau tubuhnya seperti di tusuk oleh ribuan jarum.Tapi lama lama rasa sakit itu hilang dan berganti dengan kesejukan di dalam tubuhnya.Hingga tidak lama kemudian Barata pun selesai menyerap kekuatan dari batu mustika itu.

Barata menghela nafas panjang berkali kali,hawa dingin yang tadi di rasakan sekarang sudah hilang sama sekali.Hal itu membuat Barata menjadi heran.Bahkan kabut tebal yang tadi menghalanginya pun kini sudah lenyap.

Terpopuler

Comments

Ulun Jhava

Ulun Jhava

gass

2024-12-04

0

Atuk

Atuk

🌟🌟🌟🌟🌟

2024-09-30

0

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

josss

2024-09-06

0

lihat semua
Episodes
1 Makam kuno
2 Lembah Cadar
3 perebutan benda pusaka
4 Mendapatkan benda pusaka
5 Kejadian di malam purnama
6 Kota Sandara
7 Menjadi murid di perguruan pedang terbang
8 jurus Cakar Naga hitam
9 Dendam
10 Pergi ke lembah seribu Ular
11 Senjata Bulan sabit.
12 Berlatih
13 Semua Mempersiapkan diri
14 terus berlatih
15 Dewi Pedang Agni
16 Ajian guntur Es
17 Menuju turnamen lima tahunan
18 Rencana licik
19 Salah sasaran
20 Pencari darah suci
21 Pertama kali bertarung dengan pendekar tingkat raja
22 Satu hari menjelang turnamen bela diri
23 kedatangan sang jenderal besar Bagaswara
24 Pemuda bertopeng
25 Barata vs Cakra Sula
26 Sungsang vs Endang
27 Barata vs Niwang Sari
28 Datangnya masalah besar
29 Barata dalam ancaman
30 Pertemuan dua guru besar
31 Kabar yang mengejutkan
32 Di bawah guyuran hujan bgn 1
33 Di bawah guyuran hujan bgn 2
34 Di bawah guyuran hujan bgn 3
35 Pembunuhan terus berlanjut
36 Racun Api
37 Berteman
38 bahaya racun api
39 tiga jurus ampuh
40 mencari mustika Naga es
41 Menuju ke puncak gunung Sanjungan
42 sosok asli Dewi Angan Angan
43 melawan orang jati ungu
44 Melawan tiga pendekar tingkat raja.
45 kemunculan jaya Kusuma
46 Sama sama terluka.
47 pertemuan tak terduga
48 pergi ke gunung Merapi
49 Mencari keberadaan Laras
50 Mencari naga api
51 Menyerap mustika naga Api
52 khasiat darah suci tetesan pertama
53 Kemarahan yang membabi buta
54 Kemarahan Barata
55 Hancurnya perguruan Kelabang Merah
56 Singgah di hutan limbung
57 Memberikan pelajaran pada musuh lama
58 Bertemu dengan tiga musuh besar
59 Berhadapan dengan Jagad Manggala
60 Bertemu dengan lawan yang sepadan
61 Kecemburuan
62 Menuntaskan Dendam
63 Pertarungan di perguruan Naga Hitam
64 Korban pun berjatuhan
65 kembali ke gunung merapi
66 Andini
67 Teman seperjalanan
68 Terdesak
69 Datangnya pertolongan
70 penyesalan Wulandari
71 Bermalam di perguruan matahari.
72 Tempat pelelangan barang kuno
73 Pusaka Pedang kabut
74 mustika pelangi
75 Mempertahankan benda pusaka
76 Ahli pedang turun tangan
77 Tingkat raja tahap menengah
78 Perkenalan dengan orang orang perguruan singa api
79 Mengatur rencana
80 penculikan
81 Memberikan pelajaran yang setimpal
82 pertarungan
83 putusnya pertemanan
84 Kembang Sari
85 Pil kelas tujuh
86 perguruan aliran hitam mulai bergerak
87 kedatangan Ki Tunggal Manik
88 Melanjutkan perjalanan
89 Rencana untuk memburu Barata
90 mencari pendekar tingkat langit
91 pertarungan di kedai bag 1
92 Pertarungan di kedai bag2
93 pertarungan di kedai bag 3
94 Semua bergerak
95 Pertarungan di kota timur besar bag 1
96 pertarungan di kota timur besar bag 2
97 pertarungan di kota Timur besar Bag 3
98 Keadaan Genting
99 Kedatangan pendekar tingkat langit tahap menengah
100 Sungai batu putih
101 kemunculan orang perguruan menara hitam
102 Di dasar jurang neraka
103 Bertemu dengan singa bersayap api.
104 membuat kesepakatan(Rencana tersembunyi dari menara hitam)
105 bertemu dan bertarung kembali
106 Perguruan Atas angin
107 Apakah dia murid perguruan Rajawali?
108 memperbaiki keadaan
109 pasukan berjubah hitam
110 Keputusan yang sulit
111 meningkatkan kekuatan
112 Keluar dari masalah rumit
113 Saling unjuk kekuatan
114 Keadaan yang semakin gawat
115 Tanpa Ampun
116 Pancawara
117 berdamai
118 Masalah lama makin besar
119 Rencana Barata 1
120 Rencana Barata 2
121 Menemukan Gadis yang dicari.
122 Hasil pengintaian
123 bersiap menyerang
124 membersihkan para penyusup
125 Berhasil
126 Dewi Cadar Merah
127 Bertemu kembali dengan Niwang Sari
128 memakan korban
129 Masalah terselesaikan
130 Bersiap
131 mencari informasi
132 Malam yang gawat
133 Lari dari pengejaran
134 mendapatkan informasi
135 Datangnya dua utusan
136 membebaskan Sindun
137 Berangkat ke perguruan Rajawali
138 Berhadapan dengan Pancawara
139 Pertarungan
140 Mencari Cara
141 pertarungan hidup mati bag1
142 pertarungan hidup mati bag 2
143 Datangnya bantuan
144 Bertemu dengan teman lama
145 perpisahan
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Makam kuno
2
Lembah Cadar
3
perebutan benda pusaka
4
Mendapatkan benda pusaka
5
Kejadian di malam purnama
6
Kota Sandara
7
Menjadi murid di perguruan pedang terbang
8
jurus Cakar Naga hitam
9
Dendam
10
Pergi ke lembah seribu Ular
11
Senjata Bulan sabit.
12
Berlatih
13
Semua Mempersiapkan diri
14
terus berlatih
15
Dewi Pedang Agni
16
Ajian guntur Es
17
Menuju turnamen lima tahunan
18
Rencana licik
19
Salah sasaran
20
Pencari darah suci
21
Pertama kali bertarung dengan pendekar tingkat raja
22
Satu hari menjelang turnamen bela diri
23
kedatangan sang jenderal besar Bagaswara
24
Pemuda bertopeng
25
Barata vs Cakra Sula
26
Sungsang vs Endang
27
Barata vs Niwang Sari
28
Datangnya masalah besar
29
Barata dalam ancaman
30
Pertemuan dua guru besar
31
Kabar yang mengejutkan
32
Di bawah guyuran hujan bgn 1
33
Di bawah guyuran hujan bgn 2
34
Di bawah guyuran hujan bgn 3
35
Pembunuhan terus berlanjut
36
Racun Api
37
Berteman
38
bahaya racun api
39
tiga jurus ampuh
40
mencari mustika Naga es
41
Menuju ke puncak gunung Sanjungan
42
sosok asli Dewi Angan Angan
43
melawan orang jati ungu
44
Melawan tiga pendekar tingkat raja.
45
kemunculan jaya Kusuma
46
Sama sama terluka.
47
pertemuan tak terduga
48
pergi ke gunung Merapi
49
Mencari keberadaan Laras
50
Mencari naga api
51
Menyerap mustika naga Api
52
khasiat darah suci tetesan pertama
53
Kemarahan yang membabi buta
54
Kemarahan Barata
55
Hancurnya perguruan Kelabang Merah
56
Singgah di hutan limbung
57
Memberikan pelajaran pada musuh lama
58
Bertemu dengan tiga musuh besar
59
Berhadapan dengan Jagad Manggala
60
Bertemu dengan lawan yang sepadan
61
Kecemburuan
62
Menuntaskan Dendam
63
Pertarungan di perguruan Naga Hitam
64
Korban pun berjatuhan
65
kembali ke gunung merapi
66
Andini
67
Teman seperjalanan
68
Terdesak
69
Datangnya pertolongan
70
penyesalan Wulandari
71
Bermalam di perguruan matahari.
72
Tempat pelelangan barang kuno
73
Pusaka Pedang kabut
74
mustika pelangi
75
Mempertahankan benda pusaka
76
Ahli pedang turun tangan
77
Tingkat raja tahap menengah
78
Perkenalan dengan orang orang perguruan singa api
79
Mengatur rencana
80
penculikan
81
Memberikan pelajaran yang setimpal
82
pertarungan
83
putusnya pertemanan
84
Kembang Sari
85
Pil kelas tujuh
86
perguruan aliran hitam mulai bergerak
87
kedatangan Ki Tunggal Manik
88
Melanjutkan perjalanan
89
Rencana untuk memburu Barata
90
mencari pendekar tingkat langit
91
pertarungan di kedai bag 1
92
Pertarungan di kedai bag2
93
pertarungan di kedai bag 3
94
Semua bergerak
95
Pertarungan di kota timur besar bag 1
96
pertarungan di kota timur besar bag 2
97
pertarungan di kota Timur besar Bag 3
98
Keadaan Genting
99
Kedatangan pendekar tingkat langit tahap menengah
100
Sungai batu putih
101
kemunculan orang perguruan menara hitam
102
Di dasar jurang neraka
103
Bertemu dengan singa bersayap api.
104
membuat kesepakatan(Rencana tersembunyi dari menara hitam)
105
bertemu dan bertarung kembali
106
Perguruan Atas angin
107
Apakah dia murid perguruan Rajawali?
108
memperbaiki keadaan
109
pasukan berjubah hitam
110
Keputusan yang sulit
111
meningkatkan kekuatan
112
Keluar dari masalah rumit
113
Saling unjuk kekuatan
114
Keadaan yang semakin gawat
115
Tanpa Ampun
116
Pancawara
117
berdamai
118
Masalah lama makin besar
119
Rencana Barata 1
120
Rencana Barata 2
121
Menemukan Gadis yang dicari.
122
Hasil pengintaian
123
bersiap menyerang
124
membersihkan para penyusup
125
Berhasil
126
Dewi Cadar Merah
127
Bertemu kembali dengan Niwang Sari
128
memakan korban
129
Masalah terselesaikan
130
Bersiap
131
mencari informasi
132
Malam yang gawat
133
Lari dari pengejaran
134
mendapatkan informasi
135
Datangnya dua utusan
136
membebaskan Sindun
137
Berangkat ke perguruan Rajawali
138
Berhadapan dengan Pancawara
139
Pertarungan
140
Mencari Cara
141
pertarungan hidup mati bag1
142
pertarungan hidup mati bag 2
143
Datangnya bantuan
144
Bertemu dengan teman lama
145
perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!