Menjadi murid di perguruan pedang terbang

"Aku tahu ayah menyuruh ku pulang, sebenarnya bukan ingin menanyakan hal itu bukan?"Tanya Niwang Sari.

"Benar,aku ingin menanyakan sebab engkau datang ke rumah Barata dan memutuskan hubungan mu dengannya, ayah benar benar tidak habis pikir dengan hal itu Niwang ,aku merasa kau akan menyesali keputusan mu itu suatu hari nanti"Ucap Ayahnya.Dengan memalingkan wajahnya.

"Ayah,aku tahu Barata adalah pemuda yang baik ,tapi aku rasa dia bukan pilihan ku ayah dan aku tidak akan pernah menyesali keputusan ku ini"Ucap Niwang Sari.Berkata terus terang kalau dirinya benar-benar tidak suka dengan Barata.

"Niwang Sari kau tidak tahu bukan,kalau keluarga kita ini sudah berhutang budi pada wibisana ayahnya Barata.Dialah orang yang membantu ayah sewaktu ayahmu dalam kebangkrutan,aku benar-benar merasa malu dengan sikap mu itu."Ucap Ayahnya dengan nada setengah marah.

"Ya aku tahu itu ayah,tapi apakah ayah tega menjodohkan aku dengan seorang pemuda yang lemah seperti Barata itu, bukankah masih banyak pemuda di luar sana yang lebih baik dari dia ayah,terus terang saja aku tidak sudi mempunyai seorang suami seperti dia."Ucap Niwang Sari.Merasa sangat benci jika teringat dengan Barata.

Pranajaya terdiam mendengar ucapan Niwang Sari itu, padahal tujuan dia menjodohkan dengan Barata adalah untuk mempererat hubungan persahabatan dengan wibisana.Selain Barata anak yang baik ia juga berbakat dalam olah kanuragan. Ia tidak tahu kenapa Niwang Sari menganggap kalau Barata adalah anak yang lemah.

"Ayah aku masih ingin bebas dan tidak mau terkekang oleh aturan rumah tangga, masih banyak hal hal yang harus aku capai dulu sebelum aku menikah, aku harap ayah menyadari semua itu."Ucap Niwang Sari dengan kata kata lembut di depan ayahnya.

"Kalau itu semua sudah menjadi keputusan mu baiklah, ayah tidak mau memaksa mu lagi.Dan satu hal yang harus kamu ingat ,jika suatu hari nanti kau menyesali keputusan mu itu jangan mengadu kepada ayah Niwang."Ucap Ayahnya kemudian pergi meninggalkannya.

"Mana sudi aku menyesali putus dengan Barata memangnya siapa dia,aku bisa memilih lelaki manapun yang saya suka dan tentunya jauh lebih baik dari Barata."Ucap Niwang Sari dalam hati.

Malam itu Niwang Sari terasa asing walaupun di dalam rumahnya sendiri.Karena ayahnya seakan tidak sudi untuk berbicara dengannya walau pun satu kata.

Makan malam pun terasa hampar bagi Niwang Sari,karena biasanya ayahnya selalu mengajaknya bicara pada saat mereka makan tapi tidak dengan hari itu.Keadaan itu semakin membuatnya benci dengan Barata dan keluarganya.Baginya keluarga Barata adalah kumpulan orang orang tidak tulus dalam membantu.Seandainya mereka tulus seharusnya tidak ada acara perjodohan segala.Tapi anggapan Niwang Sari itu salah besar kalau dia menganggap Wibisana merencanakan perjodohan itu.Sebenarnya perjodohan itu adalah ide dari ayahnya sendiri, dengan tujuan mempererat hubungan mereka dari sahabat menjadi keluarga.

Wibisana ayah dari Barata hanya bisa menyetujuinya saja karena merasa tidak enak jika harus menolak niat baik Pranajaya itu.

Barata anaknya pun sebenarnya juga tidak mau dijodohkan dengan Niwang Sari,karena dia sudah punya seorang yang ia Gadis itu bernama Jingga teman sepermainannya dari kecil yang kini sedang menimba ilmu di suatu perguruan.Barata mau menerima perjodohan itu karena ia tidak mau mengecewakan ayahnya dan Pranajaya.

Di dalam kamarnya Niwang Sari duduk termenung seorang diri sambil menatap keluar jendela pikirannya melayang mengingat kejadian beberapa bulan lalu.

Waktu itu Niwang Sari datang ke rumah Barata dari perguruan Harimau Api dengan ditemani oleh Mahesa temannya.Ia datang ke sana dengan tujuan untuk minta penjelasan pada wibisana tentang dirinya yang dijodohkan secara diam diam tanpa sepengetahuannya,karena saat itu dirinya sedang berada di perguruan.

Niwang Sari dan Mahesa tiba di sana pada waktu malam hari karena ia berangkat dari perguruan Harimau Api pada waktu tengah hari.Karena perjalanan dari kota Sandara ke desa watu gede membutuhkan waktu setengah hari dengan naik kuda.

Kebetulan malam itu di rumahnya Barata saat itu sedang ramai karena sedang membahas masalah pertikaian antar warga.Wibisana yang merupakan kepala desa diminta untuk menyelesaikan masalah itu,karena dia terkenal cukup adil dan bijaksana dalam mengambil keputusan.

Niwang Sari yang datang dari perguruan Harimau Api,sudah membawa rasa kesal di hatinya tidak mau menunggu barang sejenak dan langsung menerobos masuk tanpa memperdulikan susana yang sedang terjadi di sana.

"Paman wibisana aku ingin bicara dengan paman dan Barata sekarang juga."Ucap Niwang Sari.Terdengar nada yang kurang enak dari mulutnya.

"Oh nak Niwang Sari selamat datang,aku tidak menyangka kalau nak Niwang berkunjung malam malam begini."Ucap Wibisana dengan terkejut melihat kedatangan Niwang Sari yang secara tiba-tiba itu.

"Maaf paman,aku sedang terburu-buru, secepatnya aku ingin bicara sama paman dan Barata."Ucap Niwang Mengulangi perkataannya.

"Kenapa buru buru begitu nak Niwang Sari, silahkan duduk dulu kau pasti lelah karena telah menempuh perjalanan jauh."Ucap Wibisana.

"Tidak perlu Paman,aku tidak punya waktu banyak sekarang ini.Karena aku harus segera kembali ke perguruan."Ucap Niwang Sari.

Orang orang yang ada di ruangan itu terdengar berbisik-bisik dengan sikap Niwang Sari yang menurut mereka terlihat begitu kaku, sombong dan angkuh itu.

"Silahkan bicara saja Niwang katakan saja ada apa."Ucap Barata yang juga ada di sana.Ia merasa tidak suka dengan sikap gadis itu.

"Kalau begitu dengar perkataan ku paman dan kau Barata,terus terang saja aku tidak suka dengan cara kalian berdua yang dengan seenaknya sendiri main jodoh jodohan tanpa sepengetahuan ku.Lagian aku bisa mencari jodoh ku sendiri tanpa ada acara perjodohan ini,begitu juga dengan kau Barata."Ucap Niwang.

Wibisana dan Barata saling pandang mendengar ucapan Niwang Sari yang menuduh seenaknya itu.Tapi wibisana tidak mau mengatakan hal yang sebenarnya tentang rencana perjodohan itu.Karena tidak mau membuat malu dia.

"Dengar Niwang kau jangan seenaknya bicara seperti itu didepan ayah ku ,kau pikir siapa diri mu hah...!"Ucap Barata sambil berdiri dengan nada tinggi.

"Barata jaga bicaramu duduklah kembali."Ucap Ayahnya.Dengan nada datar.

Barata pun segera menuruti perintah ayahnya dengan segera duduk kembali di tempatnya.

"Hai Barata sebaiknya kau jangan macam macam dengan para murid perguruan Harimau Api .Seluruh desa ini jika kami mau bisa kami rata dalam sekejap."Ucap Mahesa.Sambil menatap tajam ke arah Barata dan ayahnya.

"Oh jadi kalian berdua adalah para murid dari perguruan Harimau Api akan aku ingat perkataan tuan tadi."Ucap Barata.Sambil membalas memandang tajam ke arah Mahesa.

"Mahesa kau diamlah ini bukan urusan mu,aku minta kau menemaniku bukan untuk ikut berbicara kau paham."Ucap Niwang Sari.

"Maaf Niwang aku cuma tidak suka saja sama dia yang berani berkata kasar kepada mu."Ucap Mahesa.Beralasan.

"Mulai sekarang aku dan Barata tidak punya hubungan apa apa lagi paman, perjodohan ku dan Barata sudah batalkan mulai hari ini juga."Niwang Sari.

Wibisana menggelengkan kepalanya mendengar ucapan dari Niwang Sari itu,ia tidak menduga kalau niat baik dirinya dan Pranajaya membuat Niwang Sari begitu marah.

"Jika itu kehendak nak Niwang Sari, baiklah pertunangan kalian akan aku batalkan dan aku akan membicarakan hal ini baik baik pada ayah mu."Ucap Wibisana.

"Oh ya Barata aku merasa perhatin pada mu karena menurut rumor yang aku dengar kau kehilangan seluruh kekuatan mu secara tiba-tiba apakah benar begitu."Ucap Niwang Sari.

"Benar nak Niwang, Barata memang mengalami nasib yang kurang beruntung entah kenapa kesakitannya tiba-tiba hilang begitu saja."Ucap Wibisana.

"Mana mungkin orang lemah seperti dia menjadi pendamping Niwang Sari saya kira itu hanya mimpi belaka."Ucap Mahesa dengan nada penuh ejekan.

Niwang Sari menoleh ke arah Mahesa yang kembali ikut bicara.

"Maaf Nilam aku cuma tidak suka saja sama dia."Ucap Mahesa sambil menunjuk kearah Barata.

"Barata jika kau mau,kau boleh ikut aku ke perguruan Harimau Api. Kebetulan di sana sedang ada penerimaan murid baru mungkin di sana kau dapat memulihkan kekuatan mu yang hilang."Ucap Niwang Sari.

"Saya rasa tidak perlu Niwang aku bisa selesaikan masalah ku sendiri terima kasih atas niat baiknya"Ucap Barata langsung menolaknya.

" Barata jika suatu saat kau mampu mengalahkan aku dalam suatu pertarungan mungkin aku bisa berubah pikiran dengan suka rela menerima mu sebagai suami ku."Ucap Niwang Sari.Kemudian pamit dan segera meninggalkan rumah Barata.

Huuuuuuf Niwang mengembuskan nafas panjang mengingat kejadian itu,tapi sebagai orang yang punya pendirian teguh.Ia tidak akan merubah keputusannya itu walaupun sikap ayahnya tampak beda sekarang.

Pagi harinya Niwang Sari berpamitan pada ayahnya untuk kembali ke perguruan Harimau Api.Karena ia harus sesegera mungkin mempersiapkan dirinya untuk mengikuti turnamen lima tahunan yang sebentar lagi akan segera tiba.

...----------------...

Aakh......!!!! terdengar teriakan begitu keras dari mulut Barata saat ia menyatukan batu merah delima itu ke tubuhnya.Rasa sakit yang ia rasakan ternyata dua kali lipat dari yang pertama.Kejadian yang berlangsung beberapa saat itu membuat Barata terengah-engah dan kelelahan karena ia harus menguras seluruh tenaganya.

Barata segera mengambil sikap bersemedi untuk memulihkan tenaganya dengan menghirup nafas dalam dalam.

"Barata sekarang kekuatan tubuh mu sudah mencapai pendekar tingkat pertama tahap menengah. Untuk meningkatkan kembali kekuatan mu, sebaiknya kau cepat temukan benda pusaka lainnya."Ucap Naga Welang.

"Baiklah Naga Welang,tapi apakah harus buru buru begitu."Tanya Barata.

"Tentu tidak tapi lebih cepat lebih baik Barata."Ucap Naga Welang.

Barata lalu termenung sambil mengingat kejadian tadi saat dirinya bertarung dengan orang orang dari perguruan harimau api.Ia berfikir kalau dirinya pasti saat ini dalam incaran mereka.Jika tetap di kota ini dirinya pasti tidak aman karena merupakan daerah mereka.Mengingat kekuatannya masih terlalu lemah Barata kemudian berfikir untuk melanjutkan perjalanannya ke arah utara demi keselamatan dirinya.

Barata segera bangkit dari duduknya dan melanjutkan perjalanannya ke arah utara.Ia berjalan dengan santai sambil menikmati pemandangan yang di laluinya.

Barata melewati jalan setapak yang ada di dalam hutan itu,ia berjalan sambil merentangkan kedua tangannya menikmati angin yang bertiup sepoi-sepoi menerpa dirinya.

Setelah puas menikmati kesejukan hutan itu Barata kemudian mempercepat langkahnya,ia melesat dengan menggunakan tenaga dalamnya meninggalkan hutan itu.Ia berniat untuk mencari sebuah warung atau kedai untuk mengisi perutnya yang terasa keroncongan.

Tidak lama kemudian ia pun sampai di sebuah perkampungan yang cukup ramai .Barata mengedarkan pandangannya dan melihat banyak orang berkerumun di bawah pohon besar yang rimbun daun.

Barata yang penasaran segera melangkah mendekati kerumunan orang orang itu.

"Maaf paman ada apa ramai sekali."Tanya Barata.Kepada seseorang yang baru saja keluar dari kerumunan itu.

"Mereka orang orang dari perguruan pedang terbang sedang mencari murid,tapi saya rasanya percuma karena orang orang tidak bakalan tertarik untuk menjadi murid di sana."Ucap orang itu.

"Memangnya kenapa paman apa yang salah dengan perguruan itu."Tanya Barata.Penasaran.

"Yah karena orang orang lebih tertarik dengan perguruan harimau api,tapak suci dan perguruan kabut hitam.Selain itu perguruan pedang terbang adalah sebuah perguruan kecil yang sampai sekarang tidak punya murid dan juga minim prestasi."Ucap orang itu.

"Minim prestasi maksud paman...?"Tanya Barata

"Dulu sewaktu muridnya masih banyak perguruan itu tidak dapat berbuat banyak dalam turnamen bela diri yang di selenggarakan di perguruan Harimau Api, perwakilan murid dari perguruan pedang terbang langsung kalah dalam babak pertama, sehingga orang orang menjadi tidak minat untuk menjadi murid di sana karena merasa tidak bisa bersaing dengan perguruan lain, begitulah tuan muda."Ucap orang itu.

"Oh jadi begitu, terima kasih atas penjelasannya paman."Ucap Barata kemudian menuju ke arah kerumunan orang orang itu.

"Yang berminat menjadi murid perguruan pedang terbang ayo daftarkan diri kalian selagi masih ada kesempatan."Ucap seorang gadis yang merupakan murid dari perguruan itu.

"Ah percuma saja nona ,tutup saja perguruan pedang terbang dari dulu sampai sekarang belum pernah juara dalam pertandingan lima tahunan, lagian sekarang murid pun sudah tidak ada buat apa masih di buka."Teriak salah seorang satu dari kerumunan itu.

"Eh jaga mulut mu jangan sembarangan bicara."Ucap gadis itu merasa emosi mendengar ejekan dari orang itu.

"Benar apa kata dia nona sebaiknya bubarkan saja perguruan pedang terbang ,percuma saja tidak yang minat menjadi murid perguruan itu, orang orang lebih tertarik pada perguruan tapak suci dan perguruan Harimau Api."Ucap orang yang lainnya.

"Kalian benar benar membuat aku kesal, akan aku bungkam mulut tajam kalian berdua."Ucap gadis itu merasa sangat marah mendengar olok olok orang itu.

"Aku pikir aku takut pada mu Nona."Ucap orang tadi.

"Kurang ajar habis sudah kesabaran ku."Ucap gadis itu.Seraya menghampiri orang itu.

"Laras sudahlah jangan kau layani mereka, memang benar apa kata mereka."Ucap pria paruh baya yang bernama Warisapana ayahnya.

"Tapi ayah mereka sudah keterlaluan, kalau mereka tidak mau menjadi murid perguruan pedang terbang , tidak usah menghina begitu."ucap Laras.Dengan terlihat sangat kesal.

"Sudah sudah ayo kita pulang saja."Ucap ayahnya Warisapana.

Dengan wajah cemberut Laras segera mengemasi barang-barangnya untuk segera kembali ke perguruan mengikuti ayahnya.Hati Laras masih terasa panas dengan ejekan orang orang tadi, seandainya tadi ayahnya tidak melarang,mungkin orang orang itu sudah di buatnya babak belur.

"Tunggu paman dan nona!."Teriak seseorang dari arah belakang mereka yang tidak lain adalah Barata.

Warisapana dan Laras segera menghentikan langkahnya mendengar ada orang memanggilnya.

"Ada apa anak muda."Tanya Warisapana.

"Paman aku bersedia untuk menjadi murid perguruan pedang terbang,nama ku Barata dari desa watu gede."Ucap Barata memperkenalkan dirinya.

Laras dan ayahnya saling pandang mendengar ucapan Barata itu, mereka seperti salah dengar dengan ucapan dari pemuda di hadapannya itu.

"Apa tadi kamu bilang?"Tanya Warisapana.

"Aku ingin menjadi murid perguruan pedang terbang paman."Ucap Barata mengulangi perkataannya.

Laras merasa gembira mendengar perkataan Barata itu, ia tidak menyangka akhirnya ada seseorang yang mau menjadi murid perguruan pedang terbang dengan suka rela.

"Apa kau sungguh sungguh anak muda."Tanya Warisapana.

"Benar Paman,aku bersungguh sungguh ingin menjadi murid paman."Ucap Barata.

"Baiklah kalau begitu sekarang ayo kau ikut aku menuju perguruan pedang terbang."Ucap Warisapana.Dengan wajah terlihat senang.

"Baik paman."Ucap Barata.

"Nama ku Laras,kau adalah murid pertama di Perguruan pedang terbang,aku ucapkan selamat bergabung dengan kami."Ucap Laras.

Barata tercekat mendengar ucapan dari gadis yang bernama Laras itu.Ternyata benar apa kata orang yang di temui tadi,bahwa perguruan pedang terbang tidak memiliki murid sama sekali.

"Baik nona Laras,terima kasih atas sambutannya."Ucap Barata.

Sambil terus berjalan Barata dan Laras saling berbincang-bincang tentang menceritakan diri mereka.

Terpopuler

Comments

Atuk

Atuk

🌟🌟🌟🌟🌟

2024-09-30

0

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

lanjut

2024-09-06

0

Raysonic Lans™

Raysonic Lans™

namanya Larasati.. calon istri MC
bukan buat Author wkwkkw

2024-09-05

2

lihat semua
Episodes
1 Makam kuno
2 Lembah Cadar
3 perebutan benda pusaka
4 Mendapatkan benda pusaka
5 Kejadian di malam purnama
6 Kota Sandara
7 Menjadi murid di perguruan pedang terbang
8 jurus Cakar Naga hitam
9 Dendam
10 Pergi ke lembah seribu Ular
11 Senjata Bulan sabit.
12 Berlatih
13 Semua Mempersiapkan diri
14 terus berlatih
15 Dewi Pedang Agni
16 Ajian guntur Es
17 Menuju turnamen lima tahunan
18 Rencana licik
19 Salah sasaran
20 Pencari darah suci
21 Pertama kali bertarung dengan pendekar tingkat raja
22 Satu hari menjelang turnamen bela diri
23 kedatangan sang jenderal besar Bagaswara
24 Pemuda bertopeng
25 Barata vs Cakra Sula
26 Sungsang vs Endang
27 Barata vs Niwang Sari
28 Datangnya masalah besar
29 Barata dalam ancaman
30 Pertemuan dua guru besar
31 Kabar yang mengejutkan
32 Di bawah guyuran hujan bgn 1
33 Di bawah guyuran hujan bgn 2
34 Di bawah guyuran hujan bgn 3
35 Pembunuhan terus berlanjut
36 Racun Api
37 Berteman
38 bahaya racun api
39 tiga jurus ampuh
40 mencari mustika Naga es
41 Menuju ke puncak gunung Sanjungan
42 sosok asli Dewi Angan Angan
43 melawan orang jati ungu
44 Melawan tiga pendekar tingkat raja.
45 kemunculan jaya Kusuma
46 Sama sama terluka.
47 pertemuan tak terduga
48 pergi ke gunung Merapi
49 Mencari keberadaan Laras
50 Mencari naga api
51 Menyerap mustika naga Api
52 khasiat darah suci tetesan pertama
53 Kemarahan yang membabi buta
54 Kemarahan Barata
55 Hancurnya perguruan Kelabang Merah
56 Singgah di hutan limbung
57 Memberikan pelajaran pada musuh lama
58 Bertemu dengan tiga musuh besar
59 Berhadapan dengan Jagad Manggala
60 Bertemu dengan lawan yang sepadan
61 Kecemburuan
62 Menuntaskan Dendam
63 Pertarungan di perguruan Naga Hitam
64 Korban pun berjatuhan
65 kembali ke gunung merapi
66 Andini
67 Teman seperjalanan
68 Terdesak
69 Datangnya pertolongan
70 penyesalan Wulandari
71 Bermalam di perguruan matahari.
72 Tempat pelelangan barang kuno
73 Pusaka Pedang kabut
74 mustika pelangi
75 Mempertahankan benda pusaka
76 Ahli pedang turun tangan
77 Tingkat raja tahap menengah
78 Perkenalan dengan orang orang perguruan singa api
79 Mengatur rencana
80 penculikan
81 Memberikan pelajaran yang setimpal
82 pertarungan
83 putusnya pertemanan
84 Kembang Sari
85 Pil kelas tujuh
86 perguruan aliran hitam mulai bergerak
87 kedatangan Ki Tunggal Manik
88 Melanjutkan perjalanan
89 Rencana untuk memburu Barata
90 mencari pendekar tingkat langit
91 pertarungan di kedai bag 1
92 Pertarungan di kedai bag2
93 pertarungan di kedai bag 3
94 Semua bergerak
95 Pertarungan di kota timur besar bag 1
96 pertarungan di kota timur besar bag 2
97 pertarungan di kota Timur besar Bag 3
98 Keadaan Genting
99 Kedatangan pendekar tingkat langit tahap menengah
100 Sungai batu putih
101 kemunculan orang perguruan menara hitam
102 Di dasar jurang neraka
103 Bertemu dengan singa bersayap api.
104 membuat kesepakatan(Rencana tersembunyi dari menara hitam)
105 bertemu dan bertarung kembali
106 Perguruan Atas angin
107 Apakah dia murid perguruan Rajawali?
108 memperbaiki keadaan
109 pasukan berjubah hitam
110 Keputusan yang sulit
111 meningkatkan kekuatan
112 Keluar dari masalah rumit
113 Saling unjuk kekuatan
114 Keadaan yang semakin gawat
115 Tanpa Ampun
116 Pancawara
117 berdamai
118 Masalah lama makin besar
119 Rencana Barata 1
120 Rencana Barata 2
121 Menemukan Gadis yang dicari.
122 Hasil pengintaian
123 bersiap menyerang
124 membersihkan para penyusup
125 Berhasil
126 Dewi Cadar Merah
127 Bertemu kembali dengan Niwang Sari
128 memakan korban
129 Masalah terselesaikan
130 Bersiap
131 mencari informasi
132 Malam yang gawat
133 Lari dari pengejaran
134 mendapatkan informasi
135 Datangnya dua utusan
136 membebaskan Sindun
137 Berangkat ke perguruan Rajawali
138 Berhadapan dengan Pancawara
139 Pertarungan
140 Mencari Cara
141 pertarungan hidup mati bag1
142 pertarungan hidup mati bag 2
143 Datangnya bantuan
144 Bertemu dengan teman lama
145 perpisahan
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Makam kuno
2
Lembah Cadar
3
perebutan benda pusaka
4
Mendapatkan benda pusaka
5
Kejadian di malam purnama
6
Kota Sandara
7
Menjadi murid di perguruan pedang terbang
8
jurus Cakar Naga hitam
9
Dendam
10
Pergi ke lembah seribu Ular
11
Senjata Bulan sabit.
12
Berlatih
13
Semua Mempersiapkan diri
14
terus berlatih
15
Dewi Pedang Agni
16
Ajian guntur Es
17
Menuju turnamen lima tahunan
18
Rencana licik
19
Salah sasaran
20
Pencari darah suci
21
Pertama kali bertarung dengan pendekar tingkat raja
22
Satu hari menjelang turnamen bela diri
23
kedatangan sang jenderal besar Bagaswara
24
Pemuda bertopeng
25
Barata vs Cakra Sula
26
Sungsang vs Endang
27
Barata vs Niwang Sari
28
Datangnya masalah besar
29
Barata dalam ancaman
30
Pertemuan dua guru besar
31
Kabar yang mengejutkan
32
Di bawah guyuran hujan bgn 1
33
Di bawah guyuran hujan bgn 2
34
Di bawah guyuran hujan bgn 3
35
Pembunuhan terus berlanjut
36
Racun Api
37
Berteman
38
bahaya racun api
39
tiga jurus ampuh
40
mencari mustika Naga es
41
Menuju ke puncak gunung Sanjungan
42
sosok asli Dewi Angan Angan
43
melawan orang jati ungu
44
Melawan tiga pendekar tingkat raja.
45
kemunculan jaya Kusuma
46
Sama sama terluka.
47
pertemuan tak terduga
48
pergi ke gunung Merapi
49
Mencari keberadaan Laras
50
Mencari naga api
51
Menyerap mustika naga Api
52
khasiat darah suci tetesan pertama
53
Kemarahan yang membabi buta
54
Kemarahan Barata
55
Hancurnya perguruan Kelabang Merah
56
Singgah di hutan limbung
57
Memberikan pelajaran pada musuh lama
58
Bertemu dengan tiga musuh besar
59
Berhadapan dengan Jagad Manggala
60
Bertemu dengan lawan yang sepadan
61
Kecemburuan
62
Menuntaskan Dendam
63
Pertarungan di perguruan Naga Hitam
64
Korban pun berjatuhan
65
kembali ke gunung merapi
66
Andini
67
Teman seperjalanan
68
Terdesak
69
Datangnya pertolongan
70
penyesalan Wulandari
71
Bermalam di perguruan matahari.
72
Tempat pelelangan barang kuno
73
Pusaka Pedang kabut
74
mustika pelangi
75
Mempertahankan benda pusaka
76
Ahli pedang turun tangan
77
Tingkat raja tahap menengah
78
Perkenalan dengan orang orang perguruan singa api
79
Mengatur rencana
80
penculikan
81
Memberikan pelajaran yang setimpal
82
pertarungan
83
putusnya pertemanan
84
Kembang Sari
85
Pil kelas tujuh
86
perguruan aliran hitam mulai bergerak
87
kedatangan Ki Tunggal Manik
88
Melanjutkan perjalanan
89
Rencana untuk memburu Barata
90
mencari pendekar tingkat langit
91
pertarungan di kedai bag 1
92
Pertarungan di kedai bag2
93
pertarungan di kedai bag 3
94
Semua bergerak
95
Pertarungan di kota timur besar bag 1
96
pertarungan di kota timur besar bag 2
97
pertarungan di kota Timur besar Bag 3
98
Keadaan Genting
99
Kedatangan pendekar tingkat langit tahap menengah
100
Sungai batu putih
101
kemunculan orang perguruan menara hitam
102
Di dasar jurang neraka
103
Bertemu dengan singa bersayap api.
104
membuat kesepakatan(Rencana tersembunyi dari menara hitam)
105
bertemu dan bertarung kembali
106
Perguruan Atas angin
107
Apakah dia murid perguruan Rajawali?
108
memperbaiki keadaan
109
pasukan berjubah hitam
110
Keputusan yang sulit
111
meningkatkan kekuatan
112
Keluar dari masalah rumit
113
Saling unjuk kekuatan
114
Keadaan yang semakin gawat
115
Tanpa Ampun
116
Pancawara
117
berdamai
118
Masalah lama makin besar
119
Rencana Barata 1
120
Rencana Barata 2
121
Menemukan Gadis yang dicari.
122
Hasil pengintaian
123
bersiap menyerang
124
membersihkan para penyusup
125
Berhasil
126
Dewi Cadar Merah
127
Bertemu kembali dengan Niwang Sari
128
memakan korban
129
Masalah terselesaikan
130
Bersiap
131
mencari informasi
132
Malam yang gawat
133
Lari dari pengejaran
134
mendapatkan informasi
135
Datangnya dua utusan
136
membebaskan Sindun
137
Berangkat ke perguruan Rajawali
138
Berhadapan dengan Pancawara
139
Pertarungan
140
Mencari Cara
141
pertarungan hidup mati bag1
142
pertarungan hidup mati bag 2
143
Datangnya bantuan
144
Bertemu dengan teman lama
145
perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!