Kota Sandara

Siang itu susana di kota Sandara terlihat begitu sangat ramai banyak orang yang berjualan disekitar jalanan kota.Orang orang yang hilir mudik memenuhi jalanan di kota tersebut untuk melihat lihat dagangan para penjual yang mereka tawarkan.Kebanyakan barang yang dijual oleh pedagang disana adalah berupa senjata dan barang barang kuno lainnya.

Bagi para pendekar dunia persilatan kota Sandara adalah tempat yang cocok bagi mereka untuk mencari barang barang yang butuhkan selain banyak pilihan harganya juga terjangkau.

Dari arah sebelah barat jalan itu terlihat tiga orang sedang berjalan menuju ke sebuah pedagang ,mereka bertiga adalah Bajra,Ludira dan Pasopati para guru dari perguruan Harimau Api.Rupanya mereka bertiga berniat untuk mencari barang yang berharga diantara para pedagang itu.

"Aku tidak yakin dapat menemukan barang bagus di sini kakang."Ucap Ludira.Sambil mengedarkan pandangannya ke arah para pedagang yang ada di kanan kiri jalan tersebut.

"Kau jangan langsung putus asa begitu Ludira,kita kan belum melihat lihat semuanya barang yang ada di para pedagang itu."Ucap Bajra.

"Kakang di sana sepertinya ada barang yang menarik."Ucap Pasopati.

"Kalau begitu ayo kita lihat ada apa saja di sana "Ucap Bajra.Kemudian menghampiri seorang pedagang di pinggir jalan yang berada ditengah-tengah pedagang lain.

"Silahkan dilihat-lihat tuan tuan barang kali ada barang yang menarik bagi tuan bertiga."Ucap pedagang itu dengan ramah.

Bajra dan kedua temannya memperhatikan barang dagangan yang ada di atas meja itu, mereka memperhatikan dengan cara seksama.Tapi setelah memperhatikan beberapa saat barang barang itu ternyata tidak ada satu pun barang yang membuat mereka tertarik.Sehingga mereka bertiga langsung pergi melihat lihat ketempat lain.

"Apa saya bilang barang di sini memang tidak ada yang berkualitas mendingan kita cari saja di tempat lelang meskipun harga mahal mutunya sudah jaminan kakang."Ucap Ludira.

"Kita coba ke sana,jika memang tidak ada yang bagus apa boleh buat kita cari di tempat pelelangan."Ucap Bajra.

Ketiga orang itu kemudian menghampiri pedagang yang berada di ujung jalan.Jika di sana mereka tetap tidak menemukan barang bagus makanya mereka akan mencarinya di tempat lelang.

Pedagang yang Bajra dan kedua temannya tuju itu sedang melayani seorang pemuda yang tidak lain adalah Barata adanya.Dia tertarik dengan sebuah benda yang berupa batu berwarna merah.Batu itu adalah batu merah delima yang naga kebetulan naga Welang butuhkan.

Barata mengambil batu merah itu dan memperhatikannya dengan seksama ada rasa ketertarikan dalam hatinya.

"Barata cepat kau beli batu ini, karena batu ini mengandung sebuah pusaka didalamnya."Ucap Naga Welang.

"Jadi yang kau bilang ada pusaka di sebelah barat itu ini Naga Welang."Tanya Barata.

"Ya cepat kau bayar batu ini lalu segera pergi."Ucap Naga Welang.

"Baiklah ."Ucap Barata.

"Itu harganya murah tuan muda cuma sepuluh koin emas saja."Ucap pedagang itu.

"Hmmm..... apa tidak boleh kurang paman, sepertinya harga segitu terlalu mahal untuk ku."Ucap Barata mencoba untuk menawar.

"Baiklah untuk penglaris saya akan kurangi, bagaimana kalau sembilan koin emas, saya kira harga segitu sudah cocok melihat barang sebagus itu."Ucap pedangang itu karena dengan harga segitu ia sudah dapat untung besar .

"Baiklah kita sepakat."Ucap Barata.Kemudian mengambil uang dari balik bajunya.

"Ini uangnya paman."Ucap Barata.

"Tunggu...!!!"Teriak seseorang secara tiba-tiba dari arah belakang yang tidak lain adalah Bajra dan kedua temannya.

"Ada apa tuan."Tanya pedang itu.

"Aku tertarik dengan barang itu berapa kau menjual barang itu pada pemuda ini."Tanya Bajra.

"Sembilan koin emas tuan."Ucap pedagang itu.

"Aku berani membayar dua puluh koin emas pada mu jika kau mau menjualnya pada ku."Ucap Bajra.

Pedagang itu terkejut mendengar tawaran dari Bajra yang begitu sangat tinggi dan merasa sangat bingung karena terlanjur menjalin kesepakatan dengan pemuda yang ada dihadapannya itu.Karena berfikir akan mendapatkan keuntungan yang besar pedagang itu kemudian tanpa malu langsung berniat membatalkan kesepakatan tadi.

"Tuan muda seperti kita harus membatalkan kesepakatan kita tadi sebaiknya tuan pilih barang yang lain saja."Ucap pedagang yang sudah tergiur dengan penawaran Bajra.

"Maaf paman karena aku adalah pembeli pertama maka barang ini sekarang menjadi milikku."Ucap Barata.Seraya meletakan uang itu kemudian segera berlalu pergi tanpa menghiraukan ucapan pedagang itu.

Pedagang itu tanpa bisa berbuat apa-apa dengan terpaksa ia menerima sembilan keping uang emas yang Barata tinggalkan.

"Dari mana pemuda itu berani sekali bertingkah di hadapan kita Kakang."Tanya Pasopati dengan perasaan tidak suka kepada Barata.

"Ayo kita tawar lagi benda itu berapa pun yang dia minta ."Ucap Bajra berniat mengejar Barata karena dia juga sangat tertarik dengan batu itu.

"Kalau dia tetap saja ingin mempertahankan benda itu kita rebut saja secara paksa kakang."Usul Ludira.

"Benar apa susahnya merebut benda itu dari tangan seorang yang tingkat bela diri masih tingkat awal tahap pertama seperti dia."Ucap Pasopati.

"Kalau begitu ayo kita bergegas sebelum dia jauh."Ucap Bajra.

Ketiga orang orang langsung melesat mengejar Barata yang sedang melangkah ke arah selatan.Barata yang tidak mengetahui dirinya sedang dikejarnya oleh ketiga orang itu berjalan cukup santai karena barang yang dicarinya sudah dia dapatkan.

"Aku baru tahu kalau di kota Sandara ini banyak sekali orang orang yang berjualan benda pusaka,hmmm tapi dari mana kira kira mereka mendapatkan semua benda benda itu."Gumam Barata.Sambil terus melangkah.

"Berhenti anak muda."Teriak seseorang yang tidak lain adalah Bajra dan dua temannya.

Barata segera membalikkan badannya dan mendapati tiga orang yang tadi di lihatnya.

"Ada apa tuan."Tanya Barata.

"Cepat katakan pada ku berapa harga yang kau tetapkan untuk batu tadi."Ucap Bajra.

"Sekali lagi maaf tuan aku tidak berniat untuk menjual barang ini pada kalian."Ucap Barata.

"Haii...anak muda buka telinga mu lebar lebar,kami bertiga adalah orang orang dari perguruan Harimau Api,kau pasti sudah dengar nama perguruan itu."Bentak Ludira.Mencoba membuat takut Barata.

"Jadi beginilah watak dan sikap orang orang dari perguruan yang terkenal itu sungguh tidak aku duga sikap mereka tidak ada bedanya dengan para perampok."Ucap Barata dalam hati.

"Saya rasa ini tidak ada sangkut pautnya dengan perguruan kalian,perlu saya tegaskan pada kalian bahwa batu ini saya tidak akan menjualnya pada kalian,maaf aku harus segera pergi."Ucap Barata.Seraya membalikkan badannya dan melangkah pergi.

"Kurang ajar ,dia benar benar tidak menandang kita kakang."Ucap Ludira.

"Kalau begitu kita rebut paksa barang itu dari pemuda ingusan itu."Ucap Bajra.

"Serahkan dia pada ku kakang."Ucap Ludira.Seraya mengejarnya.

"Tunggu anak muda,kau tidak bisa pergi begitu saja sebelum meninggalkan batu itu!"Teriak Ludira.

"Celaka jika aku sampai bentrok dengan mereka."Ucap Barata.Mengetahui keadaan dirinya yang bukan lawan dari mereka yang merupakan para pendekar kelas atas tingkat awal itu.

Tapi Barata tidak mau menyerahkan batu itu dengan serta merta bagaimana pun dirinya juga membutuhkan batu itu.

"Ada apa lagi tuan, bukankah saya sudah katakan pada tuan kalau saya tidak menjual batu ini."Ucap Barata.

"Aku tidak perduli kau mau menjualnya atau tidak, karena aku akan merebut paksa batu itu dari mu."Ucap Ludira.

"Aku tidak mengira kalau ternyata perguruan Harimau Api hanyalah kumpulan orang orang yang suka merampok."Ucap Barata.

"Kurang ajar, berani sekali mulut mu berkata seperti itu! Sekarang terima ini , hiiiaaaaat."

Ludira langsung menyerang Barata dengan tinjaunya wuuuus....!!Barata mengelak kesamping sehingga pukulan Ludira itu dapat di hindarinya.

Ludira menggeram marah melihat pukulannya luput mengenai pemuda itu.Ia kemudian menyerangnya kembali dengan serentetan pukulannya.

Barata bergerak secepat yang ia bisa untuk menghindari serangan dari Ludira itu.Angin sambaran serangan Ludira terasa sakit saat melewati muka Barata.Ia tahu kalau orang itu menggunakan tenaga dalam dengan tidak main-main.

"Kurang ajar, bagaimana bisa cuma seorang bela diri kelas awal tingkat pertama mampu menghindari serangannya ku."Ucap Ludira dengan rasa tidak percaya.

Hiiiaaaaat......!!Ludira melayang kan jurus tinjau harimau api yang di milikinya wuuuus...!! Barata langsung menyambut tinjau itu karena tidak sempat untuk menghindarinya.

Plaaak.. !!! Deesss...!! Barata dan Ludira pun sama sama terpental ke belakang weeees.....!!!

Akhh...!!Barata merasakan sakit pada dadanya karena memaksakan kekuatannya.Sedangkan Ludira hanya merasakan kesemutan saja pada pergelangan tangannya.Ludira di buat terkejut melihat pemuda itu mampu menahan jurus andalannya dan tidak mengalami cidera apa apa.

Bajra dan Pasopati pun juga tidak kalah terkejutnya melihat Barata mampu menahan pukulan jurus tinjau harimau api itu.

"Barata sebaiknya kau kabur saja dari sini percuma mereka bertiga bukan tandingan mu saat ini."Ucap Naga Welang.

"Ya aku tahu itu, aku sedang mencari cara untuk kabur dari mereka."Ucap Barata.

"Sepertinya aku harus mm membantu Ludira kakang."Ucap Pasopati.

"Ini benar benar memalukan Pendekar kelas atas tidak mampu menundukkan seorang pemuda ingusan yang tingkat beladirinya masih di tingkat awal tahap pertama."Ucap Bajra.

Pasopati langsung melesat dan menerjang Batara dengan mengirimkan tendangannya.

"Celaka rupanya mereka mau main keroyok baiklah akan aku layani mereka."Ucap Barata.Ia langsung melesat menyambut tendangannya plaaak...!!!Desss....!!! Pasopati di buat terpental oleh Barata lewat adu tendangan itu hingga membuatnya terhuyung huyung ke belakang.Sedang Barata terlempar cukup jauh hingga membuat dirinya terjatuh Gedebuuuk....!!!.

"Aku tidak percaya kalau dia seorang bela diri berada di tingkat awal tahap pertama."Gumam Pasopati setelah melihat Barata mampu menahan tendangannya tidak mengalami cidera apa apa

"Apa perlu kita mengeroyok dia Ludira, tapi akan sangat memalukan jika ada seseorang yang melihat tindakan kita ini."Ucap Pasopati.

"Kau benar , tapi aku rasa tidak perlu kita melakukan hal itu karena aku belum mengerahkan seluruh kemampuan ku."Ucap Ludira.

"Kalau begitu baiklah silahkan kau lanjutkan untuk menghajar anak itu."Ucap Pasopati.

Barata yang baru berdiri segera memutar otaknya untuk bisa secepatnya pergi dari orang orang itu,ia akan mengalami kerugian besar jika nekad meladeni para pendekar kelas atas itu.

"Naga Welang apa tidak ada cara untuk kabur dari mereka."Tanya Barata.

"Baiklah akan aku salurkan kekuatan ku bersiaplah."Ucap naga Welang.

Barata mempersiapkan dirinya untuk menerima aliran kekuatan dari Naga Welang itu.

Sementara itu Ludira yang tidak terima karena pukulannya mampu di tepis oleh Barata sudah bersiap menyerangnya kembali.

Ludira segera mengerahkan kekuatannya,kali ini tidak tanggung tanggung, ia menggunakan kembali jurus tinjau harimau apinya tapi dengan kekuatan penuh, rupanya ia berniat untuk menghabisi Barata.

"Haii anak setan siapa nama mu sampai berani memaksa Ludira mengeluarkan seluruh kekuatannya."Tanya Pasopati.

"Aku Barata, tidak akan gentar menghadapi manusia bangsat macam kalian."Ucap Barata.

Ludira semakin marah mendengar kata-kata Barata yang terdengar sangat kasar itu baru kali ini ada orang yang berani berkata seperti itu didepannya.

"Bersiaplah untuk mati kau anak setan hiaaaatt.....!!!"

Ludira meluncur kearah Barata dengan mengirimkan jurus tinjau harimau apinya.

Melihat Ludira ingin menghabisinya Barata yang juga sudah bersiap dengan jurus cakar naganya langsung berlari menyambutnya.

"Sayang seandainya anak itu mau patuh memberikan benda itu mungkin dia masih bisa melihat hari esok."Ucap Bajra.Karena menilai Barata tidak akan sanggup untuk menahan jurus itu.

Hiaaattt.... !!! Barata dan Ludira pun saling beradu pukulan dan duuuuuaaaarr.....!!! ledakan keras mengguncang tempat itu.Barata terpental cukup jauh, begitu pula dengan Ludira ia pun terpental dan terjatuh cukup keras.

Akh... Ludira mengeluarkan darah kental dari mulutnya bertanda ia mengalami luka yang begitu parah.

"Ludira."Seru Pasopati dan Bajra segera berlari ke arahnya.

"Gawat lukanya sangat serius."Seru Bajra ketika melihat darah kental keluar dari mulutnya.

"Pasopati cepat dudukkan dia."Ucap Bajra.

"Baik kakang."Ucap Pasopati kemudian memposisikan dudukkan Ludira.

Bajra kemudian menyalurkan hawa murni ke dalam tubuhnya untuk meringankan kan lukanya.

"Kemana anak setan itu."Ucap Pasopati dengan menggeram penuh kemarahan.

"Bagaimana keadaan dia Kakang."Tanya Pasopati.

"Lukanya sangat parah cepat kita bawa dia kembali ke perguruan."Ucap Bajra.

"Lalu bagaimana dengan pemuda itu kakang."Tanya Pasopati.

"Kita urus dia lain kali,ayo cepat Kita bawa dia."Ucap Bajra.

Pasopati kemudian segera menggendong Ludira dipunggungnya.Mereka berdua langsung melesat kembali ke perguruan.

Setelah bentrokan tadi Barata langsung meninggalkan tempat itu dengan tertatih tatih.Ia merasakan sakit pada dadanya akibat bentrokan tadi itu,tapi untung tidak mengalami luka dalam.Barata terus menjauh dari tempat itu karena khawatir kalau dua orang itu mengejarnya.

Sementara itu perjalanan Niwang Sari ke desa Randu tidak menemui halangan apa pun hingga dalam waktu setengah hari saja sudah sampai di rumahnya.

Para pelayan menyambut dengan hormat kedatangan putri tunggal Pranajaya itu.

"Selamat datang di rumah nona Niwang Sari."Ucap kepala pelayan.

"Di mana ayah sekarang Paman."Tanya Niwang Sari dengan terus melangkah masuk kedalam.

"Tuan besar sedang berada di ruang tamu nona."Ucap kepala pelayan itu.

Niwang Sari bergegas ke ruang tamu untuk menemui ayahnya,karena sudah tidak sabar untuk berbicara dengannya.

Pranajaya menoleh kearah belakang begitu mendengar langkah kaki didalam ruangan itu.

"Kau sudah sampai Niwang Sari."Ucap pria separuh baya itu.

"Benar ayah aku sudah kembali."Ucap Niwang Sari.

"Duduklah."Ucap Ayahnya.

"Baik ayah."Ucap Niwang Sari kemudian duduk di kursi depan meja yang ada di ruang tamu itu.

"Bagaimana latihan mu di perguruan Harimau Api, apakah sudah ada kemajuan."Tanya Ayahnya.

"Begitulah ayah tingkat bela diri ku sudah mencapai pendekar tingkat awal tahap akhir dan sebentar lagi akan mencapai bela diri tingkat menengah ayah."Ucap Niwang Sari.

Pranajaya mengangguk angguk mendengar perkataan putrinya itu,ia tahu kalau Niwang Sari adalah seorang yang berbakat dalam olah kanuragan.

Terpopuler

Comments

Abdul Rouf

Abdul Rouf

barata adalah lin tian

2024-10-29

0

Putra_Andalas

Putra_Andalas

Naga apa an nih ,menyatu aja tapi MC tetep lemah..emg gk dikasih sejurus atau dua jurus si Barata nya.

2024-10-16

0

Atuk

Atuk

⭐⭐⭐⭐⭐

2024-09-30

0

lihat semua
Episodes
1 Makam kuno
2 Lembah Cadar
3 perebutan benda pusaka
4 Mendapatkan benda pusaka
5 Kejadian di malam purnama
6 Kota Sandara
7 Menjadi murid di perguruan pedang terbang
8 jurus Cakar Naga hitam
9 Dendam
10 Pergi ke lembah seribu Ular
11 Senjata Bulan sabit.
12 Berlatih
13 Semua Mempersiapkan diri
14 terus berlatih
15 Dewi Pedang Agni
16 Ajian guntur Es
17 Menuju turnamen lima tahunan
18 Rencana licik
19 Salah sasaran
20 Pencari darah suci
21 Pertama kali bertarung dengan pendekar tingkat raja
22 Satu hari menjelang turnamen bela diri
23 kedatangan sang jenderal besar Bagaswara
24 Pemuda bertopeng
25 Barata vs Cakra Sula
26 Sungsang vs Endang
27 Barata vs Niwang Sari
28 Datangnya masalah besar
29 Barata dalam ancaman
30 Pertemuan dua guru besar
31 Kabar yang mengejutkan
32 Di bawah guyuran hujan bgn 1
33 Di bawah guyuran hujan bgn 2
34 Di bawah guyuran hujan bgn 3
35 Pembunuhan terus berlanjut
36 Racun Api
37 Berteman
38 bahaya racun api
39 tiga jurus ampuh
40 mencari mustika Naga es
41 Menuju ke puncak gunung Sanjungan
42 sosok asli Dewi Angan Angan
43 melawan orang jati ungu
44 Melawan tiga pendekar tingkat raja.
45 kemunculan jaya Kusuma
46 Sama sama terluka.
47 pertemuan tak terduga
48 pergi ke gunung Merapi
49 Mencari keberadaan Laras
50 Mencari naga api
51 Menyerap mustika naga Api
52 khasiat darah suci tetesan pertama
53 Kemarahan yang membabi buta
54 Kemarahan Barata
55 Hancurnya perguruan Kelabang Merah
56 Singgah di hutan limbung
57 Memberikan pelajaran pada musuh lama
58 Bertemu dengan tiga musuh besar
59 Berhadapan dengan Jagad Manggala
60 Bertemu dengan lawan yang sepadan
61 Kecemburuan
62 Menuntaskan Dendam
63 Pertarungan di perguruan Naga Hitam
64 Korban pun berjatuhan
65 kembali ke gunung merapi
66 Andini
67 Teman seperjalanan
68 Terdesak
69 Datangnya pertolongan
70 penyesalan Wulandari
71 Bermalam di perguruan matahari.
72 Tempat pelelangan barang kuno
73 Pusaka Pedang kabut
74 mustika pelangi
75 Mempertahankan benda pusaka
76 Ahli pedang turun tangan
77 Tingkat raja tahap menengah
78 Perkenalan dengan orang orang perguruan singa api
79 Mengatur rencana
80 penculikan
81 Memberikan pelajaran yang setimpal
82 pertarungan
83 putusnya pertemanan
84 Kembang Sari
85 Pil kelas tujuh
86 perguruan aliran hitam mulai bergerak
87 kedatangan Ki Tunggal Manik
88 Melanjutkan perjalanan
89 Rencana untuk memburu Barata
90 mencari pendekar tingkat langit
91 pertarungan di kedai bag 1
92 Pertarungan di kedai bag2
93 pertarungan di kedai bag 3
94 Semua bergerak
95 Pertarungan di kota timur besar bag 1
96 pertarungan di kota timur besar bag 2
97 pertarungan di kota Timur besar Bag 3
98 Keadaan Genting
99 Kedatangan pendekar tingkat langit tahap menengah
100 Sungai batu putih
101 kemunculan orang perguruan menara hitam
102 Di dasar jurang neraka
103 Bertemu dengan singa bersayap api.
104 membuat kesepakatan(Rencana tersembunyi dari menara hitam)
105 bertemu dan bertarung kembali
106 Perguruan Atas angin
107 Apakah dia murid perguruan Rajawali?
108 memperbaiki keadaan
109 pasukan berjubah hitam
110 Keputusan yang sulit
111 meningkatkan kekuatan
112 Keluar dari masalah rumit
113 Saling unjuk kekuatan
114 Keadaan yang semakin gawat
115 Tanpa Ampun
116 Pancawara
117 berdamai
118 Masalah lama makin besar
119 Rencana Barata 1
120 Rencana Barata 2
121 Menemukan Gadis yang dicari.
122 Hasil pengintaian
123 bersiap menyerang
124 membersihkan para penyusup
125 Berhasil
126 Dewi Cadar Merah
127 Bertemu kembali dengan Niwang Sari
128 memakan korban
129 Masalah terselesaikan
130 Bersiap
131 mencari informasi
132 Malam yang gawat
133 Lari dari pengejaran
134 mendapatkan informasi
135 Datangnya dua utusan
136 membebaskan Sindun
137 Berangkat ke perguruan Rajawali
138 Berhadapan dengan Pancawara
139 Pertarungan
140 Mencari Cara
141 pertarungan hidup mati bag1
142 pertarungan hidup mati bag 2
143 Datangnya bantuan
144 Bertemu dengan teman lama
145 perpisahan
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Makam kuno
2
Lembah Cadar
3
perebutan benda pusaka
4
Mendapatkan benda pusaka
5
Kejadian di malam purnama
6
Kota Sandara
7
Menjadi murid di perguruan pedang terbang
8
jurus Cakar Naga hitam
9
Dendam
10
Pergi ke lembah seribu Ular
11
Senjata Bulan sabit.
12
Berlatih
13
Semua Mempersiapkan diri
14
terus berlatih
15
Dewi Pedang Agni
16
Ajian guntur Es
17
Menuju turnamen lima tahunan
18
Rencana licik
19
Salah sasaran
20
Pencari darah suci
21
Pertama kali bertarung dengan pendekar tingkat raja
22
Satu hari menjelang turnamen bela diri
23
kedatangan sang jenderal besar Bagaswara
24
Pemuda bertopeng
25
Barata vs Cakra Sula
26
Sungsang vs Endang
27
Barata vs Niwang Sari
28
Datangnya masalah besar
29
Barata dalam ancaman
30
Pertemuan dua guru besar
31
Kabar yang mengejutkan
32
Di bawah guyuran hujan bgn 1
33
Di bawah guyuran hujan bgn 2
34
Di bawah guyuran hujan bgn 3
35
Pembunuhan terus berlanjut
36
Racun Api
37
Berteman
38
bahaya racun api
39
tiga jurus ampuh
40
mencari mustika Naga es
41
Menuju ke puncak gunung Sanjungan
42
sosok asli Dewi Angan Angan
43
melawan orang jati ungu
44
Melawan tiga pendekar tingkat raja.
45
kemunculan jaya Kusuma
46
Sama sama terluka.
47
pertemuan tak terduga
48
pergi ke gunung Merapi
49
Mencari keberadaan Laras
50
Mencari naga api
51
Menyerap mustika naga Api
52
khasiat darah suci tetesan pertama
53
Kemarahan yang membabi buta
54
Kemarahan Barata
55
Hancurnya perguruan Kelabang Merah
56
Singgah di hutan limbung
57
Memberikan pelajaran pada musuh lama
58
Bertemu dengan tiga musuh besar
59
Berhadapan dengan Jagad Manggala
60
Bertemu dengan lawan yang sepadan
61
Kecemburuan
62
Menuntaskan Dendam
63
Pertarungan di perguruan Naga Hitam
64
Korban pun berjatuhan
65
kembali ke gunung merapi
66
Andini
67
Teman seperjalanan
68
Terdesak
69
Datangnya pertolongan
70
penyesalan Wulandari
71
Bermalam di perguruan matahari.
72
Tempat pelelangan barang kuno
73
Pusaka Pedang kabut
74
mustika pelangi
75
Mempertahankan benda pusaka
76
Ahli pedang turun tangan
77
Tingkat raja tahap menengah
78
Perkenalan dengan orang orang perguruan singa api
79
Mengatur rencana
80
penculikan
81
Memberikan pelajaran yang setimpal
82
pertarungan
83
putusnya pertemanan
84
Kembang Sari
85
Pil kelas tujuh
86
perguruan aliran hitam mulai bergerak
87
kedatangan Ki Tunggal Manik
88
Melanjutkan perjalanan
89
Rencana untuk memburu Barata
90
mencari pendekar tingkat langit
91
pertarungan di kedai bag 1
92
Pertarungan di kedai bag2
93
pertarungan di kedai bag 3
94
Semua bergerak
95
Pertarungan di kota timur besar bag 1
96
pertarungan di kota timur besar bag 2
97
pertarungan di kota Timur besar Bag 3
98
Keadaan Genting
99
Kedatangan pendekar tingkat langit tahap menengah
100
Sungai batu putih
101
kemunculan orang perguruan menara hitam
102
Di dasar jurang neraka
103
Bertemu dengan singa bersayap api.
104
membuat kesepakatan(Rencana tersembunyi dari menara hitam)
105
bertemu dan bertarung kembali
106
Perguruan Atas angin
107
Apakah dia murid perguruan Rajawali?
108
memperbaiki keadaan
109
pasukan berjubah hitam
110
Keputusan yang sulit
111
meningkatkan kekuatan
112
Keluar dari masalah rumit
113
Saling unjuk kekuatan
114
Keadaan yang semakin gawat
115
Tanpa Ampun
116
Pancawara
117
berdamai
118
Masalah lama makin besar
119
Rencana Barata 1
120
Rencana Barata 2
121
Menemukan Gadis yang dicari.
122
Hasil pengintaian
123
bersiap menyerang
124
membersihkan para penyusup
125
Berhasil
126
Dewi Cadar Merah
127
Bertemu kembali dengan Niwang Sari
128
memakan korban
129
Masalah terselesaikan
130
Bersiap
131
mencari informasi
132
Malam yang gawat
133
Lari dari pengejaran
134
mendapatkan informasi
135
Datangnya dua utusan
136
membebaskan Sindun
137
Berangkat ke perguruan Rajawali
138
Berhadapan dengan Pancawara
139
Pertarungan
140
Mencari Cara
141
pertarungan hidup mati bag1
142
pertarungan hidup mati bag 2
143
Datangnya bantuan
144
Bertemu dengan teman lama
145
perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!