perebutan benda pusaka

Wulandari dari dan Jila mengeluarkan pukulan terkuatnya yaitu pukulan tapak suci turun dari langit. Sebuah jurus andalan dari perguruan tapak suci yang sudah terkenal kehebatannya.

Jila dan Wulandari bersama sama melepaskan pukulannya.Hiaaaaat......!!wuuuus... sreeeet... slaaaap... duuuuuaaaarr.....!!!! Terjadi ledakan yang cukup keras hingga terdengar menggelegar kesegala penjuru mata angin.Daun daun pepohonan bergoyang goyang terkena hempasan angin ledakan itu.

Setelah ledakan itu berlalu,Jila dan Wulandari menatap benda hitam yang tertancap di depan mereka.Mereka berdua merasa senang melihat usahanya membuahkan hasil.

"Kakak cepat kita ambil benda itu kemudian pergi secepatnya dari sini."Ucap Wulandari.

Jila mengangguk,lalu melangkah maju mendekati benda itu.

Namun di saat jila akan mengambil benda hitam itu mendadak terdengar suara seseorang yang mencegahnya.

"Tunggu dulu anak muda jangan kau sentuh benda itu."Ucap seseorang tiba-tiba dari arah belakang.

Jila dan Wulandari segera membalikan badannya dan melihat seseorang berpakaian hitam di belakang mereka.

" Supala dari perguruan Kabut Hitam."Desis Jila dan Wulandari.Dengan tercekat.Begitu mengenali orang itu.

"Sebaiknya kalian berdua cepat tinggalkan tempat ini dan serahkan benda itu dengan suka rela pada ku."Ucap Supala.Dengan suara dingin tapi terdengar begitu menggetarkan hati.

"Sialan di saat saat seperti ini, orang ini datang dengan tiba-tiba dan dengan seenaknya mau merebut benda pusaka ini"Ucap Jila .Dalam hati dengan perasaan kecewa.

Jila dan Wulandari tahu bahwa mereka bukan tandingan dari Supala yang merupakan seorang pendekar tingkat atas sedangkan Jila dan Wulandari masih pendekar tingkat menengah. Selain itu mereka juga tahu kalau Supala tidak akan segan segan berbuat kejam pada orang yang berani menentangnya.

"Wulandari kita pergi dari sini."Ucap Jila.Ia lebih memilih menghindari bentrokan dengan Supala dari pada harus bertarung tanpa ada peluang untuk menang.Walau pun dalam hatinya ia merasa sangat geram dengan orang itu,lebih baik menghindar darinya.

"Baik Kakak."Ucap Wulandari.Dengan terpaksa.

"Haaa......haaa.......haaaa...!! baguslah kalau kalian berdua tahu diri."Kata Supala.Ia segera melangkah mendekati benda hitam yang menjadi incaran semua orang itu.

"Sungguh pusaka yang luar biasa,aku dapat merasakan kalau benda hitam ini menyimpan kekuatan yang besar."Ucap Supala.

Supala kemudian mengangkat tangan kanannya kearah benda itu, seketika itu juga benda hitam tersebut bergerak ke arah dirinya dan traaaap, sampai di tangannya.

Setelah benda hitam itu ada di tangannya Supala segera membalikan badannya untuk segera pergi dari tempat itu.

Para pendekar tadi yang juga menginginkan benda itu merasa sangat kecewa setelah tahu Supala telah mendapatkannya dengan begitu mudah.Bagi mereka berurusan dengan supala sama saja dengan menggali kuburan sendiri.Walau pun dalam hati merasa menginginkan benda itu tapi apa boleh buat mereka semua harus merelakannya.

Kebanyakan dari mereka yang merupakan pendekar kelas menengah hanya bisa gigit jari sambil menelan kekecewaan tanpa bisa berbuat apa-apa.

Dari tempatnya berdiri Nilam Cahaya terus memperhatikan kearah Supala,ia tidak akan membiarkan Supala pergi begitu saja dengan membawa benda itu.

"Haaa.....Haaa....haaa....!!aku tidak menyangka kalau akan semudah ini mendapatkan benda hitam ini."Ucap Supala sambil berjalan dengan penuh kebanggaan.

"Sebaiknya kau tinggalkan benda itu Supala karena kau tidak pantas untuk memilikinya."Ucap seseorang yang tiba-tiba datang dari arah sampingnya.

"Kumara tidak ku sangka rupanya dia juga tertarik dengan benda ini."Ucap Supala.Dalam hati.

"Supala, ada apa diam saja, apakah kau sedang berfikir untuk segera meninggalkan benda itu,jika itu yang kau pikirkan aku tidak akan memberi kesulitan pada mu untuk pergi dari sini."Ucap Kumara.

"Dengarkan Kumara, karena benda ini sudah berada di tangan ku berarti orang lain sudah tidak berhak untuk memilikinya."Ucap Supala.Dengan nada tinggi.

Kumara mengepalkan kedua tangannya mendengar kata kata Supala yang terdengar sangat sombong itu.Apa pun caranya ia harus merebut benda hitam yang kini berada di tangan Supala itu.

Jila dan Wulandari dari yang masih berada di tempat itu merasa masih ada peluang untuk mendapatkan benda itu jika mereka berdua bertarung.Mereka yakin kedua akan saling terluka karena sama sama pendekar kelas atas.

"Aku yakin sebentar lagi mereka berdua akan segera terlibat pertarungan, inilah kesempatan ku untuk merebut benda itu."Ucap Nilam Cahaya.Dengan berharap mereka berdua cepat bertarung.

Tidak hanya mereka bertiga yang mengharapkan kedua pendekar kelas atas itu bertarung tapi semua orang yang ada di sana pun mengharapkan hal yang sama.

Supala memandang tajam kearah Kumara, ia tahu bahwa satu satunya cara untuk mempertahankan benda hitam itu adalah dengan bertarung dengannya.Tapi ia juga tahu bahwa tidak akan mudah untuk menghadapi Kumara karena mereka berada di tingkat yang sama yaitu sama sama pendekar kelas atas.

"Supala karena kau tidak mau meninggalkan benda itu secara sukarela maka jangan salahkan aku kalau aku bertindak kejam pada mu."Ucap Kumara.Dengan penuh ancaman.

"Dengar Kumara, jangan kau pikir aku takut menghadapi mu."Teriak Supala.Tidak kalah garang.

"Bangsat kau , akan aku tutup rapat mulut mu!"Teriak Kumara.

Tidak menunggu lama lagi Kumbara langsung bergerak menyerang Supala, melihat Kumbara datang menyerang.Supala segera menancapkan benda hitam di sampingnya dan melesat menyambut kedatangan Kumara.

Pertarungan sama sama pendekar kelas atas pun langsung terjadi.Dalam waktu singkat jual beli serangan sudah tak terelakan.Supala langsung mencecar Kumara dengan jurus jurus andalannya.Hingga dalam waktu singkat saja Kumara dapat di tekan olehnya.Merasa di atas angin Supala kian menggencarkan serangan, dengan tidak memberikan kesempatan pada Kumara untuk melakukan serangan balik.

Tapi Apakah Kumara dapat di kalahkan dengan mudah oleh Supala tentu tidak, Kumara masih menjajaki kekuatan dari Supala.Ia sengaja membuat dirinya seolah olah terdesak untuk mengetahui sampai di mana kekuatan Supala itu.

"Wulandari ini adalah kesempatan kita untuk mengambil benda itu selagi mereka sibuk bertarung."Ucap Jila. Sambil memperhatikan Supala dan Kumara yang sedang bertarung dengan sengitnya.

"Kalau begitu tunggu apa lagi Kakang ayo cepat bergerak."Ucap Wulandari.

"Baiklah,kau tunggu di sini biarkan aku yang mengambil benda itu."Ucap Jila.Dengan segera menghampiri benda itu.

Tapi baru saja Jila melangkah beberapa tindak,tiba-tiba sebuah bayangan berkelebat cepat menyambar benda hitam yang tertancap itu.Sekelebat Bayangan itu melesat cepat ke arah timur.

"Kurang ajar, Wulandari cepat kita kejar orang itu."Teriak Jila.

Jila dan Wulandari langsung berkelebat mengejar orang yang mengambil benda hitam tadi.

Duuuuuaaaarr...... duuuaaarrr.......!!!

Supala dan Kumara sama sama terpental setelah saling beradu tenaga dalam,tapi dalam adu tenaga dalam itu Kumara sedikit lebih unggul dari Supala.

"Bagaimana Supala apakah kau mau melanjutkan pertarungan ini."Ucap Kumara.

"Heh.! Kurasa kita akan sisa sisa jika melanjutkan pertarungan ini lihatlah."Ucap Supala,sambil menunjuk ketempat benda hitam tertancap tadi.

"Kurasa ajar rupanya mereka yang telah mengambil benda itu."Ucap Kumara begitu melihat benda hitam telah lenyap dan melihat tiga orang berkelebat menuju ke arah timur.

Tanpa membuang waktu lagi Kumara segera berkelebat mengejar mereka.

Kumara dan Supala mempercepat gerakannya untuk mengejar orang yang membawa benda hitam itu.Kedua orang pendekar kelas atas itu seakan berlomba adu kecepatan untuk sampai duluan mendapatkan orang yang membawa benda hitam tadi.

Jila dan Wulandari mempercepat gerakannya begitu samar samar merasakan kehadiran dua orang di belakang mereka.

"Kakak rupanya mereka sudah menyadari kalau benda hitam itu hilang dari tempatnya,kalau kita bertemu dengan mereka kita bisa gawat kakang."Ucap Wulandari dengan panik.

"Sialan , kalau begitu sebaiknya kita kembali ke perguruan kita hindari bentrokan dengan mereka."Ucap Jila.

"Baiklah."Ucap Wulandari menyetujui usulan Jila itu.

Mereka berdua pun terpaksa mengubah arah dan kembali ke perguruan.

Nilam cahaya mempercepat gerakannya untuk menghindari kejaran Supala dan Kumara.Ia melesat dengan cepat tak tentu arah karena tujuannya adalah mencari tempat yang aman guna menghindari bentrokan dengan mereka berdua.

Terpopuler

Comments

Raysonic Lans™

Raysonic Lans™

g seru, gak ada tingkatan kultivasi ya.. bye

2025-01-16

0

Atuk

Atuk

Up

2024-09-30

0

Suni Leon

Suni Leon

lanjutkan thord

2024-09-12

0

lihat semua
Episodes
1 Makam kuno
2 Lembah Cadar
3 perebutan benda pusaka
4 Mendapatkan benda pusaka
5 Kejadian di malam purnama
6 Kota Sandara
7 Menjadi murid di perguruan pedang terbang
8 jurus Cakar Naga hitam
9 Dendam
10 Pergi ke lembah seribu Ular
11 Senjata Bulan sabit.
12 Berlatih
13 Semua Mempersiapkan diri
14 terus berlatih
15 Dewi Pedang Agni
16 Ajian guntur Es
17 Menuju turnamen lima tahunan
18 Rencana licik
19 Salah sasaran
20 Pencari darah suci
21 Pertama kali bertarung dengan pendekar tingkat raja
22 Satu hari menjelang turnamen bela diri
23 kedatangan sang jenderal besar Bagaswara
24 Pemuda bertopeng
25 Barata vs Cakra Sula
26 Sungsang vs Endang
27 Barata vs Niwang Sari
28 Datangnya masalah besar
29 Barata dalam ancaman
30 Pertemuan dua guru besar
31 Kabar yang mengejutkan
32 Di bawah guyuran hujan bgn 1
33 Di bawah guyuran hujan bgn 2
34 Di bawah guyuran hujan bgn 3
35 Pembunuhan terus berlanjut
36 Racun Api
37 Berteman
38 bahaya racun api
39 tiga jurus ampuh
40 mencari mustika Naga es
41 Menuju ke puncak gunung Sanjungan
42 sosok asli Dewi Angan Angan
43 melawan orang jati ungu
44 Melawan tiga pendekar tingkat raja.
45 kemunculan jaya Kusuma
46 Sama sama terluka.
47 pertemuan tak terduga
48 pergi ke gunung Merapi
49 Mencari keberadaan Laras
50 Mencari naga api
51 Menyerap mustika naga Api
52 khasiat darah suci tetesan pertama
53 Kemarahan yang membabi buta
54 Kemarahan Barata
55 Hancurnya perguruan Kelabang Merah
56 Singgah di hutan limbung
57 Memberikan pelajaran pada musuh lama
58 Bertemu dengan tiga musuh besar
59 Berhadapan dengan Jagad Manggala
60 Bertemu dengan lawan yang sepadan
61 Kecemburuan
62 Menuntaskan Dendam
63 Pertarungan di perguruan Naga Hitam
64 Korban pun berjatuhan
65 kembali ke gunung merapi
66 Andini
67 Teman seperjalanan
68 Terdesak
69 Datangnya pertolongan
70 penyesalan Wulandari
71 Bermalam di perguruan matahari.
72 Tempat pelelangan barang kuno
73 Pusaka Pedang kabut
74 mustika pelangi
75 Mempertahankan benda pusaka
76 Ahli pedang turun tangan
77 Tingkat raja tahap menengah
78 Perkenalan dengan orang orang perguruan singa api
79 Mengatur rencana
80 penculikan
81 Memberikan pelajaran yang setimpal
82 pertarungan
83 putusnya pertemanan
84 Kembang Sari
85 Pil kelas tujuh
86 perguruan aliran hitam mulai bergerak
87 kedatangan Ki Tunggal Manik
88 Melanjutkan perjalanan
89 Rencana untuk memburu Barata
90 mencari pendekar tingkat langit
91 pertarungan di kedai bag 1
92 Pertarungan di kedai bag2
93 pertarungan di kedai bag 3
94 Semua bergerak
95 Pertarungan di kota timur besar bag 1
96 pertarungan di kota timur besar bag 2
97 pertarungan di kota Timur besar Bag 3
98 Keadaan Genting
99 Kedatangan pendekar tingkat langit tahap menengah
100 Sungai batu putih
101 kemunculan orang perguruan menara hitam
102 Di dasar jurang neraka
103 Bertemu dengan singa bersayap api.
104 membuat kesepakatan(Rencana tersembunyi dari menara hitam)
105 bertemu dan bertarung kembali
106 Perguruan Atas angin
107 Apakah dia murid perguruan Rajawali?
108 memperbaiki keadaan
109 pasukan berjubah hitam
110 Keputusan yang sulit
111 meningkatkan kekuatan
112 Keluar dari masalah rumit
113 Saling unjuk kekuatan
114 Keadaan yang semakin gawat
115 Tanpa Ampun
116 Pancawara
117 berdamai
118 Masalah lama makin besar
119 Rencana Barata 1
120 Rencana Barata 2
121 Menemukan Gadis yang dicari.
122 Hasil pengintaian
123 bersiap menyerang
124 membersihkan para penyusup
125 Berhasil
126 Dewi Cadar Merah
127 Bertemu kembali dengan Niwang Sari
128 memakan korban
129 Masalah terselesaikan
130 Bersiap
131 mencari informasi
132 Malam yang gawat
133 Lari dari pengejaran
134 mendapatkan informasi
135 Datangnya dua utusan
136 membebaskan Sindun
137 Berangkat ke perguruan Rajawali
138 Berhadapan dengan Pancawara
139 Pertarungan
140 Mencari Cara
141 pertarungan hidup mati bag1
142 pertarungan hidup mati bag 2
143 Datangnya bantuan
144 Bertemu dengan teman lama
145 perpisahan
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Makam kuno
2
Lembah Cadar
3
perebutan benda pusaka
4
Mendapatkan benda pusaka
5
Kejadian di malam purnama
6
Kota Sandara
7
Menjadi murid di perguruan pedang terbang
8
jurus Cakar Naga hitam
9
Dendam
10
Pergi ke lembah seribu Ular
11
Senjata Bulan sabit.
12
Berlatih
13
Semua Mempersiapkan diri
14
terus berlatih
15
Dewi Pedang Agni
16
Ajian guntur Es
17
Menuju turnamen lima tahunan
18
Rencana licik
19
Salah sasaran
20
Pencari darah suci
21
Pertama kali bertarung dengan pendekar tingkat raja
22
Satu hari menjelang turnamen bela diri
23
kedatangan sang jenderal besar Bagaswara
24
Pemuda bertopeng
25
Barata vs Cakra Sula
26
Sungsang vs Endang
27
Barata vs Niwang Sari
28
Datangnya masalah besar
29
Barata dalam ancaman
30
Pertemuan dua guru besar
31
Kabar yang mengejutkan
32
Di bawah guyuran hujan bgn 1
33
Di bawah guyuran hujan bgn 2
34
Di bawah guyuran hujan bgn 3
35
Pembunuhan terus berlanjut
36
Racun Api
37
Berteman
38
bahaya racun api
39
tiga jurus ampuh
40
mencari mustika Naga es
41
Menuju ke puncak gunung Sanjungan
42
sosok asli Dewi Angan Angan
43
melawan orang jati ungu
44
Melawan tiga pendekar tingkat raja.
45
kemunculan jaya Kusuma
46
Sama sama terluka.
47
pertemuan tak terduga
48
pergi ke gunung Merapi
49
Mencari keberadaan Laras
50
Mencari naga api
51
Menyerap mustika naga Api
52
khasiat darah suci tetesan pertama
53
Kemarahan yang membabi buta
54
Kemarahan Barata
55
Hancurnya perguruan Kelabang Merah
56
Singgah di hutan limbung
57
Memberikan pelajaran pada musuh lama
58
Bertemu dengan tiga musuh besar
59
Berhadapan dengan Jagad Manggala
60
Bertemu dengan lawan yang sepadan
61
Kecemburuan
62
Menuntaskan Dendam
63
Pertarungan di perguruan Naga Hitam
64
Korban pun berjatuhan
65
kembali ke gunung merapi
66
Andini
67
Teman seperjalanan
68
Terdesak
69
Datangnya pertolongan
70
penyesalan Wulandari
71
Bermalam di perguruan matahari.
72
Tempat pelelangan barang kuno
73
Pusaka Pedang kabut
74
mustika pelangi
75
Mempertahankan benda pusaka
76
Ahli pedang turun tangan
77
Tingkat raja tahap menengah
78
Perkenalan dengan orang orang perguruan singa api
79
Mengatur rencana
80
penculikan
81
Memberikan pelajaran yang setimpal
82
pertarungan
83
putusnya pertemanan
84
Kembang Sari
85
Pil kelas tujuh
86
perguruan aliran hitam mulai bergerak
87
kedatangan Ki Tunggal Manik
88
Melanjutkan perjalanan
89
Rencana untuk memburu Barata
90
mencari pendekar tingkat langit
91
pertarungan di kedai bag 1
92
Pertarungan di kedai bag2
93
pertarungan di kedai bag 3
94
Semua bergerak
95
Pertarungan di kota timur besar bag 1
96
pertarungan di kota timur besar bag 2
97
pertarungan di kota Timur besar Bag 3
98
Keadaan Genting
99
Kedatangan pendekar tingkat langit tahap menengah
100
Sungai batu putih
101
kemunculan orang perguruan menara hitam
102
Di dasar jurang neraka
103
Bertemu dengan singa bersayap api.
104
membuat kesepakatan(Rencana tersembunyi dari menara hitam)
105
bertemu dan bertarung kembali
106
Perguruan Atas angin
107
Apakah dia murid perguruan Rajawali?
108
memperbaiki keadaan
109
pasukan berjubah hitam
110
Keputusan yang sulit
111
meningkatkan kekuatan
112
Keluar dari masalah rumit
113
Saling unjuk kekuatan
114
Keadaan yang semakin gawat
115
Tanpa Ampun
116
Pancawara
117
berdamai
118
Masalah lama makin besar
119
Rencana Barata 1
120
Rencana Barata 2
121
Menemukan Gadis yang dicari.
122
Hasil pengintaian
123
bersiap menyerang
124
membersihkan para penyusup
125
Berhasil
126
Dewi Cadar Merah
127
Bertemu kembali dengan Niwang Sari
128
memakan korban
129
Masalah terselesaikan
130
Bersiap
131
mencari informasi
132
Malam yang gawat
133
Lari dari pengejaran
134
mendapatkan informasi
135
Datangnya dua utusan
136
membebaskan Sindun
137
Berangkat ke perguruan Rajawali
138
Berhadapan dengan Pancawara
139
Pertarungan
140
Mencari Cara
141
pertarungan hidup mati bag1
142
pertarungan hidup mati bag 2
143
Datangnya bantuan
144
Bertemu dengan teman lama
145
perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!