Lembah Cadar

Seorang wanita duduk bersemedi di teras bangunan yang terbuat dari bambu (Saung bambu) dengan mata terpejam.Wanita itu masih terlihat cukup muda berwajah cantik dengan tubuh padat berisi berumur 23 tahunan,nama wanita tersebut adalah Nilam Cahaya seorang murid utama dari perguruan Harimau Api yang sangat di segani oleh para murid di perguruan itu.

Di samping Nilam bersemedi itu ada seorang gadis yang masih muda berumur sekitar 17 tahunan yang sedang berlatih ilmu pedang gadis itu bernama Niwang Sari. Niwang Sari berlatih ilmu pedang di bawah bimbingan Nilam Cahaya karena dia adalah murid dari Nilam Cahaya sendiri.

Dalam perguruan itu hanya Nilam saja yang di perbolehkan untuk menerima murid walaupun status dirinya juga murid.Dikarenakan guru besar perguruan menganggap kemampuan Nilam sudah setara dengan para guru lain yang ada di situ.Dan tidak lama lagi guru besar akan mengangkat Nilam sebagai guru resmi di perguruan Harimau Api itu.

Nilam yang saat itu sudah selesai dengan semedinya.Perlahan membuka matanya kemudian memperhatikan Niwang Sari yang sedang giat berlatih.Nilam merasa bangga dengan kemajuan ilmu pedang muridnya itu,karena cepat memahami pelajaran yang ia berikan.

Nilam dapat menebak bahwa tidak lama lagi Niwang Sari akan melebihi kakak kakak seperguruannya yang lain,ia berfikir seperti itu karena melihat tekad dan bakat yang dimiliki oleh muridnya itu.

"Cukup latihan Niwang Sari!Cepat kemari dan beristirahatlah."Seru Nilam.

Mendengar panggilan dari gurunya Niwang Sari segera mengakhiri latihannya dan bergegas menghampiri Nilam.

"Hormat saya guru"ucap Niwang Sari.

"Duduklah Niwang"ucap Nilam.

"Baik guru"sahut Niwang.

"Aku bangga dengan kemajuan latihan mu Niwang,aku harap kau bisa ikut mewakili perguruan kita ini untuk mengikuti acara lima tahunan nanti "ucap Nilam.

"Acara lima tahunan apa maksud guru "tanya Niwang Sari karena belum tahu.

"Acara lima tahunan adalah sebuah turnamen bela diri yang diadakan setiap lima tahun sekali untuk memilih murid terbaik, jika nanti kau bisa ikut dan menjadi juara guru besar dan semua orang akan merasa bangga pada mu"ucap Nilam menjelaskan.

Niwang Sari merasa tertarik mendengar penjelasan dari gurunya itu, karena inilah kesempatan baik untuk membuktikan kemampuan dirinya di hadapan banyak orang.

"Lalu di mana turnamen itu nanti di adakan guru "tanya Niwang Sari dengan bersemangat.

"Menurut guru besar turnamen lima tahunan kali ini akan di adakan di perguruan Tapak suci Niwang sebagai tuan rumahnya."Sahut Nilam.Sambil memberikan air minum kepadanya.

"Tapak suci guru."Ucap Niwang Sari.Karena merasa asing dengan perguruan itu

"Perlu kamu ketahui Niwang Tapak suci adalah perguruan besar yang mempunyai banyak murid berbakat jadi jangan sampai kau memandang remeh mereka,giatlah berlatih agar bisa bersaing dengan mereka."Ucap Nilam Cahaya menasehati muridnya.

"Semua nasehat guru akan selalu ku ingat dalam hati dan pikiran ku."Ucap Niwang Sari.

"Baguslah kalau begitu."Ucap Nilam.Ia yakin muridnya itu akan dapat mengangkat nama perguruannya suatu hari nanti.

Disaat Nilam sedang berbincang bincang dengan Niwang Sari itu, tiba-tiba datanglah seorang murid perguruan yang datang menemui mereka.

"Hormat saya nona Nilam."Ucap murid itu.

"Ada keperluan apa kau datang kemari Liwa."Tanya Nilam.

"Guru besar memanggil nona dan beliau sudah menunggunya di dalam."Ucap murid yang bernama Liwa itu.

"Baiklah aku akan segera menemui beliau."Ucap Nilam.

"Baik nona."Ucap Liwa kemudian pergi.

"Hanya itu saja yang bisa ku sampaikan pada mu Niwang giatlah berlatih."Ucap Nilam .

"Iya guru terima kasih untuk semua nasihatnya."Sahut Niwang Sari.

Nilam Cahaya kemudian pergi meninggalkan Niwang Sari untuk menemui guru besar yang kini sudah menunggunya.

Setelah kepergian Nilam Cahaya Niwang Sari kemudian berlatih kembali.Walaupun baru tiga tahun setengah masuk ke perguruan Harimau Api tapi kemajuan dan bakat yang dimiliki oleh Niwang Sari tidak kalah dengan para murid yang sudah lama berguru di situ.Nilam dan guru besar perguruan Harimau Api sangat berharap jika suatu saat nanti Niwang Sari dapat menjunjung tinggi nama perguruannya.

Di dalam ruang pertemuan guru besar yang bernama Ki Jatiwaringin tersenyum lembut melihat kedatangan Nilam Cahaya.Ia merasa beruntung perguruannya bisa mendapatkan seorang yang sangat berbakat seperti Nilam Cahaya.

"Salam hormat saya guru"ucap Nilam Cahaya.

Ki Jatiwaringin tersenyum menanggapi salam dari muridnya itu.

"Duduklah Nilam ada sesuatu hal penting yang harus ku beri tahukan pada mu"ucap Ki Jatiwaringin.

Nilam Cahaya kemudian duduk di hadapan guru besar perguruan itu.

"Ada hal penting apa kiranya guru sampai memanggil saya."Tanya.Nilam .Dengan menatap ke arah gurunya.

"Menurut ramalan ku tidak lama lagi akan muncul sebuah benda pusaka yang akan turun di sekitar lembah cadar dan aku ingin kau bisa mendapatkan benda itu Nilam untuk menambah kesaktian mu"Ucap Ki Jatiwaringin.

Nilam Cahaya langsung merasa tertarik dengan berita yang di sampaikan oleh gurunya itu dan berharap bisa mendapatkan benda pusaka itu.

"Menurut guru benda pusaka apakah yang akan muncul di lembah cadar itu "tanya Nilam Cahaya.

"Mengenai pusaka apa itu guru tidak tahu dengan pasti tapi akan sangat berguna sekali jika kau bisa mendapatkannya Nilam "jawab Ki Jatiwaringin.

"Lalu kapan kira-kira benda pusaka tersebut akan muncul,mohon guru jelaskan."Ucap Nilam.Dengan bersemangat sekali.

Ki Jatiwaringin diam beberapa saat sebelum menjawab pertanyaan dari Nilam ,ia berfikir sejenak seperti sedang mengingat ingat sesuatu.

"Seingat ku, setiap benda pusaka itu muncul pasti dibarengi dengan bulan purnama bercincin seperti pengalaman ku yang sudah sudah.

Dan saya yakin hal itu juga pasti berlaku pada pusaka yang akan muncul itu"ucap Ki Jatiwaringin menjelaskan.

"Kalau begitu hari itu sudah dekat guru "ucap Nilam merasa tercekat.

"Kau benar,perlu kau ketahui pasti nanti akan ada banyak orang yang datang untuk memperebutkan pusaka itu jadi persiapkan diri mu baik baik"ucap Ki Jatiwaringin.

"Apakah perguruan lain juga mengetahui hal itu guru."tanya Nilam.

"Itu sudah pasti, perkelahian pun pasti akan terjadi demi untuk mendapatkan barang itu seperti yang pernah terjadi beberapa tahun silam."ucap Ki Jatiwaringin.Teringat pada waktu masa mudanya dahulu ketika ia pernah memperebutkan suatu pusaka di hutan limbung.

"Karena suasananya sangat berbahaya seperti yang guru ceritakan , aku sebaiknya akan pergi sendiri saja guru , dengan begitu aku bisa bergerak lebih leluasa."Ucap Nilam.

"Baiklah, tapi ingat jika kau merasa tidak mampu menghadapi situasi di sana nanti lebih baik kau mundur saja jangan terlalu memaksakan diri."Ucap Ki Jatiwaringin.

"Aku mengerti guru."Ucap Nilam Cahaya.

"Hanya itu saja yang ingin ku sampaikan pada mu Nilam, sekarang kau bisa melanjutkan kembali latihan mu."Ucap Ki Jatiwaringin.Lalu pergi meninggalkan Nilam.

Nilam Cahaya menjadi tahu ternyata untuk mendapatkan benda pusaka itu tidaklah mudah karena penuh dengan perjuangan yang bisa merenggut jiwa.Tapi hal itu tidak membuatnya mundur apa lagi takut untuk mencoba mendapatkan pusaka itu.

Perbincangan mereka berdua pun berakhir setelah sore menjelang malam .

SATU BULAN KEMUDIAN

Huru hara tentang kemunculan benda pusaka di lembah cadar menyebar luas ke segala penjuru.

Dan hari yang di ramalkan itu pun akhirnya tiba.Di langit bulan purnama terlihat terang dengan cincin melingkar menyelubunginya.Di bawah sinar rembulan terlihat bayangan hitam melesat cepat menuju ke arah lembah cadar.Bayangan hitam itu adalah Nilam Cahaya. Ia berangkat dari perguruan Harimau Api seorang diri supaya bisa bergerak bebas dan leluasa.

Dalam jarak yang tidak terlalu jauh dari Nilam itu ada dua sosok bayangan yang juga bergerak menuju ke arah lembah cadar, mereka berdua adalah Wulandari dan Jila dari perguruan Tapak Suci.Ternyata mereka juga tahu tentang ke munculan benda pusaka itu dari guru besar mereka.

Perguruan Tapak suci dan perguruan Harimau Api memiliki hubungan yang baik selama ini .Begitu juga dengan Nilam dan Wulandari serta Jila.Mereka bertiga juga mempunyai hubungan yang baik satu sama lainnya,apa lagi dengan Jila yang secara diam diam suka pada paras dan kecantikan Nilam.

Jila sering menjadi orang bisu jika berhadapan langsung dengan Nilam karena kurang percaya diri dan merasa sangat grogi.

Udara bertiup pelan membelai kulit,sang rembulan bersinar dengan sangat terang tanpa terhalang oleh awan. Sementara itu di sekitar lembah cadar sudah terlihat banyak orang berdatangan.Ada yang berdiam di balik batu,ada yang bertengger di atas pohon,ada yang berdiri di tempat terbuka dan macam macam sajalah posisi mereka untuk menunggu ke munculan benda pusaka itu.

Perasaan tegang pun mulai terlihat pada wajah mereka yang ada di sekitar lembah cadar itu.Karena sebentar lagi benda pusaka yang mereka nantikan akan segera muncul.

"Kakang bagaimana pun caranya kita harus bisa mendapatkan pusaka itu"ucap Wulandari.Sangat berhasrat untuk bisa memilikinya.

"Ya kau benar Wulandari kita harus berusaha untuk bisa mendapatkan benda itu"Sahut Jila.

Tidak jauh dari mereka berdua, ternyata ada Nilam Cahaya di balik pohon yang mendengar pembicaraan mereka.Namun Nilam tidak menampakkan dirinya.Karena tidak punya kepentingan dengan mereka walaupun tujuannya adalah sama yaitu mendapatkan pusaka itu.

Akhirnya saat saat yang ditunggu itu pun tiba juga, sebuah cahaya terang sekali meluncur dari atas langit.Bentuk cahaya itu panjang seperti meteor yang jatuh dari langit.

Semua mata menatap ke arah cahaya yang sedang terbang itu, tatapan mata mereka tidak berkedip karena mereka takut jika berkedip pusaka itu akan hilang dari pandangan mereka.

"Cahaya itu mulai turun."Ucap seseorang sambil terus memperhatikan cahaya itu.

Cahaya itu menukik tajam dan semakin cepat menuju bumi lalu kemudian lenyap begitu di tengah tengah Lembah Cadar itu.

Semua orang yang ada di situ langsung bergerak ke arah jatuhnya cahaya tadi.Mereka bergerak cepat seperti ada orang yang memerintahnya.

"pusaka itu harus menjadi milikku"teriak salah satu orang dari mereka.Dengan meluncur cepat kearah cahaya jatuh tadi.

Wulandari dan Jila pun langsung melesat ke arah jatuhnya cahaya tadi.Begitu pula dengan Nilam juga tidak mau ketinggalan,ia melesat cepat karena takut pusaka itu jatuh ke tangan orang lain.

Tepat di tengah lembah cadar sebuah cahaya menyala terang, itulah benda yang jatuh dari langit langit tadi.

Lima orang dari arah timur terlihat melesat dengan kecepatan tinggi menuju ke tengah lembah cadar itu mereka adalah Sungsang dan empat temannya ,mereka berlima adalah murid dari Perguruan Naga Hitam.

Sungsang dan keempat temannya dalam sekejap saja sudah sampai di tempat cahaya itu berada.Dengan mata yang berbinar-binar Sungsang menatap benda itu.

"Kalian berempat halangi orang orang yang akan menuju ke sini, tidak perlu segan segan bunuh mereka jika keras kepala tidak mau pergi."Ucap Sungsang.

"Baik tuan muda"ucap keempat orang itu.

Sungsang memperhatikan benda yang menyala terang di depannya.Benda itu berwarna hitam dengan berbentuk balok tebal yang panjangnya dua kali tangan orang dewasa.

Sungsang segera mendekati benda hitam tersebut berniat untuk mengambilnya.Tapi ketika ia menjulurkan tangannya untuk menyentuh benda hitam itu, tangannya seperti tersedot oleh kekuatan dari benda hitam itu,dia pun akhirnya mengurungkan niatnya.

"Ternyata ada kekuatan yang melindungi benda ini"ucap Sungsang.

Sungsang mundur beberapa tindak kemudian mengerahkan kekuatannya untuk memukul benda itu.Hiaaat.... duuuaaarrr.....!!!Namun pukulannya itu tidak berpengaruh apa apa pada benda hitam itu.

"Kurang ajar benda macam apa ini sebenarnya."desis sungsang merasa sangat kesal.

"Sebaiknya kau minggir Sungsang ,benda itu tidak cocok untuk mu "teriak Jila yang saat itu muncul bersama Wulandari di sampingnya.

"Sialan kenapa mereka berdua sudah ada di sini."Umpat sungsang.

Sungsang menoleh ke belakang dan mendapati empat anak buahnya telah roboh semua.

"Kurang ajar kalian berdua, jangan harap kalian dapat mendapatkan benda pusaka itu."Teriak Sungsang.Langsung menerjang mereka berdua.

Melihat sungsang datang menyerang Jila dan Wulandari pun tak mau tinggal diam dan langsung menghadapi sungsang.

Pertarungan pun tidak terhindarkan, sungsang langsung menggunakan jurus andalannya untuk menghadapi mereka berdua.

Di saat mereka bertiga sibuk bertarung beberapa orang lainnya yang juga menginginkan benda itu bergerak maju memanfaatkan kesempatan.Nilam berjalan mengendap-endap dari satu pohon ke pohon lain ,ia ingin memantau pertarungan itu sebelum bertindak. Karena ia tahu kalau sekarang ini pasti ada banyak pendekar sakti yang juga sangat menginginkan benda itu.

Pertarungan antara Sungsang dan jila pun berjalan cukup alot, namun dalam pertarungan itu Sungsang harus mundur setelah terkena pukulan telak dari Wulandari.

Setelah sungsang mundur Jila dan Wulandari bekerja sama untuk menghancurkan kekuatan yang melindungi benda hitam itu.

Para pendekar yang bergerak maju tadi kemudian berhenti setelah melihat ada kekuatan besar yang melindungi benda itu.Mereka sedang berfikir antara langsung maju menghadapi Jila dan Wulandari atau menunggu benda itu berhasil mereka ambil,lalu merebutnya.

Kelihatannya para pendekar itu seperti mempunyai pikiran yang sama mereka akan menunggu sampai benda itu berhasil mereka ambil lalu merebutnya dari tangan mereka.Dengan begitu mereka bisa menghemat tenaga untuk berjaga-jaga.

Nilam merasa heran melihat orang orang yang ada di situ karena mereka belum bergerak dan seolah membiarkan Wulandari dan Jila mengambil benda itu.

Nilam kemudian merenung sejenak dengan sikap diam orang orang yang ada di sekitar lembah itu.Dan akhirnya ia pun tahu bahwa mereka semua akan merebut jika pusaka itu sudah dapat mereka cabut.

"Sungguh pintar orang orang ini mereka berdua yang berusaha orang orang ini tinggal merebutnya. Baiklah akan aku ikuti permainan kalian semua"Ucap Nilam.

Terpopuler

Comments

Ronaldo vs Messi

Ronaldo vs Messi

joolah

2024-11-23

0

Aciw Tea

Aciw Tea

ok

2024-11-16

0

Aripin Ipin

Aripin Ipin

lanjutkan

2024-10-05

0

lihat semua
Episodes
1 Makam kuno
2 Lembah Cadar
3 perebutan benda pusaka
4 Mendapatkan benda pusaka
5 Kejadian di malam purnama
6 Kota Sandara
7 Menjadi murid di perguruan pedang terbang
8 jurus Cakar Naga hitam
9 Dendam
10 Pergi ke lembah seribu Ular
11 Senjata Bulan sabit.
12 Berlatih
13 Semua Mempersiapkan diri
14 terus berlatih
15 Dewi Pedang Agni
16 Ajian guntur Es
17 Menuju turnamen lima tahunan
18 Rencana licik
19 Salah sasaran
20 Pencari darah suci
21 Pertama kali bertarung dengan pendekar tingkat raja
22 Satu hari menjelang turnamen bela diri
23 kedatangan sang jenderal besar Bagaswara
24 Pemuda bertopeng
25 Barata vs Cakra Sula
26 Sungsang vs Endang
27 Barata vs Niwang Sari
28 Datangnya masalah besar
29 Barata dalam ancaman
30 Pertemuan dua guru besar
31 Kabar yang mengejutkan
32 Di bawah guyuran hujan bgn 1
33 Di bawah guyuran hujan bgn 2
34 Di bawah guyuran hujan bgn 3
35 Pembunuhan terus berlanjut
36 Racun Api
37 Berteman
38 bahaya racun api
39 tiga jurus ampuh
40 mencari mustika Naga es
41 Menuju ke puncak gunung Sanjungan
42 sosok asli Dewi Angan Angan
43 melawan orang jati ungu
44 Melawan tiga pendekar tingkat raja.
45 kemunculan jaya Kusuma
46 Sama sama terluka.
47 pertemuan tak terduga
48 pergi ke gunung Merapi
49 Mencari keberadaan Laras
50 Mencari naga api
51 Menyerap mustika naga Api
52 khasiat darah suci tetesan pertama
53 Kemarahan yang membabi buta
54 Kemarahan Barata
55 Hancurnya perguruan Kelabang Merah
56 Singgah di hutan limbung
57 Memberikan pelajaran pada musuh lama
58 Bertemu dengan tiga musuh besar
59 Berhadapan dengan Jagad Manggala
60 Bertemu dengan lawan yang sepadan
61 Kecemburuan
62 Menuntaskan Dendam
63 Pertarungan di perguruan Naga Hitam
64 Korban pun berjatuhan
65 kembali ke gunung merapi
66 Andini
67 Teman seperjalanan
68 Terdesak
69 Datangnya pertolongan
70 penyesalan Wulandari
71 Bermalam di perguruan matahari.
72 Tempat pelelangan barang kuno
73 Pusaka Pedang kabut
74 mustika pelangi
75 Mempertahankan benda pusaka
76 Ahli pedang turun tangan
77 Tingkat raja tahap menengah
78 Perkenalan dengan orang orang perguruan singa api
79 Mengatur rencana
80 penculikan
81 Memberikan pelajaran yang setimpal
82 pertarungan
83 putusnya pertemanan
84 Kembang Sari
85 Pil kelas tujuh
86 perguruan aliran hitam mulai bergerak
87 kedatangan Ki Tunggal Manik
88 Melanjutkan perjalanan
89 Rencana untuk memburu Barata
90 mencari pendekar tingkat langit
91 pertarungan di kedai bag 1
92 Pertarungan di kedai bag2
93 pertarungan di kedai bag 3
94 Semua bergerak
95 Pertarungan di kota timur besar bag 1
96 pertarungan di kota timur besar bag 2
97 pertarungan di kota Timur besar Bag 3
98 Keadaan Genting
99 Kedatangan pendekar tingkat langit tahap menengah
100 Sungai batu putih
101 kemunculan orang perguruan menara hitam
102 Di dasar jurang neraka
103 Bertemu dengan singa bersayap api.
104 membuat kesepakatan(Rencana tersembunyi dari menara hitam)
105 bertemu dan bertarung kembali
106 Perguruan Atas angin
107 Apakah dia murid perguruan Rajawali?
108 memperbaiki keadaan
109 pasukan berjubah hitam
110 Keputusan yang sulit
111 meningkatkan kekuatan
112 Keluar dari masalah rumit
113 Saling unjuk kekuatan
114 Keadaan yang semakin gawat
115 Tanpa Ampun
116 Pancawara
117 berdamai
118 Masalah lama makin besar
119 Rencana Barata 1
120 Rencana Barata 2
121 Menemukan Gadis yang dicari.
122 Hasil pengintaian
123 bersiap menyerang
124 membersihkan para penyusup
125 Berhasil
126 Dewi Cadar Merah
127 Bertemu kembali dengan Niwang Sari
128 memakan korban
129 Masalah terselesaikan
130 Bersiap
131 mencari informasi
132 Malam yang gawat
133 Lari dari pengejaran
134 mendapatkan informasi
135 Datangnya dua utusan
136 membebaskan Sindun
137 Berangkat ke perguruan Rajawali
138 Berhadapan dengan Pancawara
139 Pertarungan
140 Mencari Cara
141 pertarungan hidup mati bag1
142 pertarungan hidup mati bag 2
143 Datangnya bantuan
144 Bertemu dengan teman lama
145 perpisahan
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Makam kuno
2
Lembah Cadar
3
perebutan benda pusaka
4
Mendapatkan benda pusaka
5
Kejadian di malam purnama
6
Kota Sandara
7
Menjadi murid di perguruan pedang terbang
8
jurus Cakar Naga hitam
9
Dendam
10
Pergi ke lembah seribu Ular
11
Senjata Bulan sabit.
12
Berlatih
13
Semua Mempersiapkan diri
14
terus berlatih
15
Dewi Pedang Agni
16
Ajian guntur Es
17
Menuju turnamen lima tahunan
18
Rencana licik
19
Salah sasaran
20
Pencari darah suci
21
Pertama kali bertarung dengan pendekar tingkat raja
22
Satu hari menjelang turnamen bela diri
23
kedatangan sang jenderal besar Bagaswara
24
Pemuda bertopeng
25
Barata vs Cakra Sula
26
Sungsang vs Endang
27
Barata vs Niwang Sari
28
Datangnya masalah besar
29
Barata dalam ancaman
30
Pertemuan dua guru besar
31
Kabar yang mengejutkan
32
Di bawah guyuran hujan bgn 1
33
Di bawah guyuran hujan bgn 2
34
Di bawah guyuran hujan bgn 3
35
Pembunuhan terus berlanjut
36
Racun Api
37
Berteman
38
bahaya racun api
39
tiga jurus ampuh
40
mencari mustika Naga es
41
Menuju ke puncak gunung Sanjungan
42
sosok asli Dewi Angan Angan
43
melawan orang jati ungu
44
Melawan tiga pendekar tingkat raja.
45
kemunculan jaya Kusuma
46
Sama sama terluka.
47
pertemuan tak terduga
48
pergi ke gunung Merapi
49
Mencari keberadaan Laras
50
Mencari naga api
51
Menyerap mustika naga Api
52
khasiat darah suci tetesan pertama
53
Kemarahan yang membabi buta
54
Kemarahan Barata
55
Hancurnya perguruan Kelabang Merah
56
Singgah di hutan limbung
57
Memberikan pelajaran pada musuh lama
58
Bertemu dengan tiga musuh besar
59
Berhadapan dengan Jagad Manggala
60
Bertemu dengan lawan yang sepadan
61
Kecemburuan
62
Menuntaskan Dendam
63
Pertarungan di perguruan Naga Hitam
64
Korban pun berjatuhan
65
kembali ke gunung merapi
66
Andini
67
Teman seperjalanan
68
Terdesak
69
Datangnya pertolongan
70
penyesalan Wulandari
71
Bermalam di perguruan matahari.
72
Tempat pelelangan barang kuno
73
Pusaka Pedang kabut
74
mustika pelangi
75
Mempertahankan benda pusaka
76
Ahli pedang turun tangan
77
Tingkat raja tahap menengah
78
Perkenalan dengan orang orang perguruan singa api
79
Mengatur rencana
80
penculikan
81
Memberikan pelajaran yang setimpal
82
pertarungan
83
putusnya pertemanan
84
Kembang Sari
85
Pil kelas tujuh
86
perguruan aliran hitam mulai bergerak
87
kedatangan Ki Tunggal Manik
88
Melanjutkan perjalanan
89
Rencana untuk memburu Barata
90
mencari pendekar tingkat langit
91
pertarungan di kedai bag 1
92
Pertarungan di kedai bag2
93
pertarungan di kedai bag 3
94
Semua bergerak
95
Pertarungan di kota timur besar bag 1
96
pertarungan di kota timur besar bag 2
97
pertarungan di kota Timur besar Bag 3
98
Keadaan Genting
99
Kedatangan pendekar tingkat langit tahap menengah
100
Sungai batu putih
101
kemunculan orang perguruan menara hitam
102
Di dasar jurang neraka
103
Bertemu dengan singa bersayap api.
104
membuat kesepakatan(Rencana tersembunyi dari menara hitam)
105
bertemu dan bertarung kembali
106
Perguruan Atas angin
107
Apakah dia murid perguruan Rajawali?
108
memperbaiki keadaan
109
pasukan berjubah hitam
110
Keputusan yang sulit
111
meningkatkan kekuatan
112
Keluar dari masalah rumit
113
Saling unjuk kekuatan
114
Keadaan yang semakin gawat
115
Tanpa Ampun
116
Pancawara
117
berdamai
118
Masalah lama makin besar
119
Rencana Barata 1
120
Rencana Barata 2
121
Menemukan Gadis yang dicari.
122
Hasil pengintaian
123
bersiap menyerang
124
membersihkan para penyusup
125
Berhasil
126
Dewi Cadar Merah
127
Bertemu kembali dengan Niwang Sari
128
memakan korban
129
Masalah terselesaikan
130
Bersiap
131
mencari informasi
132
Malam yang gawat
133
Lari dari pengejaran
134
mendapatkan informasi
135
Datangnya dua utusan
136
membebaskan Sindun
137
Berangkat ke perguruan Rajawali
138
Berhadapan dengan Pancawara
139
Pertarungan
140
Mencari Cara
141
pertarungan hidup mati bag1
142
pertarungan hidup mati bag 2
143
Datangnya bantuan
144
Bertemu dengan teman lama
145
perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!