Pertemuan Rinjani dan Hans

Siang ini adalah hari dimana Rinjani akan kembali ke Korea, ia dan sang putra sedang menunggu di sebuah kafe tak jauh dari bandara. Masih ada waktu 3 jam lagi, untuk dirinya melakukan penerbangan. Dwi yang sudah menghubungi Hans, sehingga ia setuju untuk bertemu dengan Hans.

"Kita nunggu siapa ma? Yusuf ingin segera kembali ke rumah, Yusuf rindu dengan halmeoni dan hal-abeoji" tanya Yusuf, namun tangannya tak berhenti memakan pesanannya. Rinjani menghembuskan nafasnya pelan, apa ia harus mengatakan pada putranya sekarang?

Rinjani hanya takut, bila putranya memilih Hans. Karena rasa rindunya, yang ingin memiliki seorang ayah. Tapi, apa yang di katakan Dwi benar adanya. Bagaimana pun, Yusuf harus tau kebenarannya.

"Sayang" panggil Rinjani, Yusuf menengadah dan menoleh menatap sang ibu. Yang duduk di sampingnya, Yusuf tersenyum menunggu apa yang akan sang mama katakan.

"Yusuf pernah bertanya keberadaan papa kan?" Yusuf mengangguk, namun tidak sesemangat dulu

Rinjani tidak sadar, bila Yusuf merupakan anak yang pandai. Saat di rumah sakit, dimana sang ibu menceritakan masalahnya. Sebenarnya ia sudah mendengar semuanya, dimana keberadaannya yang ditolak oleh sang ayah. Dimana sang ibu menangis, saat mengatakan bila sang ayah berkhianat dengan sahabat sang ibu.

Kini ia tak peduli dengan pria yang katanya ayah kandung tersebut, pantas saja dulu saat ia bertanya keberadaan sang papa. Mamanya mengatakan, bila papanya sudah tiada. Pantas saja, hampir setiap malam sang mama selalu bangun dari tidurnya dan menangis kemudian. Ternyata karena rasa sakit, yang sudah di terima sang mama saat ia baru hadir di perut ibundanya.

"Sebelumnya maafkan mama, karena mama menjawab dengan kebohongan. Papa Yusuf masih hidup, dan sekarang kita sedang menunggu papa Yusuf. Karena itu mama mengajak berangkat lebih dulu, karena kita akan bertemu dengannya sebelum kita berangkat." lanjut Rinjani, wajah Yusuf langsung berubah datar.

Rinjani tentu saja terkejut, karena kini putranya benar-benar sangat mirip dengan Hans. Di saat Hans tidak menyukai sesuatu, atau pun marah.

"Maaf, aku datang terlambat." ucap seseorang yang baru saja datang, ia langsung duduk di depan Rinjani dan Yusuf.

Rinjani cukup terkejut, saat ia melihat pria yang duduk di depannya. Tangannya mulai bergetar, Yusuf yang menyadari hal tersebut. Ia langsung menggenggam tangan Rinjani, ia mendengar bila ini merupakan pengobatan terakhir. Yaitu, bertemu dengan si pembuat trauma.

Rinjani menoleh menatap Yusuf, namun yang di tatap tengah menatap ke depan dengan tatapan datarnya.

"Aaa.. i-iya tidak apa-apa, mmm... a-aku dengar kamu mencari ku, ada apa?" jawab Rinjani seraya bertanya, dengan sedikit senyuman di paksakan.

"Maaf" ucap Hans menunduk, ia sadar bila putranya tidak menyukainya

"Maaf untuk?" tanya Rinjani

"Semua, maafkan atas semua yang sudah aku lakukan 7 tahun lalu. Aku.. aku menyesal, aku sungguh-sungguh menyesal Rin. Maafkan aku." jawab Hans, ia menegakkan kepala dan menatap Rinjani.

Rinjani menghembuskan nafasnya pelan, menenangkan hatinya. Ia kembali menoleh pada Yusuf, lalu tersenyum.

"Tidak apa-apa, itu adalah masa lalu. Aku sudah tidak ingin menengok lagi ke belakang, biarkan itu menjadi kenangan pahit yang bisa aku jadikan pelajaran." jawab Rinjani, tanpa menatap Hans

"Yusuf... sayang, dia adalah.... adalah..." Rinjani menarik nafas, mengisi rongga dadanya yang terasa kosong.

"Dia adalah papamu" ucap Rinjani, berat sebenarnya untuk mengatakan hal ini. Namun bagaimana pun, ia tetap harus mengatakan hal ini.

Yusuf diam tidak bergeming, ia terus menggenggam tangan sang ibu. Hans menatap putra, yang pernah ia tolak sebelumnya. Tanpa harus melakukan tes DNA, ia tau itu adalah putranya. Wajahnya benar-benar mirip, bagai pinang di belah katana..

Rinjani terdiam, ia merasa tidak enak pada Hans.

"M-maaf, Yusuf memang sangat sulit untuk dekat dengan orang baru. Mmm... intinya, aku sudah memaafkan kamu dan juga... DIA. Dan aku juga sudah mengenalkan mu pada putraku, kalau begitu aku pamit karena pesawatku akan segera lepas landas." ucap Rinjani, Hans langsung menegakkan tubuhnya.

Ia menatap wajah Rinjani dan Yusuf bergantian, wajah Rinjani yang lebih cantik dan juga terlihat lebih dewasa.

"K-kamu akan pergi?" Rinjani mengangguk, ia pun bangun dari duduknya dan di ikuti oleh Yusuf.

"T-tapi... " Rinjani menghentikan langkahnya dan menunggu apa yang akan di ucapkan oleh Hans.

"A-apa tidak ada kesempatan kedua untukku Rin, apa kita tidak bisa kembali seperti dulu? Apalagi ada anak di antara kita." tanya Hans, Rinjani mengerutkan dahinya

"Jangan lupakan, anak yang tidak anda harapkan tuan." bukan Rinjani yang menjawab, namun Yusuf

DEG

Bukan hanya Hans yang terkejut, jantungnya merasa ada yang menikamnya. Namun begitu juga dengan Rinjani, bagaimana putranya tau?

"S-Sayang..." ucap Rinjani tergagap

"Ayo ma, pesawat kita akan lepas landas.

"I iya... maaf Hans, kalo begitu kami permisi. Ahh.. dan satu lagi" Rinjani kembali menghembuskan nafasnya

"Aku memang sudah memaafkan mu, tapi maaf, untuk bisa kembali denganmu. Aku tidak bisa, sudah cukup sakit yang kamu tancapkan untukku. Dan aku tidak mau, masuk kembali ke lubang yang sama. Permisi" Rinjani dan Yusuf pun pergi meninggalkan Hans, yang masih diam tercenung. Karena mendengar celetukan putranya.

"Aku tidak akan menyerah Rin" gumamnya seraya menatap punggung, kedua orang yang berarti untuknya. Semakin menjauh dan menghilang...

.

.

"Sepi, Yusuf udah pulang." ucap Aca, Dwi hanya menggelengkan kepalanya.

Ingin rasanya ambil karpet dna menggulung tubuh adiknya, karena saat ini tengah guling-guling di lantai. Saking bosannya...

"Gimana sekolah??" tanya Dwi

"Nggak gimana-gimana... Eh, tapi.... Kakak masih inget ga waktu aku cerita guru killer di sekolah?" jawab Aca, namun ia langsung duduk sila dan bertanya pada sang kakak.

"Mmm... Yang kamu salah taro belanjaan itu?" Aca mengangguk cepat

"Kenapa dengannya?? Kamu suka?" mendengar pertanyaan sang kakak, Aca langsung memasang wajah malasnya.

Dwi pun terkekeh, melihat ekspresi wajah sang adik.

"Lalu?" tanya Dwi lagi

"Yang ada dia semakin menyebalkan kak, entah kenapa sejak kejadian salah naro belanjaan di troli. Itu guru, seperti sengaja mencari masalah denganku. Ada saja yang di perintahnya, di suruh ke kantor. Karena di suruh bawa buku untuk teman sekelas, yang jumlahnya tidak sedikitlah. Di minta mengkoreksi, hasil ulanganlah, di suruh mengumpulkan tugas anak- sekelaslah. Masa cuma gara-gara salah naro belanjaan aja, dendamnya ga abis-abis. Emang gila itu guru..." sepertinya Aca tidak ingat, saat ia berada di ruang kendali CCtv mall saat insiden Yusuf.

"Suka kali itu gurunya sama kamu?" tanya Dwi

"WHAT????!!!" teriak Aca tidak terima

"Di mana-mana, orang suka itu berubah jadi lebih baik kak. Ini boro-boro baik, ngomong lembut aja nggak." Aca langsung praktek bagaimana saat guru itu bicara dengannya.

"CASSANDRA, BAWAKAN ITU. CASSANDRA, KUMPULKAN TUGAS DAN BAWA KE KANTOR. CASSANDRA, IKUT SAYA KE KANTOR." ucapnya seraya memperagakan dan meniru suara guru tersebut

Pecahlah tawa Dwi... Ia yakin, guru itu menyukai adiknya.

...****************...

Maaf telat, tadinya ga akan up. kondisinya hati ini luar biasa turun 🥲🥲🥲

Ga janji bisa double ya

Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓

......Happy Reading

all🥰🥰......

Terpopuler

Comments

Maryami

Maryami

kasihan jg sihans, itulah dulu songgong, walau sakit memang lihat kekasih digendong orang

2025-02-28

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

wah.. justru jodoh Aca ini yg udah terlihat hilalnya

2024-12-18

2

Land19

Land19

heboh banget ya ca.
menjiwai banget kalo meragain si guru killer

2025-01-27

1

lihat semua
Episodes
1 HETEROCHROMIA
2 Mulai Bekerja
3 Aksi
4 si Bawel Putra
5 Tawaran
6 Kekesalan Aca
7 Pengunduran Diri
8 Ayu
9 Insiden di Mall
10 Insiden di Mall 2
11 Part 11
12 Menyembunyikan Keberadaan
13 Penyesalan Hans
14 Amarah Evan
15 Tawaran Lagi
16 Penolakan
17 Gibah
18 Pertemuan Rinjani dan Hans
19 Senja
20 Ajakan makan malam
21 Tangisan Aca
22 Depresot Gegara Putus?????
23 Pertemuan di Duga dan tak Terduga
24 Ke rumah Calon Mantu
25 cuek
26 Menggagalkan
27 Ke rumah Senja
28 Kebenaran tentang Nora
29 Akhir Nora dan Santi
30 Menolong Evan
31 Usaha Evan
32 Ajakan Berpartisipasi
33 Judulin Sendiri
34 Memiliki Perasaan yang Sama
35 Dwi dan Evan
36 Pembicaraan dua Pria
37 Naren dan Aca
38 Sebuah Pernyataan
39 Akhirnyaaaaaa
40 Anak Kandung Rasa Anak Pungut
41 Aduan Ayu (Revisi)
42 Kak Putra akan ke Indonesia? (Revisi)
43 Menemukan Anak Dan Bayi (Revisi)
44 Dwi Tertembak (Revisi)
45 Kemarahan Aca (Revisi)
46 Amarah Aca 2 (Revisi)
47 Amarah Aca 3 (Revisi)
48 Akhir dari keluarga Puja dan Retno (Revisi)
49 Dwi Sudah Siuman (Revisi)
50 Penampilan Aca dan Pernyataan (Revisi)
51 Bertemu Putra (Revisi)
52 Pengakuan Dwi dan Meminta Restu (Revisi)
53 Restu Putra (Revisi)
54 Gadis tak Dikenal (Revisi)
55 Part 55 (Revisi)
56 Sahabat Masa Kecil (Revisi)
57 Kekasih Masa Kecil Putra (Revisi)
58 Melamar (Revisi)
59 Kehancuran Orang-orang Serakah (Revisi)
60 Perseteruan dan Jemput Paksa (Revisi)
61 Kondisi Ami (Revisi)
62 Part 62 (Revisi)
63 Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
64 Masih Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
65 Fokus Aca (Revisi)
66 Hutang Budi (Revisi)
67 Keributan di lobby (Revisi)
68 Rencana Sofia dan Niat Baik Evan (Revisi)
69 Calon Perusak (Revisi)
70 Kejujuran Dwi (Revisi)
71 Melamar dan Meminta Restu (Revisi)
72 Pernikahan Putra dan Benaya (Revisi)
73 Mencari Tau (Revisi)
74 Evan Kecelakaan (Revisi)
75 Ada Alasan di Balik Pertemuan (Revisi)
76 Tertangkapnya Sofia (Revisi)
77 Haris (Revisi)
78 Part 78 (Revisi)
79 Dwi vs Victor (Revisi)
80 Evan Sadar (Revisi)
81 Obrolan Unfaedah dan Calon...
82 Pingitan
83 Hampir Saja
84 Dalang
85 Part 85
86 Penawaran
87 Dewasa Sebelum Waktunya
88 Hari Pernikahan
89 Part 89
90 Part 90
91 Salah Sasaran
92 Melamar Dadakan
93 Risma Mode Senggol Bacok
94 Risma Dalam Bahaya
95 Part 95
96 Pernyataan Cinta
97 Hukuman untuk Siena
98 Aca Dilawan
99 Aca Ngamuk
100 Perdebatan
101 Kalah Telak
102 Dwi Hamil
103 Memancing Amarah Aca
104 Vera dan Venita
105 Dipecat
106 Ngidam Pertama
107 Ken dan Senja
108 MOMMY
109 Insiden di Toko Perhiasan
110 Dwi yang Mencurigakan
111 Bandelnya Dwi
112 Tak Ada yang Tau Masa Lalu Seseorang
113 Malik
114 Part 114
115 Utami
116 Insiden
117 Operasi
118 Hadiah
119 Risma dan Restu
120 Part 120
121 Khodam Rawit Level 100
122 Nurmala Turun Tangan
123 Cerita Nurma
124 Rencana Lamaran dan Pernikahan
125 Mark
126 Bayu yang Malang
127 Bayu yang Malang
128 Tertangkapnya Bayu
129 Pengumuman Hiatus dan Alasannya
130 Keterkejutan Damian
131 Permintaan Maaf Mark
132 Anak Kandung serasa Anak Pungut
133 Di Hadang
134 Kritis
135 Tiga Kondisi Berbeda
136 Lamaran di Terima dan Firasat
137 Operasi
138 OTeWe WAR
139 WAR 1
140 WAR 2 ( one on one)
141 Bewara
142 Rasa Iri
143 Bangunnya Lin
144 Kekesalan Aca
145 Aca Hamil
146 Kabar Bahagia Keluarga Abimana
147 Detik-detik Kelahiran Pewaris Parvis
148 Lahirnya Pewaris the White Lion
149 Menciptakan Saingan
150 Tak Sesuai Ekspetasi
151 Firasat
152 Insiden Penusukan
153 Kondisi Restu
154 Bu Nur... Bu Nur...
155 Dion Permana
156 Kematian Dion
157 Siuman
158 Fakta Mengejutkan untuk Tika
159 Balasan untuk Tika
160 Masa Lalu Ayu
161 Pengakuan Lagi
162 Memberitahu Ayah
163 Mertua dan Menantu yang Sefrekuensi
164 Kepanikan Suseno
165 Awal Pembalasan untuk Suseno
166 Selamat Tinggal Ayu
167 Ibu atau Anak?
168 TIDAK MUNGKIN!!!
169 Kembalinya Aca and HAPPY ENDING
170 Sudah Pecah Telur
Episodes

Updated 170 Episodes

1
HETEROCHROMIA
2
Mulai Bekerja
3
Aksi
4
si Bawel Putra
5
Tawaran
6
Kekesalan Aca
7
Pengunduran Diri
8
Ayu
9
Insiden di Mall
10
Insiden di Mall 2
11
Part 11
12
Menyembunyikan Keberadaan
13
Penyesalan Hans
14
Amarah Evan
15
Tawaran Lagi
16
Penolakan
17
Gibah
18
Pertemuan Rinjani dan Hans
19
Senja
20
Ajakan makan malam
21
Tangisan Aca
22
Depresot Gegara Putus?????
23
Pertemuan di Duga dan tak Terduga
24
Ke rumah Calon Mantu
25
cuek
26
Menggagalkan
27
Ke rumah Senja
28
Kebenaran tentang Nora
29
Akhir Nora dan Santi
30
Menolong Evan
31
Usaha Evan
32
Ajakan Berpartisipasi
33
Judulin Sendiri
34
Memiliki Perasaan yang Sama
35
Dwi dan Evan
36
Pembicaraan dua Pria
37
Naren dan Aca
38
Sebuah Pernyataan
39
Akhirnyaaaaaa
40
Anak Kandung Rasa Anak Pungut
41
Aduan Ayu (Revisi)
42
Kak Putra akan ke Indonesia? (Revisi)
43
Menemukan Anak Dan Bayi (Revisi)
44
Dwi Tertembak (Revisi)
45
Kemarahan Aca (Revisi)
46
Amarah Aca 2 (Revisi)
47
Amarah Aca 3 (Revisi)
48
Akhir dari keluarga Puja dan Retno (Revisi)
49
Dwi Sudah Siuman (Revisi)
50
Penampilan Aca dan Pernyataan (Revisi)
51
Bertemu Putra (Revisi)
52
Pengakuan Dwi dan Meminta Restu (Revisi)
53
Restu Putra (Revisi)
54
Gadis tak Dikenal (Revisi)
55
Part 55 (Revisi)
56
Sahabat Masa Kecil (Revisi)
57
Kekasih Masa Kecil Putra (Revisi)
58
Melamar (Revisi)
59
Kehancuran Orang-orang Serakah (Revisi)
60
Perseteruan dan Jemput Paksa (Revisi)
61
Kondisi Ami (Revisi)
62
Part 62 (Revisi)
63
Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
64
Masih Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
65
Fokus Aca (Revisi)
66
Hutang Budi (Revisi)
67
Keributan di lobby (Revisi)
68
Rencana Sofia dan Niat Baik Evan (Revisi)
69
Calon Perusak (Revisi)
70
Kejujuran Dwi (Revisi)
71
Melamar dan Meminta Restu (Revisi)
72
Pernikahan Putra dan Benaya (Revisi)
73
Mencari Tau (Revisi)
74
Evan Kecelakaan (Revisi)
75
Ada Alasan di Balik Pertemuan (Revisi)
76
Tertangkapnya Sofia (Revisi)
77
Haris (Revisi)
78
Part 78 (Revisi)
79
Dwi vs Victor (Revisi)
80
Evan Sadar (Revisi)
81
Obrolan Unfaedah dan Calon...
82
Pingitan
83
Hampir Saja
84
Dalang
85
Part 85
86
Penawaran
87
Dewasa Sebelum Waktunya
88
Hari Pernikahan
89
Part 89
90
Part 90
91
Salah Sasaran
92
Melamar Dadakan
93
Risma Mode Senggol Bacok
94
Risma Dalam Bahaya
95
Part 95
96
Pernyataan Cinta
97
Hukuman untuk Siena
98
Aca Dilawan
99
Aca Ngamuk
100
Perdebatan
101
Kalah Telak
102
Dwi Hamil
103
Memancing Amarah Aca
104
Vera dan Venita
105
Dipecat
106
Ngidam Pertama
107
Ken dan Senja
108
MOMMY
109
Insiden di Toko Perhiasan
110
Dwi yang Mencurigakan
111
Bandelnya Dwi
112
Tak Ada yang Tau Masa Lalu Seseorang
113
Malik
114
Part 114
115
Utami
116
Insiden
117
Operasi
118
Hadiah
119
Risma dan Restu
120
Part 120
121
Khodam Rawit Level 100
122
Nurmala Turun Tangan
123
Cerita Nurma
124
Rencana Lamaran dan Pernikahan
125
Mark
126
Bayu yang Malang
127
Bayu yang Malang
128
Tertangkapnya Bayu
129
Pengumuman Hiatus dan Alasannya
130
Keterkejutan Damian
131
Permintaan Maaf Mark
132
Anak Kandung serasa Anak Pungut
133
Di Hadang
134
Kritis
135
Tiga Kondisi Berbeda
136
Lamaran di Terima dan Firasat
137
Operasi
138
OTeWe WAR
139
WAR 1
140
WAR 2 ( one on one)
141
Bewara
142
Rasa Iri
143
Bangunnya Lin
144
Kekesalan Aca
145
Aca Hamil
146
Kabar Bahagia Keluarga Abimana
147
Detik-detik Kelahiran Pewaris Parvis
148
Lahirnya Pewaris the White Lion
149
Menciptakan Saingan
150
Tak Sesuai Ekspetasi
151
Firasat
152
Insiden Penusukan
153
Kondisi Restu
154
Bu Nur... Bu Nur...
155
Dion Permana
156
Kematian Dion
157
Siuman
158
Fakta Mengejutkan untuk Tika
159
Balasan untuk Tika
160
Masa Lalu Ayu
161
Pengakuan Lagi
162
Memberitahu Ayah
163
Mertua dan Menantu yang Sefrekuensi
164
Kepanikan Suseno
165
Awal Pembalasan untuk Suseno
166
Selamat Tinggal Ayu
167
Ibu atau Anak?
168
TIDAK MUNGKIN!!!
169
Kembalinya Aca and HAPPY ENDING
170
Sudah Pecah Telur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!