Penolakan

"Aku ingin menawarkan mu bergabung di rumah sakit ini, aku yakin kamu akan berkembang pesat dan menjadi dokter ternama." Dwi menunduk dan mengangkat salah satu sudut bibirnya. Rupanya pria di depannya, memiliki kedudukan lebih dari sekedar seorang dokter.

"Maaf, saya tidak tertarik. Saya menolak tawaran anda, terima kasih sebelumnya karena sudah ada niat mengajakku untuk bergabung di rumah sakit ini. Tapi asal anda tau, saya tidak suka terikat dalam dunia kesehatan. Saya memang akan turun tangan, bila ada orang yang benar-benar membutuhkan. Apa pembicaraan ini udah selesai?" jawab Dwi menjelaskan, ia menegakkan kepalanya kembali dan menatap dingin dokter Agung.

'Tidak suka terikat?' Agung menganggukkan kepalanya

"Kalau kamu memang tidak suka terikat dengan bidang ini, bagaimana bila kamu tetap menjadi bagian dari rumah sakit ini. Dan aku akan memanggilmu, di saat kami benar-benar membutuhkanmu?" Agung masih kekeh menawarkan pekerjaan pada Dwi, Dwi mengangkat sudut bibirnya.

'Rupanya pria ini benar-benar gigih, tapi sayang sekali aku tidak tertarik.'

Sedangkan Agung sendiri memaksa Dwi untuk bergabung, selain Dwi yang memang memiliki bakat dan kepiawaian dalam melakukan operasi bedah. Ia juga... ingin selalu melihat Dwi.

"Tidak, itu artinya saya tidak akan mempunyai waktu untuk saya sendiri, jangan berpura-pura bodoh. Anda selama ini menjadi dokter, tentu tau bagaimana sibuknya seorang dokter. Takkan ada hentinya, operasi bisa setiap hari dan setiap waktu. Saya kan sudah bilang, saya akan turun tangan, bila ada orang yang benar-benar membutuhkan dan atas kemauan saya sendiri. Seperti kasus yang anda lihat sendiri di vidio" Dwi menghembuskan nafasnya

"Apa saya sudah boleh keluar dari ruangan ini?" Akhirnya Agung menyerah, tentunya ia tak bisa memaksa Dwi lagi.

"Baiklah, aku terima keputusan mu, tapi bisakah kamu tidak bersikap formal padaku?" ucap Agung

"Tidak bisa, maaf... kita tidak sedekat itu untuk saling mengakrabkan diri. Kalau begitu saya pamit undur diri, permisi." jawab Dwi, ia bangun dari duduknya dan segera keluar dari ruangan tersebut. Agung hanya bisa menghembuskan nafas, seraya menatap pintu yang sudah tertutup.

"Dia benar-benar sulit untuk di dekati, semoga kita bisa bertemu lagi kelak." gumam Agung tersenyum tipis, mengingat wajah Dwi yang serius.

.

.

"Kakak sebaiknya tinggal bersama kami saja, ada satu kamar kosong di rumah. Bukankah hanya tinggal 4 hari lagi kakak di Indonesia?" tawar Dwi, mereka sedang bersiap untuk keluar dari rumah sakit

"Benar kak, biar aku juga bisa bermain dengan Yusuf. Ya kan boy?" Yusuf mengangguk semangat, Aca mengacak rambut Yusuf karena gemas.

"Tapi... aku sudah banyak merepotkan mu Dwi, apa itu tidak kurang ajar namanya?" jawab Rinjani tidak enak

"Tidak, kan kami yang menawarkan. Kurang ajar sebelah mananya?" jawab Aca

"Lagipula, di luar anak buah pria itu masih berkeliaran. Mereka masih belum putus asa mencari keberadaan kakak, sepertinya pria itu mulai menyesal dengan apa yang sudah ia lakukan pada kakak." ucap Dwi

DEG

"B-benarkah?" tanya Rinjani, ia mendudukkan dirinya di sisi ranjang. Tangannya mulai tremor, jantungnya berdetak tak karuan.

Dwi menghembuskan nafasnya pelan, ternyata Rinjani benar-benar belum bisa melepaskan masa lalunya. Dwi menyudahi aktivitasnya, ia melangkah mendekati Rinjani.

"Kak tenanglah, lepaskan masa lalu itu. Ikhlaskan apa yang sudah terjadi, agar kakak bisa keluar dari rasa trauma ini. Sampai kapan kakak akan seperti ini? Kita tidak akan tau, kapan Tuhan mempertemukan kakak dengannya. Apa kakak mau, saat kakak bertemu dengannya. Lalu tiba-tiba kondisi kakak seperti ini, dan itu membuat pria itu menjadi mempunyai kesempatan untuk mengambil Yusuf."

"TIDAK, itu tidak boleh terjadi. Yusuf adalah duniaku, hanya dia yang membuat aku bertahan sampai saat ini. hiks" jawab Rinjani

"Makanya, bila kakak tidak mau seperti ini. Lawan ketakutan kakak, lepaskan masa lalu yang membelenggu kakak. Karena bagaimana pun, kalian pasti akan bertemu pada akhirnya. Entah kapan dan dimana, kita tidak akan tau apa yang direncanakan sang MAHA PEMBUAT SKENARIO." ucap Dwi pelan, seraya menggenggam tangan Rinjani

Rinjani terdiam, bukan tak mau ia keluar dari rasa trauma ini. Namun rasa benci dan sakit hati dalam dirinya, benar-benar sudah menguasainya. Ia pun ingin bisa terlepas dari rasa yang menyiksa ini, karena ia lelah. Sangat lelah...

"Aku sudah meminta psikiater terbaik, ia nanti akan datang ke rumah selama kakak masih di sini. Jadi tak ada penolakan, kaka harus tinggal dengan kami." ucap Dwi tak ingin di bantah

"Apa kami tidak aka merepotkan kalian?" tanya Rinjani

"Tidak, Aca sekolah. Aku juga baru keluar dari tempat kerjaku kemarin, dan sekarang ingin menikmati masa pengangguran ku beberapa waktu ini. Pekerjaan kakak bisa di rumah kan?" Rinjani mengangguk

"Jadi jangan keluar rumah, sampai waktu dimana kakak kembali ke Korea. Tapi... kurasa pria itu tau, dimana selama ini kakak tinggal." Rinjani langsung menatap Dwi

"Dia menguping kemarin, maka dari itu ia mencari kakak. Kurasa ia menyadari kesalahannya, karena lebih percaya dengan wanita itu di banding kakak. Dan ia pasti mendengar ucapan kakak, yang ternyata selama 7 tahun ini kakak tinggal di KOREA." lanjut Dwi, Rinjani menutup matanya dan menarik udara sangat banyak.

Benar apa kata Dwi, ia harus keluar dari rasa trauma ini. Karena pasti ia akan bertemu dengan pria itu, HANS"

"Baiklah, aku akan tinggal di rumahmu. Terima kasih Dwi, Aca." Dwi mengangguk, begitu juga dengan Aca yang masih anteng dengan Yusuf.

.

.

"Dimana gadis itu?" gumam Evan pelan, seraya menatap keluar jendela mobil

"Siapa tuan?" tanya Aspri, yang kini fokus dengan laptopnya. Ia duduk di samping Evan, sedangkan di depan ada sekertaris dan supir tentunya.

"Hah?" tanya Evan bingung, membuat asprinya menoleh dan ikut bingung.

"Apa maksudmu?" tanya Evan

"Saya hanya bertanya, siapa yang anda maksud ada dimana oleh tuan. Siapa tau saya bisa mencarinya untuk anda" jawab asprinya

"Ck, tak ada." ucap Evan kesal, ia tak menyadari bila gumamannya terdengar oleh sang aspri.

"Baik tuan, sebentar lagi kita akan tiba di restoran. Tuan Daisuke sudah tiba di sana, kita akan menandatangani kontrak kerja sama." ucap asprinya, Evan mengangguk.

"Apa semua sudah siap, Dil??" tanya Evan

"Sudah tuan, Tiana sudah membuat kontrak tersebut. Sesuai dengan poin-poin, yang sudah kita sepakati Minggu kemarin." jawab Fadil, ia memberikan sebuah map pada Evan.

Evan menerimanya dan membaca dengan teliti isi kontrak tersebut, ia tak ingin ada kesalahan. Karena merupakan hal yang cukup sulit untuk bisa bekerja sama dengan pengusaha senior tersebut.

"Oke, kalo begitu kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini."

"Baik tuan" Evan mengangguk puas

Sekertaris dan asistennya ini, memang benar-benar bisa di andalkan. Akhirnya mereka pun sampai di restoran yang di maksud, dan langsung masuk ke ruangan yang sudah di siapkan.

...****************...

Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓

......Happy Reading

all🥰🥰🥰......

Terpopuler

Comments

Land19

Land19

lagian salah kamu pak CEO
maen gertak aja sih . jadinya kan gitu merasa kehilangan.

selamat hidupnya dibayang²i rasa penasaran

2025-01-27

2

ira rodi

ira rodi

asli suka banget sama sifat dwi....

2025-01-27

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

kamu mencari Dwi kan Evan.. tu lah.. sok, mentang² jd bos main suruh mengundurkan diri gitu aja.. gengsih kok di gedein...

2024-12-17

2

lihat semua
Episodes
1 HETEROCHROMIA
2 Mulai Bekerja
3 Aksi
4 si Bawel Putra
5 Tawaran
6 Kekesalan Aca
7 Pengunduran Diri
8 Ayu
9 Insiden di Mall
10 Insiden di Mall 2
11 Part 11
12 Menyembunyikan Keberadaan
13 Penyesalan Hans
14 Amarah Evan
15 Tawaran Lagi
16 Penolakan
17 Gibah
18 Pertemuan Rinjani dan Hans
19 Senja
20 Ajakan makan malam
21 Tangisan Aca
22 Depresot Gegara Putus?????
23 Pertemuan di Duga dan tak Terduga
24 Ke rumah Calon Mantu
25 cuek
26 Menggagalkan
27 Ke rumah Senja
28 Kebenaran tentang Nora
29 Akhir Nora dan Santi
30 Menolong Evan
31 Usaha Evan
32 Ajakan Berpartisipasi
33 Judulin Sendiri
34 Memiliki Perasaan yang Sama
35 Dwi dan Evan
36 Pembicaraan dua Pria
37 Naren dan Aca
38 Sebuah Pernyataan
39 Akhirnyaaaaaa
40 Anak Kandung Rasa Anak Pungut
41 Aduan Ayu (Revisi)
42 Kak Putra akan ke Indonesia? (Revisi)
43 Menemukan Anak Dan Bayi (Revisi)
44 Dwi Tertembak (Revisi)
45 Kemarahan Aca (Revisi)
46 Amarah Aca 2 (Revisi)
47 Amarah Aca 3 (Revisi)
48 Akhir dari keluarga Puja dan Retno (Revisi)
49 Dwi Sudah Siuman (Revisi)
50 Penampilan Aca dan Pernyataan (Revisi)
51 Bertemu Putra (Revisi)
52 Pengakuan Dwi dan Meminta Restu (Revisi)
53 Restu Putra (Revisi)
54 Gadis tak Dikenal (Revisi)
55 Part 55 (Revisi)
56 Sahabat Masa Kecil (Revisi)
57 Kekasih Masa Kecil Putra (Revisi)
58 Melamar (Revisi)
59 Kehancuran Orang-orang Serakah (Revisi)
60 Perseteruan dan Jemput Paksa (Revisi)
61 Kondisi Ami (Revisi)
62 Part 62 (Revisi)
63 Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
64 Masih Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
65 Fokus Aca (Revisi)
66 Hutang Budi (Revisi)
67 Keributan di lobby (Revisi)
68 Rencana Sofia dan Niat Baik Evan (Revisi)
69 Calon Perusak (Revisi)
70 Kejujuran Dwi (Revisi)
71 Melamar dan Meminta Restu (Revisi)
72 Pernikahan Putra dan Benaya (Revisi)
73 Mencari Tau (Revisi)
74 Evan Kecelakaan (Revisi)
75 Ada Alasan di Balik Pertemuan (Revisi)
76 Tertangkapnya Sofia (Revisi)
77 Haris (Revisi)
78 Part 78 (Revisi)
79 Dwi vs Victor (Revisi)
80 Evan Sadar (Revisi)
81 Obrolan Unfaedah dan Calon...
82 Pingitan
83 Hampir Saja
84 Dalang
85 Part 85
86 Penawaran
87 Dewasa Sebelum Waktunya
88 Hari Pernikahan
89 Part 89
90 Part 90
91 Salah Sasaran
92 Melamar Dadakan
93 Risma Mode Senggol Bacok
94 Risma Dalam Bahaya
95 Part 95
96 Pernyataan Cinta
97 Hukuman untuk Siena
98 Aca Dilawan
99 Aca Ngamuk
100 Perdebatan
101 Kalah Telak
102 Dwi Hamil
103 Memancing Amarah Aca
104 Vera dan Venita
105 Dipecat
106 Ngidam Pertama
107 Ken dan Senja
108 MOMMY
109 Insiden di Toko Perhiasan
110 Dwi yang Mencurigakan
111 Bandelnya Dwi
112 Tak Ada yang Tau Masa Lalu Seseorang
113 Malik
114 Part 114
115 Utami
116 Insiden
117 Operasi
118 Hadiah
119 Risma dan Restu
120 Part 120
121 Khodam Rawit Level 100
122 Nurmala Turun Tangan
123 Cerita Nurma
124 Rencana Lamaran dan Pernikahan
125 Mark
126 Bayu yang Malang
127 Bayu yang Malang
128 Tertangkapnya Bayu
129 Pengumuman Hiatus dan Alasannya
130 Keterkejutan Damian
131 Permintaan Maaf Mark
132 Anak Kandung serasa Anak Pungut
133 Di Hadang
134 Kritis
135 Tiga Kondisi Berbeda
136 Lamaran di Terima dan Firasat
137 Operasi
138 OTeWe WAR
139 WAR 1
140 WAR 2 ( one on one)
141 Bewara
142 Rasa Iri
143 Bangunnya Lin
144 Kekesalan Aca
145 Aca Hamil
146 Kabar Bahagia Keluarga Abimana
147 Detik-detik Kelahiran Pewaris Parvis
148 Lahirnya Pewaris the White Lion
149 Menciptakan Saingan
150 Tak Sesuai Ekspetasi
151 Firasat
152 Insiden Penusukan
153 Kondisi Restu
154 Bu Nur... Bu Nur...
155 Dion Permana
156 Kematian Dion
157 Siuman
158 Fakta Mengejutkan untuk Tika
159 Balasan untuk Tika
160 Masa Lalu Ayu
161 Pengakuan Lagi
162 Memberitahu Ayah
163 Mertua dan Menantu yang Sefrekuensi
164 Kepanikan Suseno
165 Awal Pembalasan untuk Suseno
166 Selamat Tinggal Ayu
167 Ibu atau Anak?
168 TIDAK MUNGKIN!!!
169 Kembalinya Aca and HAPPY ENDING
170 Sudah Pecah Telur
Episodes

Updated 170 Episodes

1
HETEROCHROMIA
2
Mulai Bekerja
3
Aksi
4
si Bawel Putra
5
Tawaran
6
Kekesalan Aca
7
Pengunduran Diri
8
Ayu
9
Insiden di Mall
10
Insiden di Mall 2
11
Part 11
12
Menyembunyikan Keberadaan
13
Penyesalan Hans
14
Amarah Evan
15
Tawaran Lagi
16
Penolakan
17
Gibah
18
Pertemuan Rinjani dan Hans
19
Senja
20
Ajakan makan malam
21
Tangisan Aca
22
Depresot Gegara Putus?????
23
Pertemuan di Duga dan tak Terduga
24
Ke rumah Calon Mantu
25
cuek
26
Menggagalkan
27
Ke rumah Senja
28
Kebenaran tentang Nora
29
Akhir Nora dan Santi
30
Menolong Evan
31
Usaha Evan
32
Ajakan Berpartisipasi
33
Judulin Sendiri
34
Memiliki Perasaan yang Sama
35
Dwi dan Evan
36
Pembicaraan dua Pria
37
Naren dan Aca
38
Sebuah Pernyataan
39
Akhirnyaaaaaa
40
Anak Kandung Rasa Anak Pungut
41
Aduan Ayu (Revisi)
42
Kak Putra akan ke Indonesia? (Revisi)
43
Menemukan Anak Dan Bayi (Revisi)
44
Dwi Tertembak (Revisi)
45
Kemarahan Aca (Revisi)
46
Amarah Aca 2 (Revisi)
47
Amarah Aca 3 (Revisi)
48
Akhir dari keluarga Puja dan Retno (Revisi)
49
Dwi Sudah Siuman (Revisi)
50
Penampilan Aca dan Pernyataan (Revisi)
51
Bertemu Putra (Revisi)
52
Pengakuan Dwi dan Meminta Restu (Revisi)
53
Restu Putra (Revisi)
54
Gadis tak Dikenal (Revisi)
55
Part 55 (Revisi)
56
Sahabat Masa Kecil (Revisi)
57
Kekasih Masa Kecil Putra (Revisi)
58
Melamar (Revisi)
59
Kehancuran Orang-orang Serakah (Revisi)
60
Perseteruan dan Jemput Paksa (Revisi)
61
Kondisi Ami (Revisi)
62
Part 62 (Revisi)
63
Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
64
Masih Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
65
Fokus Aca (Revisi)
66
Hutang Budi (Revisi)
67
Keributan di lobby (Revisi)
68
Rencana Sofia dan Niat Baik Evan (Revisi)
69
Calon Perusak (Revisi)
70
Kejujuran Dwi (Revisi)
71
Melamar dan Meminta Restu (Revisi)
72
Pernikahan Putra dan Benaya (Revisi)
73
Mencari Tau (Revisi)
74
Evan Kecelakaan (Revisi)
75
Ada Alasan di Balik Pertemuan (Revisi)
76
Tertangkapnya Sofia (Revisi)
77
Haris (Revisi)
78
Part 78 (Revisi)
79
Dwi vs Victor (Revisi)
80
Evan Sadar (Revisi)
81
Obrolan Unfaedah dan Calon...
82
Pingitan
83
Hampir Saja
84
Dalang
85
Part 85
86
Penawaran
87
Dewasa Sebelum Waktunya
88
Hari Pernikahan
89
Part 89
90
Part 90
91
Salah Sasaran
92
Melamar Dadakan
93
Risma Mode Senggol Bacok
94
Risma Dalam Bahaya
95
Part 95
96
Pernyataan Cinta
97
Hukuman untuk Siena
98
Aca Dilawan
99
Aca Ngamuk
100
Perdebatan
101
Kalah Telak
102
Dwi Hamil
103
Memancing Amarah Aca
104
Vera dan Venita
105
Dipecat
106
Ngidam Pertama
107
Ken dan Senja
108
MOMMY
109
Insiden di Toko Perhiasan
110
Dwi yang Mencurigakan
111
Bandelnya Dwi
112
Tak Ada yang Tau Masa Lalu Seseorang
113
Malik
114
Part 114
115
Utami
116
Insiden
117
Operasi
118
Hadiah
119
Risma dan Restu
120
Part 120
121
Khodam Rawit Level 100
122
Nurmala Turun Tangan
123
Cerita Nurma
124
Rencana Lamaran dan Pernikahan
125
Mark
126
Bayu yang Malang
127
Bayu yang Malang
128
Tertangkapnya Bayu
129
Pengumuman Hiatus dan Alasannya
130
Keterkejutan Damian
131
Permintaan Maaf Mark
132
Anak Kandung serasa Anak Pungut
133
Di Hadang
134
Kritis
135
Tiga Kondisi Berbeda
136
Lamaran di Terima dan Firasat
137
Operasi
138
OTeWe WAR
139
WAR 1
140
WAR 2 ( one on one)
141
Bewara
142
Rasa Iri
143
Bangunnya Lin
144
Kekesalan Aca
145
Aca Hamil
146
Kabar Bahagia Keluarga Abimana
147
Detik-detik Kelahiran Pewaris Parvis
148
Lahirnya Pewaris the White Lion
149
Menciptakan Saingan
150
Tak Sesuai Ekspetasi
151
Firasat
152
Insiden Penusukan
153
Kondisi Restu
154
Bu Nur... Bu Nur...
155
Dion Permana
156
Kematian Dion
157
Siuman
158
Fakta Mengejutkan untuk Tika
159
Balasan untuk Tika
160
Masa Lalu Ayu
161
Pengakuan Lagi
162
Memberitahu Ayah
163
Mertua dan Menantu yang Sefrekuensi
164
Kepanikan Suseno
165
Awal Pembalasan untuk Suseno
166
Selamat Tinggal Ayu
167
Ibu atau Anak?
168
TIDAK MUNGKIN!!!
169
Kembalinya Aca and HAPPY ENDING
170
Sudah Pecah Telur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!