Tawaran Lagi

Saking terkejutnya, ia menjatuhkan amplop dan juga foto-foto tersebut. Dengan tubuh bergetar, ia kembali berbalik menatap Evan.

"S-sayang, ini tidak benar. I-ini pasti editan, ada orang yang ingin menghancurkan hubungan kita. A-aku tidak mungkin melaku...

"CUKUP" mendengar bentakan Evan, Sofia langsung terdiam, Air matanya benar-benar tak bisa di bendung lagi, perasaan takut dan menyesal menjadi satu.

"Cukup Sof, hubungan kita sudah berakhir." Sofia menggelengkan kepalanya, ia menolak. Ia benar-benar mencintai Evan, ia hanya... hanya... bersenang-senang dengan pria itu.

"Aku tak menerima penolakan, apa kamu pikir aku masih mau bersamamu. Di saat kamu sendiri sudah kotor oleh pria lain? Membayangkannya saja aku sudah muak dan jijik, bahkan kamu lebih rendah dari wanita-wanita malam yang memang melakukannya untuk mendapatkan uang di luaran sana. Mereka melakukan hal itu, tanpa menggunakan hati. Karena mereka terpaksa melakukannya, demi apa? DEMI UANG, untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari."

"Sedangkan kamu? Apa yang kamu butuhkan? Uang? Sedangkan kamu sudah memilikinya, bahkan aku bisa memberikannya. Tanpa harus kamu memberikan keperawanan mu dan menemani ku tidur."

DEG

Semua ucapan Evan, sangat mengena di hati Sofia. Ia menyadari kesalahannya, ia yang dulu hanya seorang pelayan. Di terima dengan tulus oleh pria di depannya. Bahkan ia menjadi seperti ini pun karena bantuannya, kenapa? kenapa ia sampai tega melakukan kesalahan ini?

"E-Evan... m-maafkan aku, aku janji akan berubah. Bila perlu aku akan berhenti menjadi model dan menerima lamaranmu untuk menikah, a-aku...." ucapannya terhenti, saat melihat Evan mengangkat tangan

"Tak ada kesempatan kedua untukmu, aku minta kamu pergi secara baik-baik. Jangan membuat aku benar-benar marah dan melakukan hal, yang tidak akan pernah kamu bayangkan sebelumnya. Aku benar-benar akan menghancurkan mu, sehancur-hancurnya."

"Keluar" titah Evan, Sofia masih bergeming di tempatnya

"KELUAR" bentak Evan, mengejutkan Sofia. Dengan langkah lunglai, ia pun keluar dari ruangan Evan.

Bahkan Evan benar-benar menjaga jarak darinya, Sofia menatap Evan. Namun Evan, terlihat enggan untuk melihatnya. Dengan perasaan hancur dan derai air mata, Sofia meninggalkan ruangan Evan. Namun ia akan tetap berusaha, untuk kembali pada Evan. Ia yakin, masih ada cinta untuknya. Iuuuuhhhh...

.

.

"Bagaimana keadaan kakak?" tanya Dwi, Rinjani baru saja siuman. Namun ia masih berbaring di ranjangnya, menutup kedua matanya menggunakan lengan kanannya. Air matanya kembali jatuh, lagi... ia tak bisa mengontrol tubuhnya.

"Maaf... maafkan aku sudah merepotkan mu" ucap nya dengan suara serak

"Tidak apa-apa kak, jangan menangis. Kasihan Yusuf, sebentar lagi pasti bangun. Ia akan merasa sedih, bila melihat ibunya seperti ini." jawab Dwi

Rinjani tersadar saat Dwi mengatakan nama putranya, ia menoleh ke samping kanan. Tak lama senyumannya terbit, melihat putranya yang masih nyenyak.

"Aku benar-benar tak enak padamu, aku sudah banyak merepotkan mu. Baik tenaga, waktu dan materi." ucap Rinjani, Dwi menggelengkan kepalanya.

"Itu tidak benar, kita di pertemukan pasti ada alasannya. Tak ada yang namanya kebetulan di dunia ini, semua sudah di rencanakan sang Khaliq." balas Dwi

Hati Rinjani terasa sangat hangat, ia yang hanya mendapatkan kasih sayang dari dua orang paruh baya di Korea. Kini ia mendapatkan uluran dan juga kasih sayang, dari orang yang tidak ada hubungan dengannya sama sekali.

"Terima kasih" Dwi mengangguk, ia membantu Rinjani yang hendak bangun.

"Kamu sendiri?" tanya Rinjani, karena seingatnya Dwi bersama seorang gadis cantik.

"Ahhh... Aca berangkat sekolah, ada ulangan katanya. Jadi ia tak bisa membolos." jawab Dwi, Rinjani mengangguk

Rinjani ijin untuk membersihkan tubuhnya dan meminta Dwi menjaga putranya, dengan senang hati Dwi mengiyakan permintaan Rinjani.

Di saat Rinjani masuk kamar mandi, di saat itu juga Dokter datang dan Yusuf bangun.

"Selamat pagi, maaf saya hendak melakukan pemeriksaan pada pasien." Dwi hanya membalasnya dengan anggukan, ia pun memberikan ruang pada dokter tersebut untuk memeriksa Yusuf.

"Waahhh... jagoan sudah bangun? Bagaimana perasaanmu saat ini? Apa perutmu masih sakit?" tanya dokter yang bernama Agung tersebut

Yusuf yang baru bangun, masih mengumpulkan kesadarannya. Ia menatap wajah dokter Agung dengan seksama, dan baru sadar bila ibunya tak ada di sampingnya.

"Ibu...." ucapnya pelan

"Ibumu sedang mandi, sekarang Yusuf di periksa dulu ya." Yusuf kembali bingung dengan Dwi, bukan hanya Yusuf yang terkesima dengan suara lembut Dwi. Namun dokter dan para perawat pun, ikut terkesima. Karena sejak awal mereka mengenal Dwi, hanya suara datar dan dingin yang mereka dengar. Bahkan bisa di bilang, Dwi irit bicara.

ceklek

Pintu kamar mandi pun terbuka, Rinjani keluar dengan wajah yang lebih segar.

"Sayang, kamu sudah bangun?" Rinjani bergegas mendekati ranjang sang putra

"Ibu" panggil Yusuf berbinar

"Bagaimana perutmu? Masih sakit?" tanya Rinjani, ia tak mengijinkan Yusuf untuk duduk. Karena takut akan membuat luka di perutnya, kembali terbuka.

"Sedikit" jawab Yusuf dengan mimik wajah yang menggemaskan, wajahnya benar-benar tampan seperti ayah biologisnya.

'Alhamdulillah' gumam Rinjani

"Waahhh... hebat ya jagoannya ibu Rinjani, sakit di perutnya tinggal sedikit." ucap dokter Agung, Yusuf tersenyum

"Boleh om, cek lukanya? Kita lihat, apa sudah benar-benar sembuh?" Yusuf mengangguk

Dokter pun membuka baju Yusuf, ia mengecek perut Yusuf yang luka.

"Alhamdulillah, lukanya sudah benar-benar membaik. Sore ini juga Yusuf, sudah boleh pulang."

"Alhamdulillah" ucap Rinjani dan Dwi

"Sekarang Yusuf harus mau makan dulu ya, lalu minum obatnya. Biar cepet sembuh dan bisa kembali bermain" Yusuf mengangguk semangat

Dokter pun menjelaskan sedikit kondisi Yusuf pada Rinjani, setelah makan siang nanti Yusuf sudah di perbolehkan untuk pulang. Dia pun meresepkan beberapa obat yang di minum, ataupun yang di oles. Rinjani mengangguk paham, setelah itu dokter dan perawat pamit untuk undur diri.

Namun, sebelum dokter Agung keluar. Ia meminta kesempatan untuk berbicara dengan Dwi, dengan berat hati Dwi menyetujuinya. Ia pun ikut keluar dan dokter Agung mengajaknya berbicara di ruangannya.

"Apa yang ingin anda bicarakan?" tanya Dwi to the point, ia tak nyaman berada dalam satu ruangan dengan pria. Apalagi ia tak mengenal pria tersebut

"Apa kamu sudah melihat vidio yang tersebar luas?" tanya Agung, Dwi mengernyitkan dahinya. Seolah bertanya vidio apa?

"Vidio itu memang sudah terhapus, setelah beberapa menit tersebar. Namun aku sempat mengunduhnya terlebih dahulu." lanjut Agung, seraya memperlihatkan vidio tersebut

Ternyata vidio itu adalah vidio dirinya, saat melakukan pertolongan pertama pada Yusuf.

"Lalu?" tanya Dwi

"Melihat caramu yang cepat, tepat dan lihai. Aku yakin kamu sudah terbiasa menangani pasien, aku yakin kamu pasti memiliki pendidikan yang mumpuni."

"Langsung saja, jangan bertele-tele" potong Dwi

"Aku ingin menawarkan mu bergabung di rumah sakit ini, aku yakin kamu akan berkembang pesat dan menjadi dokter ternama." Dwi menunduk dan mengangkat salah satu sudut bibirnya. Rupanya pria di depannya, memiliki kedudukan lebih dari sekedar seorang dokter.

...****************...

Alhamdulillah bisa double...

Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓

......Happy Reading

all🥰......

Terpopuler

Comments

Yus Nita

Yus Nita

terima aja wi, dari pada kerja sama Alex 😁😁😁

2024-11-14

1

Land19

Land19

kira² diterima apa di tolak yah..
🤔🤔🤔

2025-01-27

1

Maryami

Maryami

👍👍👍👍👍💕💕💕💕💕

2025-02-28

1

lihat semua
Episodes
1 HETEROCHROMIA
2 Mulai Bekerja
3 Aksi
4 si Bawel Putra
5 Tawaran
6 Kekesalan Aca
7 Pengunduran Diri
8 Ayu
9 Insiden di Mall
10 Insiden di Mall 2
11 Part 11
12 Menyembunyikan Keberadaan
13 Penyesalan Hans
14 Amarah Evan
15 Tawaran Lagi
16 Penolakan
17 Gibah
18 Pertemuan Rinjani dan Hans
19 Senja
20 Ajakan makan malam
21 Tangisan Aca
22 Depresot Gegara Putus?????
23 Pertemuan di Duga dan tak Terduga
24 Ke rumah Calon Mantu
25 cuek
26 Menggagalkan
27 Ke rumah Senja
28 Kebenaran tentang Nora
29 Akhir Nora dan Santi
30 Menolong Evan
31 Usaha Evan
32 Ajakan Berpartisipasi
33 Judulin Sendiri
34 Memiliki Perasaan yang Sama
35 Dwi dan Evan
36 Pembicaraan dua Pria
37 Naren dan Aca
38 Sebuah Pernyataan
39 Akhirnyaaaaaa
40 Anak Kandung Rasa Anak Pungut
41 Aduan Ayu (Revisi)
42 Kak Putra akan ke Indonesia? (Revisi)
43 Menemukan Anak Dan Bayi (Revisi)
44 Dwi Tertembak (Revisi)
45 Kemarahan Aca (Revisi)
46 Amarah Aca 2 (Revisi)
47 Amarah Aca 3 (Revisi)
48 Akhir dari keluarga Puja dan Retno (Revisi)
49 Dwi Sudah Siuman (Revisi)
50 Penampilan Aca dan Pernyataan (Revisi)
51 Bertemu Putra (Revisi)
52 Pengakuan Dwi dan Meminta Restu (Revisi)
53 Restu Putra (Revisi)
54 Gadis tak Dikenal (Revisi)
55 Part 55 (Revisi)
56 Sahabat Masa Kecil (Revisi)
57 Kekasih Masa Kecil Putra (Revisi)
58 Melamar (Revisi)
59 Kehancuran Orang-orang Serakah (Revisi)
60 Perseteruan dan Jemput Paksa (Revisi)
61 Kondisi Ami (Revisi)
62 Part 62 (Revisi)
63 Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
64 Masih Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
65 Fokus Aca (Revisi)
66 Hutang Budi (Revisi)
67 Keributan di lobby (Revisi)
68 Rencana Sofia dan Niat Baik Evan (Revisi)
69 Calon Perusak (Revisi)
70 Kejujuran Dwi (Revisi)
71 Melamar dan Meminta Restu (Revisi)
72 Pernikahan Putra dan Benaya (Revisi)
73 Mencari Tau (Revisi)
74 Evan Kecelakaan (Revisi)
75 Ada Alasan di Balik Pertemuan (Revisi)
76 Tertangkapnya Sofia (Revisi)
77 Haris (Revisi)
78 Part 78 (Revisi)
79 Dwi vs Victor (Revisi)
80 Evan Sadar (Revisi)
81 Obrolan Unfaedah dan Calon...
82 Pingitan
83 Hampir Saja
84 Dalang
85 Part 85
86 Penawaran
87 Dewasa Sebelum Waktunya
88 Hari Pernikahan
89 Part 89
90 Part 90
91 Salah Sasaran
92 Melamar Dadakan
93 Risma Mode Senggol Bacok
94 Risma Dalam Bahaya
95 Part 95
96 Pernyataan Cinta
97 Hukuman untuk Siena
98 Aca Dilawan
99 Aca Ngamuk
100 Perdebatan
101 Kalah Telak
102 Dwi Hamil
103 Memancing Amarah Aca
104 Vera dan Venita
105 Dipecat
106 Ngidam Pertama
107 Ken dan Senja
108 MOMMY
109 Insiden di Toko Perhiasan
110 Dwi yang Mencurigakan
111 Bandelnya Dwi
112 Tak Ada yang Tau Masa Lalu Seseorang
113 Malik
114 Part 114
115 Utami
116 Insiden
117 Operasi
118 Hadiah
119 Risma dan Restu
120 Part 120
121 Khodam Rawit Level 100
122 Nurmala Turun Tangan
123 Cerita Nurma
124 Rencana Lamaran dan Pernikahan
125 Mark
126 Bayu yang Malang
127 Bayu yang Malang
128 Tertangkapnya Bayu
129 Pengumuman Hiatus dan Alasannya
130 Keterkejutan Damian
131 Permintaan Maaf Mark
132 Anak Kandung serasa Anak Pungut
133 Di Hadang
134 Kritis
135 Tiga Kondisi Berbeda
136 Lamaran di Terima dan Firasat
137 Operasi
138 OTeWe WAR
139 WAR 1
140 WAR 2 ( one on one)
141 Bewara
142 Rasa Iri
143 Bangunnya Lin
144 Kekesalan Aca
145 Aca Hamil
146 Kabar Bahagia Keluarga Abimana
147 Detik-detik Kelahiran Pewaris Parvis
148 Lahirnya Pewaris the White Lion
149 Menciptakan Saingan
150 Tak Sesuai Ekspetasi
151 Firasat
152 Insiden Penusukan
153 Kondisi Restu
154 Bu Nur... Bu Nur...
155 Dion Permana
156 Kematian Dion
157 Siuman
158 Fakta Mengejutkan untuk Tika
159 Balasan untuk Tika
160 Masa Lalu Ayu
161 Pengakuan Lagi
162 Memberitahu Ayah
163 Mertua dan Menantu yang Sefrekuensi
164 Kepanikan Suseno
165 Awal Pembalasan untuk Suseno
166 Selamat Tinggal Ayu
167 Ibu atau Anak?
168 TIDAK MUNGKIN!!!
169 Kembalinya Aca and HAPPY ENDING
170 Sudah Pecah Telur
Episodes

Updated 170 Episodes

1
HETEROCHROMIA
2
Mulai Bekerja
3
Aksi
4
si Bawel Putra
5
Tawaran
6
Kekesalan Aca
7
Pengunduran Diri
8
Ayu
9
Insiden di Mall
10
Insiden di Mall 2
11
Part 11
12
Menyembunyikan Keberadaan
13
Penyesalan Hans
14
Amarah Evan
15
Tawaran Lagi
16
Penolakan
17
Gibah
18
Pertemuan Rinjani dan Hans
19
Senja
20
Ajakan makan malam
21
Tangisan Aca
22
Depresot Gegara Putus?????
23
Pertemuan di Duga dan tak Terduga
24
Ke rumah Calon Mantu
25
cuek
26
Menggagalkan
27
Ke rumah Senja
28
Kebenaran tentang Nora
29
Akhir Nora dan Santi
30
Menolong Evan
31
Usaha Evan
32
Ajakan Berpartisipasi
33
Judulin Sendiri
34
Memiliki Perasaan yang Sama
35
Dwi dan Evan
36
Pembicaraan dua Pria
37
Naren dan Aca
38
Sebuah Pernyataan
39
Akhirnyaaaaaa
40
Anak Kandung Rasa Anak Pungut
41
Aduan Ayu (Revisi)
42
Kak Putra akan ke Indonesia? (Revisi)
43
Menemukan Anak Dan Bayi (Revisi)
44
Dwi Tertembak (Revisi)
45
Kemarahan Aca (Revisi)
46
Amarah Aca 2 (Revisi)
47
Amarah Aca 3 (Revisi)
48
Akhir dari keluarga Puja dan Retno (Revisi)
49
Dwi Sudah Siuman (Revisi)
50
Penampilan Aca dan Pernyataan (Revisi)
51
Bertemu Putra (Revisi)
52
Pengakuan Dwi dan Meminta Restu (Revisi)
53
Restu Putra (Revisi)
54
Gadis tak Dikenal (Revisi)
55
Part 55 (Revisi)
56
Sahabat Masa Kecil (Revisi)
57
Kekasih Masa Kecil Putra (Revisi)
58
Melamar (Revisi)
59
Kehancuran Orang-orang Serakah (Revisi)
60
Perseteruan dan Jemput Paksa (Revisi)
61
Kondisi Ami (Revisi)
62
Part 62 (Revisi)
63
Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
64
Masih Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
65
Fokus Aca (Revisi)
66
Hutang Budi (Revisi)
67
Keributan di lobby (Revisi)
68
Rencana Sofia dan Niat Baik Evan (Revisi)
69
Calon Perusak (Revisi)
70
Kejujuran Dwi (Revisi)
71
Melamar dan Meminta Restu (Revisi)
72
Pernikahan Putra dan Benaya (Revisi)
73
Mencari Tau (Revisi)
74
Evan Kecelakaan (Revisi)
75
Ada Alasan di Balik Pertemuan (Revisi)
76
Tertangkapnya Sofia (Revisi)
77
Haris (Revisi)
78
Part 78 (Revisi)
79
Dwi vs Victor (Revisi)
80
Evan Sadar (Revisi)
81
Obrolan Unfaedah dan Calon...
82
Pingitan
83
Hampir Saja
84
Dalang
85
Part 85
86
Penawaran
87
Dewasa Sebelum Waktunya
88
Hari Pernikahan
89
Part 89
90
Part 90
91
Salah Sasaran
92
Melamar Dadakan
93
Risma Mode Senggol Bacok
94
Risma Dalam Bahaya
95
Part 95
96
Pernyataan Cinta
97
Hukuman untuk Siena
98
Aca Dilawan
99
Aca Ngamuk
100
Perdebatan
101
Kalah Telak
102
Dwi Hamil
103
Memancing Amarah Aca
104
Vera dan Venita
105
Dipecat
106
Ngidam Pertama
107
Ken dan Senja
108
MOMMY
109
Insiden di Toko Perhiasan
110
Dwi yang Mencurigakan
111
Bandelnya Dwi
112
Tak Ada yang Tau Masa Lalu Seseorang
113
Malik
114
Part 114
115
Utami
116
Insiden
117
Operasi
118
Hadiah
119
Risma dan Restu
120
Part 120
121
Khodam Rawit Level 100
122
Nurmala Turun Tangan
123
Cerita Nurma
124
Rencana Lamaran dan Pernikahan
125
Mark
126
Bayu yang Malang
127
Bayu yang Malang
128
Tertangkapnya Bayu
129
Pengumuman Hiatus dan Alasannya
130
Keterkejutan Damian
131
Permintaan Maaf Mark
132
Anak Kandung serasa Anak Pungut
133
Di Hadang
134
Kritis
135
Tiga Kondisi Berbeda
136
Lamaran di Terima dan Firasat
137
Operasi
138
OTeWe WAR
139
WAR 1
140
WAR 2 ( one on one)
141
Bewara
142
Rasa Iri
143
Bangunnya Lin
144
Kekesalan Aca
145
Aca Hamil
146
Kabar Bahagia Keluarga Abimana
147
Detik-detik Kelahiran Pewaris Parvis
148
Lahirnya Pewaris the White Lion
149
Menciptakan Saingan
150
Tak Sesuai Ekspetasi
151
Firasat
152
Insiden Penusukan
153
Kondisi Restu
154
Bu Nur... Bu Nur...
155
Dion Permana
156
Kematian Dion
157
Siuman
158
Fakta Mengejutkan untuk Tika
159
Balasan untuk Tika
160
Masa Lalu Ayu
161
Pengakuan Lagi
162
Memberitahu Ayah
163
Mertua dan Menantu yang Sefrekuensi
164
Kepanikan Suseno
165
Awal Pembalasan untuk Suseno
166
Selamat Tinggal Ayu
167
Ibu atau Anak?
168
TIDAK MUNGKIN!!!
169
Kembalinya Aca and HAPPY ENDING
170
Sudah Pecah Telur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!