Penyesalan Hans

Sedangkan di tempat lain...

Seorang wanita sedang duduk ketakutan, karena di hadapannya kini berdiri seorang pria yang tengah mengamuk.

Bahkan semua barang yang terlihat olehnya, ia banting. Bahkan di dahi wanita itu, kini mengalir darah. Karena pria itu melempar gelas padanya.

"S-sayang... H-hentikan, a-apa yang terjadi? Apa yang sudah membuatmu mengamuk seperti ini?" tanya wanita itu tergagap, karena perasaan takut bukan main.

"DIAM" bentak pria itu, dadanya naik turun. Tatapannya begitu tajam, seolah ingin mengoyak wanita yang menggigil ketakutan di depannya.

"7 tahun... 7 tahun aku ditipu mentah-mentah olehmu, hahahahah." pria itu seperti kehilangan kewarasannya

Deg

Apa mungkin Hans sudah tau semua?

"Ini juga salahku, karena lebih mempercayai mulut busukmu. Dibandingkan dengan wanita yang aku cintai, hanya karena sebuah foto yang belum tentu kebenarannya. Aku sudah mengkhianati nya, bahkan menolak keberadaan putraku sendiri. Hiks... "

Glek

Hans tau, habislah. Aku pasti akan di buang olehnya, tidak.. ini tidak boleh terjadi.

"S-sayang.... "

"BERHENTI MENGUCAPKAN HAL MENJIJIKKAN ITU!!!" bentaknya dengan suara menggelegar

"H-hans.. Ma-maafkan aku, a-aku melakukan itu, karena a-aku begitu mencintaimu. Aku berjanji takkan melakukan kesalahan yang sama, a-aku... Aaakhh"

Hans mencekik wanita yang selama 7 tahun ini, selalu berada di sampingnya. Namun tak sekalipun, ia menganggap wanita itu ada.

Karena setelah kepergian kekasihnya, ia benar-benar merasa kehilangan. Hidupnya kosong, namun ia tak peduli pada wanita yang selalu mengikutinya itu.

Hanya satu kali, hanya satu kali ia melakukan kesalahan itu. Karena saat itu, ia juga di kuasai oleh amarah dan alkohol. Setelah itu, tak pernah sekalipun ia menyentuh wanita itu.

"Kau bilang, kau takkan melakukan kesalahan? Tapi kau, membuat putraku masuk rumah sakit. Cinta?? Kamu bilang cinta... Cuih!!" Hans melepaskan cekikannya secara kasar, sehingga membuat wanita itu terjatuh ke samping dan kembali terbentur meja.

"Aakkhhh" teriaknya

"J*lang seperti mu, tidak akan pernah tau apa artinya cinta. Wanita yang rela merusak persahabatannya, hanya demi obsesi semata. Aku terlalu bodoh, mempercayai semua kebohongan mu. Tanpa mau menyelidiki kembali, apa yang terjadi. Pergi dari hadapanku, jangan pernah berani menampakkan diri padaku. Atau aku.. Akan menghabisi mu, saat itu juga." wanita itu menggelengkan kepalanya

"T-tidak... Jangan buang aku Hans, aku benar-benar mencintaimu." ucap wanita itu yang kekeh, tidak mau pergi dari pria tersebut.

Hans menarik salah satu bibir atasnya, dia pikir. Dia tidak tau apa saja yang dilakukan wanita itu, selama ini?? Saat ia berhubungan pertama dan merupakan yang terakhir kalinya dulu, wanita itu sudah tidak perawan. Berbeda dengan kekasihnya, ia yang sudah merenggut kesuciannya.

"PENGAWAL" teriak Hans

Pengawal yang sejak tadi berdiri di depan pintu, langsung masuk dan membungkukkan punggungnya.

"Tuan"

"Bawa dan seret dia ke tempat eksekusi, terserah kalian mau apakan dia. Aku tak peduli, pergilah." titah Hans, dengan tatapan tajamnya.

"T-tidak Hans... Apa yang kamu lakukan?? Aku hanya ingin ada di sampingmu Hans, LEPAS!! HANS.... TOLONG, AKU MENCINTAIMU HANS!!!"

"cih.. " Hans membalikkan tubuhnya, ia enggan melihat wanita itu.

Setelah ia tak mendengar suara wanita itu, Hans menjatuhkan tubuhnya si atas ranjang.

"Maaf... maafkan aku Rin, aku dengan bodohnya terhasut ucapan Lisa. Hiks... Maaf" Hans kembali menangis, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Terisak, menyesali apa yang sudah terjadi. Menghancurkan masa depan kekasihnya, menolak keberadaan putranya. Bahkan tidur dengan sahabat kekasihnya, kesalahan yang begitu FATAL.

Sesal semakin ia rasakan, saat ia mengingat bila Rinjani kekasihnya mengalami depresi selama ini.

"Apa yang harus aku lakukan, untuk mendapatkan maaf darimu? Demi Tuhan, aku menyesal Rin. Huhuhu" Hans meringkuk di atas ranjang, menangis seperti anak yang ditinggalkan ibunya.

.

.

"Kakak dimana?? Aku masuk ruangan tadi, kenapa kosong melompong. Ompong, seperti gigi pak Dobong." terdengar suara tawa di sebrang sana, adiknya ini kalo berbicara memang selalu asal.

'Maaf.. Kakak lupa mengabari mu, bila kakak memindahkan kedua pasien ke tempat yang lebih aman. '

"Kenapa? Apa ada orang yang ingin menghabisi mereka?" tanya Aca terkejut

'Tidak, hanya saja pria yang dimaksud oleh Rinjani. Ternyata tadi menguping pembicaraan kita, aku yakin dia akan kembali. Namun melihat kondisi kak Rinjani yang tidak stabil, kakak berinisiatif untuk menyembunyikan keberadaan nya sementara waktu.'

"Apa? Bagaimana kaka bisa tau?" tanya Aca seraya keluar dari ruangan tersebut

'Sebaiknya kamu kesini saja, di lantai 8. Kamar Lili, jangan sampai ada yang mengikuti mu. Perhatikan sekeliling.. '

"Ogheeeyyy" mereka pun mengakhiri pembicaraan tersebut, dengan celingukan Aca melihat ke sekeliling.

"Sepertinya orang-orang itu adalah suruhan pria yang katanya b*jingan itu, kalau begitu aku akan mengalihkan perhatiannya terlebih dahulu." gumam Aca, saat ia melihat ada 2 orang pria berjas hitam.

Kedua pria itu sepertinya baru sampai, Aca pun bergegas lari menggunakan seribu bayangan untuk mencapai tangga darurat.

"Lelaki buaya darat... Busyeeeet, ku harus naik 4 lantai. Uwo uwo... Capeknya, duh.. Bukan main, anjaaayy. Demi menghindar para buaya, iye iye.. "

Aca bernyanyi, seraya kakinya yang menaiki tangga satu per satu. Ia yang berada di lantai 4, harus naik tangga sebanyak 4 lantai ke atas.

"Gini amat nolong orang, mau heran.. Tapi itu kak Dwi, dia kalo nolong ga pernah setengah-setengah. Bagus sih, tapikan.... Capppeeee!!!" sepanjang perjalanan, ia isi dengan gerutuan dan lagu yang rusak liriknya.

.

.

Ceklek

"Hosh hosh... Airrr.... Aku butuh airrrr" ucap Aca yang kelelahan

Bukannya kasihan, Dwi malah tertawa melihat kelakuan sang adiknya. Yang kini malah berbaring di lantai, karena kelelahan.

"Bangun, kotor itu dek." ucap Dwi, ia mengeluarkan air mineral dari kantong keresek yang Aca bawa.

Saat sadar, Aca merasa kesal.

"Iya ya, kan aku bawa air minum di keresek." ucap Aca, ia menerima air kemasan itu dan meminumnya sampai habis.

"Kenapa tidak naik lift??" tanya Dwi yang bisa menebak, bila adiknya naik tangga darurat

"Ada dua pria yang datang, aku yakin itu suruhan pria itu. Makanya aku memilih, untuk naik lewat tangga darurat." jawab Aca

"Nggak apa-apa, anggap aja pemanasan." ucap Dwi

"Mending langsung baku hantam kak, dari pada naim tangga seperti ini. Capeknya berasa banget, bobot tubuh menekan kedua kaki." balas Aca

"Kamu udah makan?" tanya Dwi

"Udah"

"Ya udah naik ke sofa, tidur di sana." tanpa menjawab Aca mengangguk san langsung merebahkan tubuhnya di sofa yang cukup besar tersebut.

"Makan ga tau larinya kemana, setelah naik tangga. Perut terasa kembali lapang... " ucap Aca pelan

"Mau makan lagi?" Aca menggelengkan kepalanya, matanya sudah benar-benar merasa sangat mengantuk.

"Nanti saja" jawab Aca, yang langsung terlelap

"Ck.. Dasar" Dwi pun memilih untuk makan, pesanannya. Meski sudah dingin, tak masalah.

"Bagaimana?" tanya Dwi

'Apa yang dikatakan adikmu benar, ada dua pria yang kini tengah mencari keberadaan mereka.' Jawab Ayu, Dwi mengangguk

Tanpa Dwi sadari, sepertinya ia mulai nyaman dengan keberadaan Ayu.

...****************...

Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓

...Happy Reading all...

Terpopuler

Comments

Astuti tutik2022

Astuti tutik2022

Seru x ya bisa melihat dan ngobrol sama mahluk tak kasat mata... tpi klo hantunya serem takut jga sich

2025-01-15

2

Dhia Syarafana

Dhia Syarafana

ini ceritanya ada mahluk halus nya juga, gemana ceritanya si ayu jadi mahluk goib

2025-02-04

2

Land19

Land19

lelaki buaya darat buszyeeeeeet.
ku harus naik 4 lantai o uwooo
.


,tariiik sissssst 💃💃💃💃

2025-01-27

1

lihat semua
Episodes
1 HETEROCHROMIA
2 Mulai Bekerja
3 Aksi
4 si Bawel Putra
5 Tawaran
6 Kekesalan Aca
7 Pengunduran Diri
8 Ayu
9 Insiden di Mall
10 Insiden di Mall 2
11 Part 11
12 Menyembunyikan Keberadaan
13 Penyesalan Hans
14 Amarah Evan
15 Tawaran Lagi
16 Penolakan
17 Gibah
18 Pertemuan Rinjani dan Hans
19 Senja
20 Ajakan makan malam
21 Tangisan Aca
22 Depresot Gegara Putus?????
23 Pertemuan di Duga dan tak Terduga
24 Ke rumah Calon Mantu
25 cuek
26 Menggagalkan
27 Ke rumah Senja
28 Kebenaran tentang Nora
29 Akhir Nora dan Santi
30 Menolong Evan
31 Usaha Evan
32 Ajakan Berpartisipasi
33 Judulin Sendiri
34 Memiliki Perasaan yang Sama
35 Dwi dan Evan
36 Pembicaraan dua Pria
37 Naren dan Aca
38 Sebuah Pernyataan
39 Akhirnyaaaaaa
40 Anak Kandung Rasa Anak Pungut
41 Aduan Ayu (Revisi)
42 Kak Putra akan ke Indonesia? (Revisi)
43 Menemukan Anak Dan Bayi (Revisi)
44 Dwi Tertembak (Revisi)
45 Kemarahan Aca (Revisi)
46 Amarah Aca 2 (Revisi)
47 Amarah Aca 3 (Revisi)
48 Akhir dari keluarga Puja dan Retno (Revisi)
49 Dwi Sudah Siuman (Revisi)
50 Penampilan Aca dan Pernyataan (Revisi)
51 Bertemu Putra (Revisi)
52 Pengakuan Dwi dan Meminta Restu (Revisi)
53 Restu Putra (Revisi)
54 Gadis tak Dikenal (Revisi)
55 Part 55 (Revisi)
56 Sahabat Masa Kecil (Revisi)
57 Kekasih Masa Kecil Putra (Revisi)
58 Melamar (Revisi)
59 Kehancuran Orang-orang Serakah (Revisi)
60 Perseteruan dan Jemput Paksa (Revisi)
61 Kondisi Ami (Revisi)
62 Part 62 (Revisi)
63 Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
64 Masih Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
65 Fokus Aca (Revisi)
66 Hutang Budi (Revisi)
67 Keributan di lobby (Revisi)
68 Rencana Sofia dan Niat Baik Evan (Revisi)
69 Calon Perusak (Revisi)
70 Kejujuran Dwi (Revisi)
71 Melamar dan Meminta Restu (Revisi)
72 Pernikahan Putra dan Benaya (Revisi)
73 Mencari Tau (Revisi)
74 Evan Kecelakaan (Revisi)
75 Ada Alasan di Balik Pertemuan (Revisi)
76 Tertangkapnya Sofia (Revisi)
77 Haris (Revisi)
78 Part 78 (Revisi)
79 Dwi vs Victor (Revisi)
80 Evan Sadar (Revisi)
81 Obrolan Unfaedah dan Calon...
82 Pingitan
83 Hampir Saja
84 Dalang
85 Part 85
86 Penawaran
87 Dewasa Sebelum Waktunya
88 Hari Pernikahan
89 Part 89
90 Part 90
91 Salah Sasaran
92 Melamar Dadakan
93 Risma Mode Senggol Bacok
94 Risma Dalam Bahaya
95 Part 95
96 Pernyataan Cinta
97 Hukuman untuk Siena
98 Aca Dilawan
99 Aca Ngamuk
100 Perdebatan
101 Kalah Telak
102 Dwi Hamil
103 Memancing Amarah Aca
104 Vera dan Venita
105 Dipecat
106 Ngidam Pertama
107 Ken dan Senja
108 MOMMY
109 Insiden di Toko Perhiasan
110 Dwi yang Mencurigakan
111 Bandelnya Dwi
112 Tak Ada yang Tau Masa Lalu Seseorang
113 Malik
114 Part 114
115 Utami
116 Insiden
117 Operasi
118 Hadiah
119 Risma dan Restu
120 Part 120
121 Khodam Rawit Level 100
122 Nurmala Turun Tangan
123 Cerita Nurma
124 Rencana Lamaran dan Pernikahan
125 Mark
126 Bayu yang Malang
127 Bayu yang Malang
128 Tertangkapnya Bayu
129 Pengumuman Hiatus dan Alasannya
130 Keterkejutan Damian
131 Permintaan Maaf Mark
132 Anak Kandung serasa Anak Pungut
133 Di Hadang
134 Kritis
135 Tiga Kondisi Berbeda
136 Lamaran di Terima dan Firasat
137 Operasi
138 OTeWe WAR
139 WAR 1
140 WAR 2 ( one on one)
141 Bewara
142 Rasa Iri
143 Bangunnya Lin
144 Kekesalan Aca
145 Aca Hamil
146 Kabar Bahagia Keluarga Abimana
147 Detik-detik Kelahiran Pewaris Parvis
148 Lahirnya Pewaris the White Lion
149 Menciptakan Saingan
150 Tak Sesuai Ekspetasi
151 Firasat
152 Insiden Penusukan
153 Kondisi Restu
154 Bu Nur... Bu Nur...
155 Dion Permana
156 Kematian Dion
157 Siuman
158 Fakta Mengejutkan untuk Tika
159 Balasan untuk Tika
160 Masa Lalu Ayu
161 Pengakuan Lagi
162 Memberitahu Ayah
163 Mertua dan Menantu yang Sefrekuensi
164 Kepanikan Suseno
165 Awal Pembalasan untuk Suseno
166 Selamat Tinggal Ayu
167 Ibu atau Anak?
168 TIDAK MUNGKIN!!!
169 Kembalinya Aca and HAPPY ENDING
170 Sudah Pecah Telur
Episodes

Updated 170 Episodes

1
HETEROCHROMIA
2
Mulai Bekerja
3
Aksi
4
si Bawel Putra
5
Tawaran
6
Kekesalan Aca
7
Pengunduran Diri
8
Ayu
9
Insiden di Mall
10
Insiden di Mall 2
11
Part 11
12
Menyembunyikan Keberadaan
13
Penyesalan Hans
14
Amarah Evan
15
Tawaran Lagi
16
Penolakan
17
Gibah
18
Pertemuan Rinjani dan Hans
19
Senja
20
Ajakan makan malam
21
Tangisan Aca
22
Depresot Gegara Putus?????
23
Pertemuan di Duga dan tak Terduga
24
Ke rumah Calon Mantu
25
cuek
26
Menggagalkan
27
Ke rumah Senja
28
Kebenaran tentang Nora
29
Akhir Nora dan Santi
30
Menolong Evan
31
Usaha Evan
32
Ajakan Berpartisipasi
33
Judulin Sendiri
34
Memiliki Perasaan yang Sama
35
Dwi dan Evan
36
Pembicaraan dua Pria
37
Naren dan Aca
38
Sebuah Pernyataan
39
Akhirnyaaaaaa
40
Anak Kandung Rasa Anak Pungut
41
Aduan Ayu (Revisi)
42
Kak Putra akan ke Indonesia? (Revisi)
43
Menemukan Anak Dan Bayi (Revisi)
44
Dwi Tertembak (Revisi)
45
Kemarahan Aca (Revisi)
46
Amarah Aca 2 (Revisi)
47
Amarah Aca 3 (Revisi)
48
Akhir dari keluarga Puja dan Retno (Revisi)
49
Dwi Sudah Siuman (Revisi)
50
Penampilan Aca dan Pernyataan (Revisi)
51
Bertemu Putra (Revisi)
52
Pengakuan Dwi dan Meminta Restu (Revisi)
53
Restu Putra (Revisi)
54
Gadis tak Dikenal (Revisi)
55
Part 55 (Revisi)
56
Sahabat Masa Kecil (Revisi)
57
Kekasih Masa Kecil Putra (Revisi)
58
Melamar (Revisi)
59
Kehancuran Orang-orang Serakah (Revisi)
60
Perseteruan dan Jemput Paksa (Revisi)
61
Kondisi Ami (Revisi)
62
Part 62 (Revisi)
63
Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
64
Masih Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
65
Fokus Aca (Revisi)
66
Hutang Budi (Revisi)
67
Keributan di lobby (Revisi)
68
Rencana Sofia dan Niat Baik Evan (Revisi)
69
Calon Perusak (Revisi)
70
Kejujuran Dwi (Revisi)
71
Melamar dan Meminta Restu (Revisi)
72
Pernikahan Putra dan Benaya (Revisi)
73
Mencari Tau (Revisi)
74
Evan Kecelakaan (Revisi)
75
Ada Alasan di Balik Pertemuan (Revisi)
76
Tertangkapnya Sofia (Revisi)
77
Haris (Revisi)
78
Part 78 (Revisi)
79
Dwi vs Victor (Revisi)
80
Evan Sadar (Revisi)
81
Obrolan Unfaedah dan Calon...
82
Pingitan
83
Hampir Saja
84
Dalang
85
Part 85
86
Penawaran
87
Dewasa Sebelum Waktunya
88
Hari Pernikahan
89
Part 89
90
Part 90
91
Salah Sasaran
92
Melamar Dadakan
93
Risma Mode Senggol Bacok
94
Risma Dalam Bahaya
95
Part 95
96
Pernyataan Cinta
97
Hukuman untuk Siena
98
Aca Dilawan
99
Aca Ngamuk
100
Perdebatan
101
Kalah Telak
102
Dwi Hamil
103
Memancing Amarah Aca
104
Vera dan Venita
105
Dipecat
106
Ngidam Pertama
107
Ken dan Senja
108
MOMMY
109
Insiden di Toko Perhiasan
110
Dwi yang Mencurigakan
111
Bandelnya Dwi
112
Tak Ada yang Tau Masa Lalu Seseorang
113
Malik
114
Part 114
115
Utami
116
Insiden
117
Operasi
118
Hadiah
119
Risma dan Restu
120
Part 120
121
Khodam Rawit Level 100
122
Nurmala Turun Tangan
123
Cerita Nurma
124
Rencana Lamaran dan Pernikahan
125
Mark
126
Bayu yang Malang
127
Bayu yang Malang
128
Tertangkapnya Bayu
129
Pengumuman Hiatus dan Alasannya
130
Keterkejutan Damian
131
Permintaan Maaf Mark
132
Anak Kandung serasa Anak Pungut
133
Di Hadang
134
Kritis
135
Tiga Kondisi Berbeda
136
Lamaran di Terima dan Firasat
137
Operasi
138
OTeWe WAR
139
WAR 1
140
WAR 2 ( one on one)
141
Bewara
142
Rasa Iri
143
Bangunnya Lin
144
Kekesalan Aca
145
Aca Hamil
146
Kabar Bahagia Keluarga Abimana
147
Detik-detik Kelahiran Pewaris Parvis
148
Lahirnya Pewaris the White Lion
149
Menciptakan Saingan
150
Tak Sesuai Ekspetasi
151
Firasat
152
Insiden Penusukan
153
Kondisi Restu
154
Bu Nur... Bu Nur...
155
Dion Permana
156
Kematian Dion
157
Siuman
158
Fakta Mengejutkan untuk Tika
159
Balasan untuk Tika
160
Masa Lalu Ayu
161
Pengakuan Lagi
162
Memberitahu Ayah
163
Mertua dan Menantu yang Sefrekuensi
164
Kepanikan Suseno
165
Awal Pembalasan untuk Suseno
166
Selamat Tinggal Ayu
167
Ibu atau Anak?
168
TIDAK MUNGKIN!!!
169
Kembalinya Aca and HAPPY ENDING
170
Sudah Pecah Telur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!