Menyembunyikan Keberadaan

"Kurasa Allah memiliki rencana untuk mempertemukan, kalian dengan ayah kandungnya. Agar lelaki itu sadar, bila apa yang sudah ia tolak dulu memang benar putranya." ucap Dwi

DEG

"A-apa? Itu tidak boleh terjadi, demi apapun aku tak ingin bertemu dengannya lagi. Bagaimana ini??" wanita itu menangis, tubuhnya kembali bergetar.

Dwi bangun dari duduknya, ia pun kini memilih duduk bersimpuh di depan wanita itu. Tangan yang bergetar hebat, sedikit mereda.

"Nyonya... Atau aku memanggilmu kakak? Kurasa usia kita tidak terlalu jauh... " wanita itu hanya diam menatap Dwi

"Bagaimana pun kakak memisahkannya, pria itu tetaplah ayah biologis dari putramu. Sudah haknya harus tau, mungkin ini sudah menjadi jalan yang Allah pilihkan." wanita itu menggelengkan kepalanya

"Putraku lelaki, kalaupun harus menikah. Ia tak butuh wali, sejak pria itu menolak putraku saat masih janin. Saat itu juga aku berjanji, untuk tidak akan pernah mempertemukan atau memperkenalkan mereka." jawab wanita itu dengan suara bergetar

"Kakak... Putramu memang tidak membutuhkan wali untuk menikah dan meski anakmu perempuan. Pria itu tetap tak bisa menjadi walinya, karena.... maaf ia di lahirkan di luar pernikahan. Sehingga nasabnya ada padamu kak, tapi bagaimana bila di masa depan putramu dan putrinya bertemu. Yang ditakutkannya adalah bila seandainya mereka memiliki perasaan untuk saling memiliki, sedangkan mereka memiliki darah yang sama dari ayahnya." tangisan wanita itu semakin pecah

Karena sejak kejadian penolakan saat itu, ia benar-benar bersumpah. Tidak akan pernah, mempertemukan putranya dan ayah biologisnya. Bahkan saat putranya pertama kali menanyakan keberadaan sang ayah, ia menjawab bila ayahnya sudah tiada. Dari saat putranya, masih dalam kandungan.

Tak ada yang tau bagaimana ia melewati harinya selama ini, berkali-kali ingin bunuh diri. Berkali-kali menangis di setiap malam, dan sering kejang karena rasa sakit hati yang ia alami.

Tapi apa yang dikatakan perempuan di depannya benar, bila ia tak mengenalkan putranya. Bagaimana bila di masa depan hal itu benar terjadi?

Karena rasa takut dan juga begitu besarnya, rasa tak inginnya bertemu dengan pria b*jingan itu. Tubuh wanita itu kembali bergetar hebat, ia mulai kehilangan kontrol atas dirinya. Tubuhnya kejang-kejang, matanya hampir putih semua, kini bahkan ia mulai menggigit bibir bawahnya.

Aca langsung menekan tombol darurat, Dwi mencoba melakukan pertolongan pertama. Menusukkan jarum di area yang di yakini, bisa membuat wanita itu tenang.

Pintu pun terbuka, dokter masuk dan menanyakan ada apa? Saat ia melihat kondisi ibu dari pasien, ia terkejut.

Dwi meminta obat penenang, dokter pun mengangguk dan menyuruh perawat untuk segera mengambilnya.

Melihat dari cara Dwi mengatasi pasien, ia yakin Dwi bukan orang sembarangan.

Setelah perawat datang, dokter segera menyuntikkan obat penenang tersebut. Lambat laun, wanita itu pun mulai tenang dan tertidur lelap.

Aca yang baru pertama melihat hal ini, ia menjatuhkan tubuhnya di atas lantai. Ini... Mengerikan!!!

'Tadi ada seorang pria di depan pintu, tapi sekarang sudah pergi lagi.'

'Astaghfirullah' ucap Dwi dalam hati, ia menatap tajam pada Ayu yang tiba-tiba datang dan mengejutkan nya.

'Hehehe... Maaf' ucap Ayu dengan menampilkan gigi pepsodent nya

"Apa yang terjadi?" tanya dokter

"Kami membutuhkan psikiater, apa anda bisa merekomendasikan salah satu dokter psikiater terbaik di rumah sakit ini? Tadi ia terserang panick attack, atas sesuatu yang ia takuti." jawab Dwi

"Kalian siapanya pasien?" tanya dokter lagi

"Kami kerabatnya disini, ia baru kembali dari Korea. Maka dari itu kami menemuinya disini, saat mendengar keponakan kami masuk rumah sakit." jawab Dwi, dokter itu mengangguk. Ia akan mendatangkan seorang psikiater, beberapa jam lagi. Karena efek obat penenang, mungkin sekitar 3-4 jam.

"Baiklah terima kasih, kami akan menjaga mereka. Bisa minta tolong pindahkan kakak kami ke ranjang kosong itu?" dengan meminta maaf sebelumnya, dokter mengangkat tubuh wanita tersebut. Ia membaringkan tubuh tersebut, di atas ranjang tambahan yang disediakan.

Jujur, ia sangat tertarik pada Dwi. Tatapannya yang dingin, suaranya yang tegas. Membuatnya ingin semakin mengenal Dwi, wanita yang menarik.

Dokter itu pun pamit, untuk kembali beraktivitas.

"Jadi kita akan disini?" tanya Aca

"Mmm.. Kalo kamu keberatan, kamu bisa pulang dan beristirahat di rumah." jawab Dwi seraya mengangguk

"Tidak ah, di sini saja. Tidak terlalu buruk kurasa, tapi... Sepertinya kita melupakan sesuatu kak" Aca terlihat berpikir keras

"Aaahhh.... Belanjaan kita, kita ga jadi belanja ya. Huft... Aku lapar, aku ke kantin ya kak. Kakak mau titip?"

"Belikan aku nasi goreng seafood, kakak juga lapar." jawab Dwi

"Oke, kalo gitu aku turun ke bawah dulu ya. Sepertinya ada restoran dekat rumah sakit ini, kalo tidak salah." Dwi mengangguk, namun ia langsung menatap Aca kesal. Saat adiknya, menengadahkan telapak tangan kanannya

"Kakak ga bawa ATM, uang cash juga hanya 300 ribu." ucap Dwi

"Cukup kak, kita cuma makan berdua. Emang mau ngabisin berapa juta sih??" Dwi terkekeh, ia mengeluarkan uang tersebut dan memberikannya pada Aca.

"Oya.. Kakak juga lagi kepengen lemon hangat dan jangan lupa beli air mineral."

"Oke kakakku tayang, pesanan akan segera tiba 1 minggu lagi. Harap bersabar ya... " Aca pun keluar dari ruangan tersebut

"Pria siapa maksudmu?" tanya Dwi, setelah pintu benar-benar tertutup rapat dan mendengar suara langkah kaki Aca yang menjauh.

'Mana aku tau, aku tidak mengenalnya. Tapi...' hantu itu melayang mendekati ranjang anak lelaki, yang masih terlelap.

'Wajahnya mirip dengan anak ini, apa mungkin itu adalah ayah kandungnya?' Dwi menghembuskan nafas

"Sepertinya begitu, dia menguping pembicaraan sampai mana?" tanya Dwi lagi

'Sampe mana ya?? Kalo tidak salah ingat... sampe saat wanita itu mengatakan bila wajahnya mirip dengan ayah kandungnya, meski tanpa melewati tes DNA.' jawab Ayu setelah ia ingat

"Kita harus segera pindah ruangan, aku yakin pria itu akan kembali lagi. Karena ia kini sudah tau semuanya, bukan aku ingin menyembunyikan keberadaan mereka. Namun kondisinya saat ini, bukanlah waktu yang tepat. Wanita itu... masih belum bisa menerima masa lalunya, ia belum bisa berdamai dengan apa yang sudah terjadi."

'Kurasa ide yang bagus, sulit baginya menerima masa lalu yang menyakitkan. Difitnah, tak di percaya oleh pria yang ia anggap kekasih hatinya, melihat kekasihnya bergumul dengan sahabatnya, ditolaknya janin yang ada dalam kandungnya. Itu... Sakit yang sangat luar biasa, ia bisa bertahan hidup sampai saat ini saja, itu sudah hebat bukan?'

Dwi mengangguk setuju, ia pun keluar dari ruangan ini. Berniat untuk bertemu, dengan dokter yang bertanggung jawab.

Setelah bertemu, Dwi mengatakan niatnya. Ia ingin tak ada satupun orang, yang mengetahui keberadaan kedua pasien. Siapapun itu, bahkan Dwi juga mendaftarkan pasien dengan identitas palsu.

"Bila ada yamg mencari mereka, bilang saja bila kedua pasien sudah di perbolehkan untuk pulang." dokter itu mengangguk paham

"Anda tenang saja, saya akan melakukan apa yang anda katakan." Dwi bernafas lega, ternyata dokternya bisa di ajak kerja sama.

"Terima kasih" ucap Dwi dengan sedikit senyuman

Deg

'Cantik'

...****************...

Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓

...Happy Reading all🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Asiani

Asiani

luka dri sakit hati krna di tolak dn di fitnah sama orang yg kita cintai & kita prcaya akan membekas selamany
Y mungkin kita bisa memaafkn orang itu
tpi klu di minta untuk balikan sya rasa hrus pikir"" 2 x
dl dia yg menolak kita knpa skrang setlh dia tau kebnaranny & menyesal meminta kita kmbli pdany

2025-01-08

2

Land19

Land19

Lika fisik bisa di obati dan bisa lgsg sembuh
sedangkan kalo luka batin itu luka yg susah untuk diobati dan sampai kapan pun akan tetap membekas dan mengingat.

2025-01-27

2

Astuti tutik2022

Astuti tutik2022

Mungkin bisa untuk sedikit melupakan tpi memafkan rasany susah ya.... karena ikhlas itu ilmu yg sangat sulit

2025-01-15

2

lihat semua
Episodes
1 HETEROCHROMIA
2 Mulai Bekerja
3 Aksi
4 si Bawel Putra
5 Tawaran
6 Kekesalan Aca
7 Pengunduran Diri
8 Ayu
9 Insiden di Mall
10 Insiden di Mall 2
11 Part 11
12 Menyembunyikan Keberadaan
13 Penyesalan Hans
14 Amarah Evan
15 Tawaran Lagi
16 Penolakan
17 Gibah
18 Pertemuan Rinjani dan Hans
19 Senja
20 Ajakan makan malam
21 Tangisan Aca
22 Depresot Gegara Putus?????
23 Pertemuan di Duga dan tak Terduga
24 Ke rumah Calon Mantu
25 cuek
26 Menggagalkan
27 Ke rumah Senja
28 Kebenaran tentang Nora
29 Akhir Nora dan Santi
30 Menolong Evan
31 Usaha Evan
32 Ajakan Berpartisipasi
33 Judulin Sendiri
34 Memiliki Perasaan yang Sama
35 Dwi dan Evan
36 Pembicaraan dua Pria
37 Naren dan Aca
38 Sebuah Pernyataan
39 Akhirnyaaaaaa
40 Anak Kandung Rasa Anak Pungut
41 Aduan Ayu (Revisi)
42 Kak Putra akan ke Indonesia? (Revisi)
43 Menemukan Anak Dan Bayi (Revisi)
44 Dwi Tertembak (Revisi)
45 Kemarahan Aca (Revisi)
46 Amarah Aca 2 (Revisi)
47 Amarah Aca 3 (Revisi)
48 Akhir dari keluarga Puja dan Retno (Revisi)
49 Dwi Sudah Siuman (Revisi)
50 Penampilan Aca dan Pernyataan (Revisi)
51 Bertemu Putra (Revisi)
52 Pengakuan Dwi dan Meminta Restu (Revisi)
53 Restu Putra (Revisi)
54 Gadis tak Dikenal (Revisi)
55 Part 55 (Revisi)
56 Sahabat Masa Kecil (Revisi)
57 Kekasih Masa Kecil Putra (Revisi)
58 Melamar (Revisi)
59 Kehancuran Orang-orang Serakah (Revisi)
60 Perseteruan dan Jemput Paksa (Revisi)
61 Kondisi Ami (Revisi)
62 Part 62 (Revisi)
63 Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
64 Masih Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
65 Fokus Aca (Revisi)
66 Hutang Budi (Revisi)
67 Keributan di lobby (Revisi)
68 Rencana Sofia dan Niat Baik Evan (Revisi)
69 Calon Perusak (Revisi)
70 Kejujuran Dwi (Revisi)
71 Melamar dan Meminta Restu (Revisi)
72 Pernikahan Putra dan Benaya (Revisi)
73 Mencari Tau (Revisi)
74 Evan Kecelakaan (Revisi)
75 Ada Alasan di Balik Pertemuan (Revisi)
76 Tertangkapnya Sofia (Revisi)
77 Haris (Revisi)
78 Part 78 (Revisi)
79 Dwi vs Victor (Revisi)
80 Evan Sadar (Revisi)
81 Obrolan Unfaedah dan Calon...
82 Pingitan
83 Hampir Saja
84 Dalang
85 Part 85
86 Penawaran
87 Dewasa Sebelum Waktunya
88 Hari Pernikahan
89 Part 89
90 Part 90
91 Salah Sasaran
92 Melamar Dadakan
93 Risma Mode Senggol Bacok
94 Risma Dalam Bahaya
95 Part 95
96 Pernyataan Cinta
97 Hukuman untuk Siena
98 Aca Dilawan
99 Aca Ngamuk
100 Perdebatan
101 Kalah Telak
102 Dwi Hamil
103 Memancing Amarah Aca
104 Vera dan Venita
105 Dipecat
106 Ngidam Pertama
107 Ken dan Senja
108 MOMMY
109 Insiden di Toko Perhiasan
110 Dwi yang Mencurigakan
111 Bandelnya Dwi
112 Tak Ada yang Tau Masa Lalu Seseorang
113 Malik
114 Part 114
115 Utami
116 Insiden
117 Operasi
118 Hadiah
119 Risma dan Restu
120 Part 120
121 Khodam Rawit Level 100
122 Nurmala Turun Tangan
123 Cerita Nurma
124 Rencana Lamaran dan Pernikahan
125 Mark
126 Bayu yang Malang
127 Bayu yang Malang
128 Tertangkapnya Bayu
129 Pengumuman Hiatus dan Alasannya
130 Keterkejutan Damian
131 Permintaan Maaf Mark
132 Anak Kandung serasa Anak Pungut
133 Di Hadang
134 Kritis
135 Tiga Kondisi Berbeda
136 Lamaran di Terima dan Firasat
137 Operasi
138 OTeWe WAR
139 WAR 1
140 WAR 2 ( one on one)
141 Bewara
142 Rasa Iri
143 Bangunnya Lin
144 Kekesalan Aca
145 Aca Hamil
146 Kabar Bahagia Keluarga Abimana
147 Detik-detik Kelahiran Pewaris Parvis
148 Lahirnya Pewaris the White Lion
149 Menciptakan Saingan
150 Tak Sesuai Ekspetasi
151 Firasat
152 Insiden Penusukan
153 Kondisi Restu
154 Bu Nur... Bu Nur...
155 Dion Permana
156 Kematian Dion
157 Siuman
158 Fakta Mengejutkan untuk Tika
159 Balasan untuk Tika
160 Masa Lalu Ayu
161 Pengakuan Lagi
162 Memberitahu Ayah
163 Mertua dan Menantu yang Sefrekuensi
164 Kepanikan Suseno
165 Awal Pembalasan untuk Suseno
166 Selamat Tinggal Ayu
167 Ibu atau Anak?
168 TIDAK MUNGKIN!!!
169 Kembalinya Aca and HAPPY ENDING
170 Sudah Pecah Telur
Episodes

Updated 170 Episodes

1
HETEROCHROMIA
2
Mulai Bekerja
3
Aksi
4
si Bawel Putra
5
Tawaran
6
Kekesalan Aca
7
Pengunduran Diri
8
Ayu
9
Insiden di Mall
10
Insiden di Mall 2
11
Part 11
12
Menyembunyikan Keberadaan
13
Penyesalan Hans
14
Amarah Evan
15
Tawaran Lagi
16
Penolakan
17
Gibah
18
Pertemuan Rinjani dan Hans
19
Senja
20
Ajakan makan malam
21
Tangisan Aca
22
Depresot Gegara Putus?????
23
Pertemuan di Duga dan tak Terduga
24
Ke rumah Calon Mantu
25
cuek
26
Menggagalkan
27
Ke rumah Senja
28
Kebenaran tentang Nora
29
Akhir Nora dan Santi
30
Menolong Evan
31
Usaha Evan
32
Ajakan Berpartisipasi
33
Judulin Sendiri
34
Memiliki Perasaan yang Sama
35
Dwi dan Evan
36
Pembicaraan dua Pria
37
Naren dan Aca
38
Sebuah Pernyataan
39
Akhirnyaaaaaa
40
Anak Kandung Rasa Anak Pungut
41
Aduan Ayu (Revisi)
42
Kak Putra akan ke Indonesia? (Revisi)
43
Menemukan Anak Dan Bayi (Revisi)
44
Dwi Tertembak (Revisi)
45
Kemarahan Aca (Revisi)
46
Amarah Aca 2 (Revisi)
47
Amarah Aca 3 (Revisi)
48
Akhir dari keluarga Puja dan Retno (Revisi)
49
Dwi Sudah Siuman (Revisi)
50
Penampilan Aca dan Pernyataan (Revisi)
51
Bertemu Putra (Revisi)
52
Pengakuan Dwi dan Meminta Restu (Revisi)
53
Restu Putra (Revisi)
54
Gadis tak Dikenal (Revisi)
55
Part 55 (Revisi)
56
Sahabat Masa Kecil (Revisi)
57
Kekasih Masa Kecil Putra (Revisi)
58
Melamar (Revisi)
59
Kehancuran Orang-orang Serakah (Revisi)
60
Perseteruan dan Jemput Paksa (Revisi)
61
Kondisi Ami (Revisi)
62
Part 62 (Revisi)
63
Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
64
Masih Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
65
Fokus Aca (Revisi)
66
Hutang Budi (Revisi)
67
Keributan di lobby (Revisi)
68
Rencana Sofia dan Niat Baik Evan (Revisi)
69
Calon Perusak (Revisi)
70
Kejujuran Dwi (Revisi)
71
Melamar dan Meminta Restu (Revisi)
72
Pernikahan Putra dan Benaya (Revisi)
73
Mencari Tau (Revisi)
74
Evan Kecelakaan (Revisi)
75
Ada Alasan di Balik Pertemuan (Revisi)
76
Tertangkapnya Sofia (Revisi)
77
Haris (Revisi)
78
Part 78 (Revisi)
79
Dwi vs Victor (Revisi)
80
Evan Sadar (Revisi)
81
Obrolan Unfaedah dan Calon...
82
Pingitan
83
Hampir Saja
84
Dalang
85
Part 85
86
Penawaran
87
Dewasa Sebelum Waktunya
88
Hari Pernikahan
89
Part 89
90
Part 90
91
Salah Sasaran
92
Melamar Dadakan
93
Risma Mode Senggol Bacok
94
Risma Dalam Bahaya
95
Part 95
96
Pernyataan Cinta
97
Hukuman untuk Siena
98
Aca Dilawan
99
Aca Ngamuk
100
Perdebatan
101
Kalah Telak
102
Dwi Hamil
103
Memancing Amarah Aca
104
Vera dan Venita
105
Dipecat
106
Ngidam Pertama
107
Ken dan Senja
108
MOMMY
109
Insiden di Toko Perhiasan
110
Dwi yang Mencurigakan
111
Bandelnya Dwi
112
Tak Ada yang Tau Masa Lalu Seseorang
113
Malik
114
Part 114
115
Utami
116
Insiden
117
Operasi
118
Hadiah
119
Risma dan Restu
120
Part 120
121
Khodam Rawit Level 100
122
Nurmala Turun Tangan
123
Cerita Nurma
124
Rencana Lamaran dan Pernikahan
125
Mark
126
Bayu yang Malang
127
Bayu yang Malang
128
Tertangkapnya Bayu
129
Pengumuman Hiatus dan Alasannya
130
Keterkejutan Damian
131
Permintaan Maaf Mark
132
Anak Kandung serasa Anak Pungut
133
Di Hadang
134
Kritis
135
Tiga Kondisi Berbeda
136
Lamaran di Terima dan Firasat
137
Operasi
138
OTeWe WAR
139
WAR 1
140
WAR 2 ( one on one)
141
Bewara
142
Rasa Iri
143
Bangunnya Lin
144
Kekesalan Aca
145
Aca Hamil
146
Kabar Bahagia Keluarga Abimana
147
Detik-detik Kelahiran Pewaris Parvis
148
Lahirnya Pewaris the White Lion
149
Menciptakan Saingan
150
Tak Sesuai Ekspetasi
151
Firasat
152
Insiden Penusukan
153
Kondisi Restu
154
Bu Nur... Bu Nur...
155
Dion Permana
156
Kematian Dion
157
Siuman
158
Fakta Mengejutkan untuk Tika
159
Balasan untuk Tika
160
Masa Lalu Ayu
161
Pengakuan Lagi
162
Memberitahu Ayah
163
Mertua dan Menantu yang Sefrekuensi
164
Kepanikan Suseno
165
Awal Pembalasan untuk Suseno
166
Selamat Tinggal Ayu
167
Ibu atau Anak?
168
TIDAK MUNGKIN!!!
169
Kembalinya Aca and HAPPY ENDING
170
Sudah Pecah Telur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!