Insiden di Mall 2

"KAK" Aca segera menarik sang kakak, untuk mendekat. Melihat itu, Evan dan pria yang di panggil guru killer pun segera menyusul.

"Apa yang terjadi?" tanya Dwi, saat ia melihat anak kecil, yang mungkin usianya sekitar 6 tahun sudah tak sadarkan diri di lantai.

"Saya tidak tau, tadi saya sedang memilih ikan. Tiba-tiba terdengar suara jatuh, dan ternyata putra saya sudah seperti ini." jawab sang ibu histeris, bahkan tubuhnya terlihat bergetar

"Biar saya periksa, tolong beri ruang." ucap Dwi, semua pengunjung pun langsung mundur.

Dwi memeriksa denyut nadi di leher dan juga pergelangan tangan anak tersebut, ia merasakan denyutannya semakin lemah. Dwi memeriksa seluruh tubuh anak itu, dengan sangat teliti. Ia mendekatkan telinga ke dada anak tersebut, saat ia mendekati telinganya. Matanya pun melihat ada benda tumpul di bawah rak tak jauh dari mereka berada , bola besi.

Dwi langsung menjauhkan kepalanya, ia membuka baju anak tersebut dengan segera. Dwi terkejut, bukan hanya dia. Namun semua pengunjung, yang menyaksikan hal tersebut ikut terkejut. Di perut anak tersebut, ada memar cukup besar. Tubuh ibunya semakin gemetar, apa sebenarnya yang terjadi.

"Ca, periksa CCtv" ucap Dwi sembari menunjuk bola besi itu, menggunakan dagunya. Aca, Evan dan guru killer melihat apa yang di tunjuk oleh Dwi.

Aca pun duduk, ia melihat ke arah kolong.

'Bola besi? Sadis!!!'

Aca mengangguk dan segera menuju ke ruang pengendali CCtv di mall tersebut, ternyata Aca di ikuti oleh pria yang ia panggil guru killer. Sedangkan Evan tetap di tempat, ia sangat penasaran dengan apa yang akan di lakukan oleh Dwi. Ia melihat Dwi seolah sudah ahli, dalam menangani hal darurat seperti ini.

Dwi mengeluarkan benda berbentuk kotak kecil, dari dalam saku kirinya. Yang ternyata isi kotak tersebut adalah jarum akupuntur, ia segera menusukkan jarum-jarum tersebut di sekitar memar.

"Tolong ambilkan cutter baru, alkohol, sarung tangan, kain bersih atau apapun itu dan selang baru dan juga 2 botol air mineral." tanpa di perintah dua kali, Evan langsung bergerak.

Ia mencari apa yang di minta oleh Dwi, dengan tergesa-gesa. Setelah beberapa menit, dengan terengah-engah ia memberikan benda yang di minta oleh Dwi. Tanpa melihat siapa yang memberikan benda-benda tersebut, Dwi menerimanya.

Dwi memakai sarung tangan dan langsung fokus membuat alat darurat, yang bisa mengeluarkan darah membeku di perut anak tersebut. Dengan cekatan, cepat dan penuh perhitungan pastinya. Dwi selesai membuat alat tersebut, dalam beberapa menit.

"Tolong turunkan kepala anak nyonya, biarkan sejajar dengan tubuhnya. Dwi melipat satu kain, yang ternyata baju bersih dan menaruhnya di bawah kepala sang anak. Ia pun mulai menyayat memar di perut anak tersebut, ternyata jarum akupuntur yang ia tancapkan di sekitar memar. Adalah dengan maksud agar menghentikan aliran darah, sementara waktu.

Dwi pun memasukkan ujung selang satu ke dalam belahan perut tersebut, entah bagaimana caranya. Darah hitam pekat mengalir, dan masuk ke dalam botol. Saat warna darahnya sudah mulai berwarna normal, Dwi melepas jarum miliknya dan memasukkan kembali ke dalam kotaknya.

Anak kecil itu terlihat bisa bernafas lebih leluasa, denyut nadinya juga sudah kembali normal. Sang ibu dan juga para pengunjung, bernafas lega. Mereka juga terpukau dengan apa yang mereka saksikan, siapa wanita di depan mereka?

Dwi melepas selang tersebut, dan matanya melihat ke sekitar.

"Tolong ambilkan gula itu" ucap Dwi seraya menunjuk benda yang ada di samping salah satu pengunjung, pengunjung itu segera mengambilnya.

Dwi membuka bungkusan gula tersebut dan menaburkan gula tersebut di atas luka, lalu ia tutup luka tersebut dengan sobekan baju satunya. Lalu ia membuat sobekan baju tersebut, menjadi kain panjang dan melilitkan dengan perlahan pada tubuh anak tersebut.

"Bawa ke rumah sakit, saya hanya melakukan pertolongan pertama. Biar pihak rumah sakit, yang melanjutkan pengobatan selanjutnya. Masalah di sini, biar saya yang selesaikan. Nanti hubungi saya ke nomor ini, apabila terjadi sesuatu." Dwi memberikan kartu namanya, pada ibu si anak.

Wanita itu mengangguk cepat, ia menerima kartu nama tersebut dan memeluk tubuh Dwi.

"Terima kasih... terima kasih...." Dwi mengangguk dan melerai pelukan tersebut ia pun segera meminta si ibu untuk segera membawa putranya ke rumah sakit terdekat.

Terdengar tepukan tangan di sekitar Dwi, barulah ia tersadar sedang ada dimana dirinya. Ia yang memang tidak suka keramaian, langsung pamit hendak menghubungi sang adik. Sedangkan Evan terdiam, ia tak bisa berkata apa-apa. Ini terlalu mengejutkan, rahasia apalagi yang di sembunyikan oleh Dwi?

Saat Evan hendak memanggilnya, Dwi melakukan panggilan pada ponselnya.

"Bagaimana?"

.

.

Sedangkan di waktu yang sama, Aca tengah sibuk dengan layar LED yang berjumlah banyak di depannya. Ya... ia sedang mencari dalang, dari penyebab terlukanya anak tersebut.

Awalnya ia kesulitan untuk bisa mengakses tempat tersebut, karena orang-orang yang bertugas di sana tidak mengijinkan Aca. Namun saat mereka lihat ada siapa di belakang Aca, mereka pun mengijinkan Aca untuk mengotak-atik tempat tersebut.

Ternyata pria yang di panggil guru killer, oleh Aca adalah pemilik mall tersebut.

Aca mencari rekaman CCtv beberapa menit yang lalu, di sana ia melihat ada seseorang menggunakan serba hitam. Dengan wajah tertutup kain hitam, yang hanya menyisakan kedua matanya saja. Di tangannya memegang bola besi, yang ia lihat tadi di tempat kejadian. Aca dan orang-orang di ruangan tersebut, bisa melihat jelas bila orang tersebut dengan sengaja melempar benda tersebut.

"Pak amankan benda itu" ucap Aca, tanpa melepas fokusnya pada layar. Pemilik mall mengangguk, lalu satu orang yang di sana langsung keluar dari ruangan tersebut.

"PAAKKK... " teriak Aca, menghentikan langkah pria yang hendak keluar tadi

"Jangan memegangnya langsung pakai tangan, aku melihat orang itu tidak menggunakan sarung tangan. Itu artinya. akan ada sidik jari di bola tersebut." ucap Aca, pegawai itu mengangguk dan melanjutkan langkahnya dengan berlari.

Sepertinya niat orang tersebut, adalah ibu sang anak. Namun karena ia tak sengaja tertabrak oleh pengunjung lain. Sehingga targetnya pun berubah. bola besi itu mengenai anak kecil yang tergeletak tersebut. Aca tidak berhenti di situ, ia terus mengikuti kemana arah orang tersebut melarikan diri.

Sampai dimana ia melihat orang itu berhenti di sebuah tempat, yang cukup sepi. Namun kamera CCtv masih bisa mendapatkan gambar tersebut, orang itu membuka penyamarannya.

Ia membuka semuanya, yang ternyata di balik jaket dan celana hitam tersebut. Ia menggunakan sebuah baju terusan, berbentuk gaun sampai lutut. Ia membuka penutup wajahnya dan topi, rambutnya tergerai. Aca mengangkat salah satu sudut bibirnya, ia nyaris saja terbahak.

"BODOH" umpatnya, ia meminta ijin menyalin rekaman tersebut. Untuk di jadikan salah satu bukti, agar bisa menyeret pelaku ke balik jeruji. Tentu saja, ia mendapatkan ijin. Saat sedang mengunduh, ponselnya bergetar.

'Bagaimana?'

"Aman, semua sudah terkendali. Kita mendapatkan pelakunya, aku sedang menyalin rekaman pada ponsel satunya."

'Bagus, kakak tunggu di luar. Kita temui keluarga korban, kita ke rumah sakit.'

"OK"

...****************...

Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓

...Happy Reading all 🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Dhia Syarafana

Dhia Syarafana

seru eh siapa ya nama author nya belum liat aku

2025-02-04

2

Ayyan

Ayyan

keren author....kagak plin plan sama sekali..100/10

2025-01-02

2

Sandisalbiah

Sandisalbiah

wow.. ini mah cara kerja wonder woman... satset, tepat sasaran.. keren..!!

2024-12-17

1

lihat semua
Episodes
1 HETEROCHROMIA
2 Mulai Bekerja
3 Aksi
4 si Bawel Putra
5 Tawaran
6 Kekesalan Aca
7 Pengunduran Diri
8 Ayu
9 Insiden di Mall
10 Insiden di Mall 2
11 Part 11
12 Menyembunyikan Keberadaan
13 Penyesalan Hans
14 Amarah Evan
15 Tawaran Lagi
16 Penolakan
17 Gibah
18 Pertemuan Rinjani dan Hans
19 Senja
20 Ajakan makan malam
21 Tangisan Aca
22 Depresot Gegara Putus?????
23 Pertemuan di Duga dan tak Terduga
24 Ke rumah Calon Mantu
25 cuek
26 Menggagalkan
27 Ke rumah Senja
28 Kebenaran tentang Nora
29 Akhir Nora dan Santi
30 Menolong Evan
31 Usaha Evan
32 Ajakan Berpartisipasi
33 Judulin Sendiri
34 Memiliki Perasaan yang Sama
35 Dwi dan Evan
36 Pembicaraan dua Pria
37 Naren dan Aca
38 Sebuah Pernyataan
39 Akhirnyaaaaaa
40 Anak Kandung Rasa Anak Pungut
41 Aduan Ayu (Revisi)
42 Kak Putra akan ke Indonesia? (Revisi)
43 Menemukan Anak Dan Bayi (Revisi)
44 Dwi Tertembak (Revisi)
45 Kemarahan Aca (Revisi)
46 Amarah Aca 2 (Revisi)
47 Amarah Aca 3 (Revisi)
48 Akhir dari keluarga Puja dan Retno (Revisi)
49 Dwi Sudah Siuman (Revisi)
50 Penampilan Aca dan Pernyataan (Revisi)
51 Bertemu Putra (Revisi)
52 Pengakuan Dwi dan Meminta Restu (Revisi)
53 Restu Putra (Revisi)
54 Gadis tak Dikenal (Revisi)
55 Part 55 (Revisi)
56 Sahabat Masa Kecil (Revisi)
57 Kekasih Masa Kecil Putra (Revisi)
58 Melamar (Revisi)
59 Kehancuran Orang-orang Serakah (Revisi)
60 Perseteruan dan Jemput Paksa (Revisi)
61 Kondisi Ami (Revisi)
62 Part 62 (Revisi)
63 Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
64 Masih Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
65 Fokus Aca (Revisi)
66 Hutang Budi (Revisi)
67 Keributan di lobby (Revisi)
68 Rencana Sofia dan Niat Baik Evan (Revisi)
69 Calon Perusak (Revisi)
70 Kejujuran Dwi (Revisi)
71 Melamar dan Meminta Restu (Revisi)
72 Pernikahan Putra dan Benaya (Revisi)
73 Mencari Tau (Revisi)
74 Evan Kecelakaan (Revisi)
75 Ada Alasan di Balik Pertemuan (Revisi)
76 Tertangkapnya Sofia (Revisi)
77 Haris (Revisi)
78 Part 78 (Revisi)
79 Dwi vs Victor (Revisi)
80 Evan Sadar (Revisi)
81 Obrolan Unfaedah dan Calon...
82 Pingitan
83 Hampir Saja
84 Dalang
85 Part 85
86 Penawaran
87 Dewasa Sebelum Waktunya
88 Hari Pernikahan
89 Part 89
90 Part 90
91 Salah Sasaran
92 Melamar Dadakan
93 Risma Mode Senggol Bacok
94 Risma Dalam Bahaya
95 Part 95
96 Pernyataan Cinta
97 Hukuman untuk Siena
98 Aca Dilawan
99 Aca Ngamuk
100 Perdebatan
101 Kalah Telak
102 Dwi Hamil
103 Memancing Amarah Aca
104 Vera dan Venita
105 Dipecat
106 Ngidam Pertama
107 Ken dan Senja
108 MOMMY
109 Insiden di Toko Perhiasan
110 Dwi yang Mencurigakan
111 Bandelnya Dwi
112 Tak Ada yang Tau Masa Lalu Seseorang
113 Malik
114 Part 114
115 Utami
116 Insiden
117 Operasi
118 Hadiah
119 Risma dan Restu
120 Part 120
121 Khodam Rawit Level 100
122 Nurmala Turun Tangan
123 Cerita Nurma
124 Rencana Lamaran dan Pernikahan
125 Mark
126 Bayu yang Malang
127 Bayu yang Malang
128 Tertangkapnya Bayu
129 Pengumuman Hiatus dan Alasannya
130 Keterkejutan Damian
131 Permintaan Maaf Mark
132 Anak Kandung serasa Anak Pungut
133 Di Hadang
134 Kritis
135 Tiga Kondisi Berbeda
136 Lamaran di Terima dan Firasat
137 Operasi
138 OTeWe WAR
139 WAR 1
140 WAR 2 ( one on one)
141 Bewara
142 Rasa Iri
143 Bangunnya Lin
144 Kekesalan Aca
145 Aca Hamil
146 Kabar Bahagia Keluarga Abimana
147 Detik-detik Kelahiran Pewaris Parvis
148 Lahirnya Pewaris the White Lion
149 Menciptakan Saingan
150 Tak Sesuai Ekspetasi
151 Firasat
152 Insiden Penusukan
153 Kondisi Restu
154 Bu Nur... Bu Nur...
155 Dion Permana
156 Kematian Dion
157 Siuman
158 Fakta Mengejutkan untuk Tika
159 Balasan untuk Tika
160 Masa Lalu Ayu
161 Pengakuan Lagi
162 Memberitahu Ayah
163 Mertua dan Menantu yang Sefrekuensi
164 Kepanikan Suseno
165 Awal Pembalasan untuk Suseno
166 Selamat Tinggal Ayu
167 Ibu atau Anak?
168 TIDAK MUNGKIN!!!
169 Kembalinya Aca and HAPPY ENDING
170 Sudah Pecah Telur
Episodes

Updated 170 Episodes

1
HETEROCHROMIA
2
Mulai Bekerja
3
Aksi
4
si Bawel Putra
5
Tawaran
6
Kekesalan Aca
7
Pengunduran Diri
8
Ayu
9
Insiden di Mall
10
Insiden di Mall 2
11
Part 11
12
Menyembunyikan Keberadaan
13
Penyesalan Hans
14
Amarah Evan
15
Tawaran Lagi
16
Penolakan
17
Gibah
18
Pertemuan Rinjani dan Hans
19
Senja
20
Ajakan makan malam
21
Tangisan Aca
22
Depresot Gegara Putus?????
23
Pertemuan di Duga dan tak Terduga
24
Ke rumah Calon Mantu
25
cuek
26
Menggagalkan
27
Ke rumah Senja
28
Kebenaran tentang Nora
29
Akhir Nora dan Santi
30
Menolong Evan
31
Usaha Evan
32
Ajakan Berpartisipasi
33
Judulin Sendiri
34
Memiliki Perasaan yang Sama
35
Dwi dan Evan
36
Pembicaraan dua Pria
37
Naren dan Aca
38
Sebuah Pernyataan
39
Akhirnyaaaaaa
40
Anak Kandung Rasa Anak Pungut
41
Aduan Ayu (Revisi)
42
Kak Putra akan ke Indonesia? (Revisi)
43
Menemukan Anak Dan Bayi (Revisi)
44
Dwi Tertembak (Revisi)
45
Kemarahan Aca (Revisi)
46
Amarah Aca 2 (Revisi)
47
Amarah Aca 3 (Revisi)
48
Akhir dari keluarga Puja dan Retno (Revisi)
49
Dwi Sudah Siuman (Revisi)
50
Penampilan Aca dan Pernyataan (Revisi)
51
Bertemu Putra (Revisi)
52
Pengakuan Dwi dan Meminta Restu (Revisi)
53
Restu Putra (Revisi)
54
Gadis tak Dikenal (Revisi)
55
Part 55 (Revisi)
56
Sahabat Masa Kecil (Revisi)
57
Kekasih Masa Kecil Putra (Revisi)
58
Melamar (Revisi)
59
Kehancuran Orang-orang Serakah (Revisi)
60
Perseteruan dan Jemput Paksa (Revisi)
61
Kondisi Ami (Revisi)
62
Part 62 (Revisi)
63
Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
64
Masih Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
65
Fokus Aca (Revisi)
66
Hutang Budi (Revisi)
67
Keributan di lobby (Revisi)
68
Rencana Sofia dan Niat Baik Evan (Revisi)
69
Calon Perusak (Revisi)
70
Kejujuran Dwi (Revisi)
71
Melamar dan Meminta Restu (Revisi)
72
Pernikahan Putra dan Benaya (Revisi)
73
Mencari Tau (Revisi)
74
Evan Kecelakaan (Revisi)
75
Ada Alasan di Balik Pertemuan (Revisi)
76
Tertangkapnya Sofia (Revisi)
77
Haris (Revisi)
78
Part 78 (Revisi)
79
Dwi vs Victor (Revisi)
80
Evan Sadar (Revisi)
81
Obrolan Unfaedah dan Calon...
82
Pingitan
83
Hampir Saja
84
Dalang
85
Part 85
86
Penawaran
87
Dewasa Sebelum Waktunya
88
Hari Pernikahan
89
Part 89
90
Part 90
91
Salah Sasaran
92
Melamar Dadakan
93
Risma Mode Senggol Bacok
94
Risma Dalam Bahaya
95
Part 95
96
Pernyataan Cinta
97
Hukuman untuk Siena
98
Aca Dilawan
99
Aca Ngamuk
100
Perdebatan
101
Kalah Telak
102
Dwi Hamil
103
Memancing Amarah Aca
104
Vera dan Venita
105
Dipecat
106
Ngidam Pertama
107
Ken dan Senja
108
MOMMY
109
Insiden di Toko Perhiasan
110
Dwi yang Mencurigakan
111
Bandelnya Dwi
112
Tak Ada yang Tau Masa Lalu Seseorang
113
Malik
114
Part 114
115
Utami
116
Insiden
117
Operasi
118
Hadiah
119
Risma dan Restu
120
Part 120
121
Khodam Rawit Level 100
122
Nurmala Turun Tangan
123
Cerita Nurma
124
Rencana Lamaran dan Pernikahan
125
Mark
126
Bayu yang Malang
127
Bayu yang Malang
128
Tertangkapnya Bayu
129
Pengumuman Hiatus dan Alasannya
130
Keterkejutan Damian
131
Permintaan Maaf Mark
132
Anak Kandung serasa Anak Pungut
133
Di Hadang
134
Kritis
135
Tiga Kondisi Berbeda
136
Lamaran di Terima dan Firasat
137
Operasi
138
OTeWe WAR
139
WAR 1
140
WAR 2 ( one on one)
141
Bewara
142
Rasa Iri
143
Bangunnya Lin
144
Kekesalan Aca
145
Aca Hamil
146
Kabar Bahagia Keluarga Abimana
147
Detik-detik Kelahiran Pewaris Parvis
148
Lahirnya Pewaris the White Lion
149
Menciptakan Saingan
150
Tak Sesuai Ekspetasi
151
Firasat
152
Insiden Penusukan
153
Kondisi Restu
154
Bu Nur... Bu Nur...
155
Dion Permana
156
Kematian Dion
157
Siuman
158
Fakta Mengejutkan untuk Tika
159
Balasan untuk Tika
160
Masa Lalu Ayu
161
Pengakuan Lagi
162
Memberitahu Ayah
163
Mertua dan Menantu yang Sefrekuensi
164
Kepanikan Suseno
165
Awal Pembalasan untuk Suseno
166
Selamat Tinggal Ayu
167
Ibu atau Anak?
168
TIDAK MUNGKIN!!!
169
Kembalinya Aca and HAPPY ENDING
170
Sudah Pecah Telur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!