Insiden di Mall

"Mmmm... wangi banget, udah mateng dek?" ucap Dwi yang keluar, dengan wajah lebih fresh

"Bentar lagi kak, duduk dulu aja sambil dinginin nasi." jawab Aca, Dwi mengangguk.

Ia mengisi nasi untuknya dan juga untuk sang adik, sayurnya panas. Masa mau makan sama nasi panas juga, kapan makannya. Setelah siap, ia pun mengambil emping. Ternyata Aca juga memasak bala-bala jagung, adiknya itu memang pintar kalo balikin mood.

Sama-sama tukang makan, ya balikin mood pake makanan lah.

Dwi menopangkan dagu di atas kedua telapak tangannya, yang ia sandarkan di atas meja. Memperhatikan adiknya, yang makin ke sini makin dewasa. Meski usia sudah 21 tahun, namun kelakuannya masih seperti anak-anak. Namun ia dan Putra, sangat menyayanginya.

'Adikmu cantik, kamu juga cantik ternyata. Sayang sekali kamu menyembunyikan kecantikan kamu, lihat kedua matamu yang berbeda warna. Sangat indah, sungguh. ucap Ayu yang kini duduk di samping Dwi dan ikut menatap Aca

Dwi tidak menjawab, ia hanya tersenyum. Ayu menoleh, mendapatkan respon seperti itu saja dia sudah senang. Artinya Dwi tidak acuh padanya, ia pun kembali menghilang. Sepertinya disini ia sudah mendapatkan teman...

"Gimana sekolah kamu dek?" tanya Dwi

"Ga gimana-gimana, ya gitu aja kak. Oya... " Aca mematikan kompor, karena memang sayurnya sudah matang. Ia pun memindahkan sayur ke dalam mangkuk besar, lalu membawanya ke atas meja.

"Hati-hati dek, Oya apa sih kamu dek? Ngomong kok setengah-setengah" tanya Dwi

"Tadi di kantin ada anak cewek, ga tau dari kelas mana. Gebrak meja, bikin mood ku ambyar seambyar-ambyarnya. Mi ayam mang Dimar sampe ga kemakan, karena keburu mi nya ngembang." jawab Aca, ia mendudukkan dirinya di kursi sebrang Dwi.

"Oya, jangan-jangan dia cemburu lagi. Mungkin laki yang dia suka, tertarik sama kamu. Atau mungkin merasa tersaingi, karena kamu lebih cantik" tebak Dwi, Aca tersenyum malu-malu

"bisa ae kang cilok kalo muji" Dwi berdecak mendengar ucapan sang adik, 'kang cilok'

"Aca juga nebaknya gitu sih kak, padahal mah ga ada minat keles ma brondong. Masa iya 21 tahun, sama anak 17 tahun? OGAH" Dwi pun tertawa

"Gimana kerjaan kakak?" tanya Aca

"Kaka udah ngundurin diri tadi siang" jawab Dwi, sembari menyeruput kuah sup

"Srrrrrrpppp.... ahhh... enak banget" Dwi memasukkan sambal dan juga jeruk sambal ke dalam sayur

"Kenapa keluar?" tanya Aca biasa saja

"Kakak udah nyaman di bagian arsip, malah di paksa jadi sekertaris. Memang dia siapa? Bisa maksa-maksa kakak, dihhh. Terus gertak kakak, mau ngundurin diri apa nerima tawaran. Lah... ya keluar, ngapain mesti ngikutin maunya. "jawab Dwi dengan wajah muak

"Hahaha... bosnya kakak lucu, jangan-jangan dia ada rasa ma kakak." ucap Aca

"Bodo amatlah" balas Dwi, yang asyik memakan makanannya.

"Terus rencana kakak apa selanjutnya?" tanya Aca, sembari mengunyah.

"Mau jadi pengangguran dulu bentar, kak Putra nyuruh kakak kerja di cabang sini sih."

"Terus?" Dwi menatap tajam Aca, Aca pun kembali tertawa

"Iya iya... karena bang Alex kan? Udah sih, lagian kakak juga ga ada rasa ma dia. Anggap aja kalian ga pernah ada hubungan apa-apa, bukannya kakak juga cuma anggap dia abang? Nggak usah di ambil pusing sih, udah 3 tahun. Tunjukin dong kalo kakak baik-baik aja, setelah di tinggal bang Alex. Anaknya udah gede, udah 2 tahun lebih kalo ga salah itung." ucap Aca lagi, Dwi pun mengangguk setuju

"Iya juga sih, ya udah deh nanti kakak kerja di perusahaan cabang. Sekarang mah mau jadi pengangguran dulu, menikmati hari." Aca hanya mengangguk

.

.

"Nge mall yuk, kak" ajak Aca

"Ngapain?" tanya Dwi yang sedang asyik berselancar di depan laptop, melihat perkembangan saham.

"Belanja bulanan, stok pada abis." Dwi mengangguk

"Kakak ganti baju dulu, kamu tunggu aja di mobil."

"Okaaayyy"

Dwi segera mengganti outfit nya, dengan setelan cuek. Celana yang sobek-sobek di lututnya, kaos longgar dan juga tak lupa kacamatanya. Ia hanya menaruh ponsel di saku kanan depan dan kartu identitas yang ia taruh di belakang cash hp nya, beberapa lembar uang cash di saku belakang. Bayar belanjaan udah bisa pake Qris, hidup di bawa simple aja.

Tak lupa ia selalu membawa benda kecil berbentuk kotak, di saku depan sebelah kirinya.

Rambut ia ikat satu, ke belakang. Tak lupa topi, berwarna hitam.

"Cuek banget kakakku" ucap Aca, saat sang kakak masuk ke dalam mobil.

"Lah emang mau kemana? Kamu aja yang kecantikan, timbang ke mall doang." balas Dwi, seraya memasang sabuk pengaman

"Kali aja ada yang ganteng gitu kan, nyangkut."

"Dikata layangan kali nyangkut" Dwi menyalakan mobil dan keluar dari halaman, meski rumah sederhana. Namun Aca, membuat rumah pintar untuk mereka.

Seperti yang pagar yang bisa buka tutup otomatis, terpasang CCtv di beberapa sudut. Baik di dalam ataupun di luar rumah, di buat anti maling juga. Pokonya lengkap untuk kemanan, karena kan mereka hanya tinggal berdua. Perempuan lagi, meski keduanya jago beladiri. Tapi yang namanya apes, siapa yang tau.

.

.

Dwi mendorong troli, sedangkan Aca yang sibuk memilah milih bahan dapur yang mulai habis. Sesekali Dwi mengambil apa yang ia inginkan, karena matanya yang melihat ke arah selving. Ia tak sengaja menabrak seseorang, yang ada di depannya.

"Aduh, maaf maaf. Saya ga sengaja, mata saya ga memperhatikan jalan." ucap Dwi, yang belum melihat siapa yang ia tabrak

Saat ia melihat ke depan, wajahnya langsung berubah dingin.

"Maaf tuan, permisi." ucap Dwi, ia pun sedikit minggir dan melewati pria yang tak sengaja ia tabrak

"Tunggu, kamu minta maaf hanya seperti itu saja?" Dwi berhenti dan memutar malas bola matanya, lalu ia berbalik

"Lalu tuan Evan yang terhormat ini, ingin saya meminta maaf seperti apa? Ada yang luka? Mau ke rumah sakit? Kita rontgen sekalian, takutnya ada yang retak atau patah." tanya Dwi

"Kak, lagi apa? Ayo, kirain ada di belakang Aca. Sampe Aca malu tau..." Aca yang sejak tadi berjalan tanpa menyadari, kakaknya tidak ada di belakang. Ia memasukkan belanjaan, yang ia peluk ke dalam troli.

Dia pun memasukkan bahan yang ia ambil, tanpa tau bila itu bukan troli sang kakak. Sampai terdengar suara deheman, dan Aca berbalik. Ia membulatkan kedua bola matanya, terkejut dengan siapa yang ada di belakangnya.

'Astaghfirullah... guru killer'

"M-maaf pak, saya kira di belakang kakak saya. M-mari pak, sekali lagi maaf." Aca pun langsung menggunakan langkah seribu, untuk menghindar gurunya tersebut.

Dwi yang mendengar cerita sang adik, sedikit tersenyum menahan tawa. Namun ia ingat, di depannya ada orang asing.

Sedang Evan yang sejak tadi melihat interaksi Dwi dan Aca, tertegun. Dia menebak bila gadis yang memanggil Dwi kakak, adalah adiknya. Bila adiknya saja cantik, Dwi juga pasti sangat cantik. Tapi kenapa dia menyembunyikan kecantikannya?

"Bentar, ada masalah sama orang itu" Aca pun menoleh dan melihat pria di depan mereka

"Siapa?" bisiknya

"Mantan atasan" Aca mengangguk dan ber o ria

"Jadi mau tuan Evan gimana?" tanya Dwi lagi

Mendengar pertanyaan Dwi yang di ulang, Evan pun tersadar.

"Tidak ada" ia segera membalikan tubuhnya dan hendak pergi meninggalkan Dwi, sampai langkahnya terhenti karena mendengar teriakan seorang wanita. Yang ada di belakang Evan, Dwi dan Aca.

PYARRR

"KYAAAAAA.... MY BABY"

Dengan serentak mereka pun berbalik ke belakang, bukan hanya mereka. Karena semua pengunjung juga, melakukan hal yang sama.

"KAK" Aca segera menarik sang kakak, untuk mendekat. Melihat itu, Evan dan pria yang di panggil guru killer pun segera menyusul.

Terpopuler

Comments

Land19

Land19

sapa yoooh .

my baby honey bunny sweety .🤭🤭

2025-01-27

1

Ty

Ty

hmm.... sepertinya aca sama guru killer trs Dwi sama bosnya Evan ini 😉

2024-08-30

3

Erna Masliana

Erna Masliana

usia bukan tolak ukur kedewasaan

2024-08-27

1

lihat semua
Episodes
1 HETEROCHROMIA
2 Mulai Bekerja
3 Aksi
4 si Bawel Putra
5 Tawaran
6 Kekesalan Aca
7 Pengunduran Diri
8 Ayu
9 Insiden di Mall
10 Insiden di Mall 2
11 Part 11
12 Menyembunyikan Keberadaan
13 Penyesalan Hans
14 Amarah Evan
15 Tawaran Lagi
16 Penolakan
17 Gibah
18 Pertemuan Rinjani dan Hans
19 Senja
20 Ajakan makan malam
21 Tangisan Aca
22 Depresot Gegara Putus?????
23 Pertemuan di Duga dan tak Terduga
24 Ke rumah Calon Mantu
25 cuek
26 Menggagalkan
27 Ke rumah Senja
28 Kebenaran tentang Nora
29 Akhir Nora dan Santi
30 Menolong Evan
31 Usaha Evan
32 Ajakan Berpartisipasi
33 Judulin Sendiri
34 Memiliki Perasaan yang Sama
35 Dwi dan Evan
36 Pembicaraan dua Pria
37 Naren dan Aca
38 Sebuah Pernyataan
39 Akhirnyaaaaaa
40 Anak Kandung Rasa Anak Pungut
41 Aduan Ayu (Revisi)
42 Kak Putra akan ke Indonesia? (Revisi)
43 Menemukan Anak Dan Bayi (Revisi)
44 Dwi Tertembak (Revisi)
45 Kemarahan Aca (Revisi)
46 Amarah Aca 2 (Revisi)
47 Amarah Aca 3 (Revisi)
48 Akhir dari keluarga Puja dan Retno (Revisi)
49 Dwi Sudah Siuman (Revisi)
50 Penampilan Aca dan Pernyataan (Revisi)
51 Bertemu Putra (Revisi)
52 Pengakuan Dwi dan Meminta Restu (Revisi)
53 Restu Putra (Revisi)
54 Gadis tak Dikenal (Revisi)
55 Part 55 (Revisi)
56 Sahabat Masa Kecil (Revisi)
57 Kekasih Masa Kecil Putra (Revisi)
58 Melamar (Revisi)
59 Kehancuran Orang-orang Serakah (Revisi)
60 Perseteruan dan Jemput Paksa (Revisi)
61 Kondisi Ami (Revisi)
62 Part 62 (Revisi)
63 Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
64 Masih Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
65 Fokus Aca (Revisi)
66 Hutang Budi (Revisi)
67 Keributan di lobby (Revisi)
68 Rencana Sofia dan Niat Baik Evan (Revisi)
69 Calon Perusak (Revisi)
70 Kejujuran Dwi (Revisi)
71 Melamar dan Meminta Restu (Revisi)
72 Pernikahan Putra dan Benaya (Revisi)
73 Mencari Tau (Revisi)
74 Evan Kecelakaan (Revisi)
75 Ada Alasan di Balik Pertemuan (Revisi)
76 Tertangkapnya Sofia (Revisi)
77 Haris (Revisi)
78 Part 78 (Revisi)
79 Dwi vs Victor (Revisi)
80 Evan Sadar (Revisi)
81 Obrolan Unfaedah dan Calon...
82 Pingitan
83 Hampir Saja
84 Dalang
85 Part 85
86 Penawaran
87 Dewasa Sebelum Waktunya
88 Hari Pernikahan
89 Part 89
90 Part 90
91 Salah Sasaran
92 Melamar Dadakan
93 Risma Mode Senggol Bacok
94 Risma Dalam Bahaya
95 Part 95
96 Pernyataan Cinta
97 Hukuman untuk Siena
98 Aca Dilawan
99 Aca Ngamuk
100 Perdebatan
101 Kalah Telak
102 Dwi Hamil
103 Memancing Amarah Aca
104 Vera dan Venita
105 Dipecat
106 Ngidam Pertama
107 Ken dan Senja
108 MOMMY
109 Insiden di Toko Perhiasan
110 Dwi yang Mencurigakan
111 Bandelnya Dwi
112 Tak Ada yang Tau Masa Lalu Seseorang
113 Malik
114 Part 114
115 Utami
116 Insiden
117 Operasi
118 Hadiah
119 Risma dan Restu
120 Part 120
121 Khodam Rawit Level 100
122 Nurmala Turun Tangan
123 Cerita Nurma
124 Rencana Lamaran dan Pernikahan
125 Mark
126 Bayu yang Malang
127 Bayu yang Malang
128 Tertangkapnya Bayu
129 Pengumuman Hiatus dan Alasannya
130 Keterkejutan Damian
131 Permintaan Maaf Mark
132 Anak Kandung serasa Anak Pungut
133 Di Hadang
134 Kritis
135 Tiga Kondisi Berbeda
136 Lamaran di Terima dan Firasat
137 Operasi
138 OTeWe WAR
139 WAR 1
140 WAR 2 ( one on one)
141 Bewara
142 Rasa Iri
143 Bangunnya Lin
144 Kekesalan Aca
145 Aca Hamil
146 Kabar Bahagia Keluarga Abimana
147 Detik-detik Kelahiran Pewaris Parvis
148 Lahirnya Pewaris the White Lion
149 Menciptakan Saingan
150 Tak Sesuai Ekspetasi
151 Firasat
152 Insiden Penusukan
153 Kondisi Restu
154 Bu Nur... Bu Nur...
155 Dion Permana
156 Kematian Dion
157 Siuman
158 Fakta Mengejutkan untuk Tika
159 Balasan untuk Tika
160 Masa Lalu Ayu
161 Pengakuan Lagi
162 Memberitahu Ayah
163 Mertua dan Menantu yang Sefrekuensi
164 Kepanikan Suseno
165 Awal Pembalasan untuk Suseno
166 Selamat Tinggal Ayu
167 Ibu atau Anak?
168 TIDAK MUNGKIN!!!
169 Kembalinya Aca and HAPPY ENDING
170 Sudah Pecah Telur
Episodes

Updated 170 Episodes

1
HETEROCHROMIA
2
Mulai Bekerja
3
Aksi
4
si Bawel Putra
5
Tawaran
6
Kekesalan Aca
7
Pengunduran Diri
8
Ayu
9
Insiden di Mall
10
Insiden di Mall 2
11
Part 11
12
Menyembunyikan Keberadaan
13
Penyesalan Hans
14
Amarah Evan
15
Tawaran Lagi
16
Penolakan
17
Gibah
18
Pertemuan Rinjani dan Hans
19
Senja
20
Ajakan makan malam
21
Tangisan Aca
22
Depresot Gegara Putus?????
23
Pertemuan di Duga dan tak Terduga
24
Ke rumah Calon Mantu
25
cuek
26
Menggagalkan
27
Ke rumah Senja
28
Kebenaran tentang Nora
29
Akhir Nora dan Santi
30
Menolong Evan
31
Usaha Evan
32
Ajakan Berpartisipasi
33
Judulin Sendiri
34
Memiliki Perasaan yang Sama
35
Dwi dan Evan
36
Pembicaraan dua Pria
37
Naren dan Aca
38
Sebuah Pernyataan
39
Akhirnyaaaaaa
40
Anak Kandung Rasa Anak Pungut
41
Aduan Ayu (Revisi)
42
Kak Putra akan ke Indonesia? (Revisi)
43
Menemukan Anak Dan Bayi (Revisi)
44
Dwi Tertembak (Revisi)
45
Kemarahan Aca (Revisi)
46
Amarah Aca 2 (Revisi)
47
Amarah Aca 3 (Revisi)
48
Akhir dari keluarga Puja dan Retno (Revisi)
49
Dwi Sudah Siuman (Revisi)
50
Penampilan Aca dan Pernyataan (Revisi)
51
Bertemu Putra (Revisi)
52
Pengakuan Dwi dan Meminta Restu (Revisi)
53
Restu Putra (Revisi)
54
Gadis tak Dikenal (Revisi)
55
Part 55 (Revisi)
56
Sahabat Masa Kecil (Revisi)
57
Kekasih Masa Kecil Putra (Revisi)
58
Melamar (Revisi)
59
Kehancuran Orang-orang Serakah (Revisi)
60
Perseteruan dan Jemput Paksa (Revisi)
61
Kondisi Ami (Revisi)
62
Part 62 (Revisi)
63
Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
64
Masih Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
65
Fokus Aca (Revisi)
66
Hutang Budi (Revisi)
67
Keributan di lobby (Revisi)
68
Rencana Sofia dan Niat Baik Evan (Revisi)
69
Calon Perusak (Revisi)
70
Kejujuran Dwi (Revisi)
71
Melamar dan Meminta Restu (Revisi)
72
Pernikahan Putra dan Benaya (Revisi)
73
Mencari Tau (Revisi)
74
Evan Kecelakaan (Revisi)
75
Ada Alasan di Balik Pertemuan (Revisi)
76
Tertangkapnya Sofia (Revisi)
77
Haris (Revisi)
78
Part 78 (Revisi)
79
Dwi vs Victor (Revisi)
80
Evan Sadar (Revisi)
81
Obrolan Unfaedah dan Calon...
82
Pingitan
83
Hampir Saja
84
Dalang
85
Part 85
86
Penawaran
87
Dewasa Sebelum Waktunya
88
Hari Pernikahan
89
Part 89
90
Part 90
91
Salah Sasaran
92
Melamar Dadakan
93
Risma Mode Senggol Bacok
94
Risma Dalam Bahaya
95
Part 95
96
Pernyataan Cinta
97
Hukuman untuk Siena
98
Aca Dilawan
99
Aca Ngamuk
100
Perdebatan
101
Kalah Telak
102
Dwi Hamil
103
Memancing Amarah Aca
104
Vera dan Venita
105
Dipecat
106
Ngidam Pertama
107
Ken dan Senja
108
MOMMY
109
Insiden di Toko Perhiasan
110
Dwi yang Mencurigakan
111
Bandelnya Dwi
112
Tak Ada yang Tau Masa Lalu Seseorang
113
Malik
114
Part 114
115
Utami
116
Insiden
117
Operasi
118
Hadiah
119
Risma dan Restu
120
Part 120
121
Khodam Rawit Level 100
122
Nurmala Turun Tangan
123
Cerita Nurma
124
Rencana Lamaran dan Pernikahan
125
Mark
126
Bayu yang Malang
127
Bayu yang Malang
128
Tertangkapnya Bayu
129
Pengumuman Hiatus dan Alasannya
130
Keterkejutan Damian
131
Permintaan Maaf Mark
132
Anak Kandung serasa Anak Pungut
133
Di Hadang
134
Kritis
135
Tiga Kondisi Berbeda
136
Lamaran di Terima dan Firasat
137
Operasi
138
OTeWe WAR
139
WAR 1
140
WAR 2 ( one on one)
141
Bewara
142
Rasa Iri
143
Bangunnya Lin
144
Kekesalan Aca
145
Aca Hamil
146
Kabar Bahagia Keluarga Abimana
147
Detik-detik Kelahiran Pewaris Parvis
148
Lahirnya Pewaris the White Lion
149
Menciptakan Saingan
150
Tak Sesuai Ekspetasi
151
Firasat
152
Insiden Penusukan
153
Kondisi Restu
154
Bu Nur... Bu Nur...
155
Dion Permana
156
Kematian Dion
157
Siuman
158
Fakta Mengejutkan untuk Tika
159
Balasan untuk Tika
160
Masa Lalu Ayu
161
Pengakuan Lagi
162
Memberitahu Ayah
163
Mertua dan Menantu yang Sefrekuensi
164
Kepanikan Suseno
165
Awal Pembalasan untuk Suseno
166
Selamat Tinggal Ayu
167
Ibu atau Anak?
168
TIDAK MUNGKIN!!!
169
Kembalinya Aca and HAPPY ENDING
170
Sudah Pecah Telur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!