Kekesalan Aca

Di sekolah, Aca sedang beristirahat seorang diri. Kemarin dia sudah mencoba mi ayam, sekarang ia ingin mencoba mi ayam+ baso di mangkok berbeda. Meski badannya kecil, jangan salah dengan besarnya nafsu makan. Ia takkan gemuk, karena di belakang rumahnya, Dwi membuat tempat fitnes.

Memang tidak lengkap, tapi cukup untuk membuatnya membakar kalori. Karena tempatnya yang tidak terlalu besar, jadi hanya cukup beberapa alat saja yang bisa di taruh di sana. Seperti samsak, treadmill, dumbbell, dan speda statis.

Aca dengan mata berbinar, saat mang Dimar membawakan pesanannya.

"Makasih ya mang, padahal tadi ga papa Aca nunggu di depan. Dari pada ngerepotin mang, bawa pesenan Aca." ucap Aca dengan senyuman mengembangnya

"Nggak apa-apa neng, spesial pokonya mah buat neng mah. Ini es jeruk lemonnya, silahkan di nikmati yang neng." jawab mang Dimar, Aca mengangguk semangat.

Senyumannya menular pada mang Dimar, ia pun pamit kembali ke markasnya. Asik... markas dong

Saat Aca sedang enak-enak menikmati mangkuk kedua, yaitu makanan favoritnya di sini MI AYAM. Dan mood nya langsung ambyar, gegara ada yang gebrak mejanya.

Wajah cantik sumringah Aca langsung berubah dingin, bahkan orang yang menggebrak mejanya pun merasa terintimidasi.

"Ada apa? Apa kamu pikir mengganggu orang yang sedang makan, merupakan perbuatan yang patut mendapatkan tepuk tangan?" tanya Aca dengan menatap tak suka, pada si pembuat masalah.

Mang Dimar yang melihatnya dari jauh, hanya menggelengkan kepala.

"Salah sasaran sekarang neng Regina, bisa dia yang abis kena amuk." gumamnya pelan

Para pengunjung kantin, mengalihkan tatapan mereka pada meja Aca.

'Itu murid baru itu ya?'

'Iya, biasa si Regina mah. Merasa tersaingi kayanya'

'Mau gimana ga merasa tersaingi, lah murid barunya cantik gitu njir. '

'Bener, kayanya blasteran deh.'

"L-Lu jadi cewek jangan sok kecantikan deh" ucap Regina

"Hah? Sok kecantikan kaya gimana maksud lo sih? Lu ga liat gue lagi makan, sendiri pula. Jadi sok kecantikannya yang kaya gimana?Emang lu liat, gue makan sambil dandan? Lu liat, gua makan sambil goyang dua jari?" Regina terdiam

"Heran gue ma otak anak jaman sekarang, seneng banget labrak-labrak orang yang ga tau apa-apa. Bahkan kita kenal aja nggak, pernah papasan juga ga, sekelas apalagi?" lanjut Aca

"Jangan banyak bacot lo, gue ga suka ya liat lo yang jalan kaya princess."

"Ooohh... jadi lu ngerasa tersaingi ma gue, padahal gue jalan aja normal loh. Ga jalan sambil kayang atau jalan sambil buka baju gue. Ya tapi kao lo bilang gue kaya princess sih, makasih ya." jawab Aca

'Ni bocah ga tau aja kalo gue lebih tua dari kalian, pasti ada laki yang dia suka nih. Makanya kaya cacing kepanasan, ga jelas.' lanjut Aca dalam hati

"Jadi gimana nih? Mau lanjut baku hantam, kaya cewe-cewe yang ada di sinetron? Apa cuma adu mulut doang? Gue lagi makan nih, sampe ga mood lagi. Cuma gara-gara omongan lo yang unfaedah gini, liat... mi gue jadi ngembang kan, emang lu mau ngabisin nya? Kalo gua udah ga ada nafsu, buat lanjut makan." tanya Aca, namun Regina hanya diam saja.

"Gimana? Mau baku hantam? Ayo ke lapangan, gue ga suka masalah berlarut-larut. Apalagi gue ga tau masalahnya dimana ini? Tiba-tiba lu datang, gebrak meja." tanya Aca lagi, karena gemas Regina yang diam saja

BRAK

Regina pun terkejut, begitu juga dengan dua temannya di belakang. Bukan hanya mereka, para murid lain juga ikut terkejut. Termasuk yang kata mang Dimar, mos santet. wkwkwk

"JAWAB KALO ORANG NANYA, BUKAN DIEM AJA KAYA ORANG BISU LO!!" bentak Aca, efek masih lapar tapi makanannya sudah tidak ingin dia lanjutkan untuk menghabiskannya.

Bukannya menjawab, Regina malah pergi melengos meninggalkan Aca yang masih kesal.

"Ck.. jadi ga nafsu gue, buat ngabisin nya." Aca merasa kesal, ia pun membawa dua mangkuk itu pada mang Dimar

"Ini mang, maaf ya mi nya ga Aca habisin." ucap Aca

"Tapi abisin dulu atuh neng es lemonnya, biar adem hati ma pikirannya." tanpa di perintah dua kali, ia Aca pun menurut

"Jadi berapa mang?" tanya Aca, setelah ia menghabiskan minumannya.

"27rebu aja neng" Aca memberikan uang 30 pada mang Dimar

"Kembalinya ambil aja mang, makasih ya." ucap Aca

"Siap, makasih ya neng." Aca mengangguk dan pergi meninggalkan kantin

Sedangkan di kantin, mulai terdengar bisikan-bisikan ghoib.

"Gila sih tuh anak baru, berani banget lawan si Regina." ucap Angga

"Lah, si Dewa aja di bikin K.O. Apalagi cuma lawan cewek manja, kaya Regina." balas Mario

"Nggak usah bahas gue, bisa? Lu cuma mengingatkan, hal yang menyakiti harga diri gue." ucap Dewa kesal, Angga dan Mario pun terkekeh. Sedangkan Raka hanya diam, anteng dengan gadget nya.

.

.

Masih ada waktu 30 menit, Aca memilih melipir ke taman yang sepi. Gedek banget dia, di labrak sama bocah SMA. Ya bukan salah tu cewek juga sih, orang sekarang di juga jadi murid SMA.

"Baru hari pertama sekolah, udah ada aja yang bikin kesel. Lama-lama gue bom juga nih sekolah" gumam Aca seraya menghembuskan nafasnya, berharap kekesalannya berkurang. Dia pun memilih untuk duduk di bawah pohon rindang yang cukup besar, menyandarkan punggungnya di sana.

Angin yang berhembus, membuat Aca terlena. Hampir saja ia tertidur, seandainya ponsel miliknya tidak berbunyi.

"Kak Putra? Tumben banget telepon" ia pun menerima panggilan tersebut

"Ya kak?"

'Aca, kata Dwi kamu kembali masuk SMA?'

"Iya, habisnya aku bosan kak. Masa di rumah sendirian, kak Dwi kan kerja."

'Kenapa kamu tidak bekerja di perusahaan cabang? Kan bisa membantu kak Alex'

"Malas ahh, nanti Aca di kasih kerjaan menumpuk. Mending balik jadi murid SMA, pelajarannya juga udah Aca kuasai semua."

'Kamu memalsukan identitas?'

"Tidak, hanya memuda kan usia. hahaha"

'Ck, kamu ini. Tapi di sana tidak ada yang macam-macam denganmu kan?'

"Ga ada, mang siapa yang berani? Kak Dwi kan sudah mengajari Aca bela diri, ada yang macam-macam. Ya Aca babat habis dia, berani-beraninya cari gara-gara sama keturunan Mahendra."

'Tapi kamu menyembunyikan identitasmu kan?'

"Iya, kenapa emang kak?"

'Hanya waspada saja'

"Bukannya orang yang menculik Aca, sudah di beri hukuman mati. Kenapa masih cemas?"

'Dia memang sudah di tembak mati, tapi kita kan tidak tau ada siapa di belakangnya.'

"ok ok.. bel bunyi, Aca balik kelas ya kak."

'Ok, kalo ada apa-apa jangan diam saja. Cerita pada kak Dwi atau kakak'

"Iya kakakku sayang, ya udah ya. Bye" Aca menyudahi panggilan tersebut dan bangun dari duduknya, ia pun berlari ke kelas karena takut terlambat.

Tanpa Aca sadari, ternyata di sisi lain pohon tersebut. Ada yang mendengar pembicaraannya, orang itu bertanya-tanya siapa gadis itu? Mahendra? Sepertinya pernah mendengar nama itu, tapi dimana?

Tak mau ambil pusing, orang itu pun bangun dan kembali ke ruang guru.

...****************...

Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓

...Happy Reading all💓💓💓...

Terpopuler

Comments

Land19

Land19

duh, moga Bae yg ngederin besok²nya lupa ya
biar ga ada masalah jaman dulu ttg ortu nya

2025-01-27

1

Aries suratman Suratman

Aries suratman Suratman

Yang menguping pembicaraan Aca dengan kakaknya pasti Raka ya Thor?

2025-01-27

1

Siti chotijah

Siti chotijah

kereeen ceritanya ada komedinya 😂

2025-01-13

2

lihat semua
Episodes
1 HETEROCHROMIA
2 Mulai Bekerja
3 Aksi
4 si Bawel Putra
5 Tawaran
6 Kekesalan Aca
7 Pengunduran Diri
8 Ayu
9 Insiden di Mall
10 Insiden di Mall 2
11 Part 11
12 Menyembunyikan Keberadaan
13 Penyesalan Hans
14 Amarah Evan
15 Tawaran Lagi
16 Penolakan
17 Gibah
18 Pertemuan Rinjani dan Hans
19 Senja
20 Ajakan makan malam
21 Tangisan Aca
22 Depresot Gegara Putus?????
23 Pertemuan di Duga dan tak Terduga
24 Ke rumah Calon Mantu
25 cuek
26 Menggagalkan
27 Ke rumah Senja
28 Kebenaran tentang Nora
29 Akhir Nora dan Santi
30 Menolong Evan
31 Usaha Evan
32 Ajakan Berpartisipasi
33 Judulin Sendiri
34 Memiliki Perasaan yang Sama
35 Dwi dan Evan
36 Pembicaraan dua Pria
37 Naren dan Aca
38 Sebuah Pernyataan
39 Akhirnyaaaaaa
40 Anak Kandung Rasa Anak Pungut
41 Aduan Ayu (Revisi)
42 Kak Putra akan ke Indonesia? (Revisi)
43 Menemukan Anak Dan Bayi (Revisi)
44 Dwi Tertembak (Revisi)
45 Kemarahan Aca (Revisi)
46 Amarah Aca 2 (Revisi)
47 Amarah Aca 3 (Revisi)
48 Akhir dari keluarga Puja dan Retno (Revisi)
49 Dwi Sudah Siuman (Revisi)
50 Penampilan Aca dan Pernyataan (Revisi)
51 Bertemu Putra (Revisi)
52 Pengakuan Dwi dan Meminta Restu (Revisi)
53 Restu Putra (Revisi)
54 Gadis tak Dikenal (Revisi)
55 Part 55 (Revisi)
56 Sahabat Masa Kecil (Revisi)
57 Kekasih Masa Kecil Putra (Revisi)
58 Melamar (Revisi)
59 Kehancuran Orang-orang Serakah (Revisi)
60 Perseteruan dan Jemput Paksa (Revisi)
61 Kondisi Ami (Revisi)
62 Part 62 (Revisi)
63 Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
64 Masih Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
65 Fokus Aca (Revisi)
66 Hutang Budi (Revisi)
67 Keributan di lobby (Revisi)
68 Rencana Sofia dan Niat Baik Evan (Revisi)
69 Calon Perusak (Revisi)
70 Kejujuran Dwi (Revisi)
71 Melamar dan Meminta Restu (Revisi)
72 Pernikahan Putra dan Benaya (Revisi)
73 Mencari Tau (Revisi)
74 Evan Kecelakaan (Revisi)
75 Ada Alasan di Balik Pertemuan (Revisi)
76 Tertangkapnya Sofia (Revisi)
77 Haris (Revisi)
78 Part 78 (Revisi)
79 Dwi vs Victor (Revisi)
80 Evan Sadar (Revisi)
81 Obrolan Unfaedah dan Calon...
82 Pingitan
83 Hampir Saja
84 Dalang
85 Part 85
86 Penawaran
87 Dewasa Sebelum Waktunya
88 Hari Pernikahan
89 Part 89
90 Part 90
91 Salah Sasaran
92 Melamar Dadakan
93 Risma Mode Senggol Bacok
94 Risma Dalam Bahaya
95 Part 95
96 Pernyataan Cinta
97 Hukuman untuk Siena
98 Aca Dilawan
99 Aca Ngamuk
100 Perdebatan
101 Kalah Telak
102 Dwi Hamil
103 Memancing Amarah Aca
104 Vera dan Venita
105 Dipecat
106 Ngidam Pertama
107 Ken dan Senja
108 MOMMY
109 Insiden di Toko Perhiasan
110 Dwi yang Mencurigakan
111 Bandelnya Dwi
112 Tak Ada yang Tau Masa Lalu Seseorang
113 Malik
114 Part 114
115 Utami
116 Insiden
117 Operasi
118 Hadiah
119 Risma dan Restu
120 Part 120
121 Khodam Rawit Level 100
122 Nurmala Turun Tangan
123 Cerita Nurma
124 Rencana Lamaran dan Pernikahan
125 Mark
126 Bayu yang Malang
127 Bayu yang Malang
128 Tertangkapnya Bayu
129 Pengumuman Hiatus dan Alasannya
130 Keterkejutan Damian
131 Permintaan Maaf Mark
132 Anak Kandung serasa Anak Pungut
133 Di Hadang
134 Kritis
135 Tiga Kondisi Berbeda
136 Lamaran di Terima dan Firasat
137 Operasi
138 OTeWe WAR
139 WAR 1
140 WAR 2 ( one on one)
141 Bewara
142 Rasa Iri
143 Bangunnya Lin
144 Kekesalan Aca
145 Aca Hamil
146 Kabar Bahagia Keluarga Abimana
147 Detik-detik Kelahiran Pewaris Parvis
148 Lahirnya Pewaris the White Lion
149 Menciptakan Saingan
150 Tak Sesuai Ekspetasi
151 Firasat
152 Insiden Penusukan
153 Kondisi Restu
154 Bu Nur... Bu Nur...
155 Dion Permana
156 Kematian Dion
157 Siuman
158 Fakta Mengejutkan untuk Tika
159 Balasan untuk Tika
160 Masa Lalu Ayu
161 Pengakuan Lagi
162 Memberitahu Ayah
163 Mertua dan Menantu yang Sefrekuensi
164 Kepanikan Suseno
165 Awal Pembalasan untuk Suseno
166 Selamat Tinggal Ayu
167 Ibu atau Anak?
168 TIDAK MUNGKIN!!!
169 Kembalinya Aca and HAPPY ENDING
170 Sudah Pecah Telur
Episodes

Updated 170 Episodes

1
HETEROCHROMIA
2
Mulai Bekerja
3
Aksi
4
si Bawel Putra
5
Tawaran
6
Kekesalan Aca
7
Pengunduran Diri
8
Ayu
9
Insiden di Mall
10
Insiden di Mall 2
11
Part 11
12
Menyembunyikan Keberadaan
13
Penyesalan Hans
14
Amarah Evan
15
Tawaran Lagi
16
Penolakan
17
Gibah
18
Pertemuan Rinjani dan Hans
19
Senja
20
Ajakan makan malam
21
Tangisan Aca
22
Depresot Gegara Putus?????
23
Pertemuan di Duga dan tak Terduga
24
Ke rumah Calon Mantu
25
cuek
26
Menggagalkan
27
Ke rumah Senja
28
Kebenaran tentang Nora
29
Akhir Nora dan Santi
30
Menolong Evan
31
Usaha Evan
32
Ajakan Berpartisipasi
33
Judulin Sendiri
34
Memiliki Perasaan yang Sama
35
Dwi dan Evan
36
Pembicaraan dua Pria
37
Naren dan Aca
38
Sebuah Pernyataan
39
Akhirnyaaaaaa
40
Anak Kandung Rasa Anak Pungut
41
Aduan Ayu (Revisi)
42
Kak Putra akan ke Indonesia? (Revisi)
43
Menemukan Anak Dan Bayi (Revisi)
44
Dwi Tertembak (Revisi)
45
Kemarahan Aca (Revisi)
46
Amarah Aca 2 (Revisi)
47
Amarah Aca 3 (Revisi)
48
Akhir dari keluarga Puja dan Retno (Revisi)
49
Dwi Sudah Siuman (Revisi)
50
Penampilan Aca dan Pernyataan (Revisi)
51
Bertemu Putra (Revisi)
52
Pengakuan Dwi dan Meminta Restu (Revisi)
53
Restu Putra (Revisi)
54
Gadis tak Dikenal (Revisi)
55
Part 55 (Revisi)
56
Sahabat Masa Kecil (Revisi)
57
Kekasih Masa Kecil Putra (Revisi)
58
Melamar (Revisi)
59
Kehancuran Orang-orang Serakah (Revisi)
60
Perseteruan dan Jemput Paksa (Revisi)
61
Kondisi Ami (Revisi)
62
Part 62 (Revisi)
63
Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
64
Masih Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
65
Fokus Aca (Revisi)
66
Hutang Budi (Revisi)
67
Keributan di lobby (Revisi)
68
Rencana Sofia dan Niat Baik Evan (Revisi)
69
Calon Perusak (Revisi)
70
Kejujuran Dwi (Revisi)
71
Melamar dan Meminta Restu (Revisi)
72
Pernikahan Putra dan Benaya (Revisi)
73
Mencari Tau (Revisi)
74
Evan Kecelakaan (Revisi)
75
Ada Alasan di Balik Pertemuan (Revisi)
76
Tertangkapnya Sofia (Revisi)
77
Haris (Revisi)
78
Part 78 (Revisi)
79
Dwi vs Victor (Revisi)
80
Evan Sadar (Revisi)
81
Obrolan Unfaedah dan Calon...
82
Pingitan
83
Hampir Saja
84
Dalang
85
Part 85
86
Penawaran
87
Dewasa Sebelum Waktunya
88
Hari Pernikahan
89
Part 89
90
Part 90
91
Salah Sasaran
92
Melamar Dadakan
93
Risma Mode Senggol Bacok
94
Risma Dalam Bahaya
95
Part 95
96
Pernyataan Cinta
97
Hukuman untuk Siena
98
Aca Dilawan
99
Aca Ngamuk
100
Perdebatan
101
Kalah Telak
102
Dwi Hamil
103
Memancing Amarah Aca
104
Vera dan Venita
105
Dipecat
106
Ngidam Pertama
107
Ken dan Senja
108
MOMMY
109
Insiden di Toko Perhiasan
110
Dwi yang Mencurigakan
111
Bandelnya Dwi
112
Tak Ada yang Tau Masa Lalu Seseorang
113
Malik
114
Part 114
115
Utami
116
Insiden
117
Operasi
118
Hadiah
119
Risma dan Restu
120
Part 120
121
Khodam Rawit Level 100
122
Nurmala Turun Tangan
123
Cerita Nurma
124
Rencana Lamaran dan Pernikahan
125
Mark
126
Bayu yang Malang
127
Bayu yang Malang
128
Tertangkapnya Bayu
129
Pengumuman Hiatus dan Alasannya
130
Keterkejutan Damian
131
Permintaan Maaf Mark
132
Anak Kandung serasa Anak Pungut
133
Di Hadang
134
Kritis
135
Tiga Kondisi Berbeda
136
Lamaran di Terima dan Firasat
137
Operasi
138
OTeWe WAR
139
WAR 1
140
WAR 2 ( one on one)
141
Bewara
142
Rasa Iri
143
Bangunnya Lin
144
Kekesalan Aca
145
Aca Hamil
146
Kabar Bahagia Keluarga Abimana
147
Detik-detik Kelahiran Pewaris Parvis
148
Lahirnya Pewaris the White Lion
149
Menciptakan Saingan
150
Tak Sesuai Ekspetasi
151
Firasat
152
Insiden Penusukan
153
Kondisi Restu
154
Bu Nur... Bu Nur...
155
Dion Permana
156
Kematian Dion
157
Siuman
158
Fakta Mengejutkan untuk Tika
159
Balasan untuk Tika
160
Masa Lalu Ayu
161
Pengakuan Lagi
162
Memberitahu Ayah
163
Mertua dan Menantu yang Sefrekuensi
164
Kepanikan Suseno
165
Awal Pembalasan untuk Suseno
166
Selamat Tinggal Ayu
167
Ibu atau Anak?
168
TIDAK MUNGKIN!!!
169
Kembalinya Aca and HAPPY ENDING
170
Sudah Pecah Telur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!