Tawaran

Alarm di ponsel Dwi berbunyi, waktu menunjukkan pukul 09.55.

"Aku harus menemui pak Evan, ada apa sebenarnya manusia satu itu memanggilku? Perasaan aku sudah dengan sengaja, agar tidak bersinggungan sama sekali dengannya." Dwi pun menyudahi pekerjannya dan segera keluar dari ruangan kerjanya. Sebelum ia benar-benar keluar, kembali ia mendengar suara rak paling belakang bergeser. Namun seperti biasa, ia tak memperdulikannya.

Setelah yakin pintunya terkunci, Dwi segera melangkahkan kakinya menuju ruangan CEO perusahaan tersebut.

"Mbak Dwi, udah tunggu di dalam." ucap Amelia, Dwi mengangguk

Amelia mengetuk pintu sebelum masuk ke ruangan Evan, mereka masuk setelah terdengar Evan mengijinkan masuk. Begitu masuk, Dwi bisa melihat Evan yang sibuk dengan pekerjaannya, serta kacamata yang bertengger di hidungnya. Dwi melihat ke sekeliling, ruangannya masih lebih besar milik kakaknya di Brasil.

"Tuan, mbak Dwi sudah datang." ucap Amelia, Evan mengangguk

"Pergilah" ucapnya , tanpa menatap Amelia

'Arrogant' ucap Dwi dalam hati, namun wajahnya tak mengeluarkan eskpresi apapun.

"Duduklah"

"Tidak perlu, katakan saja tuan." jawab Dwi, dengan suara tenang. Tak ada getaran gugup sama sekali, Evan mengernyitkan dahinya.

"Aku menyukai kinerjamu, semua rapih dan tertata. Seolah kamu, sudah terbiasa mengurus hal seperti ini. Lucas sudah mengecek bagian arsip, bahkan mudah baginya untuk mencari yang di butuhkan. Karena kamu sudah merapihkan susunan, di setiap arsip." Tak mendengar jawaban Dwi, Evan pun menaruh pulpen yang ia pegang. Ia melepas kacamata dan menoleh pada Dwi, tatapan Dwi lurus padanya.

"Aku menawarkan mu untuk menjadi sekertaris ku, karena Lucas membutuhkan Amelia untuk membantu pekerjaannya." ucap Evan, Dwi terdiam beberapa detik

"Maaf, saya tidak berminat." jawabnya, tentu saja mengejutkan Evan.

Karena banyak yang berlomba-lomba untuk bisa bekerja di dekatnya, bahkan tiap kali ia berpapasan dengan karyawan perempuan. Mereka selalu berusaha mencari perhatiannya, entah bagaimana pun caranya.

"Kenapa?" tanya Evan penasaran, ia pun berdiri. Evan keluar dari mejanya dan menghadap Dwi, dengan menyandarkan tubuhnya pada meja. Kedua tangannya, ia masukkan ke dalam saku celana.

Bila perempuan lain, pasti akan tergila-gila melihat pose Evan kali ini. Tapi tidak dengan Dwi, ia masih berdiri tegak menatap Evan.

"Karena saya lebih menyukai pekerjaan saya saat ini." jawab Dwi

"Jadi kamu menolak?"

"Ya" jawab Dwi, matanya terus menatap lurus pada Evan. Evan mengagumi hal tersebut, karena tak ada rasa takut, segan ataupun canggung sama sekali.

"Kalau kamu menolak, sebaiknya kamu membuat surat pengunduran diri. Jadi, bagaimana?" gertak Evan, Dwi menghembuskan nafasnya kasar

"Kalau begitu, saya memilih untuk mengundurkan diri" jawab Dwi enteng, Evan cukup terkejut mendengar jawaban Dwi yang tegas tersebut.

Padahal banyak yang ingin masuk ke perusahaan miliknya, tapi wanita ini malah memilih keluar dari pada menjadi sekertaris nya.

"Kontrak kerjamu masih kurang dari 5 bulan, kamu yakin? Kamu tidak akan mendapatkan pesangon atau apapun. Bahkan mungkin gaji minggu ini, tidak akan turun."

"Tidak apa-apa, lagi pula saya masih training di sini." jawab Dwi

'Uangku masih banyak, bahkan semenjak pindah ke sini aku bingung bagaimana cara mengurangi isi rekening.' lanjut Dwi dalam hati, sombongnya kamu Dwi.

Evan tersenyum tipis, saking tipisnya Dwi tak melihat hal tersebut.

'Gadis yang menarik, bahkan ia sangat berani menatap lawan bicara. Tak peduli lawan bicaranya, adalah atasan tempatnya bekerja.' ucap Evan dalam hati

"Kalau begitu, buat lah surat pengunduran dirimu." ucap Evan, masih mencoba menggertak Dwi

"Baik, kalau tidak ada yang mau di bicarakan lagi. Saya pamit tuan" Dwi menganggukkan kepalanya, Evan bengong mendengar jawaban Dwi

Ia tersadar, saat mendengar suara pintu tertutup. Begitu Dwi keluar dari ruangannya, ia merasa ada yang kosong. Apa yang menarik dari wanita yang bernama Dwi? Penampilannya saja jauh dari kriterianya, walau memang Dwi mungkin memiliki tubuh yang proporsional. Tinggi Dwi yang di ata 170 cm, tegap, rambut panjang yang selalu di ikat separo dan jangan lupakan kacamata tebalnya. Ada apa sebenarnya dengan Dwi? Punya apa dia, yang bisa membuat seorang Evan penasaran?

Bahkan kini, ruangan Evan tercium wangi yang keluar dari tubuh Dwi. Entah itu wangi shampo atau minyak wanginya, wanginya terasa manis dan lembut.

'Baru saja kak Putra memintaku untuk bekerja, di perusahaan cabang yang ada di sini. Apa ini sudah jalannya? Baiklah kalau begitu, mungkin ini bukan rejekiku.' ucap Dwi dalam hati, di jalan ia berpapasan dengan Lucas. Dwi hanya menundukkan kepalanya sedikit dan melanjutkan langkahnya.

Sesampainya di ruangan kerja, Dwi membuat surat pengunduran diri. Terdengar jelas di telinganya, ada sosok yang membaca.

'Su rat Re sign.. hah? mengundurkan diri? kenapa? Padahal aku sudah suka ada yang menemaniku, meski kamu tak melihatku. Pasti karena perbuatan pria angkuh itu, lama-lama perusahaan bisa bangkrut karena banyak karyawan yang tidak betah dengan sikapnya.' ucap sosok itu

Dwi tak memperdulikannya, ia terus saja mengetik. Setelah selesai, ia me ngeprint surat tersebut. Lalu ia lipat dan di masukkan ke dalam amplop berwarna putih. Dwi menyelesaikan pekerjannya terlebih dahulu, sengaja ia melewatkan jam makan siang. Sampai semua selesai di jam 2 siang, Dwi pun membereskan semua barang yang ada.

Setela dirasa sudah rapi dan selesai semua, Dwi mengambil tas dan ponselnya. Tak lupa dengan surat yang tadi ia buat, dengan perasaan sayang karena harus keluar dari gue miliknya yang baru. Kini ia harus kembali, ke dunia ramai manusia. Dwi keluar, setelah pintu terkunci. Ia pun melangkahkan kakinya, menuju ruangan Evan.

"Mbak Amel"

"Eh iya mbak Dwi, ada yang bisa aku bantu?" tanya Amelia, Dwi bisa merasakan bila wanita di depannya ini baik. Hanya saja pakaiannya kurang enak di lihat, menurutnya. Tapi mungkin, itu sudah menjadi standard perusahaan.

"Pak Evannya ada?" tanya Dwi

"Ada mbak, di dalam juga ada ibu dan adiknya. Sama seorang wanita juga" jawab Amelia, Dwi terdiam

"Kalau gitu, saya titip su..." ucapan Dwi terpotong, karena suara dering telepon di meja Amelia

"Sebentar ya mbak, saya angkat teleponnya dulu." Dwi mengangguk

'Suruh dia masuk' ucap Evan, lalu langsung mengakhiri panggilannya

"Maaf mbak, mbak diminta masuk sama pak Evan." ucap Amelia tidak enak

'Emang di sini ada CCTV?' bisik Dwi, Amelia hanya menjawabnya dengan anggukan

"Baiklah, makasih ya mba Amel" Amel kembali mengangguk dan tersenyum, Dwi mengetuk pintu sebelum masuk.

Ia pun masuk, setelah mendengar suara Evan.

"Selamat siang tuan, saya datang hanya untuk menyerahkan surat pengunduran diri saya." ucap Dwi to the point, ia melangkahkan kakinya dan menaruh amplop putih di atas meja. Lalu ia mengangguk dan berbalik, hendak keluar dari ruangan tersebut tanpa melihat kanan kiri.

Apalagi tadi Amel bilang, bila ada ibu dan adiknya Evan. Ia tak mau mengganggu kumpul keluarga tersebut, namun saat ia hendak melangkah.

"Loh.. kamu kan yang menolong kami kemarin"

...****************...

Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓

...Happy Reading all💓💓💓...

Terpopuler

Comments

Helen Nirawan

Helen Nirawan

bos sarap , org gk mau kok.maksa , malah disuruh mengundurkan diri dr kerja , gaje lu 😓😓

2025-02-11

2

Eskael Evol

Eskael Evol

udah ku duga yg ditolong itu ibu Evan, good job, keren ceritanya❤👍

2025-02-04

2

Arianti69

Arianti69

Asekkk ada mama nya Evan... makin seru /Drool//Casual/

2025-02-24

2

lihat semua
Episodes
1 HETEROCHROMIA
2 Mulai Bekerja
3 Aksi
4 si Bawel Putra
5 Tawaran
6 Kekesalan Aca
7 Pengunduran Diri
8 Ayu
9 Insiden di Mall
10 Insiden di Mall 2
11 Part 11
12 Menyembunyikan Keberadaan
13 Penyesalan Hans
14 Amarah Evan
15 Tawaran Lagi
16 Penolakan
17 Gibah
18 Pertemuan Rinjani dan Hans
19 Senja
20 Ajakan makan malam
21 Tangisan Aca
22 Depresot Gegara Putus?????
23 Pertemuan di Duga dan tak Terduga
24 Ke rumah Calon Mantu
25 cuek
26 Menggagalkan
27 Ke rumah Senja
28 Kebenaran tentang Nora
29 Akhir Nora dan Santi
30 Menolong Evan
31 Usaha Evan
32 Ajakan Berpartisipasi
33 Judulin Sendiri
34 Memiliki Perasaan yang Sama
35 Dwi dan Evan
36 Pembicaraan dua Pria
37 Naren dan Aca
38 Sebuah Pernyataan
39 Akhirnyaaaaaa
40 Anak Kandung Rasa Anak Pungut
41 Aduan Ayu (Revisi)
42 Kak Putra akan ke Indonesia? (Revisi)
43 Menemukan Anak Dan Bayi (Revisi)
44 Dwi Tertembak (Revisi)
45 Kemarahan Aca (Revisi)
46 Amarah Aca 2 (Revisi)
47 Amarah Aca 3 (Revisi)
48 Akhir dari keluarga Puja dan Retno (Revisi)
49 Dwi Sudah Siuman (Revisi)
50 Penampilan Aca dan Pernyataan (Revisi)
51 Bertemu Putra (Revisi)
52 Pengakuan Dwi dan Meminta Restu (Revisi)
53 Restu Putra (Revisi)
54 Gadis tak Dikenal (Revisi)
55 Part 55 (Revisi)
56 Sahabat Masa Kecil (Revisi)
57 Kekasih Masa Kecil Putra (Revisi)
58 Melamar (Revisi)
59 Kehancuran Orang-orang Serakah (Revisi)
60 Perseteruan dan Jemput Paksa (Revisi)
61 Kondisi Ami (Revisi)
62 Part 62 (Revisi)
63 Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
64 Masih Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
65 Fokus Aca (Revisi)
66 Hutang Budi (Revisi)
67 Keributan di lobby (Revisi)
68 Rencana Sofia dan Niat Baik Evan (Revisi)
69 Calon Perusak (Revisi)
70 Kejujuran Dwi (Revisi)
71 Melamar dan Meminta Restu (Revisi)
72 Pernikahan Putra dan Benaya (Revisi)
73 Mencari Tau (Revisi)
74 Evan Kecelakaan (Revisi)
75 Ada Alasan di Balik Pertemuan (Revisi)
76 Tertangkapnya Sofia (Revisi)
77 Haris (Revisi)
78 Part 78 (Revisi)
79 Dwi vs Victor (Revisi)
80 Evan Sadar (Revisi)
81 Obrolan Unfaedah dan Calon...
82 Pingitan
83 Hampir Saja
84 Dalang
85 Part 85
86 Penawaran
87 Dewasa Sebelum Waktunya
88 Hari Pernikahan
89 Part 89
90 Part 90
91 Salah Sasaran
92 Melamar Dadakan
93 Risma Mode Senggol Bacok
94 Risma Dalam Bahaya
95 Part 95
96 Pernyataan Cinta
97 Hukuman untuk Siena
98 Aca Dilawan
99 Aca Ngamuk
100 Perdebatan
101 Kalah Telak
102 Dwi Hamil
103 Memancing Amarah Aca
104 Vera dan Venita
105 Dipecat
106 Ngidam Pertama
107 Ken dan Senja
108 MOMMY
109 Insiden di Toko Perhiasan
110 Dwi yang Mencurigakan
111 Bandelnya Dwi
112 Tak Ada yang Tau Masa Lalu Seseorang
113 Malik
114 Part 114
115 Utami
116 Insiden
117 Operasi
118 Hadiah
119 Risma dan Restu
120 Part 120
121 Khodam Rawit Level 100
122 Nurmala Turun Tangan
123 Cerita Nurma
124 Rencana Lamaran dan Pernikahan
125 Mark
126 Bayu yang Malang
127 Bayu yang Malang
128 Tertangkapnya Bayu
129 Pengumuman Hiatus dan Alasannya
130 Keterkejutan Damian
131 Permintaan Maaf Mark
132 Anak Kandung serasa Anak Pungut
133 Di Hadang
134 Kritis
135 Tiga Kondisi Berbeda
136 Lamaran di Terima dan Firasat
137 Operasi
138 OTeWe WAR
139 WAR 1
140 WAR 2 ( one on one)
141 Bewara
142 Rasa Iri
143 Bangunnya Lin
144 Kekesalan Aca
145 Aca Hamil
146 Kabar Bahagia Keluarga Abimana
147 Detik-detik Kelahiran Pewaris Parvis
148 Lahirnya Pewaris the White Lion
149 Menciptakan Saingan
150 Tak Sesuai Ekspetasi
151 Firasat
152 Insiden Penusukan
153 Kondisi Restu
154 Bu Nur... Bu Nur...
155 Dion Permana
156 Kematian Dion
157 Siuman
158 Fakta Mengejutkan untuk Tika
159 Balasan untuk Tika
160 Masa Lalu Ayu
161 Pengakuan Lagi
162 Memberitahu Ayah
163 Mertua dan Menantu yang Sefrekuensi
164 Kepanikan Suseno
165 Awal Pembalasan untuk Suseno
166 Selamat Tinggal Ayu
167 Ibu atau Anak?
168 TIDAK MUNGKIN!!!
169 Kembalinya Aca and HAPPY ENDING
170 Sudah Pecah Telur
Episodes

Updated 170 Episodes

1
HETEROCHROMIA
2
Mulai Bekerja
3
Aksi
4
si Bawel Putra
5
Tawaran
6
Kekesalan Aca
7
Pengunduran Diri
8
Ayu
9
Insiden di Mall
10
Insiden di Mall 2
11
Part 11
12
Menyembunyikan Keberadaan
13
Penyesalan Hans
14
Amarah Evan
15
Tawaran Lagi
16
Penolakan
17
Gibah
18
Pertemuan Rinjani dan Hans
19
Senja
20
Ajakan makan malam
21
Tangisan Aca
22
Depresot Gegara Putus?????
23
Pertemuan di Duga dan tak Terduga
24
Ke rumah Calon Mantu
25
cuek
26
Menggagalkan
27
Ke rumah Senja
28
Kebenaran tentang Nora
29
Akhir Nora dan Santi
30
Menolong Evan
31
Usaha Evan
32
Ajakan Berpartisipasi
33
Judulin Sendiri
34
Memiliki Perasaan yang Sama
35
Dwi dan Evan
36
Pembicaraan dua Pria
37
Naren dan Aca
38
Sebuah Pernyataan
39
Akhirnyaaaaaa
40
Anak Kandung Rasa Anak Pungut
41
Aduan Ayu (Revisi)
42
Kak Putra akan ke Indonesia? (Revisi)
43
Menemukan Anak Dan Bayi (Revisi)
44
Dwi Tertembak (Revisi)
45
Kemarahan Aca (Revisi)
46
Amarah Aca 2 (Revisi)
47
Amarah Aca 3 (Revisi)
48
Akhir dari keluarga Puja dan Retno (Revisi)
49
Dwi Sudah Siuman (Revisi)
50
Penampilan Aca dan Pernyataan (Revisi)
51
Bertemu Putra (Revisi)
52
Pengakuan Dwi dan Meminta Restu (Revisi)
53
Restu Putra (Revisi)
54
Gadis tak Dikenal (Revisi)
55
Part 55 (Revisi)
56
Sahabat Masa Kecil (Revisi)
57
Kekasih Masa Kecil Putra (Revisi)
58
Melamar (Revisi)
59
Kehancuran Orang-orang Serakah (Revisi)
60
Perseteruan dan Jemput Paksa (Revisi)
61
Kondisi Ami (Revisi)
62
Part 62 (Revisi)
63
Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
64
Masih Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
65
Fokus Aca (Revisi)
66
Hutang Budi (Revisi)
67
Keributan di lobby (Revisi)
68
Rencana Sofia dan Niat Baik Evan (Revisi)
69
Calon Perusak (Revisi)
70
Kejujuran Dwi (Revisi)
71
Melamar dan Meminta Restu (Revisi)
72
Pernikahan Putra dan Benaya (Revisi)
73
Mencari Tau (Revisi)
74
Evan Kecelakaan (Revisi)
75
Ada Alasan di Balik Pertemuan (Revisi)
76
Tertangkapnya Sofia (Revisi)
77
Haris (Revisi)
78
Part 78 (Revisi)
79
Dwi vs Victor (Revisi)
80
Evan Sadar (Revisi)
81
Obrolan Unfaedah dan Calon...
82
Pingitan
83
Hampir Saja
84
Dalang
85
Part 85
86
Penawaran
87
Dewasa Sebelum Waktunya
88
Hari Pernikahan
89
Part 89
90
Part 90
91
Salah Sasaran
92
Melamar Dadakan
93
Risma Mode Senggol Bacok
94
Risma Dalam Bahaya
95
Part 95
96
Pernyataan Cinta
97
Hukuman untuk Siena
98
Aca Dilawan
99
Aca Ngamuk
100
Perdebatan
101
Kalah Telak
102
Dwi Hamil
103
Memancing Amarah Aca
104
Vera dan Venita
105
Dipecat
106
Ngidam Pertama
107
Ken dan Senja
108
MOMMY
109
Insiden di Toko Perhiasan
110
Dwi yang Mencurigakan
111
Bandelnya Dwi
112
Tak Ada yang Tau Masa Lalu Seseorang
113
Malik
114
Part 114
115
Utami
116
Insiden
117
Operasi
118
Hadiah
119
Risma dan Restu
120
Part 120
121
Khodam Rawit Level 100
122
Nurmala Turun Tangan
123
Cerita Nurma
124
Rencana Lamaran dan Pernikahan
125
Mark
126
Bayu yang Malang
127
Bayu yang Malang
128
Tertangkapnya Bayu
129
Pengumuman Hiatus dan Alasannya
130
Keterkejutan Damian
131
Permintaan Maaf Mark
132
Anak Kandung serasa Anak Pungut
133
Di Hadang
134
Kritis
135
Tiga Kondisi Berbeda
136
Lamaran di Terima dan Firasat
137
Operasi
138
OTeWe WAR
139
WAR 1
140
WAR 2 ( one on one)
141
Bewara
142
Rasa Iri
143
Bangunnya Lin
144
Kekesalan Aca
145
Aca Hamil
146
Kabar Bahagia Keluarga Abimana
147
Detik-detik Kelahiran Pewaris Parvis
148
Lahirnya Pewaris the White Lion
149
Menciptakan Saingan
150
Tak Sesuai Ekspetasi
151
Firasat
152
Insiden Penusukan
153
Kondisi Restu
154
Bu Nur... Bu Nur...
155
Dion Permana
156
Kematian Dion
157
Siuman
158
Fakta Mengejutkan untuk Tika
159
Balasan untuk Tika
160
Masa Lalu Ayu
161
Pengakuan Lagi
162
Memberitahu Ayah
163
Mertua dan Menantu yang Sefrekuensi
164
Kepanikan Suseno
165
Awal Pembalasan untuk Suseno
166
Selamat Tinggal Ayu
167
Ibu atau Anak?
168
TIDAK MUNGKIN!!!
169
Kembalinya Aca and HAPPY ENDING
170
Sudah Pecah Telur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!