Aksi

"Apa di sini ada tulisannya? Aku tidak membacanya, itu artinya aku boleh menempati tempat ini kan." jawab Aca cuek dan jutek

Dwi yang melihatnya dari jauh, hanya diam bersandar di meja penjual mi ayam. Ia melipat kedua tangannya, menunggu apa yang akan di lakukan oleh sang adik.

"Neng, maaf. Sebaiknya neng segera menghampiri adik neng, sebelum mereka melakukan sesuatu padanya." ucap penjual mi ayam

Tadi Dwi menjelaskan, bila ia ke sekolah untuk mendaftarkan sang adik ke sekolah ini. Ia juga berkenalan dengan kang mi ayam tersebut, bahkan bertukar no ponsel. Bukan apa-apa, ia tak mengenal orang satu pun di sini. Otomatis ia juga perlu mengawasi adiknya, dan lewat mamang mi ayam lah solusinya.

"Memang kenapa?" tanya Dwi

"Karena mereka terkenal kelompok paling di segani di sekolah ini, memang tampan-tampan tapi mereka cukup di takuti. Terutama pria yang sejak tadi diam di belakang, ia adalah ketuanya. Kalo orang mah bilang teh, mereka itu mos... mos santet gitu ya?" Dwi mengerutkan dahinya, setau dia santet itu ilmu hitamkan?

"Maksud mamang teh, most wanted mungkin ya?" tanya Dwi, dia dan kedua saudaranya memang sudah lancar bahasa dari negara ibunya.

"Tah eta, bener pisan." Dwi tersenyum, menahan tawa.

"Ada-ada aja mamang mah, biarin aja. Kita lihat, apa yang akan dilakukan adik saya?" ucap Dwi, ia kembali memperhatikan sang adik

"Di sini memang tidak ada tulisannya, tapi semua orang tau kalo ini tempat kami." ucap pria bernama Dewa, Aca mengangkat salah satu alisnya

"Semua orang? Tapi aku ga" ucap Aca

"Lu murid baru?" tanya Angga

"Iya, kenapa? masalah buat lo?" karena lawan bicaranya gue-lo, jadi Aca pun mengikutinya

"Waahh... jangan mentang-mentang lu cewe, kita ga berani ngapa-ngapain lu." ucap Dewa, ia memegang pergelangan tangan Aca. Namun dengan cepat Aca memutar tangannya dan kini, ia yang memegang pergelangan tangan Dewa.

"Mau apa lo? Jangan pernah berani sentuh-sentuh gue lo, mau gue patahin ini tangan?" Dewa yang merasakan genggaman tangan cewe depannya, semakin kencang. Ia menggelengkan kepalanya, karena merasa kan sakit di tangannya.

Aca melepasnya dengan kasar, sang kaka tersenyum seraya menggelengkan kepalanya.

"Gue ga suka ya, ada yang ganggu mood gue mau makan. Kita ga saling kenal dan gue berharap, kita ga perlu saling kenal." ucap Aca, ia memilih pindah tempat dan mendengus kesal.

Setelah selesai, Dwi pun berjalan mendekati sang adik.

"Kenapa?" tanyanya, seraya menaruh nampan yang berisi pesanan mereka. Dwi pun menyodorkan mangkuk mi ayam pada Aca, mencium baunya membuat mood Aca kembali baik.

"Hmmm... wangi banget, jadi ini mi ayam itu kak, kayanya enak." ucap Aca tersenyum, Dwi hanya mengangguk.

"Makanlah" Aca mengangguk, ia memilih sendok dan garpu untuk makan makanan tersebut.

Dwi menyadari bila pria yang dikatakan kang mi ayam ketua kelompok itu, sejak tadi memperhatikan adiknya. Namun ia pura-pura tidak tau, lebih memilih menikmati makanannya.

"Sialan, tenaganya besar sekali." ucap Dewa kesal, ia kesal karena kalah oleh seorang perempuan.

"Benarkah?" tanya Mario, Dewa memperlihatkan pergelangan tangan yang di cengkeram oleh Aca,

"Wanjaayy... memar ini mah, untung tangan lu kagak patah bro." ucap Angga, di setujui oleh Mario

"Ka, lu diem aja. Kagak ada niatan gitu buat bales tuh cewek?" Raka yang sedang fokus pada ponselnya, menengadah menatap Angga.

"Untuk?" tanyanya

"Tumben lo kagak gerak, biasanya lu langsung gercep bully tuh cewek. Lu suka?" jawab Mario, ia pun menebak seraya menyipitkan matanya

"Cih... bacot." ucapnya, tanpa mereka bertiga tau. Bila Raka tadi mencuri foto Aca, saat ia tersenyum.

.

.

"Mau kemana sekarang?" tanya Dwi

"Mmmm... ke mall ka, aku belum beli keperluan sekolah." Dwi mengangguk, dan mengarahkan mobilnya ke mall yang di inginkan sang adik.

Saat di perjalanan, ia melihat seorang wanita parah baya dan gadis muda, sedang di hadang oleh sekelompok preman. Dwi menghentikan mobilnya, dan menyuruh Aca diam di mobil. Meski kesal, ia tetap menurut. Sudah lama juga, ia tidak melihat kakaknya beraksi.

(Ahhh... seperti di karya-karya sebelumnya ya, yang pasti wanita pemeran utama. Tidak aku buat lemah, tentunya mereka harus jago beladiri bukan?)

"Lepaskan dia" ucap Dwi, pada sekelompok preman tersebut.

Para preman yang berjumlah 6 orang menghentikan aksinya , mereka dengan serempak berbalik dan menatap Dwi.

"Cih, ngapain cewek culun kemari. Nganter nyawa lo?" preman 1

Dwi tidak menjawab, ia memilih mengikat rambutnya. Karena pria-pria ini, tidak akan paham bila hanya di ajak berbicara.

"Maju kalian semua" ucap Dwi, dengan wajah tanpa ekspresi

"Nantangin lu, hajar" mereka pun kini berdiri mengelilingi Dwi

Salah satu pria maju, Dwi menendang langsung di area sensitifnya. Membuat preman itu menjerit kesakitan dan menundukkan tubuhnya, karena merasakan nyeri luar biasa. Dwi menggunakan tubuh preman itu, sebagai penahan tangannya. Ia pun meletakkan tangan kanan dan melakukan tendangan berputar, mengenai perut kelima preman tersebut.

Dari jauh Aca hanya diam menonton, ia menyandarkan dagunya di lengan yang ia taruh di jendela yang terbuka.

"Kakakku memang hebat" gumamnya tersenyum

Kelima preman itu mundur, dengan memegangi perutnya yang sakit. Namun mereka tidak menyerah, kembali dua preman maju menyerang Dwi. Dengan kedua kakinya yang cepat, Dwi melakukan tendangan ke leher kedua pria itu.

BUGH

BUGH

AARRGGHHT

Tiga lainnya kembali maju, Dwi memasang kuda-kuda kembali. Ia memutar kepalanya, melakukan peregangan. Saat ketiga nya maju, Dwi pun mau satu langkah dan memusatkan tenaga di kedua telapak tangannya.

BUAGH

Ia mengarahkan kedua telapak tangannya, pada dada kedua pria yang menyerang Dwi di depan. Mereka berdua, jatuh terkapar di atas tanah. Dwi kembali menggerakkan tangan, kini ia memajukan sikut dan,,,

BUGH

Sikut Dwi tepat mengenai wajah preman yang tersisa, hanya dalam hitungan menit. Mereka berenam kini terkapar tak berdaya, Dwi mendekati kedua wanita beda usia tersebut.

"Kalian tidak apa-apa?" tanya Dwi, dengan wajah yang masih sama. DATAR

"T-tidak, t-terima kasih karena sudah menyelamatkan kami." jawab gadis muda, yang kini merangkul bahu wanita yang usianya mungkin sama dengan mendiang ibunya.

"Hmm... kalau begitu aku pamit, lain kali berhati-hatilah." saat Dwi hendak melangkah, ia berhenti karena mendengar panggilan dari wanita tua tersebut.

"Nak" Dwi berbalik, tanpa mengucapkan sepatah kata pun

"Terima kasih" ucapnya dengan senyuman lembut di bibirnya, Dwi tersenyum dan mengangguk.

"Mari" ucap Dwi berpamitan, ia pun meninggalkan kedua wanita beda usia tersebut. Dan kembali masuk ke dalam mobil, Aca tersenyum lebar.

"Kakak memang hebat" ucapnya

"Kita lanjut ke mall?" Aca mengangguk semangat

.

.

Sedangkan di tempat kedua wanita yang di tinggalkan Dwi

"Wanita yang sangat baik, ibu menyukainya." gadis muda di sebelahnya tersenyum menyetujui sang ibu

"Semoga ada jodoh dengan kakakmu."

"Aamiin, ya udah yu bu. Kita pulang, takut kakak mencari." ucap sang putri

...****************...

Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓

...Happy Reading all🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Rina Kurnia

Rina Kurnia

boleh ikut dukung ya... wanitajg banyak yg pinter beladiri, salut..

2025-02-03

2

Land19

Land19

semua isi novel ga pernah gagal .
semuanya sangat menarik , seru dan nagih untuk di baca .



badas bat

2025-01-27

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

sumpah langsung ngakak pas baca *mos santet*...aelah bu.. ganteng² bau kemenyan dong kalau doyan santet.. 🤦‍♀😂😂😂

2024-12-17

1

lihat semua
Episodes
1 HETEROCHROMIA
2 Mulai Bekerja
3 Aksi
4 si Bawel Putra
5 Tawaran
6 Kekesalan Aca
7 Pengunduran Diri
8 Ayu
9 Insiden di Mall
10 Insiden di Mall 2
11 Part 11
12 Menyembunyikan Keberadaan
13 Penyesalan Hans
14 Amarah Evan
15 Tawaran Lagi
16 Penolakan
17 Gibah
18 Pertemuan Rinjani dan Hans
19 Senja
20 Ajakan makan malam
21 Tangisan Aca
22 Depresot Gegara Putus?????
23 Pertemuan di Duga dan tak Terduga
24 Ke rumah Calon Mantu
25 cuek
26 Menggagalkan
27 Ke rumah Senja
28 Kebenaran tentang Nora
29 Akhir Nora dan Santi
30 Menolong Evan
31 Usaha Evan
32 Ajakan Berpartisipasi
33 Judulin Sendiri
34 Memiliki Perasaan yang Sama
35 Dwi dan Evan
36 Pembicaraan dua Pria
37 Naren dan Aca
38 Sebuah Pernyataan
39 Akhirnyaaaaaa
40 Anak Kandung Rasa Anak Pungut
41 Aduan Ayu (Revisi)
42 Kak Putra akan ke Indonesia? (Revisi)
43 Menemukan Anak Dan Bayi (Revisi)
44 Dwi Tertembak (Revisi)
45 Kemarahan Aca (Revisi)
46 Amarah Aca 2 (Revisi)
47 Amarah Aca 3 (Revisi)
48 Akhir dari keluarga Puja dan Retno (Revisi)
49 Dwi Sudah Siuman (Revisi)
50 Penampilan Aca dan Pernyataan (Revisi)
51 Bertemu Putra (Revisi)
52 Pengakuan Dwi dan Meminta Restu (Revisi)
53 Restu Putra (Revisi)
54 Gadis tak Dikenal (Revisi)
55 Part 55 (Revisi)
56 Sahabat Masa Kecil (Revisi)
57 Kekasih Masa Kecil Putra (Revisi)
58 Melamar (Revisi)
59 Kehancuran Orang-orang Serakah (Revisi)
60 Perseteruan dan Jemput Paksa (Revisi)
61 Kondisi Ami (Revisi)
62 Part 62 (Revisi)
63 Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
64 Masih Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
65 Fokus Aca (Revisi)
66 Hutang Budi (Revisi)
67 Keributan di lobby (Revisi)
68 Rencana Sofia dan Niat Baik Evan (Revisi)
69 Calon Perusak (Revisi)
70 Kejujuran Dwi (Revisi)
71 Melamar dan Meminta Restu (Revisi)
72 Pernikahan Putra dan Benaya (Revisi)
73 Mencari Tau (Revisi)
74 Evan Kecelakaan (Revisi)
75 Ada Alasan di Balik Pertemuan (Revisi)
76 Tertangkapnya Sofia (Revisi)
77 Haris (Revisi)
78 Part 78 (Revisi)
79 Dwi vs Victor (Revisi)
80 Evan Sadar (Revisi)
81 Obrolan Unfaedah dan Calon...
82 Pingitan
83 Hampir Saja
84 Dalang
85 Part 85
86 Penawaran
87 Dewasa Sebelum Waktunya
88 Hari Pernikahan
89 Part 89
90 Part 90
91 Salah Sasaran
92 Melamar Dadakan
93 Risma Mode Senggol Bacok
94 Risma Dalam Bahaya
95 Part 95
96 Pernyataan Cinta
97 Hukuman untuk Siena
98 Aca Dilawan
99 Aca Ngamuk
100 Perdebatan
101 Kalah Telak
102 Dwi Hamil
103 Memancing Amarah Aca
104 Vera dan Venita
105 Dipecat
106 Ngidam Pertama
107 Ken dan Senja
108 MOMMY
109 Insiden di Toko Perhiasan
110 Dwi yang Mencurigakan
111 Bandelnya Dwi
112 Tak Ada yang Tau Masa Lalu Seseorang
113 Malik
114 Part 114
115 Utami
116 Insiden
117 Operasi
118 Hadiah
119 Risma dan Restu
120 Part 120
121 Khodam Rawit Level 100
122 Nurmala Turun Tangan
123 Cerita Nurma
124 Rencana Lamaran dan Pernikahan
125 Mark
126 Bayu yang Malang
127 Bayu yang Malang
128 Tertangkapnya Bayu
129 Pengumuman Hiatus dan Alasannya
130 Keterkejutan Damian
131 Permintaan Maaf Mark
132 Anak Kandung serasa Anak Pungut
133 Di Hadang
134 Kritis
135 Tiga Kondisi Berbeda
136 Lamaran di Terima dan Firasat
137 Operasi
138 OTeWe WAR
139 WAR 1
140 WAR 2 ( one on one)
141 Bewara
142 Rasa Iri
143 Bangunnya Lin
144 Kekesalan Aca
145 Aca Hamil
146 Kabar Bahagia Keluarga Abimana
147 Detik-detik Kelahiran Pewaris Parvis
148 Lahirnya Pewaris the White Lion
149 Menciptakan Saingan
150 Tak Sesuai Ekspetasi
151 Firasat
152 Insiden Penusukan
153 Kondisi Restu
154 Bu Nur... Bu Nur...
155 Dion Permana
156 Kematian Dion
157 Siuman
158 Fakta Mengejutkan untuk Tika
159 Balasan untuk Tika
160 Masa Lalu Ayu
161 Pengakuan Lagi
162 Memberitahu Ayah
163 Mertua dan Menantu yang Sefrekuensi
164 Kepanikan Suseno
165 Awal Pembalasan untuk Suseno
166 Selamat Tinggal Ayu
167 Ibu atau Anak?
168 TIDAK MUNGKIN!!!
169 Kembalinya Aca and HAPPY ENDING
170 Sudah Pecah Telur
Episodes

Updated 170 Episodes

1
HETEROCHROMIA
2
Mulai Bekerja
3
Aksi
4
si Bawel Putra
5
Tawaran
6
Kekesalan Aca
7
Pengunduran Diri
8
Ayu
9
Insiden di Mall
10
Insiden di Mall 2
11
Part 11
12
Menyembunyikan Keberadaan
13
Penyesalan Hans
14
Amarah Evan
15
Tawaran Lagi
16
Penolakan
17
Gibah
18
Pertemuan Rinjani dan Hans
19
Senja
20
Ajakan makan malam
21
Tangisan Aca
22
Depresot Gegara Putus?????
23
Pertemuan di Duga dan tak Terduga
24
Ke rumah Calon Mantu
25
cuek
26
Menggagalkan
27
Ke rumah Senja
28
Kebenaran tentang Nora
29
Akhir Nora dan Santi
30
Menolong Evan
31
Usaha Evan
32
Ajakan Berpartisipasi
33
Judulin Sendiri
34
Memiliki Perasaan yang Sama
35
Dwi dan Evan
36
Pembicaraan dua Pria
37
Naren dan Aca
38
Sebuah Pernyataan
39
Akhirnyaaaaaa
40
Anak Kandung Rasa Anak Pungut
41
Aduan Ayu (Revisi)
42
Kak Putra akan ke Indonesia? (Revisi)
43
Menemukan Anak Dan Bayi (Revisi)
44
Dwi Tertembak (Revisi)
45
Kemarahan Aca (Revisi)
46
Amarah Aca 2 (Revisi)
47
Amarah Aca 3 (Revisi)
48
Akhir dari keluarga Puja dan Retno (Revisi)
49
Dwi Sudah Siuman (Revisi)
50
Penampilan Aca dan Pernyataan (Revisi)
51
Bertemu Putra (Revisi)
52
Pengakuan Dwi dan Meminta Restu (Revisi)
53
Restu Putra (Revisi)
54
Gadis tak Dikenal (Revisi)
55
Part 55 (Revisi)
56
Sahabat Masa Kecil (Revisi)
57
Kekasih Masa Kecil Putra (Revisi)
58
Melamar (Revisi)
59
Kehancuran Orang-orang Serakah (Revisi)
60
Perseteruan dan Jemput Paksa (Revisi)
61
Kondisi Ami (Revisi)
62
Part 62 (Revisi)
63
Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
64
Masih Hukuman Aryan dan Damar (Revisi)
65
Fokus Aca (Revisi)
66
Hutang Budi (Revisi)
67
Keributan di lobby (Revisi)
68
Rencana Sofia dan Niat Baik Evan (Revisi)
69
Calon Perusak (Revisi)
70
Kejujuran Dwi (Revisi)
71
Melamar dan Meminta Restu (Revisi)
72
Pernikahan Putra dan Benaya (Revisi)
73
Mencari Tau (Revisi)
74
Evan Kecelakaan (Revisi)
75
Ada Alasan di Balik Pertemuan (Revisi)
76
Tertangkapnya Sofia (Revisi)
77
Haris (Revisi)
78
Part 78 (Revisi)
79
Dwi vs Victor (Revisi)
80
Evan Sadar (Revisi)
81
Obrolan Unfaedah dan Calon...
82
Pingitan
83
Hampir Saja
84
Dalang
85
Part 85
86
Penawaran
87
Dewasa Sebelum Waktunya
88
Hari Pernikahan
89
Part 89
90
Part 90
91
Salah Sasaran
92
Melamar Dadakan
93
Risma Mode Senggol Bacok
94
Risma Dalam Bahaya
95
Part 95
96
Pernyataan Cinta
97
Hukuman untuk Siena
98
Aca Dilawan
99
Aca Ngamuk
100
Perdebatan
101
Kalah Telak
102
Dwi Hamil
103
Memancing Amarah Aca
104
Vera dan Venita
105
Dipecat
106
Ngidam Pertama
107
Ken dan Senja
108
MOMMY
109
Insiden di Toko Perhiasan
110
Dwi yang Mencurigakan
111
Bandelnya Dwi
112
Tak Ada yang Tau Masa Lalu Seseorang
113
Malik
114
Part 114
115
Utami
116
Insiden
117
Operasi
118
Hadiah
119
Risma dan Restu
120
Part 120
121
Khodam Rawit Level 100
122
Nurmala Turun Tangan
123
Cerita Nurma
124
Rencana Lamaran dan Pernikahan
125
Mark
126
Bayu yang Malang
127
Bayu yang Malang
128
Tertangkapnya Bayu
129
Pengumuman Hiatus dan Alasannya
130
Keterkejutan Damian
131
Permintaan Maaf Mark
132
Anak Kandung serasa Anak Pungut
133
Di Hadang
134
Kritis
135
Tiga Kondisi Berbeda
136
Lamaran di Terima dan Firasat
137
Operasi
138
OTeWe WAR
139
WAR 1
140
WAR 2 ( one on one)
141
Bewara
142
Rasa Iri
143
Bangunnya Lin
144
Kekesalan Aca
145
Aca Hamil
146
Kabar Bahagia Keluarga Abimana
147
Detik-detik Kelahiran Pewaris Parvis
148
Lahirnya Pewaris the White Lion
149
Menciptakan Saingan
150
Tak Sesuai Ekspetasi
151
Firasat
152
Insiden Penusukan
153
Kondisi Restu
154
Bu Nur... Bu Nur...
155
Dion Permana
156
Kematian Dion
157
Siuman
158
Fakta Mengejutkan untuk Tika
159
Balasan untuk Tika
160
Masa Lalu Ayu
161
Pengakuan Lagi
162
Memberitahu Ayah
163
Mertua dan Menantu yang Sefrekuensi
164
Kepanikan Suseno
165
Awal Pembalasan untuk Suseno
166
Selamat Tinggal Ayu
167
Ibu atau Anak?
168
TIDAK MUNGKIN!!!
169
Kembalinya Aca and HAPPY ENDING
170
Sudah Pecah Telur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!