Mereka berbincang-bincang cukup lama, Hani juga ingin menemani Nadira malam ini dia tidak bisa membiarkan sahabat nya itu sendirian.
Namun entah mengapa Hani terbesit ingin menanyakan sesuatu kepada Nadira. Ia menanyakan apa Nadira tidak ingin mempunyai pacar karena selama ini Nadira tidak pernah pacaran.
Tidak ada jawaban yang jelas dari Nadira. Hani menatap wajah Nadira.
"Tapi kenapa menurut ku, kamu sedang lagi jatuh cinta?" tanya Hani.
"Apa maksud kamu?" Nadira mencoba mengelak dan menentang perkataan Hani.
"Ah sudahlah itu urusan kamu," ucap Hani.
Sementara Hani mempunyai laki-laki yang sangat ia sukai, namun tidak mendapatkan ijin dari kakak nya untuk berpacaran sebelum lulus kuliah.
"Nadira," panggil Hani setelah beberapa lama menit diam dan fokus dengan handphone masing-masing.
"Apa lagi sih Hani, apa kamu tidak ngantuk?" tanya Nadira dengan kesal.
"Aku mau ngomong serius sama kamu," ucap Hani.
"Akhir-akhir ini aku melihat ada yang aneh dengan kak Agam. Ia tidak pernah terlihat begitu bahagia, tenang dan juga ramah serta bersikap hangat," kata Hani.
Nadira meletakkan ponselnya ia menoleh ke arah Hani. Ia mendengar kan Hani berbicara.
Tidak ada jawaban dari Nadira, ia hanya diam sambil memikirkan hubungan nya dengan Agam nantinya bagaimana.
Hani menyadarkan Nadira dari lamunannya karena Nadira tidak menjawab nya.
"Kamu mikirin apa sih Nadira? Kamu pasti sudah ngantuk sebaik nya kita tidur," ajak Hani.
Keesokan harinya...
Mereka berdua berangkat ke kampus bersama.
"Tadi pagi kamu bangun cepat banget, kamu juga lama di kamar mandi, kamu gak apa-apa kan?" tanya Hani.
"Aku seperti nya masuk angin karena keluar malam kemarin, jadi aku tidak bisa tidur dengan nyenyak," jawab Nadira.
Hani memeriksa suhu badan Nadira. Sudah tidak terlalu panas akhirnya mereka pergi mencari sarapan.
Jam pertama sudah usai, Nadira pergi mencari tempat untuk menelepon Agam.
"Halo kak?"
"Halo sayang.. Apa kamu sudah selesai kuliah nya?" tanya Agam.
"Baru saja selesai kak," jawab Hani. Agam mendengar suara Hani masih sangat lesu ia menawarkan untuk mengantar kan Hani ke rumah sakit namun Hani tetap menolak.
"Malam ini aku mau jalan-jalan keluar, kakak bisa pulang cepat kan?" tanya Nadira.
"Tentu bisa, kamu mau kemana, tumben banget,"
Malam hari nya Agam menjemput Nadira ke rumah mereka.
"Kakak dari mana sih? Kenapa lama banget?" Nadira sangat kesal.
"Kita Janji jam delapan malam, Kakak harus ke rumah terlebih dahulu lagian ini belum jam delapan pas," ucap Agam.
Nadira cemberut, namun Agam minta maaf dan menenangkan Nadira. Mereka segera berangkat sebelum terlalu malam.
Tidak biasa nya Nadira jadi sangat manja dan juga rewel, namun kali ini dia sangat rewel Agam tidak boleh melakukan kesalahan yang tidak ia sukai.
Sesampainya di tempat tujuan Nadira memesan makanan yang ia mau, sekalian juga untuk Agam.
Dari kejauhan Agam memerhatikan Nadira sambil tersenyum.
"Aku tidak tau kalau dia menjadi sumber bahagia ku sekarang. Tidak terasa bersama nya sudah hampir empat bulan," batin Agam.
Mereka makan setelah makanan datang. "Kok makanan nya gak di habis kan? Gak enak yah?" tanya Agam.
Nadira menggeleng kan kepala nya. "Iyah kak, tumben banget makanan nya gak enak, rasanya kurang enak," jawab Nadira.
Agam merasa itu masih sama, masih sangat enak.
Nadira tidak berhenti menempel ke Agam. Agam sangat senang karena biasanya Nadira masih menjaga jarak dengan nya.
Namun ternyata ada yang mengikuti mereka dan mengambil foto mereka dari belakang.
Orang itu adalah suruhan Farah mengikuti suaminya.
Farah melihat foto Agam di peluk oleh wanita lain karena wajah Nadira tidak kelihatan.
"Sudah ku duga," Farah menunggu Agam di depan di ruang tamu.
"Dari mana saja kamu mas?" Farah bertanya ketika Agam baru sampai.
Agam melihat istrinya memasang wajah yang sangat datar.
"Kenapa kamu belum tidur?" tanya Agam.
"Jawab pertanyaan aku dulu mas, kamu dari mana?" tanya Farah.
"Aku baru dari luar," jawab Agam.
"Sama siapa?" tanya Farah.
"Sama Rio, dan juga ada yang lain," jawab Agam sedikit gugup.
"Yakin bersama Rio? Bukan dengan wanita selingkuhan kamu?" tanya Farah.
"Apa maksud kamu? Jangan aneh-aneh deh," Agam berjalan ke kamar.
Hani mengikuti nya dan langsung menunjukkan foto itu.
Nadira menanyakan siapa itu, Agam sangat kaget lagi-lagi dirinya ketahuan.
"Kamu mengikuti ku?" tanya Agam.
"Jawab! Wanita ini siapa?" tanya Farah.
"Kamu selingkuh dari aku mas? kenapa kamu sangat tega mas!" Farah menangis.
Agam tidak bisa mengatakan apapun, dia sudah ketahuan. "Aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf," ucap Agam.
"Kenapa kamu harus selingkuh mas? Aku kurang apa sama kamu?" Agam menatap Farah.
"Kamu masih bertanya seperti itu? Apa kamu tidak sadar kenapa aku seperti ini? Seharusnya kamu melihat kesalahan kamu," ucap Agam.
"Baiklah aku tau aku banyak kurangnya, aku akan berusaha untuk berubah," ucap Farah.
"Bagus kalau begitu," jawab Agam.
"Aku mau kamu meninggalkan perempuan itu!" ucap Farah.
Agam tidak menjawab nya. "Sebaiknya kamu perbaiki diri kamu terlebih dahulu. Aku capek mau istirahat," ucap Agam.
Farah merasakan perubahan Agam yang sudah sangat jauh.
Agam tidak pernah secuek itu kepada nya.
Keesokan harinya...
Bunda Jihan, pak Abas dan juga Hani melihat wajah murung Farah dan Agam yang hanya diam saja.
"Perasaan semalam baik-baik aja, kok sekarang jadi saling diam dan murung sih?" tanya bunda Jihan.
Tidak ada jawaban, Bunda menasehati mereka namun percuma saja mereka berdua tetap diam.
"Bunda aku berangkat dulu yah," Agam pamit berangkat ke kantor.
Setelah Agam pergi Farah juga pamit entah kemana, ia tidak mengatakan mau kemana.
"Hufff kak Agam dan mbak Farah seperti anak kecil," ucap Hani.
"Sudahlah, kita tidak perlu ikut campur," ucap bunda.
"Oh iya Hani, akhir-akhir ini Nadira sudah sangat jarang ke sini, sesekali ajak lah ke sini," ucap Bunda.
"Aku juga tidak tau Bun, kenapa dia sudah jarang ke sini," ucap Hani.
"Tapi kalau tidak salah kemarin bunda melihat ia bersama Agam, bunda fikir kamu ikut," ucap bunda Jihan.
"Dimana Bun? Aku sudah lama tidak keluar bareng bersama kak Agam," ucap Hani.
"Ah mungkin Bunda salah lihat, lupakan saja. Bunda juga sangat senang karena kak Agam sudah mulai dekat dengan Nadira," ucap Bunda.
Hani mengangguk. "Awalnya sih aku seneng, tapi kok sekarang enggak yah, pikiran ku kok jadi lain-lain. Tapi tidak mungkin lah, itu hanya pikiran negatif ku saja karena hubungan kak Agam dan mbak Farah yang kurang baik," ucap Hani dalam hati.
Setelah selesai sarapan ia berangkat ke kampus nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Jamayah Tambi
Kantoi
2024-06-25
0