Agam tidak mungkin tidak memaafkan istrinya yang sudah memohon, walaupun hatinya masih marah ia tetap memaafkan Farah.
Keesokan harinya...
"Kakak mau bawa aku kemana sih?" tanya Nadira karena tiba-tiba setelah pulang kuliah Agam menjemput nya di depan kampus.
"Sudah kamu ikut saja," ucap Agam.
Nadira kebingungan ia memerhatikan jalan yang sangat-sangat asing.
"Kakak mau ngapain sih? Aku harus ke rumah Kakak karena Bunda sudah menelpon," ucap Nadira.
"Apakah Bunda lebih penting dari pada saya?" tanya Agam dengan sedikit cemberut.
"Ih bukan gitu kak, ya sudah deh setelah selesai ini aku ikut ke rumah kakak sekalian aja," ucap Nadira.
Agam tersenyum dan mengangguk, tidak beberapa lama akhirnya mereka sampai di depan sebuah rumah minimalis.
Nadira menatap Agam. "Apa ini kak? Ngapain kita ke sini?" Nadira tidak berhenti bertanya ia kebingungan namun Agam menarik tangan Nadira ke dalam.
"Rumah ini dekat dengan kampus kamu, jadi mulai dari sekarang kamu tinggal di sini," ucap Agam. Nadira kebingungan ia menatap Agam dengan tatapan heran.
"Apa maksudnya kak? Aku punya rumah, dan rumah ku juga tidak jauh dari kampus, mungkin tidak jauh juga dari tempat ini," ucap Nadira.
Agam kebingungan harus menjawab nya bagaimana.
"Kakak sengaja yah ambil rumah ini khusus untuk kita berdua?" tanya Nadira.
"Humm tidak seperti yang kamu pikirkan, saya hanya ingin punya tempat istirahat bersama kamu tanpa harus mengkhawatirkan apapun itu," ucap Agam.
"Kamu sudah menjadi kekasih saya. Saya tidak bisa lama-lama tidak melihat kamu, tidak mungkin seterusnya kita bertemu di rumah ayah kamu," ucap Agam.
Nadira mengangguk paham. "Baiklah aku paham kak, tapi bagaimana aku menjelaskan kepada Ayah nantinya?" tanya Nadira.
"Tidak perlu khawatir, Ayah mu pasti menginyakan nya." ucap Agam.
"Kamu tidak mau melihat ke dalam? oh iya ambil lah ini dan beli peralatan yang kamu mau untuk mengisi rumah ini." ucap Agam sambil memberikan kartu kredit nya.
Rumah yang hanya ada satu kamar, dan juga ruangan yang tidak terlalu besar.
"Rumah ini juga atas nama kamu," ucap Agam sambil memberikan surat nya.
"Anggap saja ini adalah hadiah untuk kamu," ucap Agam.
Nadira tertawa melihatnya. "Humm kakak sangat aneh, hadiah yang aku mau bukan seperti ini, tapi aku sangat berterima kasih sama Kakak," ucap Nadira.
Beberapa hari kemudian...
Nadira sudah pamit kepada ayah nya untuk kost di luar. Awal nya Ayah nya menolak namun demi kenyamanan dan kebahagiaan putri nya ayahnya pun memberikan ijin.
Nadira sangat senang sekali.
"Hufff sudah tiga hari aku tidak bertemu dengan kak Agam, pasti dia sedang menghabiskan waktu bersama istrinya dan melupakan aku," ucap Nadira sambil bersih-bersih di rumah baru nya.
"Kata siapa?" tiba-tiba Agam datang dan menjawab kata-kata Nadira.
Nadira berbalik ia melihat Agam berdiri tidak jauh dari nya. "Sejak kapan kakak berdiri di sana?" tanya Nadira.
"Sejak kamu mengomel tampa henti karena sangat merindukan saya," ucap Agam.
"Ya Abis nya kakak tidak ada kabar sama sekali, aku ke rumah kakak namun kakak tidak di sana," ucap Nadira.
"Apa Bunda tidak bilang kalau saya keluar kota? Saya mengurus pekerjaan selama tiga hari, maaf saya tidak mengabari kamu," ucap Agam.
"Aku sangat kesal kepada kakak karena tidak mengingat ku!" ucap Nadira memasang wajah kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments