Keesokan paginya...
"Eh Nadira.." Hani melihat Nadira sudah di depan rumah nya saat mau berangkat ke kampus.
Hani melihat Nadira sudah membawa mobil mewah nya lagi.
"Tunggu-tunggu, mobil kamu sudah kembali, apa kamu sudah tidak di hukum lagi?" tanya Hani.
Nadira tersenyum sambil mengangguk. "Ayah sudah tidak menghukum ku lagi," jawab Nadira.
"Enak banget, sementara aku belum berhenti di hukum, aku nebeng kamu deh," ucap Hani.
"Sabar yah, nanti pasti di kasih lagi kok. Ayo naik," ajak Nadira.
"Kamu nyariin siapa?" tanya Hani karena Nadira celingak-celinguk ke dalam.
"Bunda masih masak di dalam, Ayah juga masih ngopi. Kak Agam seperti nya belum bangun," ucap Hani.
"Oohhhh," jawab Nadira.
"Pantesan saja pesan ku dari tadi belum di baca," batin Nadira.
Di malam hari nya...
"Permisi..." ketukan pintu ruangan Agam.
"Masuk," perintah dari dalam. Setelah pintu di buka Agam kaget ternyata itu adalah Nadira.
"Nadira, kamu ke sini?" tanya Agam. Nadira mengangguk sambil tersenyum.
"Kakak sudah bilang sebentar lagi selesai, kamu tunggu saja di Cafe itu," kata Agam.
"Aku sangat bosan di sana kak, sebaiknya aku ke sini nemanin kakak," jawab Nadira.
Agam mendekati Nadira, ia menatap wajah Nadira sambil bertanya sebenernya Nadira bukan bosan melainkan sangat merindukan nya dan tidak sabar mau bertemu dengan Agam.
Namun Nadira mengelak, ia tidak mengakui itu walaupun sebenarnya iya.
"Kakak lanjut saja bekerja, aku tunggu di sini," Nadira duduk di sofa panjang ruangan Agam.
Biasanya Nadira selalu menunggu Ayah nya bekerja, namun sekarang ia tidak mau melakukan nya.
Satu jam kemudian akhirnya selesai. Agam iseng mengerjai Nadira yang sedang fokus main handphone.
"Kamu sedang balas chat siapa?" tanya Agam.
"Teman aku Kak," jawab Nadira.
Agam membaca chatan Nadira dengan teman laki-laki nya.
"Blokir nomor itu!" suruh Agam.
"Loh kenapa? Kan dia cuma teman kampus ku," jawab Nadira.
Agam menghela nafas panjang. "Kenapa aku harus kesal hanya sekedar chat seperti itu? Lagian aku dengan Nadira tidak ada hubungan apa-apa," batin Agam.
"Sudahlah lupakan saja, ayo kita keluar," ajak Agam.
Sarah berusaha bangun namun karena sangat nyaman tiduran sangat berat rasanya, Agam mengangkat badan Nadira tiba-tiba.
"Kak Agam, jangan seperti itu, bagaimana kalau ada yang melihat kita?" tanya Nadira. Agam tersenyum ia menurunkan Nadira.
Mereka pun keluar dari perusahaan, tidak akan ada yang melihat mereka karena ada lift khusus hanya Agam dan sekretaris nya yang bisa pakai itu.
Agam dan Nadira pergi jalan-jalan ke mall, mencari makan malam dan juga Agam membelikan beberapa baju dan barang untuk Nadira.
Nadira sangat bahagia sekali. Begitu juga dengan Agam merasa sangat di hargai setiap barang yang di belikan oleh Agam di bayar dengan ciuman oleh Nadira.
Waktunya pulang. Di dalam mobil tidak ada percakapan apapun, Nadira sudah mulai mengantuk dan tidur di paha Agam.
Sesampainya di rumah Nadira, Agam membangun kan nya.
Nadira melihat ke sekeliling ternyata sudah sampai. "Kenapa sangat cepat sih," batin Nadira.
"Kok cemberut sih?" tanya Agam.
"Aku masih mau sama Kakak, kenapa kita sangat cepat pulang?" tanya Nadira.
"Kalau terlalu larut malam, nanti kamu masuk angin dan juga besok telat bangun."
"Ih kak Agam, aku bukan anak kecil yang mudah masuk angin hanya karena pulang larut malam," ucap Nadira dengan kesal..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments