Sepanjang perjalanan Nadira memikirkan kira-kira kado apa yang harus ia berikan kepada kak Agam.
Tidak beberapa lama akhirnya mereka sampai di tempat makan siang.
Joe berusaha mengajak Nadira untuk berbicara, namun ia menjawab seadanya saja. Untung saja ada Hani di sana.
Makan siang selesai mereka segera masuk ke mall yang tidak jauh dari sana.
"Kalian duluan aja yah, aku mau ke toilet," Nadira mencari alasan agar berpisah dari mereka.
"Yah Nadira," ucap Joe.
"Biarkan saja dia, ayo kamu bantuin aku cari hadiah," Hani menarik tangan Joe untuk ikut dengan nya.
Sepanjang waktu Joe tidak berhenti bertanya tentang Hani.
Sampai pada akhirnya Hani muak mendengar nya, "aku sangat muak dari tadi kamu menanyakan tentang Hani, dia tidak merespon perasaan kamu, kenapa kamu masih menyukai dan berusaha untuk mendapatkan hatinya?" tanya Hani dengan nada kesal.
"Kok kamu jadi marah gitu sih?" tanya Joe bingung melihat ekspresi Hani.
"Sudah lah, lupakan saja,." Hani pergi meninggalkan Joe yang kebingungan.
Keesokan harinya..
Nadira baru saja keluar dari sebuah toko. "Hah? Ini sudah malam ternyata," ucap Nadira sambil melihat jam di handphone nya.
"Oh tuhan, satu jam lagi ulang tahun Kak Agam," ucap Nadira.
"Yahh bagaimana ini? Padahal aku berencana mau memberikan kado ulang tahun sebelum yang lain."
Nadira berjalan keluar mencari tumpangan, sambil berjalan ke jalan raya ia melihat terus kotak berukuran sedang yang ada di tangan nya.
Tiba-tiba lampu mobil yang sangat silau berhenti tepat di depan Nadira.
"Kak Agam?" Nadira sangat kaget karena melihat Kak Agam keluar dari mobil tersebut.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Agam.
"Aku.. Aku..." Nadira bingung harus jawab apa, ia menyembunyikan kotak itu di belakang nya.
"Kak Agam sendiri, apa yang kakak lakukan di sini? Kakak ngikutin aku yah?" tanya Nadira.
"Saya tidak punya waktu untuk mengikuti kamu, saya ada kerjaan di dekat sini," jawab Agam.
"Oohhhh," jawab Nadira.
"Kamu tidak takut di tambah hukuman lagi sama Ayah mu? Jam segini masih di luar sendirian, bagaimana kalau ada yang jahil?" tanya Agam.
"Apa yang kamu sembunyikan itu?"
Agam melihat dari tadi Nadira mencurigakan.
Nadira berusaha menyembunyikannya, namun Agam sangat penasaran karena ia berfikir itu barang yang mencurigakan.
Agam berusaha merebutnya, Nadira hampir sama jatuh karena tidak kuat untung nya Agam menangkap pinggang Nadira.
"Ada apa ini? kenapa jantung ku berdetak begitu cepat?" kedua mata mereka bertemu.
"Maaf-maaf, saya tidak sengaja. Saya sudah minta baik-baik kamu tidak mau memberikan nya."
"Itu tidak apa-apa kak, itu barang milik ku."
"Kalau tidak ada yang aneh-aneh, kamu tidak menyembunyikan nya seperti itu," ucap Agam sambil membuka pita kado itu.
Setelah membuka nya Agam membaca bagian depan nya.
Seketika ia memeriksa handphone dan melihat tanggal
"Bagaimana bisa kamu tau saya ulang tahun besok?" tanya Agam menatap Nadira.
Ia sudah bingung harus menjawab apa, karena semua tentang Agam sudah di ketahui oleh Nadira
"Selamat ulang tahun kak, aku cuma bisa ngasih ini."
Agam sangat penasaran apa isi kotak itu, setelah di buka ternyata isinya Syal rajut.
Agam menatap Nadira dengan kebingungan, banyak yang ingin ia tanyakan tapi ada rasa bahagia karena Nadira mengingat ulang tahun nya sementara ia sendiri tidak ingat.
"Aku tau ini sangat sederhana, tapi aku membuat nya sendiri di dalam, aku ingin kakak pakai di Swiss nanti," ucap Nadira.
"Kakak pasti bertanya-tanya, sebenarnya aku tau dari Hani, dan aku membuat ini karena aku dengar kakak akan pergi ke Swiss bersama istri Kakak," ucap Nadira.
Agam tidak bisa berkata-kata ia menatap Nadira.
"Boleh saya peluk kamu?" tanya Agam.
Nadira mengangguk, Agam dengan cepat memeluk tubuh mungkin Nadira yang sudah dingin karena angin malam.
"Terimakasih," Agam mengelus kepala Nadira.
Entah mengapa, sesuatu yang masuk kepikiran Agam ia merasa sangat nyaman ketika memeluk Nadira.
"Nadira sudah seperti adik ku sendiri, tapi kenapa kali ini sangat berbeda?" batin Agam.
"Tolong hentikan waktu, aku ingin sekali di peluk oleh kak Agam seperti ini," ucap Nadira dalam hati.
"Badan kamu sudah dingin, sebaiknya saya antar kamu pulang," kaya Agam.
"Humm aku mau ngajakin kakak ke sesuatu tempat mau gak?" tanya Nadira.
"Sesuatu tempat? Kemana?"
"Ayo ikut saja," Nadira mengambil kunci mobil Agam.
"Karena kakak ulang tahun, aku akan menjadi supir pribadi Kakak," ucap Nadira. Agam melihat senyuman Nadira yang sangat manis membuat nya juga tersenyum.
"Baiklah kalau begitu," jawab Agam.
Sepanjang perjalanan tidak ada percakapan, Agam tidak berhenti memandangi wajah Nadira yang semakin hari semakin manis dan cantik.
Sesampainya di tempat yang di tuju Agam kebingungan karena melihat tempat yang sangat sepi.
"Serius kamu bawa saya ke sini?" tanya Agam.
Nadira mengangguk. Ia menarik tangan Agam ke dalam taman yang sangat sepi namun sangat terang.
Di dalam sana ternyata sudah di siapkan kue ulang tahun.
"Kapan kamu menyiapkan semua ini?" tanya Agam.
"Rahasia... ayo tiup lilin nya," suruh Nadira.
Api yang di atas Lilin angka tiga puluh itu mati setelah di tiup oleh Agam.
"Selamat ulang tahun Kak, semoga kakak panjang umur sehat selalu, rejeki nya lancar, dan segera di beri momongan," namun tiba-tiba Agam memeluk Nadira.
Nadira membalas nya setelah mendengar Isak tangis Agam.
Agam menatap wajah Nadira, awal nya Nadira biasa saja namun Agam mencium bibirnya secara tiba-tiba.
Tidak ada perlawanan dari Nadira. "Maaf saya terbawa suasana, saya pikir kamu adalah istri saya," ucap Agam melepaskan pelukan dan ciuman nya.
Nadira yang mendengar itu sangat sedih, hati nya begitu sakit, namun ia sudah harus siap dengan hal itu.
"Ayo makan dulu kak kue nya," namun sedang menyuapi kue, Nadira iseng mengoleskan cream ke wajah Agam.
Agam ingin membalas nya namun Nadira kabur sehingga mereka saling kejar. Untuk pertama kalinya Nadira melihat Agam tertawa.
Keduanya lelah dan berbaring di tikar yang di sediakan melihat ke langit yang begitu cerah di penuhi bintang-bintang.
Mungkin Nadira terlalu lelah sehingga ia ketiduran di samping Agam.
Agam menatap wajah Nadira sangat dekat. Entah apa yang mendorong Agam ingin mencium bibir merah ranum serta seksi milik Nadira.
Namun tiba-tiba terhenti. "Apa yang kamu lakukan Agam, dia adalah teman adik mu, kamu sudah punya istri," Agam berusaha menyadarkan dirinya.
Karena tidak tega membangun kan Nadira ia menggendong Nadira ke arah mobil.
"Permisi Pak, penginapan sudah di siapkan, mbak nya langsung di bawa ke dalam," ucap pelayan yang menghampiri Agam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Mimik Pribadi
Aku kira dibopong mau dibawa plng,tapi ternyata mlh ke penginapan ,jngn smpe kamu apa2in anak gadis orng Agam,,,,👊🏻👊🏻👊🏻
2024-11-06
0
Jamayah Tambi
wei berani2 nya checkin
2024-06-25
0