Senin pagi.
"Wii, kamu ngajar dimana?"
"Semester satu, kamu?"
"Aku di semester lima"
"Oh, ya udah, sampai jumpa jam istirahat yaa"
"Oke,"
Aku berpapasan dengan Citra di lorong gedung dosen, dia baru saja tiba di kampus.
Benar, dia sudah banyak berubah. Citra yang dulu adalah orang yang selalu datang lebih awal ke kampus, sekarang dia selalu datang mepet jam masuk kelas.
Dulu, selain aktif mengikuti perkuliahan di kampus, Citra juga mengikuti berbagai organisasi mahasiswa baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Semua jadwal kegiatannya tersusun dengan baik, tidak ada satupun yang keteteran. Aku dulu termasuk salah satu orang yang begitu mengagumi gairah dan semangatnya sebagai mahasiswa.
Mungkin karena banyaknya peran yang dia jalani sekarang, selain sebagai dosen dia seorang istri dan ibu satu orang anak.
Hmm, pekerjaan ibu rumah tangga itu memang banyak yaa, apalagi untuk Citra yang sambil berkarir. Gumamku dalam hati.
Aku tiba di ruang kuliah. Selama dua jam ke depan, aku akan memberikan kuliah Geologi Umum yang membahas tentang bumi dan berbagai peristiwa pembentukannya, termasuk berbagai komponen yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Dua jam setelahnya aku mengajar di semester tujuh, mengenai Geografi Energi yang membahas tentang pengembangan energi di bumi, pola penggunaannya serta pengaruhnya terhadap bumi.
Baru dua bulan aku menjalani profesi dosen dan ternyata aku sangat menikmatinya.
Kenapa tidak sejak dulu aku memilih profesi ini? kenapa baru sekarang?, aku membatin.
Pukul setengah dua belas siang aku dan Citra ketemuan lagi di kantin kampus.
Hari senin, kamis dan sabtu kami memiliki jam istirahat yang sama. Sebisa mungkin kami melaluinya berdua, sekedar bertukar cerita tak jarang kami hanya mengungkit kenangan bersama ketika masih jadi mahasiswa di Bandung.
Sebuah rasa syukur yang besar untukku bisa bertemu Citra lagi di usia dewasa kami sekarang.
Dulu kami berpisah dan tidak pernah bertemu lagi setelah wisuda kemudian jarang berkomunikasi sejak itu.
Semakin dewasa, aku semakin merasa tak perlu lagi memiliki teman yang banyak seperti saat usia sekolah. Sekarang lebih baik punya satu, dua teman yang intens bisa cerita apa saja dan saling mendukung dalam hal-hal yang baik, juga bisa diajak berbagi dalam suka dan duka.
Aku tahu Citra akan menjadi salah satu orang tersebut untukku.
Seperti biasa hari ini kami makan siang di kantin dan kemudian memesan segelas kopi, mengobrol menghabiskan waktu satu jam bersama.
"Hai, kalian disini juga," seseorang datang menghampiri.
"Hai," kami serempak menjawab.
"Kalian sudah saling kenal? Wi, ini pak Sammy dosen Statistik, pak Sam ini bu Dewi dosen Geografi yang baru," Citra memperkenalkan aku dengan dosen tersebut.
"Sudah kok, sudah kenal," sahutku.
"Oh sudah kenal, dimana?," Citra rupanya ingin tahu.
"Tadi pagi, di ruang dosen," jawabku santai.
Andai Citra tahu, aku sudah mengenal lelaki ini sejak SMP. Batinku.
"Oh, ya sudah." Citra tidak berkata apa-apa lagi.
Dosen tersebut menempati kursi kosong di sebelah Citra, berhadapan denganku.
Aku merasa sedikit kikuk, tetapi aku berusaha menutupinya.
"Gimana studi bandingnya Pak Sam, lancar?" Citra memulai kembali obrolan, memecah keheningan yang tercipta di antara kami.
"Lancar, tidak ada kendala yang berarti," jawab dosen tersebut.
"Syukurlah," sahut Citra.
Dari obrolan mereka aku jadi tahu bahwa, dua bulan terakhir pak Sam dan tiga puluh orang mahasiswa semester lima melakukan studi banding ke salah satu kampus swasta di Jakarta. Hal tersebut merupakan program tahunan kampus ini, yang dilakukan di berbagai kampus berbeda di tanah air setiap tahunnya.
Rupanya pak Sammy hanya datang memesan kopi untuk dibawa ke ruangannya. Dia beranjak pergi setelah pesanannya sudah jadi.
Aku merasa lega setelah dia sudah pergi.
"Wii, kamu sudah dengar gosip tentang pak Sam?," Citra berbicara ketika pak Sam sudah benar-benar hilang dari pandangan kami.
"Belum. Kamu sekarang melek gosip juga yaa," sahutku.
"Hahaha, namanya juga perempuan," protes Citra.
"Emang dulu kamu bukan perempuan?," aku menyindir bercanda.
"Hmm, mau dengar tidak?," Citra tersenyum dan membuatku penasaran.
"Oke deh, gosip apa?," aku penasaran juga akhirnya.
"Pak Sam sudah pisah ranjang dengan istrinya,"
"Masa?"
"Iya. Katanya istrinya sudah tinggal beda rumah dengan pak Sam"
"Yang benar aja, kamu tahu darimana?"
"Banyak yang tahu, tapi diam-diam aja. Ini sudah jadi rahasia umum di antara para dosen"
"Masa sih, nggak percaya aku"
"Ya sudah, kalau nggak percaya"
"Emang ada masalah apa mereka?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
LinJibongs
Memikirkan ulang
2024-05-20
1