Khadijah Al Khafi

Sagara memilih untuk tidak ikut campur soal santunan ke Danar karena memang itu haknya dia. Hanya saja sangat disayangkan jika uangnya dihamburkan begitu saja menjadi barang haram. Remaja tampan itu memilih memikirkan seorang gadis yang tidak dapat dia hubungi usai dia lulus dari SMA.

Kamu kuliah dimana Dijah?

***

Pendidikan Pramugari Garuda Indonesia

"Bagus Dijah ! Sudah sempurna cara kamu turun dari pintu darurat !" ucap pelatih itu.

Khadijah Al Khafi mengangguk serius. "Terimakasih."

"Masih harus disempurnakan lagi ! Kembali latihan !"

Khadijah pun kembali ke ruang pesawat.

***

Tokyo Jepang

"Kamu habis dari mana Denden? Tadi Shohei cari kamu lho tapi Kamunya sudah pergi ..." tanya Kedasih ke putranya yang baru saja datang.

"Jalan-jalan Eomma. Gabut, biasa ..." jawab Raiden.

"Bagaimana dengan ujian masuk SMP Shibuya ? Sudah siap ?"

Raiden mengangguk. "Insyaallah siap Eomma."

"Jangan malas belajar Denden ... Jangan menggampangkan segala sesuatu ... Oke ?" Kedasih mencium pucuk kepala Raiden yang duduk di kursi makan sambil mengemil pisang goreng dengan saus coklat buatan ibunya.

"Oke Eomma. Oh, mbak Nyun katanya masuk sel lagi? Mas Alano yang cerita di grup chat ..."

Kedasih menghela nafas panjang. "Mbakyumu itu memang deh ... Eomma sampai bingung kenapa bisa seperti itu brutalnya ..."

Raiden cekikikan. "Bagi mbak Nyun, nggak Gelut itu bikin badan sakit ... Katanya lebih keren dari nge-gym..."

Kedasih mendelik. "Tapi tidak masuk sel jugaaaaa ! Eomma telepon Alano sekarang !"

***

SMA Elite Menteng Jakarta

Sagara keluar dari sekolahnya menuju parkiran mobil dimana sopirnya sudah menunggunya. Biasanya Sagara memilih naik motor menuju sekolah tapi hari ini dirinya sedang malas naik motor dan meminta sopir ibunya mengantar jemput dia sekolah.

"Capek mas Saga ?" tanya Pak Ehsan, sopir Alina. Semenjak Alina menikah dengan Dewa Hadiyanto, pak Ehsan yang menjadi sopirnya. Alina masih bekerja di TK Bintang bahkan sekarang menjadi kepala sekolahnya menggantikan Bu Berlian. ( Baca My Kindergarten Teacher ).

Dewa tidak pernah melarang Alina bekerja karena dekat dengan kantornya jadi bisa makan siang bersama. Alina bisa saja duduk manis tapi dia tetap suka menjadi pengajar. Alina sempat cuti panjang menjadi guru sampai Sagara berusia sepuluh tahun dan saat TK Bintang kekurangan guru, Alina pun masuk lagi atas ijin Dewa.

"Capek pak Ehsan. Ini jemput mama dulu ?" tanya Sagara sambil menyandarkan kepalanya di kursi.

"Iya. Kata Bu Alina, mau diajak makan sup buntut depan sekolah ..." senyum Pak Ehsan. "Eh mas Saga, saya dapat informasi soal mbak Khadijah..."

Tidak ada yang tahu soal Sagara naksir Khadijah kecuali Pak Ehsan karena anak majikannya curhat ke dirinya. Seperti halnya para asisten dan sopir keluarga Hadiyanto, memilih tutup mulut karena itu salah satu aturan tidak tertulis, jangan mulut ember.

"Gimana pak Ehsan ?" tanya Sagara antusias sementara sopirnya menyetir santai mobil Lexus milik Alina.

"Mbak Khadijah sekarang pendidikan di sekolah pramugari Garuda Indonesia... Dia mau jadi pramugari..."

Mata Sagara membulat sempurna. "Dijah jadi pramugari?! Bagaimana pak Ehsan tahu ?"

"Karena keponakan saya juga mengambil pendidikan yang sama Mas. Jadi mas Saga, tenang saja. Mbak Dijah sedang pendidikan."

Sagara tampak lega. Garuda Indonesia kan bagus dengan seleksi ketat juga. "Ternyata mau jadi pramugari... Bisa ketemu suatu hari nanti ..."

***

PRC Group Kuningan Jakarta

Aizen masih memeriksa hasil pekerjaan Pak Udin di rumah baru milik penunggu kantor itu. Mbak Nita yang melihat bagaimana Aizen tampak serius memeriksa, jadi teringat dengan buyutnya, Arga Pratomo, yang melakukan hal sama saat dulu awal membongkar pohon Ketapang. ( Baca My Dutch Lady ).

"Sudah oke ya mbak Nita. Semoga betah ..." senyum Aizen yang memang bukan indigo macam Lachlan dan Raiden.

Nita hanya menggoyangkan batang bambu kuning itu pertanda dia menyukai pekerjaan Aizen dan Pak Udin.

"Maaf ya mbak Nita, aku bukan anak indigo jadi tidak bisa lihat atau dengar macam Lachlan. Kalau anak itu sempat ke Jakarta, bakalan aku ajak kesini deh ..." ucap Aizen.

"Pak Aizen !"

Aizen menoleh dan melihat asistennya, Cynthia datang tergopoh-gopoh.

"Ada apa Tia ?" tanya Aizen.

"Dicari Pak Valentino... Bapak itu ponselnya kok tidak bisa dihubungi?" balas Cynthia sambil mengatur nafasnya.

Aizen memang ponselnya dan baru sadar kalau baterainya habis. "Lha... Lupa nge-charge..."

Cynthia cuma memicingkan matanya ke Bossnya. "Bapak tuh gimana sih?"

"Sorry Tia. Namanya juga orang lupa ..." seringai Aizen. "Dah yuk, ke tempatnya pak Valentino."

***

Hari-hari pun berjalan dengan penuh kebagongan dan kerusuhan khas keluarga klan Pratomo. Hari ini Sagara sudah lulus SMA dan memilih kuliah di Universitas Pelita Harapan jurusan bisnis. Meskipun baru berusia 16 tahun, tapi Sagara memang dikenal cerdas. Tahun ini pun Aizen sudah melamar kekasihnya, Anya Fukuchi dan berencana menikah akhir tahun.

***

PRC Hospital Jakarta

"Alsaki !" panggil Kaivan Reeves yang datang ke rumah sakit milik keluarga besarnya.

"What ?" balas Alsaki yang sedang berdiskusi bersama Cantika dan dua orang dari HRD.

"Makan siang bareng yuk ..." ajak Kaivan sambil menghampiri sepupunya yang berada di lorong ruang kerjanya.

"Siang pak Kaivan..." sapa Cantika dan dua pegawai HRD itu.

"Siang semuanya..." senyum Kaivan.

"Oke. Ini sudah peringatan ketiga ... Pecat saja. Saya tidak mau ada orang yang tidak berkomitmen bekerja disini !" ucap Alsaki tegas.

"Siap pak Alsaki. Kami permisi dulu ... Pak Kaivan ..." Dua pegawai HRD itu pun berpamitan dan Cantika pun berpamitan juga untuk makan siang.

"Memecat orang lagi ?" tanya Kaivan sambil berjalan bersama dengan Alsaki.

"Terpaksa... Sudah tiga kali diberi peringatan..." jawab Alsaki. "Strike out lah ..."

"Bagaimana dengan Kaysa? Kalian sudah bersama?" goda Kaivan yang tahu gosip bahwa Alsaki ditembak Kaysa buat pacaran.

"Dia memang kacau. Pas dia ulang tahun, di depan kedua orangtuanya.. Dia bilang ... Saki, kita pacaran yuk..." sungut Alsaki. "Otomatis aku tidak bisa menolak kan Kai ?"

Kaivan tertawa terbahak-bahak. "Baru kali ini Alsaki tidak bisa menolak ... Apa kamu juga suka sama Kaysa?"

"Well, meskipun badannya mirip Chitato karena gepeng tapi dia cewek pintar dan bar-bar... Meskipun kemarin rada oon gegara si Wedhus gembel.. " jawab Alsaki. "Soal aku cinta ke dia kan akan muncul seiring berjalannya waktu. Lagipula, aku tidak perlu screening kan?"

"Dasar !"

***

Dalam kelas bisnis pesawat Garuda Indonesia

"Oleh-oleh mama kamu sudah ya Gara?" tanya Dewa ke Sagara yang sedang membuat tugas kuliahnya. Dewa mengajak Sagara menemani urusan bisnisnya di Sydney karena ingin mengajari isi bisnisnya.

"Sudah Pa... Kalau sampai lupa, alamat papa tidur di ruang kerja ..." balas Sagara.

"Kamu kok njelehi tho anak Lanang ! Nurun siapa sih ?" gerutu Dewa sambil melirik judes ke Sagara yang duduk di sebelahnya.

"Ada yang bisa dibantu lagi pak ?"

Sagara mendongakkan wajahnya dan terkejut melihat wajah yang setahun lebih tidak dia lihat.

"Khadijah?"

Pramugari cantik yang mengenakan kebaya orange dan jarik dengan rambut disanggul itu melongo saat melihat siapa yang duduk di kursi bisnis.

"Sagara?"

Dewa pun langsung kepo. Siapa gadis cantik berwajah arab itu? Pacarnya Gara kah?

***

Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa

Thank you for reading and support author

don't forget to like vote and gift