BAB 20- JAM KOS YANG DIBAJAK

"Kat! Yang berasal dari kata malaikat." Jawab Andhine seenaknya.

"Hei! Kau tidak boleh memanggil ku seperti itu. Panggil nama ku saja. Di rumah kau boleh panggil aku Aether. Dan di sekolah kau panggil aku pak Aether." tegas Aether.

"Huff! kenapa nama mu ribet sekali sih? kenapa gak udin? Saleh atau ogah gitu? Aether?! Lidah ku sampai patah- patah nyebutin nya." Gerutu Andhine yang dengan malas mengambil buku fisika nya untuk memikirkan berapa jarak bumi ke bulan dengan rumus Persamaan E\=mc².

***

#Hari kelima

Hari ini berjalan normal walau pun dari kamarnya dia bisa melihat aktivitas yang oleh si malaikat maut.

Mata Andhine mengerling beberapa kali mencuri lihat apa yang Aether lakukan. Dan taaraaa.. dari malam hingga pagi ini, Aether hanya duduk sambil baca buku yang tidak Andhine ketahui itu buku apa.

" Dia itu malaikat maut yang mau ikut tes CPNS apa? Dari tadi baca buku melulu?!" Celoteh Andhine dalam hati.

"Jangan terlalu banyak komentar. Tiga puluh menit lagi kelas akan di mulai." Tiba- tiba saja Aether menyahuti perkataan Andhine yang jelas- jelas Andhine tidak menyuarakan nya ke luar.

"Astaaga aku lupa! Dia bisa membajak isi kepala ku!" Ujar Andhine kali ini tidak lagi di dalam hati.

Andhine keluar dari kamarnya. Dia langsung ke ruang keluarga yang sekaligus merangkap ruang tamu karena rumah model minim- abis ya memang kayak gitu. Ruangan plong lalu dua kamar, satu kamar mandi dan satu dapur. HABIS! gak ada ruangan lain. Dan di ruangan POL itu terdapat sebuah meja makan dan empat kursi keramat itu.

"Eja! Ini kasur kamu masukin ke kamar ibuk dulu baru kamu pergi sekolah! Jangan dibiarin di situ aja!" Teriak ibuk dari dapur.

"Iya buk! bentar!" Seru Eja, yang langsung membereskan tikar palembang yang dijadikan kasur tidurnya setiap malam.

Ya! Eja memang tidur di ruang tengah yang merangkap ruang makan dan sekaligus ruang tamu itu. Jadi fungsi ruangan pol itu ada empat. Pertama ruang tamu. Kedua ruang tengah. Ketiga ruang makan. Dan ke empat ruang tidur Eja. SUNGGUH SEBUAH RUANGAN YANG MULTI FUNGSI BUKAN? BUKAN!!!

Setelah selesai makan, seperti biasa, Andhine di antar ke sekolah dengan supra kebanggan kelurganya. Beda nya, pagi ini yang ngantarin Andhine adalah Eja karena bapak selama sebulan ini akan di antar dan di jemput oleh mobil tempat bapak bekerja. Ada semacam peningkatan pelayanan baru di tempat bapak bekerja untuk para pekerja nya.

Ya mumpung gratis, bapak tentu saja ikut menikmati layanan antar jemput gratis itu. Lumayan bisa hebat minyak motor.

Sesampainya Andhine di sekolah, teman- teman sekelasnya yang lain juga pada sudah sampai. Si kabel Lan dan Dikta pun sudah duduk anteng di dalam kelas.

"Selamat pagi semua." sapa pak Aether pada semua anak.

"Loh kok bapak lagi yang masuk?" Celetuk Alan yang bukannya menjawab sapaan hangat yang Aether berikan, tapi malah komplain kenapa Aether kembali masuk ke kelasnya.

"Nih anak apa mau aku buat olahraga lagi?" ujar Aether dalam hati sambil tersenyum melihat ke arah Alan sambil memikirkan jawaban apa yang bagusnya dia katakan pada Alan. TIdak mungkin kan Aether mengatakan kalau dia yang telah membuat semua guru yang masuk pada hari ini mules- mules di rumah mereka hanya karena dia ingin masuk ke kelas makhluk salah login, alias si Andhine.

"Hm- kebetulan guru kalian jam pertama hingga jam terakhir hari ini berhalangan masuk. Sehingga saya lah yang akan menemani kalian hingga jam pulang sekolah."

Anak- anak pun langsung bersorak menolak mendengar jamkos mereka hilang karena dedikasi yang tinggi dari pak guru baru ini. Even wajah si pak guru mirip opa Korea, tapi anak- anak lebih milih nikmati jamkos mereka dari pada mantengin wajah si pak guru.