“Ambil ini dan pergilah bermeditasi ke kamarmu, Yun‘er!” Xuan Ji menyerahkan Pil Yin Surgawi.
“Eh, ini—” Sebelum Bing Yun selesai berbicara, Xuan Ji melambaikan tangannya.
“Sudahlah, apa yang diberikan oleh gurumu ambil saja. Dengan Pil itu, energi spiritual Es-mu akan menguat dan jauh lebih dingin dari saat ini,” sela Xuan Ji sembari tersenyum hangat.
Bing Yun merasa hatinya hangat dengan perlakuan baik Tetua Ji padanya. Padahal ia telah membuat kekacauan dan mungkin saja kedepannya gurunya itu akan menjadi musuh Sekte Taixu, tetapi Tetua Ji tetap membelanya tanpa bertanya lebih dulu apa masalahnya.
“Kakak Yun, kamu terluka!” seru Xue Yao dengan mata terbelalak saat melihat Bing Yun berjalan sembari memegang bahunya yang terluka. “Siapa yang melakukannya? Aku akan memukul wajahnya hingga babak belur!”
Xue Yao mengepal tinju mungilnya, energi spiritual berwarna keemasan juga merembes dari tubuhnya. Dia juga hendak berlari, tetapi Yan Chung segera memeluknya dengan erat agar si kecil itu tidak memukuli murid-murid Sekte Taixu.
“Aku baik-baik saja, Yao‘er,” sahut Bing Yun. “Kakakmu ini telah membekukan anggota Klan Duan itu, mungkin Dantiannya sudah rusak dan tidak bisa lagi menjadi Kultivator.”
“Wah, hebaaaaat!”
Xue Yao dan Yan Chung langsung memuji Bing Yun. Akhirnya satu anggota Klan yang menghancurkan Klan Zi telah menerima karmanya.
“Aku berharap bertemu murid Klan Duan di babak berikutnya,” gumam Yan Chung.
Dua babak yang telah ia lalui selalu bertemu murid-murid dari Sekte kecil, sehingga ia memenangkan pertandingan itu dengan mudah. Makanya ia mengetahui apa yang terjadi dipertandingan Bing Yun, karena saat ia sampai di sana; wasit pertandingan kebetulan menghempaskan Bing Yun keluar dari panggung.
Dia langsung mengadu pada Xuan Ji dan mengatakan bahwa Bing Yun mungkin akan dibunuh oleh Wasit, padahal yang sebenarnya terjadi adalah Wasit mencegah Bing Yun membunuh Duan Long. Namun, berkat aduannya itu juga Bing Yun terselamatkan oleh serangan Tetua Qing, karena Xuan Ji datang tepat waktu.
Babak berikutnya tersisa 512 peserta dan semua murid-murid Sekte Pedang Abadi kecuali Bing Yun lolos ke babak selanjutnya itu.
Satu peserta terbaik yang kalah dengan cepat dinyatakan lolos ke babak selanjutnya menggantikan posisi Bing Yun yang telah didiskualifikasi karena mencoba membunuh lawan tandingnya.
Yan Chung kembali bernasib baik, karena lawannya berasal dari Sekte kecil lagi dan ia memenangkan pertandingan itu dengan mudah.
Seperti ditakdirkan menjadi musuh abadi Klan Duan, Yan Xu bertemu murid Sekte Wudang yang berasal dari Klan Duan.
Yan Xu langsung bersemangat, mantan tuan muda yang dilayani oleh si gendut Yan Chung itu seperti ingin segera membunuh lawannya.
Xuan Ji segera memberitahu mereka semua untuk menahan amarah mereka. Jangan sampai Sekte Pedang Abadi menjadi musuh semua Sekte besar gara-gara mereka mencoba membunuh anggota Klan Duan. Yang perlu mereka lakukan cukup membuat lawan terluka parah saja.
Dia tak takut pada Sekte Taixu, karena saudara laki-lakinya menjadi Tetua di sana. Xuan Ren pasti akan membujuk Tetua Qing untuk melupakan dendam padanya maupun pada Sekte Pedang Abadi. Sementara bila murid-muridnya membuat marah Sekte Wudang, maka itu akan merugikan Sekte Pedang Abadi.
Tidak mungkin ia dan Sekte Pedang Abadi mampu melawan Sekte sebesar Sekte Wudang yang memiliki puluhan ribu murid, baik yang telah turun gunung maupun yang masih berada di Sekte.
Yan Xu menyadari kesalahannya dan segera meminta maaf pada Xuan Ji. Dia berjanji tidak akan memprovokasi lawan ataupun membunuhnya.
Xue Hao seperti sebelumnya, lagi-lagi lawannya berasal dari Sekte Taixu.
Xuan Ji merasa itu lucu sekali, kalau Xue Yao terus melawan murid Sekte Taixu. Lama-lama ia akan dijuluki si kecil penakluk raksasa Sekte Taixu.
Sekte Taixu pasti akan merasa malu, satu persatu murid mereka berguguran ketika berhadapan dengan gadis kecil dari Sekte tak dikenal.
“Kalau kamu merasa lawan lebih kuat darimu, maka mengalah saja.” Xuan Ji menasehati Yan Xu sebelum mereka berpisah. Dia tetap menemani si kecil Xue Yao, karena takut murid termudanya itu akan berkeliaran setelah pertandingannya selesai.
Yan Xu menangkupkan tinju dan berkata, “Aku akan mengingat nasehat Tetua Ji.”
Dia kemudian berjalan menuju panggungnya dan di sana sudah menunggu murid wanita Sekte Wudang.
Gadis itu mendengus dingin begitu tatapan matanya tertuju pada Yan Xu.
Yan Xu menyadari bahwa itu adalah tatapan permusuhan, sepertinya semua anggota Klan Duan telah diberitahu kalau Zi Rouyan merupakan murid Sekte Pedang Abadi dan Bing Yun mencoba membunuh anggota Klan Duan mereka.
Detak jantung Yan Xu berdebar kencang, bukan karena ia takut. Namun, ia sudah tak sabar segera melawan gadis yang terlihat cukup kuat itu.
Setelah melompat ke atas panggung, Yan Xu langsung menangkupkan tinju. “Yan Xu, murid Sekte Pedang Abadi!”
“Duan Lingyan, murid Sekte Wudang!” sahut Duan Lingyan sembari menghunus pedang yang diselimuti energi spiritual Api.
“Hmm, Pedang Pusaka. Dia pasti anak dari Ketua Klan atau Tetua Klan Duan,” pikir Yan Xu.
“Baiklah, pertandingan dimulai!” seru Wasit.
Yan Xu segera mengalirkan energi spiritual Angin ke bilah pedangnya, kemudian menggunakan Jurus langkah badai angin untuk melesat dengan cepat ke arah Duan Lingyan.
Yan Xu berniat mengalahkan lawan dalam satu tebasan.
Jurus langkah badai angin akan menyembunyikan keberadaannya, karena tornado memenuhi panggung pertandingan itu.
Wasit pertandingan takjub dengan Jurus Beladiri yang digunakan oleh Yan Xu. Dia tidak menyangka Sekte tak dikenal memiliki seni beladiri yang hebat dan tak kalah hebat dari Sekte-Sekte di wilayah tengah.
“Hmm, dia mungkin akan muncul di depan murid Sekte Wudang itu,” gumam Wasit. Serangan mengelabui seperti itu sangat umum terjadi, tetapi walaupun sudah dapat ditebak; tetap sulit menghindari serangan seperti itu.
Namun, dugaan Wasit malah salah, Yan Xu ternyata muncul di atas Duan Lingyan. Dia mengarahkan ujung pedangnya ke arah kepala murid wanita Sekte Wudang tersebut.
Kalau Duan Lingyan tak segera menghindar, maka dia mungkin akan tewas ditusuk oleh Pedang Yan Xu.
Wasit ragu-ragu apakah akan segera menghentikan pertandingan atau tetap membiarkan Yan Xu menusuk kepala Duan Lingyan.
Keraguannya itu muncul karena Duan Lingyan tetap tenang walaupun tidak melihat di mana keberadaan lawannya. Pada akhirnya ia membiarkan Yan Xu menusuk kepala Duan Lingyan dengan ujung pedangnya.
Avatar Salamander tiba-tiba melesat dari bilah Pedang Pusaka Duan Lingyan dan langsung menabrak ujung Pedang Yan Xu.
Ledakan energi spiritual Api dan Angin membuat Duan Lingyan dan Yan Xu terhempas beberapa langkah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
On fire
💓💓💜
2025-02-27
0
On fire
Waa
2025-02-27
0
shadow life
joss
2024-09-16
2