“Kakeeeek!” Xue Yao berlari dan langsung memeluk Xuan Ji. “Apakah Kakek mau ini?” Dia menyodorkan sate ke mulut guru yang ia kira kakeknya itu, hanya karena rambutnya putih seperti Kakeknya dulu yang telah meninggal.
Xuan Ji sebenarnya tidak ingin memakan sate itu, tetapi karena gadis kecil berusia Empat tahun itu telah menyodorkan sate itu ke mulutnya, ia pun memakannya agar murid termudanya itu senang.
Tetua Aliansi Beladiri yang sedang memperhatikan bidak Xiang Qi langsung menoleh ke arah Xue Yao.
Sudut bibirnya memancarkan senyuman tipis sembari mengelus-elus janggut putihnya. “Aku tidak menyangka Sekte Pedang Abadi yang berada di pelosok Selatan memiliki murid dengan fisik Naga Surgawi Legendaris.”
Xuan Ji mengangguk pelan sambil mengelus rambut Xue Yao. “Ha-ha-ha … Sekte kami memang beruntung menemukan salah satu keturunan Klan Long di pedalaman wilayah selatan.”
“Ya, kalian beruntung sekali mendapatkan murid berbakat. Sekte-Sekte besar di wilayah tengah pasti iri pada Sekte Pedang Abadi, padahal Klan Long telah dimusnahkan oleh kelompok misterius yang tidak pernah terungkap siapa dalangnya,” sahut Tetua Aliansi Beladiri itu.
Xue Hao, saudara laki-laki Xue Yao tidak menyangka Aliansi Beladiri bahkan tidak mengetahui siapa dalang yang memusnahkan Klan Long. Dia berpikir Klan Xue juga musnah oleh kelompok misterius yang memusnahkan Klan Long, makanya kakeknya membawa dirinya dan Xue Yao kabur ke wilayah Selatan.
Xue Yao asyik sendiri menyantap sate dan mengabaikan diskusi gurunya dengan Pria tua aneh di depannya yang sedang membahas tentang dirinya tersebut.
Tetua Aliansi Beladiri itu menenggak Teh Hijau hangat miliknya hingga tak tersisa, kemudian ia berdiri. “Karena murid-murid Tetua Ji sudah di sini, sepertinya aku harus pergi. Kehadiranku mungkin akan membuat mereka gugup.”
“Ha-ha-ha … sayang sekali Tetua Ma Junwu segera pergi, padahal aku hampir kalah,” sahut Xuan Ji sembari menatap papan Xiang Qi.
Sebenarnya dalam dua langkah lagi, Tetua Ma Junwu akan kalah. Namun, murid-murid Xuan Ji tiba-tiba datang, sehingga Tetua Ma Junwu menggunakan alasan kedatangan mereka untuk segera pergi dan dia pun tidak dianggap kalah dalam permainan Xiang Qi ini.
Dia malu bila dikalahkan oleh Tetua Sekte dari wilayah pedalaman selatan yang dianggap sebagai wilayah tertinggal tersebut, tetapi siapa sangka Xuan Ji ternyata pemain sepuh tiada tanding dalam permainan Xiang Qi.
Walaupun ia tidak bisa mengalahkan Xuan Ji dalam permainan Xiang Qi, ia tetap merasa puas karena berhasil mengkonfirmasi tentang gadis kecil yang memiliki fisik Naga Surgawi Legendaris yang dikatakan oleh Ketua Aliansi Beladiri.
Impian memasuki wilayah di balik pegunungan benteng besar akan segera terwujud saat gadis kecil itu berusia 17 tahun atau hanya beberapa tahun lagi.
Sebagai pihak yang menjadi kaki tangan Ketua Aliansi Beladiri, Tetua Ma Junwu telah mendengar cerita tentang Benua Tianwu darinya. Wilayah di balik pegunungan benteng besar itu sangat luas sekali, sumberdaya untuk berkultivasi di sana sangat berlimpah.
Ma Junwu tentu ingin menginjakkan kaki ke wilayah dibalik pegunungan benteng besar itu setidaknya sebelum ajal menjemputnya, serta membukakan jalan untuk keturunannya melihat dunia yang sangat luas dan tidak menjadi katak dalam tempurung di benua Tianlong.
Setelah Tetua Ma Junwu pergi, Xue Yao menoleh ke arah pintu—tempat Tetua Ma Junwu pergi. “Kakek itu menakutkan sekali, ada banyak hantu mengikutinya. Mereka ingin memukulnya, tetapi tak bisa karena auranya sangat kuat.”
Xuan Ji terkejut mendengarnya dan menoleh ke arah pintu gerbang halaman kediaman mereka. “Hantu?” gumamnya. “Pantas saja Yao‘er tidak menyapa Tetua Ma, ternyata Yao‘er melihat sesuatu yang mengerikan di punggungnya.”
Namun, Xuan Ji bingung, kenapa bisa begitu? Jawaban paling logis adalah mungkin Tetua Ma Junwu terlibat dibalik dalang pemusnahan Klan Long maupun Klan Xue.
Kini akhirnya ia mengerti kenapa tiba-tiba seorang Tetua Aliansi Beladiri mendatanginya dan mengajaknya bermain Xiang Qi, padahal mereka tidak saling mengenal. Sekte Pedang Abadi juga tidak memiliki pendukung di dalam organisasi Aliansi Beladiri, Sekte Pedang Abadi naik tingkat ke Sekte tingkat menengah karena memiliki murid yang telah mencapai Ranah Kaisar Bumi.
Xuan Ji tiba-tiba memejamkan mata sambil berpikir apa tujuan Tetua Ma Junwu melihat Xue Yao? Apakah karena tubuh Fisik Naga Surgawi Legendarisnya? Karena Tetua Ma Junwu tidak memperhatikan Xue Hao yang merupakan saudara kandung Xue Yao, tetapi Xue Hao tidak memiliki Fisik Naga Surgawi Legendaris.
Walaupun sudah merenung cukup lama, Xuan Ji tidak bisa menebak-nebak apa tujuan Tetua Ma Junwu.
“Sepertinya aku harus lebih memperhatikan murid-muridku agar sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada mereka.” Xuan Ji berkata dalam benaknya.
Dia juga tersenyum masam dan berpikir dalam cerita dongeng, yang memiliki banyak musuh biasanya adalah tokoh utama. Namun, dalam cerita hidupnya, malah murid-muridnya yang memiliki banyak musuh.
“Eh, apakah aku tokoh utama di dunia ini?” Pikiran Xuan Ji malah melenceng ke mana-mana. “Sepertinya aku merasa hebat hanya karena mengalahkan Kaisar Iblis yang sudah terluka.”
“Master Ji!”
“Master Ji”
“Guru!”
Xuan Ji terkejut ternyata murid-muridnya sudah memanggilnya sejak tadi, tetapi ia tidak mendengarnya karena terlalu memikirkan apa tujuan Tetua Ma Junwu memperhatikan Xue Yao.
“Kenapa Master Ji melamun?” tanya Xiao Yue penasaran dan terlihat raut wajah khawatir dari wajahnya.
“Iya, kenapa Tetua Ji melamun sembari mengerutkan kening,” sahut si gendut Yan Chung mendekatkan wajahnya ke wajah gurunya itu.
Xuan Ji mendorong wajah Yan Chung menjauh darinya. “Aku hanya melamun saja, pergilah beristirahat. Besok kalian akan mulai bertarung. Nafasmu juga bau arak, cuci mulutmu sana!”
Yan Chung tersenyum masam, lagi-lagi dirinya selalu kena getahnya bila gurunya mulai bercanda dan sekarang rekan-rekannya tertawa terkekeh-kekeh padahal mulut mereka juga berbau arak.
“Tadi kami melihat nenek cantik, tapi ia mengatakan kami salah orang. Katanya dia bukan kekasih Kakek,” kata Xue Yao yang membuat semua murid Xuan Ji terdiam.
“Hmm?” Xuan Ji tidak menyangka murid-muridnya akan bertemu Yin Ji yang sudah sepuluh tidak bertemu dengannya. Mungkin gadis yang ia sukai dan juga sahabat baiknya itu sudah menikah serta memiliki beberapa anak sekarang.
Sebagai murid tertua dan sudah dewasa Xiao Yue tentu memahami perasaan gurunya saat ini. Ini sama saja menabur luka lama yang sudah lama dilupakan oleh gurunya itu.
“Yang kita jumpai itu adalah Tetua Sekte Taixu dan wajahnya hanya mirip saja, dia bukan nenek yang ada di lukisan itu Yao‘er.” Xiao Yue membantu gurunya berkilah.
“Ya, mereka hanya sedikit mirip saja,” sahut Zi Rouyan sembari memaksakan diri untuk tersenyum.
Xue Yao bingung, rasa-rasanya wanita itu memang sama persis dengan lukisan kekasih kakeknya. Namun, kenapa saudari-saudari seniornya mengatakan hanya sedikit mirip.
Xuan Ji menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan-lahan. “Suatu hari kita akan bertemu nenekmu, tetapi sekarang kamu harus fokus memukul anak-anak nakal diatas panggung kompetisi Beladiri besok.”
“Aku akan memukul mereka hingga menjadi Bakpao mewhehehe ….” Xue Yao tertawa sembari mengepal tangan mungilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
xi ochen
*Agar sesuatu yg tak diinginkan tak terjadi
2025-02-22
0
On fire
💚🩷🩷💗
2025-02-26
0
On fire
🧡💞💞🤎🤎
2025-02-26
0