Pria yang Dikenal Sebagai Founder

instagramnya. Yang awalnya ia ingin mencari inspirasi, terlalu asyik melihat postingan orang lain membuat Thanya lupa waktu bahkan ia sudah berganti posisi dengan rebahan dan posisi yang sangat nyaman.

Memeluk guling dan layar ponsel yang hanya sejengkal jaraknya dari wajahnya. Tersenyum-senyum sendiri bahkan sampai tertawa melihat postingan lucu dan menarik. Hingga postingan tentang menulis menyadarkan Thanya dari acara leha-lehanya.

“Astagfirullah! Aku lupa, kenapa malah asyik scroll instagram, sih,” ucap Thanya dan kembali fokus untuk mencari sumber inspirasi.

Thanya mencoba mencari novel-novel terkenal yang ada di internet. Membacanya secara online secara ringkas dan kembali menemukan buntu.

“Duh kalau kayak gini gak bakalan bisa deh, terlalu banyak dan ceritanya ... terlalu rumit. Sebagai pemula bukan kah seharusnya aku menulis cerita yang ringan dan lebih trendi? Apa sebaiknya aku cari cerita yang lagi booming dan diminati banyak pembaca?”

Thanya memasuki grup-grup penulis pemula. Ia mulai mencari tahu apa yang harus Thanya lakukan sebagai penulis pemula novel. Bertanya pada anggota yang ada di sana. Dan mulai banyak yang membalas dan menjawab pertanyaan Thanya.

“Tergantung nulis di mana. Cerita rumtang dan billionaire lagi digemari saat ini. Rumtang? Apa itu rumtang?”

Thanya yang baru memasuki dunia pernovelan sangat asing dengan istilah dari dunia novel. Ia pun mencari tahu apa yang tidak ia ketahui pada grup tersebut.

“Oh ... Rumah tangga, ya ampun. Aku belum berumah tangga dan tidak tertarik menulis itu. Kalau billionaire?”

“Tentang pengusaha yang jatuh cinta pada wanita biasa saja, ahh kayak cerita cinderella yaa. Hmm ini menarik. Apa lagi, yaa, eh werewolve? Ah, manusia serigala, hmm kayaknya susah. Pasti banyak istilah yang harus dipelajari. Ah ... pusing.”

Thanya kembali menemukan kebuntuan, ia tidak mengerti sama sekali genre yang begitu banyak. Apa yang harus Thanya lakukan dan mulai dari mana.  Thanya merasa semangatnya menurun, ia pun membuka laman instagramnya lagi dan merebahkan dirinya di ranjang empuknya.

Semangatnya yang sudah sangat menurun membuat Thanya malas-malasan dan tak tau apa yang harus Thanya cari. Ia pun berakhir melihat postingan lain yang perlahan bisa membuat moodnya kembali naik.

Hingga ia menemukan sebuah postingan tentang kiat-kiat untuk menemukan mood dalam menulis. Thanya tertarik dengan postingan tersebut dan membacanya hingga akhir. Penasaran Thanya membuka profil instagram tersebut dan terkejut karena bio yang terdapat dalam profil tersebut.

“Abaz founder, wah apa dia seorang founder? Tapi kayaknya usianya masih muda deh.”

Thanya yang penasaran terus menelusuri akun pribadi Abaz. Ia bahkan menemukan hari ulang tahun Abaz yang merayakannya beberapa bulan yang lalu.

“Tuh kan benar, baru usia dua puluh dua tahun, bedanya ... sekitar empat tahun?”

Jari jemari Thanya masih betah menscrol akun Abaz. Ada beberapa kuotes dan tips dalam penulisan yang sangat Thanya butuhkan sejak tadi. Thanya bahkan mulai merasa senang dan moodnya naik. Banyak hal yang membuat Thanya menemukan inspirasi dalam menulis novel nantinya.

Hal yang membuat Thanya tak menyangka adalah, ternyata Abaz merupakan founder media publishing, tempatnya mengikuti perlombaan.

“Wah ... kebetulan apa ini? Bagaimana bisa dia sebagai founder di sana? Sepertinya ini sangat membantuku untuk menulis.”

[Apa yang pertama kali harus kamu lakukan sebagai penulis novel pemula?]

[Tentukan tema yang ingin kamu tulis. Kedua, tentukan konflik dari peran utama. Serta solusi yang akan kamu berikan.]

“Tiga hal ini, sangat membuatku bersemangat,” gumam Thanya dan masih mencari informasi yang akan berguna untuknya.

[Menulis novel sesuai kemampuan. Jangan mengikuti arus yang tidak bisa kamu kuasai. Jadilah diri sendiri dan mulailah menulis.]

Thanya tersenyum lebar, akhirnya ia menemukan apa yang sangat ia butuhkan. Menulis sesuai dengan kemampuan. Thanya memang ahlinya dalam menulis puisi. Hanya dengan menentukan tema dan isi dari puisi yang ditulis, Thanya sudah bisa menulis banyak puisi dari satu tujuan dalam puisi tersebut.

Thanya  bahkan sangat mudah menulis cerpen yang tak perlu pengenalan tokoh dan permulaan konflik, ia hanya perlu menuliskan konflik utama dan penyelesaiannya. Bagi Thanya itu bukanlah sebuah tantangan.

Tapi, menulis novel adalah hal yang berbeda. Dan Thanya harus banyak belajar. Apa yang paling dikuasai, bukan mengikuti arus dan apa yang paling populer. Ini adalah ilmu yang sangat penting, karena menjadi ikutan trendy tidak akan pernah bisa membawa kepopuleran dalam hal menulis.

Thanya tahu betul tentang ini, karena seperti menulis cerpen yang sedang booming. Tak menjamin semua penulis cerpen akan menjadi terkenal seperti yang lainnya. Jadi, Thanya memutuskan untuk tidak mengikuti arus yang sedang digemari banyak penulis dan pembaca.

Poin yang terpenting dari semuanya adalah menjadi diri sendiri, sudah hal yang sangat menyenangkan untuk bisa menjadi diri sendiri dalam melakukan apa yang kita sukai. Jangan berpura-pura dan berusaha menjadi orang lain. Tapi menjadi diri sendiri adalah hal yang menyenangkan dan sangat membahagiakan.

Thanya mengakui jika founder tersebut benar-benar memberikan motivasi dan inspirasi dalam menulis. Menjadi seorang penulis saja sudah sangat sulit, apa lagi jika harus mengikuti pasar. Thanya memang bukan orang yang suka mengikuti apa yang sedang trendy. Tapi, melakukan apa yang dia suka adalah hal yang paling menyenangkan dalam hidup Thanya.

Banyak orang yang mengira jika belajar adalah hal yang menyulitkan, dan orang-orang berpikir jika Thanya gila belajar karena tuntutan orang tuanya. Padahal, Thanya sangat menyukai belajar apa lagi hal yang sangat sulit Thanya mengerti.

Thanya akan menemukan jawabannya bahkan sampai menyewa guru privat ternama. Dan orang tua Thanya tidak mempermasalahkan jika Thanya tidak bisa menjadi juara. Tapi, semangatnya tak membiarkan hal itu terjadi.

“Bagaimana bisa, pemuda yang sangat muda itu bisa menulis hal seperti ini. Sepertinya kalau dia juga seorang penulis, pasti bukunya sangat populer dan digemari banyak orang,” puji Thanya pada Abaz yang sama sekali belum Thanya kenal.

Meski begitu berkat postingan yang dibuat Abaz hal ini membuat Thanya berhasil mengembalikan semangatnya dan menemukan apa yang akan Thanya tulis. Semua ide itu seperti tumpah begitu saja dalam otaknya.

Thanya menjadi sangat bersemangat dan tak sabar untuk memulai menulis. Sebelum itu, Thanya mencatat poin-poin penting yang ia temukan untuk memotivasi dirinya dikala menemukan kebuntuan.

Thanya pun kembali duduk di kursinya dan mulai menatap layar laptopnya dengan api membara. Semua ide itu mulai ia tuangkan dalam tulisannya. Cerita yang belum pernah Thanya tulis, hal yang paling ia sukai. Thanya mencoba untuk menuliskan cerita yang terbaik dan akan menjadi penulis populer. Menembus persyaratan untuk terbit di media publisher.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!