EMPAT

Hari terus berlalu, 1 minggu setelah kedatangan Asfhan di rumah Aliza, dan hari ini adalah jadwal mereka fitting gaun pernikahan.

Di ruang tamu rumahnya kini Aliza tengah sibuk menyapu, membersihkan setiap sudut rumahnya yang sudah menjadi rutinitasnya.

Sejak pukul 5 pagi Aliza telah sibuk menata kamarnya, karena tidak ingin meninggalkan kamarnya seperti kapal pecah.

"Loh, Nduk kok belum siap-siap sudah jam 8, nanti keburu Bu Azni sama Gus Asfhan sampai kan nggak enak membuat mereka menunggu kamu siap-siap," Tegur Bu Laila yang melihat Aliza masih sibuk menyapu.

"Habis ini Aliza siap-siap Mi, tapi Aliza bersih-bersih dulu, masa Aliza pergi ninggalin rumah kotor, kan kasihan Umi nanti,"

Sahut Aliza melanjutkan menyapunya.

Bu Laila yang merasa gemas pun segera mengambil sapu di tangan Aliza, membuat Aliza terdiam. Beruntung ia sudah terbiasa dengan sikap Uminya.

"Sudah Umi saja yang nyapu, kamu siap-siap dandan yang cantik, sebentar lagi calon suami mu datang, biar dia terpana,"

"Umi...,"

Sahut Aliza malu saat Bu Laila menggodanya, memancing rona merah di wajah Aliza.

"Sudah, sana siap-siap,"

Ujar Bu Azni final dan tidak bisa di bantah, Aliza yang paham sikap Umi segera berlalu naik keatas kamarnya, meninggalkan Bu Laila yang sibuk menyapu.

...****************...

"09.30, telat 30 menit," Asfhan melihat jam di tangan, lalu menekan bel rumah Aliza.

Tidak lama setelah Asfhan menekan bel pintu terbuka menampilkan sosok Bu Laila.

"Assalamualaikum Bu,"

Asfhan tersenyum menampilkan lesung pipinya, membuat Bu Laila seketika terpana.

"Waalaikumsalam, nak Asfhan sudah sampai, sebentar Umi panggilkan Aliza,"

"Iya Mi,"

Sahut Asfhan tersenyum manis, dan Bu Laila segera berlalu pergi, namun langkah Bu Laila terhenti saat menyadari dirinya belum mempersilahkan Asfhan masuk.

Bu Laila tersenyum lebar berjalan kembali ke arah Asfhan.

"Umi lupa, mari masuk nak Asfhan,"

"Iya Mi, terimakasih..,"

Asfhan tersenyum memasuki ruang tamu lalu duduk di sofa, rasa lucu hadir di benak Asfhan saat melihat Bu Laila yang terlihat salting.

"Persis banget seperti Aliza waktu pertama kali ketemu saya,"

Gumam Asfhan dalam hati mengingat pertemuannya dengan Aliza dulu.

Asfhan membuka Hp nya mengecek beberapa pesan yang baru saja masuk, namun aktivitas Asfhan terhenti saat suara Aliza terdengar.

"Gus Asfhan,"

Asfhan terkesima melihat Aliza yang berdiri di depannya dengan balutan gamis berwarna biru pastel.

"Aliza, kamu__,"

Aliza tersenyum lalu mengernyit heran saat mendengar ucapan Asfhan yang menggantung karna Bu Laila memotongnya.

"Bu Azni tidak ikut Nak?"

"Ummah sedang ada acara di pesantren teman Abah,"

Jawab Asfhan menetralkan degup rasanya, Asfhan bangun dari duduknya lalu melihat Aliza.

"ayo berangkat sekarang"

Ajak Asfhan menghampiri Bu Laila lalu mencium tangannya yang di ikuti Aliza.

"Iya hati-hati ya Nak, titip Aliza kalau nakal tinggal aja di jalan," Canda Bu Laila yang di ikuti kerucuttan bibir Aliza.

"Umi kok gitu sih, nanti nggak punya anak Aliza lagi gimana?,"

"Ya, kan anak Umi banyak sisa 3 orang abang kamu,"

"Umi..., kok gitu,"

Rengek Aliza memegang lengan Bu Laila yang hanya tersenyum.

"Iya nggak, nak Asfhan Umi titip Aliza ya, sudah sana kalian berangkat keburu siang,"

"kita pamit ya mi, Assalamuallaikum,"

"Walaikumsalam,"

Sahut Bu Laila melihat Aliza dan Asfhan memasuki mobil lalu melaju meninggalkan halaman rumahnya Meninggalkan Bu Laila yang menutupi rasa gelisah di benaknya.

"Ya Allah kenapa saya merasa ada sesuatu yang tidak baik akan terjadi di hubungan mereka,"

...****************...

Suasana Mall terasa ramai beberapa mobil terlihat terparkir di parkiran termasuk mobil Asfhan.

Dengan langkah santai Asfhan berjalan menyusuri mall, sementara Aliza berjalan di belakangnya.

Asfhan menghentikan langkahnya saat menyadari Aliza berjalan di belakangnya. Netranya melihat Aliza.

Aliza menghentikan langkahnya, melihat Asfhan yang terasa aneh karena tiba-tiba berhenti.

"Kenapa Gus?"

Asfhan tersenyum menjajarkan langkahnya dengan langkah Aliza.

"Nggak saya ini calon suami kamu bukan majikan kamu jadi jangan jalan di belakang ya,"

Jawab Asfhan memancing sebuah senyuman di bibir Aliza lalu menjajarkan langkahnya dengan Asfhan

Langkah mereka memelan saat memasuki sebuah stand pakaian dengan branded ternama.

"Kamu langsung kesana ya fitting baju, kan kemarin kita udah milih cuma tinggal ngepas in nanti kurang apa bilang sama resepsionis nya,"

Jelas Asfhan seraya duduk di sofa tunggu menunggu Aliza yang mulai masuk kedalam ruang fitting mencoba gaun yang tempo hari ia pilih melalu online.

Di temani 1 cup kopi Asfhan menunggu Aliza, sebuah headset terpasang di telinganya mengeluarkan irama lagu maher zain.

Sesekali kepala Asfhan bergerak mengikuti irama lagu.

"Gus Asfhan,"

Suara Aliza terdengar menyadarkan Asfhan yang langsung tertegun melihat penampilan Aliza yang begitu cantik dengan gaun Putih penuh mutiara.

"Subhanallah..., Kamu cantik sekali,"

Puji Asfhan yang langsung membuat Aliza menunduk menyembunyikan rona di wajahnya.

"Alhamdulillah..., terimakasih,"

Sahut Aliza pelan lalu kembali berjalan masuk ke dalam ruang ganti, meninggalkan Asfhan yang beristighfar pelan karna telah melihat Aliza dengan pandangan nafsu.

...****************...

"Kamu beneran nggak makan ?" tanya Asfhan saat pesanannya baru saja sampai, setelah fitting gaun rasa lapar menghampiri Asfhan membuatnya mengajak Aliza untuk mampir di salah satu resto.

Aliza menggeleng pelan perutnya masih terasa kenyang membuatnya enggan memesan makanan dan memilih memesan segelas mixue.

Aliza melihat lalu lalang pengunjung yang berjalan di bawahnya karna mereka berada di resto atas tepat samping jendela, tanpa Aliza sadari Asfhan memperhatikannya.

Saat Aliza melihat ke arah Asfhan, ia segera mengalihkan netranya menatap makanan yang tengah ia makan.

Aliza tersenyum tipis karna sebenarnya dia tahu jika sejak tadi Asfhan memperhatikannya.

"Ingat dosa Gus Asfhan, kita belum mahram,"

Tegur Aliza yang langsung membuat Asfhan salting.

"Nggak saya nggak liatin kamu, udah ya kita pulang sekarang keburu sore,"

Asfhan menghabiskan minumnya lalu meraih kunci mobilnya lalu berlalu kluar dari resto.

Aliza hanya tersenyum melihat sosok Asfhan yang sebenarnya sangat bucin namun tertutup gelar "Gus" yang bersandar di namanya.

...****************...

Alunan sholawat terdengar dari tape mobil Asfhan yang tengah melaju melewati jalanan kota, waktu sudah menunjukkan pukul 16.15, setelah mampir solat di salah satu masjid besar Asfhan dan Aliza memutuskan untuk langsung pulang.

"Ada yang mau di beli lagi nggak, oleh-oleh buat Abi iya, nggak?"

Asfhan membuka pembicaraan setelah suana hening yang sejak tadi menyelimuti dalam mobil.

"Mboten Gus Asfhan, Abi sedang ke Kalimantan ngecek sawit, sedangkan umi beliau tidak suka jajanan luar,"

Aliza tersenyum kikuk menjawab pertanyaan Asfhan tanpa melihat sosok di sisinya.

"Ya sudah berati kita langsung pulang ya,"

"Iya,"

Dan suasana kembali hening, Asfhan memilih fokus melihat jalanan dan Aliza Asik mendengar sholawat.

Namun tiba-tiba sebuah pertanyaan muncul di benak Aliza tentang alasan Asfhan mengkhitbahnya padahal ia baru saja lulus Aliyah, selisih 1 tahun dari usia Asfhan.

"Gus Asfhan,"

Panggil Aliza

"Iya kenapa?,"

Tanya Asfhan melihat Aliza lalu kembali fokus dengan jalanan.

"Maaf ya Gus saya lancang bertanya ini,"

Aliza mengambil nafasnya melihat Asfhan yang mengangguk.

"Iya tidak apa-apa,"

"Apa alasan Gus Asfhan mau memgkhitbah saya, padahal kan saya baru saja lulus Aliyah?"

Asfhan terkekeh pelan mendengar pertanyaan Aliza.

"Karna saya cinta kamu,"

Aliza terdiam mendengar jawaban lugas Asfhan.

Melihat wajah tertegun Aliza kembali memancing tawa Asfhan, hingga deretan gigi rapi dan ceruk pipinya terlihat.

"Selain itu, Saya mengkhitbah kamu juga, karna saya kagum dengan kelembutan ahlaq, ketaqwaan, berpikiran luas, pintar dan Alhamdulillah cantik,"

Lanjut Asfhan seraya memelankan mobilnya saat mendekati rumah Aliza.

Aliza hanya terdiam mendengar jawaban Asfhan, hati seakan bergemuruh mengobarkan getaran rasa.

"Salam untuk Umi ya, maaf saya nggak mampir, soalnya habis ini saya ada kelas ngaji bandongan,"

Ujar Asfhan saat mobilnya berhenti di depan rumah Aliza.

Aliza tersenyum mengangguk lalu mengambil dompetnya di dashboard.

"Za,"

Panggil Asfhan menghentikan gerakan Aliza membuka pintu, Aliza menoleh menatap Asfhan yang melihatnya.

"Tidak usah khawatir saya janji akan membahagiakan kamu, Ana uhibbu kafillah,"

Aliza terdiam mendengar ucapan Asfhan yang berhasil memancing rona merah di pipinya, sebelum Asfhan melihat mukanya yang memerah Aliza segera turun dari mobil.

"Terimakasih Gus Asfhan,"

Ujar Aliza seraya berlalu pergi meninggalkan Asfhan yang tersenyum melihat siluet tumbuh Aliza yang mulai memasuki gerbang.

" Saya mencintai kamu walau pun Kita tidak pernah tau bagaimana endingnya Aliza,"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!